• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penatalaksanaan

Dalam dokumen Makalah Urolithiasis 2 (Halaman 28-33)

BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.8 Penatalaksanaan

Ada beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada batu saluran empedu diantaranya:

Terapi nutrisi berperan penting dalam mencegah batu renal. Masukan cairan yang adekuat serta menghindari makanan tertentu dalam diet juga dapat mencegah pembentukan batu. Setiap klien yang memiliki riwayat batu renal harus minum paling sedikit 8 gelas air dalam sehari untuk mempertahankan urin encer, kecuali dikontraindikasikan.

Pemberian antibiotik dilakukan apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada pengangkatan batu untuk mencegah infeksi sekunder. Setelah dikeluarkan, batu ginjal dapat dianalisis dan obat tertentu dapat diresepkan untuk mencegah atau menghambat pembentukan batu berikutnya. Urin yang asam harus dibuat basa dengan preparat sitrat (Chang 2009).

Terapi farmakologi juga dapat diberikan dengan beberapa obat seperti di bawah ini: 1) Kimiawi

(1) Mempertahankan pH urin

a. NaCO3-: Membuat urin lebih alkali pada asam pencetus batu.

b. Asam askorbat: Membuat urin lebih asam pada alkali pencetus batu. (2) Mengurangi ekskresi dari substansi pembentuk batu

a. Diuretik (tiazid): Menurunkan eksresi kalsium ke dalam urin dan menurunkan kadar parathormon. Efek samping gangguang metabolik, dermatitis, purpura. b. Alupurinol (zyloprim): Mengatasi batu asam dengan menurunkan kadar asam urat

plasma dan ekskresi asam urat ke dalam urin. Efek samping mual, diare, vertigo, mengantuk, sakit kepala.

c. Mengurangi nyeri: Opioid (injeksi morfin sulfat, petidin hidroklorida) atau obat AINS (NSAID’s) seperti ketorolak dan naproxen dapat diberikan tergantung pada intensitas nyeri.

d. Antispasmodik ureter: Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter.

2) Herbal

Jus kulit manggis dan daun sirsak penghancur batu ginjal paling ampuh tanpa menimbulkan efek samping. Daun sirsak berfungsi sebagai diuretik alami penghambat terjadinya pembentukan batu yang baru dan penghancur batu yang telah terbentuk dengan sangat efektif. Selain itu juga sebagai antioksidan yang sangat tinggi berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta dapat mencegah infeksi dan melancarkan peredaran darah sehingga urin (hasil buangan akhir lebih sempurna). Serta banyak lagi kandungan

daun sirsak seperti acetogenin, annocatin, annocatalin, annohexocin. annonacin, annomuricin, anomourine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleid acid, muricapentosin yang sangat baik untuk penderita batu ginjal.

Selain daun sirsak, khasiat kulit manggis tidak kalah pentingnya. Kulit manggis mengandung suatu senyawa xanthone, yaitu zat antioksidan yang dapat melawan radikal bebas. Senyawa ini baik untuk mengikis endapan di dalam tubuh seperti batu ginjal, leburan batu ginjal akan terbuang bersama aliran urin.

2. Litotripsi

Batu kandung kemih dapat dipecahkan dengan memakai litotriptor secara mekanis melalui sistoskopi atau dengan memakai gelombang elektrohidrolik atau ultrasonik. Sedangkan untuk batu ureter, digunakan ureteroskopi dan batu dapat dihancurkan memakai gelombang ultrasonik, elektrohidrolik, atau sinar laser. Beda halnya dengan batu ginjal yang menggunakan litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa transduser melalui sonde ke batu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi perkutan.

Terapi yang sering dipakai pada kasus ini adalah Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL). Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL) adalah prosedur dimana batu ginjal dan ureter dihancurkan menjadi fragmen-fragmen kecil dengan menggunakan gelombang kejut. Terapi non-invasif ini membuat klien terbebas dari batu tanpa pembedahan ataupun endoskopi. ESWL merupakan alat pemecah batu ginjal dengan menggunakan gelombang kejut antara 15-22 kilowatt. Meskipun hampir semua jenis dan ukuran batu ginjal dapat dipecahkan oleh ESWL, namun masih perlu ditinjau efektifitas dan efisiensi dari alat ini. ESWL hanya sesuai untuk menghancurkan batu ginjal dengan ukuran kurang dari 3 cm serta terletak di ginjal atau saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih (kecuali yang terhalang oleh tulang panggul). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jenis batu apakah bisa dipecahkan oleh ESWL atau tidak. Batu yang keras (misalnya kalsium oksalat monohidrat) sulit pecah dan perlu beberapa kali tindakan.

Menurut Sjamsuhidajat (2004) Terdapat 3 teknik yang digunakan untuk membangkitkan gelombang kejut, yaitu:

Teknik ini paling sering digunakan untuk membangkitkan gelombang kejut. Pengisian arus listrik voltase tinggi terjadi melintasi sebuah elektroda spark-gap yang terletak dalam kontainer berisi air. Pengisian ini menghasilkan gelembung uap, yang membesar dan kemudian pecah, membangkitkan gelombang energi bertekanan tinggi.

2) Pizoelektrik

Pada teknik ini, ratusan sampai ribuan keramik atau kristal pizo dirangsang dengan denyut listrik energi tinggi. Ini menyebabkan vibrasi atau perpindahan cepat dari kristal sehingga menghasilkan gelombang kejut.

3) Elektromagnetik

Aliran listrik di alirkan ke koil elektromagnet pada silinder berisi air. Lapangan magnetik menyebabkan membran metalik di dekatnya bergetar sehingga menyebabkan pergerakan cepat dari membran yang menghasilkan gelombang kejut.

Indikasi dari ESWL adalah ukuran batu antara 1-3 cm atau 5-10 mm dengan gejala yang mengganggu, lokasi batu di ginjal atau ureter, dan tidak adanya obstruksi ginjal distal. Kontraindikasi ESWL:

1) Kontraindikasi Absolut

Adanya ISK akut, gangguan perdarahan yang tidak terkoreksi, kehamilan, sepsis serta obstruksi batu distal.

2) Kontraindikasi Relatif

Kontra indikasi relatif untuk terapi ESWL adalah:

(1) Status mental, meliputi kemampuan untuk bekerja sama dan mengerti prosedur. (2) Berat badan >300 lb (150 kg) tidak memungkinkan gelombang kejut mencapai

batu, karena jarak antara F1 dan F2 melebihi spesifikasi lithotriptor. Pada klien seperti ini sebaiknya dilakukan simulasi lithotriptor terlebih dahulu

(3) Klien dengan deformitas spinal atau orthopedik, ginjal ektopik dan atau malformasi ginjal (meliputi ginjal tapal kuda) mungkin mengalami kesulitan dalam pengaturan posisi yang sesuai untuk ESWL. Selain itu, abnormalitas drainase intrarenal dapat menghambat pengeluaran fragmen yang dihasilkan oleh ESWL

(4) Masalah paru dan jantung yang sudah ada sebelumnya dan dapat diatasi dengan anestesi.

(5) Klien dengan pacemaker aman diterapi dengan ESWL, tetapi dengan perhatian dan pertimbangan khusus.

(6) Klien dengan riwayat hipertensi, karena telah ditemukan peningkatan insidens hematom perirenal pasca terapi.

(7) Klien dengan gangguan gastrointestinal, karena dapat mengalami eksaserbasi pasca terapi walaupun jarang terjadi.

3. Ekstansi Dormia

Pengeluaran batu ureter dengan menjaringnya melalui alat dormia. 4. URS (Ureter Resection Cytoscopy/ Ureterorenoskopi)

Ureteroskopi adalah pengembangan dari sistoskopi dan berangsur-angsur menjadi bentuk teknik utama untuk diagnosis dan terapi kelainan di dalam ureter atau bahkan dengan ureterorenoskop fleksibel dapat dicapai semua kaliks dalam ginjal. Ureteronoskopi (URS) atau ureteropieloskopi adalah tindakan endoskopi ureter sampai pelvis renalis dengan menggunakan alat ureteroskop atau ureterorenoskop, dan digunakan untuk tujuan diagnostik dan intervensi terapetik. Sebenarnya URS merupakan pengembangan dari teknik sistoskopi. Alat URS dapat dimasukkan secara retrograde lewat orifisium ureter atau secara antegrade melalui trek nefrotomi.

URS adalah alat pemecah batu saluran kemih yang menggunakan power ultrasonik atau pneumatik. URS merupakan tindakan invasif secara minimal. Geratan yang digunakan high frequency sehingga hanya akan merusak batu namun aman bagi jaringan lunak. URS ini berguna untuk pemeriksaan batu yang letaknya di saluran kemih bagian bawah ureter dan kandung kemih. Cara penggunaan alat ini dimasukkan melalui penis.

Pada prosedur URS suatu endoskopi semirigid atau fleksibel dimasukan kedalam ureter lewat buli-buli dibawah anastesi umum atau regional. Dengan ureteroskop yang flaksible dapat mencapai batu dalam kaliks ginjal dan dapat dapat diambil atau dihancurkan dengan semua elektrohidroulik atau laser.

Indikasi URS yaitu besar batu > 4mm sampai 15mm. 5. Metode endourologi

Bidang endourologi menggabungkan keterampilan ahli radiologi dan urologi untuk mengangkat batu renal tanpa pembedahan mayor. Nefrostomi perkutan dilakukan dan

nefroskopi dimasukkan ke traktus perkutan yang sudah dilebarkan ke dalam parenkim renal. Batu dapat diangkat dengan forceps atau jaring, tergantung dari ukurannya.

6. Pengangkatan batu dengan pembedahan terbuka

Jika lokasi batu di dalam ginjal, pembedahan dapat dilakukan dengan nefrolitotomi, atau nefrektomi jika ginjal tidak berfungsi akibat infeksi atau hidronefrosis. Pembedahan yang sering dilakukan dengan laparoskopi. Pembedahan jenis ini digunakan untuk mengambil batu saluran kemih. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter diantaranya bedah terbuka:

1) Pielolitotomi atau nefrolitotomi : mengambil batu di saluran ginjal 2) Ureterolitotomi : mengambil batu di ureter.

3) Vesikolitotomi : mengambil batu di vesica urinaria 4) Ureterolitotomi : mengambil batu di uretra.

Dalam dokumen Makalah Urolithiasis 2 (Halaman 28-33)

Dokumen terkait