• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENDAHULUAN

2.9 Unit Penangkapan Ikan

Kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, pembudidaya ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan dan penelitian/eksplorasi perikanan (Diniah, 2008)

Berdasarkan Statistik Kelautan dan Perikanan, kapal perikanan terdiri atas kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan (http://www.pipp.dkp.go.id/pipp2/kapalapi_index.html). Kapal penangkap ikan dikelompokan menjadi:

1. Perahu Tanpa Motor (PTM) – Non powered motor, adalah perahu yang digerakkan menggunakan tenaga penggerak dayung atau layar.

2. Perahu Motor Tempel (PMT) – Outboard motor, adalah kapal atau perahu yang digerakkan menggunakan tenaga penggerak mesin atau motor yang dipasang di perahu pada saat akan dioperasikan dan dilepaskan kembali pada saat selesai dioperasikan.

3. Kapal Motor (KM)-Inboard motor. Kapal motor dikelompokan lagi berdasarkan bobotnya, bobot kapal dinyatakan dalam Gross Tonnage (GT). Kapal motor berdasarkan bobot dikelompokan menjadi kapal motor < 5 GT, 5-10 GT hingga >200 GT. Mesin kapal diletakkan di ruang mesin di dalam bangunan kapal.

Berdasarkan fungsinya, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan pasal 34 mengelompokan kapal ikan menjadi:

1) Kapal penangkap ikan 2) Kapal pengangkut ikan 3) Kapal pengolah ikan 4) Kapal latih perikanan

5) Kapal penelitian/eksplorasi perikanan dan

6) Kapal pendukung operasi penangkapan ikan dan/atau pembudidaya ikan.

2.9.2 Alat penangkapan ikan

Alat penangkap ikan adalah alat atau peralatan yang digunakan untuk menangkap atau mengumpulkan ikan (Diniah, 2008). Berdasarkan buku Statistik Perikanan Tangkap Indonesia diacu dalam Diniah (2008) alat penangkapan ikan dikelompokan menjadi:

1) Pukat Tarik, adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring yang berbentuk kerucut yang dioperasikan dengan cara menyapu kolom air dan

ditarik oleh kapal.

2) Pukat Kantong - Seine net, adalah alat penangkap ikan dari bahan jaring yang dibentuk berkantong dan dioperasikan dengan cara menyaring kolom air. 3) Pukat Cincin - Purse seine, merupakan alat penangkap ikan dari jaring yang

dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan hingga alat berbentuk seperti mangkuk pada akhir proses penangkapan.

4) Jaring Insang - Gill net, adalah alat penangkap ikan dari jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama.

5) Jaring Angkat - Lift net, adalah alat penangkap ikan dengan bentuk konstruksi tetap yang dioperasikan dengan cara diturunkan ke kolom perairan dan diangkat kembali setelah banyak ikan di atasnya.

6) Pancing - Hook and Lines, terdiri atas rawai horizontal, rawai tegak, huhate, pancing tonda, pancing ulur, pancing cumi-cumi dan pancing lainnya.

7) Perangkap dan Penghadang - Trap and barrier. Pada prinsipnya pengoperasian kelompok alat ini adalah mengusahakan sedemikian rupa agar ikan tertarik untuk masuk kedalam alat tangkap atau ke dalam areal penangkapan dengan sukarela, namun setelah berada di dalamnya ikan tidak dapat keluar lagi.

8) Alat penangkap ikan dan penggiring-Drive-in net. Prinsip pengoperasian alat penangkap ikan kelompok ini adalah menggiring ikan agar masuk ke dalam alat tangkap yang telah dipasang.

9) Alat Pengumpul - Collection Gear, lebih dikenal dengan kelompok alat pengumpul kerang dan rumput laut. Prinsip kerja kelompok alat tangkap ini adalah mengumpulkan sasaran tangkap bukan dengan menangkapnya.

10) Lain-lain. Kelompok alat tangkap lain-lain bukanlah kelompok alat penangkap ikan yang tidak produktif atau hanya sebagai pelengkap, melainkan jenis alat tangkap yang tidak bisa digabungkan ke dalam sembilan kelompok alat tangkap di atas.

2.9.3 Nelayan

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan

pasal 1 ayat 11, nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Pasal 12, nelayan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 (lima) gross ton (GT).

Selanjutnya menurut Kurniawan (2010), nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan / budidaya binatang / tanaman air. Klasifikasi nelayan teridiri dari:

1) Nelayan penuh yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan.

2) Nelayan sambilan utama yaitu nelayan yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan. Disamping penangkapan sebagai pekerjaan utamanya, nelayan ini dapat pula mempunyai pekerjaan lain.

3) Nelayan sambilan tambahan yaitu nelayan yang sebagian kecil waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan.

2.10 Pelabuhan Perikanan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan pasal 1 point 23, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.

Menurut Lubis (2010), manfaat pelabuhan perikanan ditinjau dari penggunaannya adalah:

1) Dapat memberikan kemudahan bagi pengguna pelabuhan (nelayan, pedagang, pengolah, buruh pelabuhan untuk melakukan aktivitasnya.

b) Nelayan, disediakannya fasilitas yang membantu pembongkaran dan penseleksian secara cepat, mempertahankan mutu, perbaikan kapal serta tempat nelayan melakukan kontak baik antara nelayan maupun dengan

pihak pengelola atau pengguna lainnya di pelabuhan.

c) Pengolah, disediakannya fasilitas yang mempermudah aktivitas pengolahan ikan, misal gedung tempat pengolahan, bahan pengolahan ikan dan air bersih.

d) Pedagang, disediakannya tempat pelelangan ikan, kereta dorong untuk mengangkut ikan dari TPI ke pasar atau ke gudang tempat penampungan ikan, tersedianya buruh angkut.

e) Buruh pelabuhan, disediakannya sarana untuk membongkar, mengangkut dan menseleksi ikan.

2) Dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna pelabuhan dalam melakukan aktivitasnya baik ketika akan masuk lingkungan perairan maupun di daratan pelabuhan.

3) Dapat memberikan informasi pengetahuan bagi nelayan tentang fishing ground, keselamatan laut, penanganan ikan hasil tangkapan selama di kapal dan di pelabuhan.

4) Membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya untuk berkreativitas di pelabuhan dan lingkungan sekitarnya.

Dokumen terkait