• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi oleh Responden

1. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Menggunakan Obat

Jenis obat tanpa resep yang digunakan responden untuk mengatasi gangguan menstruasi adalah obat modern dan obat tradisional. Beberapa responden menggunakan kedua jenis obat tersebut ketika mengalami gangguan menstruasi. Dari 379 responden pada penelitian ini, didapat data, responden yang menggunakan obat modern sebesar 12,1% dan yang menggunakan obat tradisional sebesar 81,5%, sedangkan yang tidak menggunakan obat ketika mengalami gangguan menstruasi sebesar 9,5%.

Tabel VII. Jenis Obat Tanpa Resep yang Digunakan Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004

No Jenis Obat Bebas Jumlah (org)

Persentasi (%) 1 Obat Modern 46 12,1 2 Obat Tradisional 309 81,5 3 Tidak Minum Obat 36 9,5 Keterangan: Terdapat responden yang menggunakan kedua jenis obat.

Dalam hal ini, responden yang menggunakan obat untuk mengatasi gangguan menstruasi, pada dasarnya tidak menggunakan obat tersebut setiap bulan secara rutin ketika mengalami gangguan menstruasi tersebut.

Terkadang responden juga mengatasinya dengan tidak menggunakan obat, misalnya cukup dengan istirahat saja, kompres air hangat dan lain sebagainya.

Responden yang mengatasi gangguan menstruasi dengan obat tanpa resep dapat dikatakan telah melakukan pengobatan mandiri. Setiap individu dapat menentukan sendiri apa yang sebaiknya dilakukan ketika individu tersebut mengalami gangguan menstruasi. Ketika responden merasa bahwa gangguan menstruasi yang mereka alami mengganggu aktivitasnya dan harus melakukan sesuatu untuk meringankan keluhan tersebut, maka responden dapat memutuskan apa yang seharusnya dilakukan. Responden pada penelitian ini adalah siswi SMU, dimana kisaran usia responden adalah 14–19 tahun. Usia ini merupakan usia remaja, dimana pada usia ini remaja sudah dapat berpikir dengan baik, mampu memutuskan suatu keputusan. Hal ini dikarenakan kemampuan kognitif mereka mencapai kematangan (Desmita, 2005).

a. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Dengan Obat Tradisional Obat tradisional merupakan obat yang paling banyak dipilih oleh responden untuk mengatasi gangguan menstruasi, yaitu sebesar 81,5%. Penggunaan obat tradisional untuk pengobatan sendiri sudah dilakukan secara turun temurun di Indonesia. Pada umumnya pemilihan penggunaan obat tradisional adalah pengalaman menggunakan obat tradisional tersebut

pada waktu yang lalu atau melalui informasi dari orang lain. Selain itu, pengobatan dengan obat tradisional mempunyai efek samping yang kecil atau bahkan tidak mempunyai efek samping dibanding obat modern (Sartono, 1993; Thomas, 1989). Hal tersebut dapat menjadi penyebab alasan responden memilih obat tradisional untuk mengatasi gangguan menstruasi yang dialami. Alasan lain responden lebih memilih obat tradisional adalah karena lebih murah, lebih mudah didapat atau karena anjuran orang tua, yang terbiasa menggunakan obat tradisional.

Penggunaan obat tradisional pada remaja putri di empat SMU di kabupaten Bantul untuk mengatasi gangguan menstruasi akan disajikan dengan beberapa gambaran dari alternatif jawaban responden mengenai obat tradisional. Gambaran yang akan disajikan antara lain mengenai jenis obat tradisional apa yang dipilih oleh responden, alasan responden memilih dan menggunakan obat tradisional tersebut dan berapa lama responden menggunakan obat tradisional tersebut. Selain itu, efek yang dialami responden setelah menggunakan obat tradisional juga akan disajikan berupa berkurang tidaknya gangguan menstruasi yang mereka alami.

Dari 309 responden yang menggunakan obat tradisional, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jenis obat tradisional yang paling banyak digunakan oleh responden adalah kunyit asam (93,8%), walaupun ada jenis obat tradisional lain yang digunakan.

Tabel VIII. Gambaran Jenis Obat Tradisional yang Digunakan Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004

No Jenis Obat Tradisional Jumlah (org) Persentasi (%) 1 Kunyit asam 290 93,8 2 Galian 72 23,3 3 Beras kencur 7 2,3 4 Pil tuntas 2 0,6 5 M kapsul 1 0,3

Keterangan : Responden dapat menggunakan lebih dari satu obat tradisional.

Alasan responden memilih obat tradisional bermacam-macam, antara lain karena harganya lebih murah, promosi yang menarik, informasi dari teman, anjuran orang tua, dan sebagainya. Responden mempunyai lebih dari satu alasan mengapa memilih dan menggunakan obat tradisional tersebut. Kebanyakan responden beralasan karena dengan menggunakan obat tradisional dapat mengurangi keluhan nyeri haid yang mereka alami (19,4%). Selain itu, alasan lain yang kebanyakan dipilih oleh responden adalah karena anjuran orang tua (13,3%) dan karena harganya lebih murah (11,3%) Persentasi alasan responden memilih obat tradisional disajikan pada tabel IX.

Lama waktu penggunaan obat tradisional menunjukkan kebutuhan responden pada obat tradisional tersebut hingga gangguan menstruasi yang mereka alami berkurang. Lama waktu menggunakan obat tradisional masing-masing responden bevariasi.

Tabel IX. Alasan Pemilihan Obat Tradisional oleh Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004

Alasan Memilih Obat Tradisional Jumlah (org)

Persentasi (%)

Anjuran orang tua 41 13,3

Anjuran orang tua, berkhasiat 7 2,3 Anjuran orang tua, harga murah 4 1,3 Anjuran orang tua, alami 3 1,0

Alami 30 9,7

Alami, harga murah 4 1,3

Alami, lebih mudah 2 0,6

Alami, murah, berkhasiat 2 0,6

Murah 35 11,3

Murah, berkhasiat 3 2,0

Murah, tidak ada efek samping 6 1,9 Murah, mudah didapat, manjur 1 0,3

Murah, cepat sembuh 4 1,3

Murah, lebih mudah 5 1,6

Informasi dari teman 22 7,1 Informasi dari teman, manjur 1 0,3 Tidak ada efek samping 23 7,4 Tidak ada efek samping, sakit

berkurang 2 0,6

Cocok 10 3,2

Efektif 3 1,0

Promosi menarik 3 1,0

Mengurangi sakit perut 60 19,4

Rasanya enak 11 3,6

Melancarkan menstruasi 5 1,6

Badan lebih segar 2 0,6

Kebiasaan 16 5,2

Tidak menjawab 4 1,3

Total 309 100,0

Dari hasil yang diperoleh, terdapat responden yang menggunakan obat tradisional 1 hari saja, tetapi ada juga responden yang menggunakan obat tradisional sampai keluhan yang mereka alami berkurang atau hilang.

Namun, diperoleh juga data penggunaan obat tradisional oleh responden selama 2-3 hari. Sebagian besar responden (47,2%) hanya 1 hari menggunakan obat tradisional ketika mengalami gangguan menstruasi. Sedangkan responden yang menggunakan obat tradisional sampai keluhan hilang sebesar 28,2%.

Tabel X. Gambaran Lama Waktu Penggunaan Obat Tradisional pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004

No Lama waktu penggunaan Jumlah Persentasi (%)

1 1 hari 146 47,2

2 2 hari 54 17,5

3 3 hari 22 7,1

4 Sampai keluhan hilang 87 28,2

Total 309 100,0

Tidak semua responden yang menggunakan obat tradisional sebagai pilihan untuk mengatasi gangguan menstruasi merasakan efek berkurangnya keluhan yang mereka alami. Hal ini dikarenakan setiap individu yang menerima asupan obat tradisional mendapatkan efek yang berbeda pada masing-masing individu dikarenakan terdapat beberapa faktor seperti faktor psikologis seseorang, fisiologis dan nutrisi seseorang, maupun faktor keturunan. Sebesar 92,9% responden merasakan keluhan gangguan menstruasi yang dialami berkurang setelah menggunakan obat tradisional. Responden yang keluhannya tidak berkurang sebesar 5,8 %.

92,9% 5,8% 1,3%

Keluhan berkurang Keluhan tidak berkurang Tidak menjawab

Gambar 11. Gambaran Efek Obat Setelah Penggunaan Obat Tradisional pada Remaja Putri di Empat SMU

di Kabupaten Bantul Tahun 2004

b. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi dengan Obat Modern Obat modern dalam hal ini adalah obat paten, mengandung unsur kimiawi, dari golongan obat bebas. Beberapa merek obat tanpa resep yang digunakan responden untuk mengatasi gangguan menstruasi akan disajikan pada penelitian ini. Selain itu, alasan pemilihan merek obat tanpa resep tersebut dan lama waktu pemakaiannya juga akan disajikan. Responden yang memilih obat modern sebanyak 46 responden.

Pertanyaan mengenai merek obat tanpa resep yang digunakan responden bersifat terbuka, sehingga masing-masing responden dapat menjawab lebih dari satu merek obat tanpa resep sesuai dengan yang responden gunakan. Gangguan menstruasi, terlebih nyeri haid umumnya

diatasi dengan menggunakan obat-obat golongan analgesik, antipiretik dan antiinflamasi untuk mengatasinya. Obat-obat tersebut dapat digunakan untuk mengatasi nyeri haid karena kemampuannya dalam menghambat biosintesis prostaglandin (Shimp, 2000; Wilmana, 1995).

Tabel XI. Merek Obat Tanpa Resep yang Digunakan Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004

Merek obat Komposisi Jumlah Persentasi (%) Feminax Parasetamol 500 mg Kafein 50 mg Ekstrak hiosiami 19 mg 34 73,9 Biogesic Parasetamol 500 mg 3 6,5 Bodrex Parasetamol 500 mg Kafein 50 mg 7 15,2 Antalgin Metampiron 500 mg 5 10,9 Oskadon Parasetamol 500 mg Kafein 50 mg 2 4,3

Keterangan : Responden dapat menjawab lebih dari satu merek obat

Obat-obat golongan analgesik, antipiretik dan antiinflamasi untuk mengatasi nyeri, dalam hal ini nyeri haid sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Obat-obat ini sudah menyebar di kalangan awam, sehingga masyarakat dapat memperoleh dengan mudah ketika membutuhkan. Masyarakat mengetahui informasi tentang obat-obat tersebut dari berbagai sumber, seperti media cetak atau elektronik, informasi dari teman atau kerabat, atau dari pengalaman masa lalu.

Data yang ditunjukkan pada tabel, sebesar 73,9% responden

menggunakan Feminax untuk mengurangi nyeri haid. Sementara itu, obat

tanpa resep lain yang digunakan antara lain Biogesic (6,5%), Bodrex

(15,2%), Antalgin (10,9%) dan Oskadon (4,3%). Responden yang

mengalami nyeri haid, tidak hanya menggunakan obat bebas saja untuk

mengurangi rasa nyeri. Beberapa responden juga menggunakan obat

tradisional, yang dapat dikatakan sebagai obat tambahan. Kemungkinan hal

ini sudah merupakan suatu kebiasaan menggunakan obat tradisional,

sehingga merasa sulit ditinggalkan. Selain itu ada anggapan bahwa obat

tradisional lebih baik digunakan dibanding obat modern karena relatif lebih

aman.

Feminax diindikasikan untuk meredakan nyeri haid. Hal ini mungkin

yang menjadikan Feminax lebih digemari responden sebagai pilihan untuk

mengatasi gangguan menstruasi seperti nyeri haid. Feminax dapat

mengurangi nyeri haid karena mengandung parasetamol sebagai analgesik

yang bekerja untuk meredakan nyeri. Selain itu, ekstrak hiosiamin yang

juga terdapat dalam komposisi Feminax bekerja sebagai antispasmodik

yang bisa mengurangi kontraksi uterus. Efek antispasmodik pada uterus,

yang inervasi otonomnya berbeda dari otot polos lainnya, tidak terlihat

relaksasi, sehingga hiosiamin hampir tidak bermanfaat untuk mengobati

Merek obat lain yang juga digunakan responden untuk mengatasi

gangguan menstruasi bisa juga digunakan untuk mengobati sakit kepala dan

sakit gigi. Merek obat tersebut adalah Biogesic dan Bodrex yang

mengandung parasetamol, antalgin (metampiron) dan Oskadon yang juga

mengandung parasetamol.

Feminax mengandung parasetamol 500 mg, kafein 50 mg dan

ekstrak hiosiamin 19 mg. Selain sebagai obat tunggal, parasetamol terdapat

sebagai kombinasi tetap dalam bentuk tablet maupun cairan. Dosis

parasetamol untuk dewasa 300 mg-1 g per kali, dengan maksimum 4 g per

hari (Wilmana, 1995). Dalam hal ini, Feminax tidak melebihi dosis

parasetamol (500 mg). Kafein di dalam Feminax dapat memacu sistem saraf

pusat sebagai stimulan lemah, dapat menghilangkan rasa lelah dan penat.

Kafein sering dimasukkan ke dalam sediaan analgesik dalam dosis kecil.

Penambahan kafein ini dapat menambah efek analgesik (Anonim, 2000)

Biogesic hanya mengandung parasetamol 500 mg. Dalam hal ini,

parasetamol yang digunakan tidak melampaui dosis terapi. Bodrex dan

Oskadon masing-masing mengandung parasetamol (500 mg) dan kafein 50

mg untuk Bodrex dan 35 mg pada Oskadon. Dalam hal ini, masing-masing

obat tidak melampaui dosis terapi, tetapi kafein yang terkandung

didalamnya dapat merangsang sistem saraf pusat.

Antalgin mengandung metampiron 500 mg, tidak melampaui dosis.

antiinflamasinya lemah. Keamanan obat ini diragukan, sehingga sebaiknya

obat ini hanya diberikan bila dibutuhkan analgesik-antipiretik suntikan atau

bila pasien tidak tahan analgesik-antipiretik yang lebih aman.

Dalam memutuskan pemilihan obat tanpa resep untuk mengatasi

gangguan menstruasi, responden mempunyai alasan mengapa menggunakan

obat tersebut. Alasan tersebut antara lain karena harganya murah, promosi

obat modern yang menarik, informasi dari teman, meringankan keluhan,

kecocokan, dan sebagainya. Alasan responden memilih dan menggunakan

obat modern sebagian besar karena nyeri haid cepat sembuh (32,6%),

karena merasa cocok sebesar 19,6%, dan karena informasi dari teman

(15,2%).

Tabel XII. Alasan Pemilihan Obat Modern oleh Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul Tahun 2004

Alasan Memilih Obat Modern Jumlah Persentasi (%)

Ajuran orang tua 2 4,3

Cocok 9 19,6

Cepat sembuh 15 32,6

Harga murah 2 4,3

Harga murah, sakit berkurang 1 2,2 Informasi dari teman 7 15,2 Informasi dari teman, sakit

berkurang 2 4,3 Mudah didapat 1 2,2 Promosi menarik 1 2,2 Dari UKS 1 2,2 Tidak menjawab 5 10,9 Total 46 100,0

Lamanya waktu responden mengkonsumsi obat modern bervariasi,

mulai dari 1 hari sampai responden merasa gangguan menstruasi yang

mereka alami berkurang. Sebagian besar responden yang mengalami

gangguan menstruasi, menggunakan obat modern selama 1 hari (63,0%)

untuk mengurangi nyeri haid yang mereka rasakan. Responden yang

menggunakan obat modern sampai keluhan hilang sebesar 19,6%.

Tabel XIII. Gambaran Lama Waktu Penggunaan Obat Modern pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

Tahun 2004

No Lama waktu Jumlah Persentasi (%)

1 1 hari 29 63,0

2 2 hari 7 15,2

3 3 hari 1 2,2

4 Sampai keluhan hilang 9 19,6

Total 46 100,0

Dari data terlihat bahwa lamanya waktu mengkonsumsi obat

bervariasi. Hal ini kemungkinan masing-masing individu mempunyai

tingkat keluhan gangguan menstruasi yang berbeda. Nyeri haid yang

menyerang responden, dirasakan tidak sama antara responden yang satu

dengan responden yang lain. Beberapa orang akan sembuh rasa sakitnya

hanya dengan mengkonsumsi obat selama 1 hari saja, tetapi yang lain

belum tentu akan sembuh bila hanya mengkonsumsi obat 1 hari, mungkin 2

91,3%

4,3% 4,3%

Keluhan Berkurang

Keluhan Tidak Berkurang Tidak menjawab

Gambar 12. Gambaran Efek Obat Setelah Penggunaan Obat Modern pada Remaja Putri di Empat SMU di Kabupaten Bantul

Tahun 2004

Dari 46 responden yang menggunakan obat modern untuk mengatasi

gangguan menstruasi, sebesar 91,3% merasa keluhan yang mereka alami

berkurang. Responden yang merasa keluhan yang mereka alami tidak

berkurang sebesar 4,3% dan sebesar 4,3% responden tidak memberikan

jawaban.

2. Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi Tanpa Menggunakan Obat

Dokumen terkait