• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Tinjauan Umum Tentang Perkawinan

4. Pencatatan Perkawinan

Dewasa ini perundang-undangan telah mengatur tata cara perkawinan dan perceraian secara jelas dan rinci; keadaan ini dapat menjamin adanya kepastian hukum di bidang hukum perkawinan. Dalam hubungan ini ditegaskan bahwa “Tata cara pelaksanaan perkawinan diatur dalam peraturan perundang-undangan tersendiri”. Ketentuan ini diatur dalam Pasal 12 Undang-undang Perkawinan yang menurut penjelasan dinyatakan, ketentuan Pasal 12 ini tidak mengurangi ketentuan yang diatur dalam undang-undang Nomor 22 tahun 1946 jo. Undang-undang Nomor 32 tahun 1954.39

Adapun tata cara pelaksanaany ditentukan lebih lanjut di dalam Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-undang Perkawinan yang dikaitkan dengan adanya pengumuman kehendak perkawinan. Menurut ketentuan Pasal 10 ditegaskan bahwa :

a. Perkawinan dilangsungkan setelah hari kesepuluh sejak pengumuman

39 Op.Cit, Sudarsosono, Hlm 163

kehendak perkawianan oleh pegawai seperti yang dimaksud dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah ini.

b. Tatacara perkawinan dilakukan menurut hukum masing-masing agamnya dan kepercayaan itu

c. dengan mengindahkan tatacara perkawinan menurut masing-masing hukum agamanya dan kepercayaannya itu, perkawinan dilaksanakan dihadapan Pegawai Pencatat dan dihadiri oleh dua orang saksi. Pasal 11 (1) sesaat sesudah dilangsungkannya perkawinan sesuai dengan ketentuan-ketentuan.

Selain itu, hukum perkawinan indonesia mengatur pula tentang Pemberitahuan kehendak nikah dan pemeriksaan nikah. Adapun pemberitahuan kehendak nikah diatur dalam Bab II Peratuaran Menteri Agama No. 3 tahun 1975. Selanjutnya pegawai pencatat nikah yang menerima pemberitahuan tersebut melakukan pemeriksaan nkah yang diatur di dalam Bab III. Sedangkan pengumuan kehendak nikah diatu di dalam Bab IV Peraturan Menteri Agama. Khusus mengenai pemberitahuan kehendak nikah ditentukan bahwa : pemberitahuan dilakukan secara lisan oleh calon mempelai atau oleh orang tua atau wakilmya. 40

Apabila pemberitahuan kehendak nikah tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang dan telah memenuhi persyaratan, maka selanjutnya Pegawai Pencatat Nikah melakukan pemeriksaan secara seksama sesuai dengan ketentuan Bab III Peraturan

40 ibid, hlm 42

menteri agama. Pemeriksaan tersebut meliputi :41

a. memeriksa calon suami istri dan wali nikah yang pada prisnsipnya ialah :

Pegawai Pencatat Nikah atau P3 NTR yang menerima pemberitahuan kehendak nikah memeriksa calon suami, calon isteri dan wali nikah tentang ada atau tidak adanya halangan pernikahan itu dilangsungkan baik halangan karena melanggar hukum munakahat atau karena melanggar peraturang perundang-undangan perkawinan.

b. pemeriksaan sarat-sarat meliputi :

1. selain surat keterangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1), maka di dalam pemeriksaan diperlakukan pula penelitian terhadap :

a. kutipan akta kelahiran atau surat kenal lahir calon mempelai dalam hal tidak ada akta kelahiran/atau surat kenal lahir dapat diergunakan surat keterangan asal usul calon mempelai yang diberikan oleh kepala desa menurut model Nf

b. persetujuan calon mempelasi sebagai dimaksud Pasal 6 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 tahun 1974

c. surat keterangan tentang orang tua (ibu bapak) dari kepala desanya, menurut model Nh

d. surat izin pengadilan agama sebagai dimaksud Pasal 6 ayat (5) undang-undang nomto 1 tahun 1974, bagi calon mempelai yang belum mencapai umur 21 tahun.

e. surat dispensasi dari pengadilan agama bagi calon suami yang belum

mencapai umur 16 tahun.

f. surat izin dari pejabat yang berwenang mencatat perkawinan tentang ada atau tidaknya halangan menikah bagi calon isteri, karena perbedaan hukum atau kewarganegaraan.

Setelah persyaratan/ketentuan dipenuhi, pegawai pencatat nikah mengumumkan pemberitahuan kehendak nikah dengan menempelkan pengumma menurut mdel Ne :

Pengumuman dilakukan :

A. di kantor pencatatn perkawinan di tempat pernikahan akan dilangsungkan

B. di kantor/kantor-kantor pencatatan perkawinan tempat kediaman masing-masing calon mempelai.

Penempelan surat pengumuman itu selama 10 (sepuluh) hari sejak ditempelkannya tidak boleh diambil atau dirobek.

Ketentuan tersebut diatur di dalam Pasal 14 Peraturan Meneteri Agama No. 3 tahun 1975. Pengumaman kehendak nikah tersebut dilakukan untuk memberi kesempatan kepada umum mengetahui dan mengajukan keberatan-keberatan jika menurut pendapat mereka ada hal-hal yang bertentangan dengan hukum agama atau peraturan perundang-undangan lainnya.

Adapun, peraturan khusus bago amggota kepolisan Negara republik indonesia sebelum mencatatkan perkawinannya, sebelumnya terlebih dahulu mengajkan izin kepada instansi Kepolisian. Adapun syarat permohonan izin kawin tersebut diatur dalam Pasal 6 Peraturan Kepala

Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 9 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengajuan Perkawinan, Perceraian, dan Rujuk 
 Bagi Pegawai Negeri Pada Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai berikut : a. surat permohonan pengajuan izin kawin;


b. surat keterangan N1 dari kelurahan/desa sesuai domisili, mengenai nama, tempat, dan tanggal lahir, agama, pekerjaan, tempat kediaman dan status calon suami/istri;


c. surat keterangan N2 dari kelurahan/desa sesuai domisili, mengenai asal usul yang meliputi nama, agama, pekerjaan, dan tempat kediaman orang tua/wali;


d. surat keterangan N4 dari kelurahan/desa sesuai domisili, mengenai orang tua calon suami/istri;


e. surat pernyataan kesanggupan dari calon suami/istri untuk melaksanakan kehidupan rumah tangga;


f. surat pernyataan persetujuan dari orang tua, apabila kedua orang tua telah meninggal dunia, maka persetujuan diberikan oleh wali calon suami/istri;


g. surat keterangan pejabat personel dari satuan kerja pegawai negeri pada Polri yang akan melaksanakan perkawinan, mengenai status pegawai yang bersangkutan perjaka/gadis/kawin/duda/janda;


h. surat akta cerai atau keterangan kematian suami/istri, apabila mereka sudah janda/duda;


i. surat keterangan dokter tentang kesehatan calon suami/istri untuk menyatakan sehat, dan khusus bagi calon istri melampirkan tes urine

untuk mengetahui kehamilan;


j. pas foto berwarna calon suami/istri ukuran 4 cm x 6 cm, masing-masing 3 (tiga) lembar, dengan ketentuan:
 1. bagi perwira berpakaian dinas harian dengan latar belakang berwarna merah;
 2. bagi Brigadir berpakaian dinas harian dengan latar belakang berwarna kuning;
 3. bagi PNS Polri berpakaian dinas harian dengan latar belakang berwarna biru; dan
 4. bagi calon suami/istri yang bukan pegawai negeri pada Polri berpakaian bebas rapi dengan latar belakang disesuaikan dengan pangkat calon suami/istri;


k. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) bagi calon suami/istri yang bukan pegawai negeri.

Dokumen terkait