• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MEKANISME DAN BENTUK PENANGGULANGAN

C. Penanggulangan Kejahatan Oleh Polisi Republik

Kepolisian Kota Besar Medan memiliki 15 Polisi Sektor antara lain : Polsekta Hamparan Perak, Polsekta Medan Barat, Polsekta Helvetia, Polsekta sunggal, Polsekta Medan Baru, Polsekta Kutalimbaru, Polsekta Pancur Batu, Polsekta Deli Tua, Polsekta Patumbak, Polsekta Medan Kota, Polsekta Medan Area, Polsekta Medan Timur, Polsekta Percut Sei Tuan, Polsekta Medan Labuhan dan Polsekta Belawan. Medan juga memiliki penduduk 2.840.125 Jiwa dengan pembagian WNI 2.823.082 Jiwa dan WNA 17.043 Jiwa, yang terbagi lagi kebeberapa suku bangsa antara lain: Melayu 13,19%, Batak 31,98%, Minang 8,46%, Jawa 25,59%, Aceh

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

3,31%, dan Cina 17,47%.50

a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

Dengan keberagaman berarti beragam pula sifat individu maupun ciri khas sukunya, namun Polisi sesuai Lingkup tugas pokok Kepolisian Negara sebagai alat negara penegak hukum terdapat dalam Tugas Pokok Kepolisian Republik Indonesia terdapat dalam Pasal 13 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 yang berbunyi :

“Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah :

b. menegakkan hukum ; dan

c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat”51

Hal itu menunjukkan bahwa polisi diharuskan melindungi, mengayomi, dan memberikan pelayanan terbaiknya tanpa memandang suku, dan bukan karena suatu suku adalah suku yang cenderung berbuat jahat lantas suku tersebut secara keseluruhan tidak dilindungi, diayomi, dan dilayani.

Sedangkan mengenai penjabaran tugas tersebut diatur pada pasal 14 ayat (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 yaitu:

“(1) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas :

a. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan ;

50

Paparan Kapoltabes MS, Op.cit

51

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

b. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dijalan ;

c. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan ;

d. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional ;

e. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum ;

f. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa ;

g. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya ; h. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,

laboratorium forensic dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;

i. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia ;

j. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang ;

k. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan dalam lingkup tugas kepolisian ; serta

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

l. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”52

Polisi dengan organisasi Kepolisian dalam tugasnya sebagai penyidik, polisi juga bertugas untuk menanggulangi pelanggaran ketentuan peraturan pidana baik yang tercantum di dalam KUHP maupun diluar KUHP. Inilah antara lain tugas polisi sebagai alat negara penegak hukum. Penanggulangan itu salah satunya adalah dengan preventif yaitu pencegahan. Preventif Kepolisian adalah tugas yang luas hampir tanpa Batas; dirumuskan dengan kata-kata berbuat apa saja boleh asal keamanan terpelihara dan asal tidak melanggar hukum itu sendiri. Dengan begitu pada tugas ini yang digunakan adalah asas oportunitas, utilitas dan asas kewajiban. Berkaitan dengan Bimmas Kepolisian sebenarnya memiliki fungsi preventif kepolisian hanya saja dalam Bimmas difokuskan kepada pendekatan masyarakat serta pencegahan yang bersifat pembinaan, yang dilakukan dengan kegiatan penyuluhan, bimbingan, arahan, untuk mewujudkan masyarakat yang sadar dan taat hukum serta memiliki daya cegah tangkal atas kejahatan. Seperti adanya Polisi Masyarakat yang ada pada setiap kantor kelurahan yang anggotanya masyarakat kelurahan itu sendiri dengan bimbingan Polisi.

Umumnya tugas-tugas polisi lebih ditekankan kepada preventif, karena bidang tugas preventif memerlukan penanganan yang melibatkan banyak personel. bahkan boleh dikatakan semua polisi mempunyai tugas preventif, yang melekat dalam tubuh polisi itu sendiri sebagai contoh: apabila seorang polisi yang sedang

52

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

dalam perjalanan ke kantor menemukan suatu kejadian yang mencurigakan atau melihat usaha penjambretan maka polisi tersebut apapun jabatan dan kedudukannya di Organisasi kepolisian baik yang berkaitan maupun yang tidak berkaitan dengan tugas tersebut wajib melakukan tindak lanjut Sesungguhnya adanya pembedaan tugas antara preventif dan represif tidak mutlak terutama bagi petugas-petugas polisi dilapangan karena sebenarnya yang membedakan hanyalah struktur di kepolisian saja.

Selanjutnya tahapan tugas dalam organisasi Kepolisian diatur dengan Sistem operasional Kepolisian yang disusun berdasarkan manajemen operasional yaitu melalui urutan-urutan tindakan yang harus dilaksanakan oleh para Kepala Kepolisian Kewilayahan dalam rangka pelaksanaan operasional Kepolisian, baik Service Type Operation (STO) maupun Mission Type Operation (MTO).

Program Kerja Polri

Pelaksanaan sistem operasional Kepolisian dituangkan dalam program kerja sebagai berikut :53

1. Pada setiap akhir tahun anggaran, Mabes Polri, Polda Polwitabes, Poltabes Polresta, Polres harus mengadakan tinjauan dan analisa terhadap pelaksanaan program kerja tahun yang telah berjalan.

2. Melalui deteksi atau identifikasi dan assesmen, Intelpol menetapkan hakekat dan perkiraan ancaman pada tahun anggaran yang akan dihadapi dan dinyatakan dalam perkiraan Intelijen.

53

Soerdjono Soekanto,Penanggulangan pencurian kendaraan bermotor,Bina Aksara,1987, hal 29

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

3. Seluruh ancaman Kamtibmas dimasukkan dalam program kerja bidang operasional sebagai ancaman yang harus ditanggulangi, dan kriminalitas yang selektif dengan skala prioritas ditanggulangi dengan operasi khusus kepolisian.

4. Seleksi terhadap ancaman yang diperkirakan menjadi sasaran operasional, dipilih berdasar pada jenis kemungkinan (probabilitas) dan bobot serta rangkingnya.

5. Kapolri dan Kepala Kepolisian Kewilayahan menetapkan konsep umum operasi.

6. Penanggulangan terhadap selektif, merupakan operasi Khusus Kepolisian dan Kapolri dan setiap Kepala Kepolisian Kewilayahan dan menyiapkan rencana operasi untuk setiap sasaran selektif tersebut.

7. Cara bertindak terhadap sasaran rutin dilakukan secara operasi rutin Kepolisian yang dilaksanakan sepanjang tahun.

8. Untuk menjaga arah dan dinamika operasi Kepolisian serta menjamin terlaksananya keterpaduan maka Kapolri dan setiap Kepala Kepolisian Kewilayahan wajib melaksanakan gelar Operasional.

Adapun cara yang ditempuh untuk menentukan sasaran selektif dengan skala prioritas adalah sebagai berikut :

1. Dari semua jenis gangguan Kamtibmas dibagi menjadi gangguan yang bersifat Politis, gangguan kriminalitas dan gangguan ketertiban masyarakat.

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

2. Dari semua jenis kriminalitas diprioritaskan beberapa yang penting, yang mempunyai dampak keresahan dalam frekuensi tinggi dengan jalan dipadukan dengan bobot dan kemungkinan terjadinya.

3. Sasaran operasi diklasifikasikan menjadi : a. Sasaran selektif dengan skala prioritas b. Sasaran selektif non prioritas

c. Sasaran rutin.

4. Sasaran selektif dengan skala prioritas ditanggulangi dengan operasi khusus Kepolisian.

D. Tugas Polisi Republik Indonesia ditinjau dari sistem penggunaan kekuatan satuan.

Dalam melakukan tugasnya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat, maka polisi harus senantiasa berperang dengan kejahatan yang semakin tinggi intensitasnya, agar pelaksanaan tersebut dapat terarah dan tidak tumpang tindih maka organisasi kepolisian membuat suatu struktur kepolisian dimana dalam struktur tersebut terbagi satuan-satuan tugas yang memiliki fungsi berbeda sehingga sasaran dan cara kerjanya juga sesuai dengan fungsi penugasan tersebut. walaupun sebenarnya dalam fungsi penugasan itu ada kesamaan yaitu setiap satuan mempunyai fungsi preventif namun tidak tercantum.

Struktur organisasi Kepolisian wilayah hukum Poltabes Medan terdiri dari 1.388 personil yakni :

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

2. Taud (Tata Urusan dalam) : 16 Personil 3. Bag Min (Bagian Administrasi) : 40 Personil 4. Bag Ops (Bagian Operasional) : 37 Personil 5. Telematika (Telekomunikasi dan Informatika) : 6 Personil 6. Sat Intelkam (Satuan Intelijen dan keamanan) : 91 Personil

7. Satuan Samapta : 368 Personil

8. Bina Mitra : 12 Personil

9. Sat Pam Obsus (Satuan Pengamanan Obyek Khusus) : 128 Personil

10.Sat Narkoba : 59 Personil

11.Sat Reskrim ( Reserse Kriminal ) : 260 Personil 12.Sat Lantas (Satuan Lalu Lintas) : 300 Personil 13.Unit P3D (Unit Profesi Pengamanan : 50 Personil Penegak disiplin)

14.Ur Dokkes (Urusan Kedokteran dan Kesehatan) : 14 Personil

15.Juru Bayar : 5 Personil.54

Sumber : Paparan Kapoltabes MS

Berdasarkan hasil studi pada Sat Lantas (Satuan Lalu Lintas), Sat Samapta (Satuan Samapta), dan Sat Pam Obsus (Satuan Pengamanan Objek Khusus) ditemukan beberapa personil yang pindah kesatuan, hal ini mengakibatkan data tersebut berubah yakni :

Satuan Lantas : 312 personil

54

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

Satuan Samapta : 320 personil Satuan Pam Obsus : 140 personil

Sumber : Hasil wawancara pada Sat Lantas, Sat Samapta, Sat Pam Obsus

Adapun Penggunaan kekuatan dari masing-masing kesatuan dalam jajaran Polri, dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Tugas Intelijen dan Pengaman Kepolisian sebagai salah satu pengemban fungsi teknis Kepolisian/harus menghasilkan produk intel yang berupa perkiraan keadaan intelijen (KIRKA INTEL).

Dengan perkiraan keadaan tersebut, dapat tergambar adanya konfigurasi ancaman yang sekaligus secara eksplisit menentukan rangking gangguan kamtibmas maupun rangkaian kerawanan daerah.

Dalam keadaan darurat (pendadakan gangguan kamtibmas) yang belum terjangkau oleh perkiraan keadaan, maka intel harus mampu mengadakan perkiraan cepat. Dalam rangka pengaman Polisi, baik berupa Pengaman Kegiatan, Pengaman Material, Pengaman Personil, selalu memberikan informasi-informasi tentang hambatan dan ancaman yang mungkin dihadapi kepada pelaksana fungsi operasional lainnya, serta membantu reserse dalam penyelidikan lanjutan atas kasus kriminalias yang sedang ditangani, terutama kasus yang memerlukan pendalaman dalam penyelidikan.

2. Tugas Pembinaan Masyarakat : adalah memberikan bimbingan pada masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pencegahan dan penanggulangan kejahatan,

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

baik melalui program Pemerintah ataupun kegiatan yang diprakarsai oleh warga masyarakat sendiri.

3. Tugas Kesamaptaan : Memberikan pelayanan pada masyarakat, dengan menerima, menanggapi pidana memberikan bantuan atau perlindungan serta bimbingan pada masyarakat atas segala laporan dan pengaduan yang disampaikan. Serta mengatur agar masyarakat mentaati dan peraturan serta norma-norma yang ada dalam masyarakat. Selain itu juga melakukan penjagaan di tempat-tempat penting dengan tujuan memelihara kamtibmas, melaksanakan patroli dalam usaha mencegah bertemunya niat dan kesempatan terjadinya kejahatan serta melaksanakan penyelidikan dan pengumpulan data. Juga melakukan pengawalan untuk melindungi orang, benda serta kepentingan orang dalam perpindahan orang ke tempat lain, agar tidak terjadi gangguan, pelaksanaan ini dapat bersifat rutin atau insidentil, juga melakukan tindakan pertama di tempat kejadian serta mengambil tindakan Kepolisian sesuai dengan perundang-undangan.

4. Tugas Represif Reserse Kepolisian : Melakukan penyelidikan dari laporan, pengaduan, diketahui langsung tertangkap tangan maupun peringatan dini dari fungsi operasional lain. Dari hasil penyelidikan ini dapat ditentukan :

a. Tersangka b. Bukti awal c. Saksi

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009 1. Pemanggilan 2. Penahanan 3. Penangkapan 4. Penggeledahan 5. Penyitaan

6. Pemeriksaan dan penyerahan perkara

Bila ternyata kemudian tidak diperoleh cukup bukti, segera dilakukan pemberhentian penyidikan, sebaliknya terhadap kasus yang dapat diungkap dapat segera dikirim ke Kejaksaan.55

Penanggulangan kejahatan yang dilaksanakan secara rutin akan membuat pihak kepolisian mengerti betul apa yang terjadi dalam suatu wilayah, dalam melakukan penanggulangan kejahatan tentunya tidak sama disetiap daerah, harus diketahui keadaan sosial, budaya dan culturalnya sehingga penanggulangan kejahatan akan lebih efektif. setiap hari petugas samapta, lantas dan pam obsus bergerak melakukan patroli dan mencatat hal-hal yang berkembang, dan dilaporkan perharinya Tugas keempat kesatuan di atas, saling mendukung satu sama lain, sehingga ujung tombak pelaksanaan ditentukan melalui sasaran kegiatan, methode pelaksanaan serta susunan kekuatan sesuai dengan rencana kebutuhan.

E. Bentuk-bentuk Kegiatan Operasi Khusus Polisi Republik Indonesia.

55

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

sehingga dapat diketahui kejahatan yang timbul dalam daerah yang kondisi sosial, budaya dan kultural daerah tersebut, dan setelah itu dapat dibuatlah suatu penanggulangan yang tepat. Penanggulangan tersebut bisa dalam bentuk lebih memusatkan personel pada masalah yang terjadi bisa pula dengan melakukan operasi khusus. Operasi khusus dilaksanakan dijajaran Poltabes MS dilakukan sesuai pertimbangan kadar kerawanan kejahatan serta lokasi dimana kejahatan sering terjadi. Lain halnya dengan Sat Pam Obsus ketika ditanyakan tentang operasi khusus kepada Kanit Patroli PAM-OBVIT, IPTU SUBENO SH ia mengemukakan bahwa “Mengenai operasi khusus, tidak ada operasi khusus yang diadakan oleh Sat Pam Obsus, dan Pam Obsus hanya bersifat memback-up satuan sejajarannya di Poltabes Medan dan dibawahnya.”56

Operasi khusus dilaksanakan dijajaran Poltabes MS dilakukan sesuai pertimbangan kadar kerawanan kejahatan serta lokasi dimana kejahatan sering terjadi. Dengan menimbang, mengingat sampai sejauh mana tingkat kerawanan dijenis kejahatan yang meresahkan masyarakat dalam laporan dan pengaduan yang diterima oleh polisi.57

Berdasarkan hasil wawancara kepada IPTU TONY SIMANJUNTAK ,SH, beliau mengatakan sebelum mengadakan operasi khusus maka ada evaluasi kerja tiap

56

Hasil wawancara dengan Kanit Patroli Pam Obvit, IPTU SUBENO, SH, Tanggal 26 Februari 2008.

57

Hasil wawancara dengan Anggota Min Ops Lantas Poltabes Medan, BRIPKA M. GINTING, tanggal 26 Februari 2008

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

minggu melalui Anev (analisa dan Evaluasi), jika dilihat ada perkembangan yang terjadi maka diadakan operasi khusus.58

Opsus pekat (Operasi khusus penyakit masyarakat) Bentuk-bentuk operasi khusus yang pernah dilakukan : Opsus Curat (Operasi khusus pencurian dengan pemberatan), Opsus Curanmor (Operasi khusus pencurian kendaraan bermotor) Opsus narkoba (Operasi khusus narkoba)

59

1. Dari semua jenis gangguan Kamtibmas dibagi menjadi gangguan yang bersifat poltis, gangguan kriminalitas dan gangguan ketertiban masyarakat.

Operasi Khusus yang dilaksanakan harus berdasarkan skala prioritasnya dalam penentuan itu, hal yang menjadi pertimbangan tersebut antara lain:

2. Dari gangguan semua jenis kriminalitas diprioritaskan bebrapa yang penting, yang mempunyai dampak keresahan dalam frekwensi tinggi dengan jalan dipadukan dengan bobot dan kemungkinan yang terjadinya.

3. Sasaran operasi diklasifikasikan menjadi: a. sasaran selektif dengan skala prioritas. b. sasaran selektif non-prioritas.

c. sasaran rutin.

58

Hasil wawancara dengan Kanit Patroli Samapta Poltabes Medan, IPTU TONY SIMANJUNTAK, SH, tanggal 03 Maret 2008

59

Hasil wawancara dengan Anggota Min Ops Lantas Poltabes Medan, BRIPKA M. GINTING tanggal 26 Februari 2008

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

4. sasaran selektif dengan skala prioritas ditanggulangi dengan operasi khusus kepolisian. 60

Operasi khusus pada dasarnya merupakan perluasan Keputusan Kepala Kesatuan tentang cara bertindak yang dipilih setelah mendengar dan mempertimbangkan saran serta perkiraan staf. Keputusan ini yang nantinya merupakan pola penanggulangan.

1. Operasi Terpadu : melibatkan unsur intelejen dalam menggambarkan keadaan kriminalitas pada unit penindakan yang dimaksud merupakan upaya paksa terhadap sasaran penindakan tersangka atau barang bukti yang telah diselidiki oleh unit intelejen, yang dilampirkan dengan pemeriksaan terhadap tersangka atau barang bukti serta upaya paksa lainnya dalam rangka penyidikan perkara serta mengajukan ke Kejaksaan. Kegiatan represif ini didukung oleh fungsi preventif yang lain, serta dilaksanakan pula kegiatan rehabilitasi wilayah dan prevensi lanjutan yang pelaksanaannya dapat dilakukan oleh pengemban fungsi binmas dan fungsi preventif.

2. Razia Selektif : Upaya penanggulangan dengan penghadangan dan pemeriksaan terhadap kendaraan-kendaraan di jalan-jalan umum (operasi terbuka).

3. Peningkatan Penjagaan (strongpoint) dan observasi : Biasanya dilakukan dengan berpakaian preman, dapat juga dilaksanakan dengan berpakaian dinas terhadap daerah-daerah yang merupakan daerah rawan kejahatan. Adapun

60

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

upaya preventif lain yang dilaksanakan adalah patroli-patroli kepolisian yang dilaksanakan secara terarah dengan daerah operasi yang telah ditentukan. 4. Macam-macam Patroli Kepolisian; dalam prakteknya yang termasuk kegiatan

patroli adalah semua bentuk kegiatan yang mempunyai tujuan utama pencegahan kejahatan, baik dilakukan dengan jalan kaki serta kendaraan. Bentuk kegiatan ini dikembangkan dalam :

a. Patroli rutin, yaitu patroli yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu dengan melalui daerah-daerah, tempat-tempat atau jalur-jalur tertentu secara rutin.

b. Patroli Selektif, yaitu patroli yang dilaksanakan melalui pemilihan waktu dan tempat secara selektif untuk menngamankan tempat-tempat yang dianggap rawan.

c. Patroli insidental, patroli yang dilaksanakan apabila terjadi peristiwa atau patroli yang dapat menimbulkan deterrence effect (efek jera) terhadap suatu gangguan.61

61

Walter. C. Reckles, diterjemahkan oleh Soedjono D.Penanggulangan Kejahatan. Alumni. Bandung, 1983, hal 68

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

BAB III

PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB PATROLI POLISI DALAM MENANGGULANGI TINDAK KEJAHATAN

Polisi adalah organisasi yang memiliki fungsi sangat luas sekali. Polisi dan Kepolisian sudah sangat dikenal pada abad ke-6 sebagai aparat negara dengan kewenangannya yang mencerminkan suatu kekuasaan yang luas menjadi penjaga tiranianisme, sehingga mempunyai citra simbol penguasa tirani. Pada masa Reformasi ini menuntut introspeksi dan evaluasi yang obyektif serta jujur dalam keadaan dewasa. Artinya Kepolisian pada saat ini merupakan koreksi dari masa lalu dan harus dapat menciptakan langkah strategis guna menghadapi masalah dan tantangan yang semakin berat. Organisasi Polri tidak hanya sekedar merubah aspek instrumental, struktural dan kultural guna menghadapi tantangan masa depan dengan dinamika perubahan jaman yang menyertainya. Ketetapan MPR nomor: X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka penyelamatan dan memelihara kehidupan nasional sebagai haluan negara adalah merupakan acuan dikeluarkannya instruksi Presiden RI Nomor 2 tahun 1999 tentang langkah kebijakan dalam rangka pemisahan Polri dan ABRI yang selanjutnya menjadi landasan formal bagi reformasi Polri.

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

A. Peranan Patroli Polisi dalam menanggulangi suatu tindak kejahatan di wilayah hukum Poltabes Medan.

Polisi memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam menanggulangi kejahatan terutama di kota-kota besar, namun terlepas dari fungsi-fungsi lain yang sangat penting mendapat perhatian yakni fungsi patroli. Setiap hari jalanan Kota Medan sudah tidak asing lagi diramaikan oleh kendaraan patroli polisi baik yang menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Patroli tersebut dilakukan pada siang maupun malam hari. Cara polisi mengendarai kendaraan patroli terkesan lebih simpatik, dengan kecepatan lambat dan lampu rotator yang menyala sehingga masyarakat memiliki rasa aman, nyaman dan merasa terindungi. Berdasarkan Hasil wawancara dengan Kanit Patroli PAM-OBVIT, IPTU SUBENO SH. Patroli sangat efektif sebagai tindakan pencegahan dalam upaya penanggulangan kejahatan, kejahatan merupakan pertemuan antara niat dengan kesempatan, jika kesempatan tersebut dihilangkan maka kejahatan tidak terjadi, begitu juga sebaliknya jika niat sudah ada dan kesempatan datang maka kejahatan akan terjadi, bila ada pelaku yang ingin melakukan kejahatan lantas ia melihat unit patroli dengan dengan kecepatan lambat dan lampu rotator menyala maka ia akan mengurungkan niatnya sehingga kejahatan tersebut belum sempat terjadi. jadi pada dasarnya pencegahan pertemuan niat dan kesempatan itulah tugas dari patroli polisi.62

62

Hasil wawancara dengan Kanit Patroli Pam Obvit, IPTU SUBENO SH, Tanggal 26 Februari 2008.

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

Sebelum lebih jauh membahas tentang patroli, ada baiknya diketahui terlebih dahulu dimana sebenarnya letak unit patroli itu berada di Poltabes Medan. Adapun susunan ataupun struktur di Poltabes Medan sebagai berikut:

KAPOLTABES

STRUKTUR POLTABES MEDAN

WAKAPOLTABES

BAG OPS BAG BINAMITRA BAG MIN

UR TELEMATIKA UNIT P3D UR DOKKES TAUD

SPK SAT SAT SAT SAT SAT SAT INTELKAM RESKRIM NARKOBA SAMAPTA PAM OBSUS LANTAS

UNIT PATROLI UNIT PATROLI UNIT PATROLI SAT SAMAPTA PAM OBSUS SAT LANTAS

POLSEK

Sumber : Poltabes MS

Unit patroli terletak dalam satuan Samapta, Pam obsus dan Sat lantas. Masing-masing satuan tersebut mempunyai fungsi patroli namun agar tidak terjadi tumpang tindih dibedakan sasaran tugasnya.

1. Unit Satuan Samapta : memiliki unit patroli berjenis minibus Toyota kijang berwarna keabu-abuan, lengkap dengan rotator biru, Pada satuan samapta ditujukan kepada pengamanan pada titik-titik rawan kejahatan seperti

M. Fadli Habibie : Tinjauan Kriminologi Terhadap Fungsi Patroli Polisi Dalam Penanggulangan Suatu Tindak Kejahatan (Studi Pada Poltabes Medan), 2008.

USU Repository © 2009

daerah pasar, daerah sekolah, daerah tempat perbelanjaan dan lainnya.

2. Unit Satuan Pam Obsus : memiliki unit patroli berjenis sedan ford focus berwarna orange cerah, lengkap dengan rotator biru. Pada satuan Pam Obsus (Pengamanan Objek Khusus) diarahkan kepada titik-titik khusus seperti daerah wisata, kantor-kantor kedutaan dan objek vital lainnya.

3. Unit Satuan Lantas : memiliki unit patroli berjenis sedan, minibus pick-up, dominasi warna putih biru bertuliskan PJR, juga lengkap dengan rotator biru, unit patroli ini ditambah lagi dengan unit patroli motor yang terdiri

Dokumen terkait