• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCEGAHAN DAN PEMBRANTASAN PENYAKIT

Dalam dokumen DAFTAR ISI LAMPIRAN *** (Halaman 87-94)

SITUASI UPAYA KESEHATAN

C. PENCEGAHAN DAN PEMBRANTASAN PENYAKIT

C. PENCEGAHAN DAN PEMBRANTASAN PENYAKIT

1. Pengendalian Penyakit Polio

Upaya pencegahan dan pembrantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya itu ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Tahun 2015 tidak ada kasus AFP sementara untuk tahun 2014 dijumpai 5 kasus AFP (4,03 per-100.000 pdd <15

45,6 55,5 44,5 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0

% Kepesertaan pdd % Kepesertaan PBI % Kepesertaan NON PBI

Gambar 4.27. Cakupan Kepesertaan JKN di Kabupaten Gianyar tahun 2015

Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar 2015 79 tahun). Dengan tidak adanya temuan kaus AFP bukan berarti kita sudah terbebas dari

polio, akan tetapi perlu kewaspadaan lebih tinggi terhadap kasus polio melalui peningkatan program surveilans disamping meningkatkan dan mempertahankan cakupan imunisasi polio yang sudah baik.

2. Pengendalian TB Paru

Upaya dalam penanggulangan TB paru setiap tahunnya semakin menunjukan kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah penderita yang ditemukan dan disembuhkan.

Pada gambar 4.28 memperlihatkan persentase TB Paru BTA positif terhadap suspek TB Paru dalam empat tahun terakhir (2011 s/d 2014).

Sumber: Bidang P2PL Dikes Kab. Gianyar

Menurut standar, persentase BTA Positif diperkirakan 10% dari suspek yang diperkirakan di masyarakat dengan nilai yang ditoleransi 5-15%, Bila angka ini terlalu kecil (<5%) kemungkinan disebabkan penjaringan suspek terlalu longgar. Banyak orang tidak memenuhi kriteria suspek atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (negatif palsu). Sedangkan bila angka ini terlalu besar (>15%) kemungkinan disebabkan penjaringan terlalu ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu). Dengan demikian, sejak lima tahun

6,28 5,32 5,55 9,88 9,26 0 2 4 6 8 10 12 2011 2012 2013 2014 2015 (% ) TAHUN

Gambar 4.28. Persentase BTA Positif Terhadap Suspek di Kab. Gianyar tahun 2011 s/d 2015

Persentase BTA + thd Suspek

Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar 2015 80 terakhir (2011-2015) persentase BTA Positif terhadap suspek masih dalam batas

yang ditolerir, atau petugas kesehatan mampu mendiagnosa kasus BTA Positif sesuai standar.

3. Pengendalian Penyakit ISPA

Menurut hasil survei mortalitas subdit ISPA pada tahun 2005, sebanyak 22,30% bayi maupun balita meninggal karena ISPA. Dari angka tersebut sebanyak 23,60% kematian disebabkan oleh peneumonia.

Program pembrantasan penyakit ISPA membagi ISPA dalam dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas penumoni berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk, pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan nafas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan nafas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik.

Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus pneumonia juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.

Tahun 2015, angka cakupan penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada balita mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014, yaitu dari 19,1 % di tahun 2014 menjadi 24,87% di tahun 2015. Berikut ini gambaran cakupan dari tahun 2011 s/d 2015 sebagai berikut;

Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar 2015 81 Sumber: Bidang P2PL Dikes Kab. Gianyar

4. Penanganan penyakit HIV, AIDS dan IMS

Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV dan AIDS, disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Penyakit ini tidak terlepas dari penyakit seksual atau Infeksi Menular Sexual (IMS)

Hasil pemeriksaan surveilans HIV, AIDS dan kasus IMS selama empat tahun terakhir menggambarkan adanya peningkatan kasus baik HIV, AIDS maupun, hal tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut;

13,8 7,2 10,29 19,1 24,87 0 5 10 15 20 25 30 2011 2012 2013 2014 2015 (% ) TAHUN

Gambar 4.29. Cakupan Penemuan Pneumonia pd Balita di Kab. Gianyar tahun 2011 s/d 2015

Pneumonia pd Balita

Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar 2015 82 Sumber : Bidang P2PL Dikes Kab.Gianyar.

Pada Gambar di atas terlihat bahwa, adanya trend peningkatan kasus HIV dan AIDS. Untuk kaus IMS pada tahun 2015 data yang tersedia di Bidang P2PL hanya kasus shypilis yaitu sebanyak 26 kasus sedangkan IMS lainya tidak ada data. Dari data tersebut diatas dapat dikatakan semakin tinggi kasus HIV positif dan AIDS dibanding penyakit IMS/Shypilis yang tercatat. Hal ini menandakan dua hal yaitu : satu sisi kegiatan surveilans penyakit HIV dan AIDS sudah semakin baik sehingga banyak kasus terjaring dan dari segi penanganan juga sudah cukup baik sehingga penderita HIV positif dapat dicegah/ditangani sehingga tidak cepat jatuh menjadi AIDS. Untuk kegiatan tahun-tahun mendatang agar program yang sudah baik dipertahankan dan ditingkatkan.

5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

2011 2012 2013 2014 2015 HIV 94 47 58 85 101 AIDS 17 60 69 70 74 IMS 739 658 870 10 26 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Gambar 4.30. Jumlah kasus baru HIV, AIDS dan IMS di Kabupaten Gianyar tahun 2011 s/d 2015

HIV AIDS IMS

Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar 2015 83 Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya

cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).

Upaya pembrantasan DBD terdiri dari 3 hal yaitu ; 1) peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor; 2) diagnosis dini; 3) peningkatan upaya pembrantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya Pembrantasan vektor dilakukan melalui pembrantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan PSN antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi.

Sumber : Bidang P2PL Dikes Kab.Gianyar

Dari gambar di atas terlihat bahwa sejak tahun 2008 s/d 2015 belum pernah cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) mencapai (> 95%) bahkan untuk tahun 2011 s/d 2015 hasilnya stagnan (92%), untuk tahun 2015 menurun menjadi 87,7%.

Dalam lima tahun terakhir, setiap terjadi kasus DBD telah tertangani dengan baik dengan cakupan penanganan sebagian besar 100% .

6. Pengendalian Penyakit Malaria

95 95 95 95 95 95 95 95 91,68 93,17 90,35 92 92 92 92 87,7 84 86 88 90 92 94 96 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Cap ai an ( % ) TAHUN

Gambar 4.31. Cakupan Angka Bebas jentik (AJB) di Kab. Gianyar tahun 2008 s/d 2015

Target ABJ

Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar 2015 84 Malaria merupkan masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia karena

mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang menjadi penyakit emerging dan

re-emerging. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat dan

beberapa insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor, serta adanya vektor potensial yang dapat menularkan dan menyebabkan malaria. Selain itu, malaria umumnya merupakan penyakit di daerah terpencil, sulit dijangkau dan banyak ditemukan di daerah miskin atau sedang berkembang. Oleh karena itu, malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi sasaran prioritas komitmen global MDGs.

Pembrantasan malaria digalakan melalui gerakan masyarakat yang dikenal dengan Gerakan Berantas Kembali Malaria atau “Gebrak Malaria” telah dicetuskan pada tahun 2000. Gerakan ini merupakan embrio pengendalian malaria yang berbasis kemitraan dengan berbagai sektor dengan slogan “Ayo Brantas Malaria”.

a. Kasus Baru Malaria

Sesuai dengan hasil Riskesdas 2010, angka kasus baru malaria di Bali terendah dibandingkan dengan Provinsi lain yaitu 3,4% dan tertinggi di Papua sebesar 261,5%. Sedangkan untuk Kabupaten Gianyar tidak ditemukan kasus malaria untuk tahun 2011 s/d 2015.

b. Persentase Penderita Malaria yang Diobati

Persentase penderita malaria yang diobati merupakan persentase penderita malaria yang diobati sesuai pengobatan standar dalam kurun waktu 1 tahun dibandingkan dengan tersangka malaria dan atau positif malaria yang datang ke sarana pelayanan kesehatan. Untuk Kabupaten Gianyar tahun 2011 s/d 2015 tidak ditemukan penderita malaria, sedangkan untuk Provinsi Bali sebagian besar penderita malaria sudah diobati sesuai standar (100%).

Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar 2015 85

BAB V

Dalam dokumen DAFTAR ISI LAMPIRAN *** (Halaman 87-94)

Dokumen terkait