• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencegahan Ketulian dari Proses Bising

Dalam dokumen PENERAPAN BIOAKUSTIK DALAM KEPERAWATAN (Halaman 30-39)

Prinsip pencegahan ketulian dari proses bising adalah menjauhi dari sumber bising. Untuk tujuan itu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

b. Menggunakan tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat kerja. c. Menggunakan pelindung telinga

F.Suara

Suara dihasilkan oleh getaran suatu benda. Selama bergetar, perbedaan tekanan terjadi di udara sekitarnya. Peningkatan tekanan disebut kompresi, sedangkan penurunannya disebut rarefaction. Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda, getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Pada hakekatnya suara dan bunyi adalah sama. Hanya saja kata “suara” dipakai untuk makhluk hidup, sedangkan bunyi dipakai untuk benda mati.

a. Aliran udara yang dihasilkan dorongan otot paru-paru bersifat konstan. Ketika pita suara dalam keadaan berkontraksi, aliran udara yang lewat membuatnya bergetar.

b. Aliran udara tersebut dipotong-potong oleh gerakan pita suara menjadi sinyal pulsa yang kemudian mengalami modulasi frekuensi ketika melewati pharynx, rongga mulut ataupun pada rongga hidung. Sinyal suara yang dihasilkan pada proses ini dinamakan sinyal voiced

sound.

d. Beberapa bunyi ayang dihasilkan melalui mulut tanpa menggunakan pita suara disebut Unvoiced sound, merupakan aliran udara melalui penciutan/konstriksi yang dibentuk oleh lidah, gigi, bibir dan langit-langit. Misalnya p, t, k, s, dan ch, secara perinci:

e. p, t, dan k suara/bunyi letupan (plosive sound) f. S, f, dan ch suara/bunyi frikatif (fricative sound)

Proses produksi suara pada manusia dapat dibagi menjadi tiga buah proses fisiologis, yaitu :

o pembentukan aliran udara dari paru-paru,

o perubahan aliran udara dari paru-paru menjadi suara, baik voiced, maupununvoiced yang dikenal dengan istilah phonation, dan artikulasi yaitu proses modulasi/ pengaturan suara menjadi bunyi yang spesifik.

o Organ tubuh yang terlibat pada proses produksi suara adalah : paru-paru, tenggorokan (trachea), laring (larynx), faring (pharynx), pita suara (vocal cord), rongga mulut (oral

cavity), rongga hidung (nasal cavity), lidah (tongue), dan bibir (lips).

Pada pembentukan suara vokal, pita suara tertarik saling mendekat oleh otot, udara di paru dihembuskan, tekanan dibawah pita suara meningkat dan pita suara yang tertutup dipaksa membuka.

Terjadi aliran cepat udara ke atas yang menyebabkan penurunan tekanan di antara pita, menyebabkan pita suara bergerak bersama, menghambat keluarnya udara secara parsial. • Rongga mulut berubah bentuk akibat garakan lidah, rahang bawah, palatum lunak, dan pipi

untuk menentukan suara yang diucapkan.

Kadang-kadang hilangnya suara, gangguan bicara, atau rasa sakit timbul akibat obstruksi di pita suara.

Hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan, salah satu metode yang digunakan adalah laringoskopi.

Metode lain juga yang digunakan adalah MRI, USG, dan berbagai prosedur radiologis misalnya sinar-X, CT-scan, dan sebagainya.

Frekuensi dasar dari hasil vibrasi yang kompleks tergantung dari massa dan tegangan dari pita suara.

Wanita mempunyai frekuansi suara 250 Hz. • Suara berhubungan erat dengan rasa “mendengar”.

Pada sistem pengenalan suara oleh manusia terdapat tiga organ penting yang saling berhubungan yaitu :

telinga yang berperan sebagai transduser dengan menerima sinyal masukan suara dan mengubahnya menjadi sinyal syaraf,

jaringan syaraf yang berfungsi mentransmisikan sinyal ke otak,

dan otak yang akan mengklasifikasi dan mengidentifikasi informasi yang terkandung dalam sinyal masukan.

G.Vibrasi

Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis lainnya.Dibedakan menjadi:

Vibrasi karena getaran udara yang pengaruhnya pada akustik

Vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi/ turut bergetarnya alat-alat tubuh dan pengaruh terhadap alat-alat alat-alat tubuh.

1.Penjalaran Vibrasi Udara dan Efek yang Timbul

Vibrasi udara oleh karena benda bergetar dan diteruskan melalui udara akan mencapai

telinga. Getaran dengan frekuensi 1-20 Hz tidak akan terjadi gangguan penguatan pendengaran tetapi pada intensitas lebih dari 140 dB akan terjadi gangguan vestibuler yaitu gangguan orientasi,kehilangan keseimbangan dan mual-mual. Akan timbul nyeri telinga,nyeri dada dan bisa terjadi getaran seluruh tubuh.

2.Penjalaran Vibrasi Mekanik dan Efek yang Timbul

Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan atau kontak dengan permukaan benda

yang bergerak,sentuhan ini melalui daerah yang terlokalisasi (tool-hand vibration) atau mengenai seliruh tubuh (whole body vibration). Bentuk tool hand vibration merupakan bentuk yang terlazim dalam proses pekerjaan.

Efek vibrasi terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh. Pada frekuensi :

6-10 Hz :dengan intensitas 0.6 g tekanan darah,denyut jantung,pemakaian O2 dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1.2 g terlihat banyak perubahan system peredaran darah.

10 Hz : leher,kepala,pinggul,kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.

Tenggorokan akan mengalami resonansi.

Pada frekuensi kurang dari 20 Hz,tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini otot menjadi lemah,rasa tidak enak dan kurang ada perhatian. Pada frekuensi diatas 20 Hz otot-otot menjadi kendor dan frekuensi 30-50 Hz digunakan dalam kedokteran olahraga untuk memulihkan otot-otot sesudah kontraksi luar biasa.

Efek vibrasi terhadap tangan :

Getaran dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa : • Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kealinan ini mirip dengan phenomena

Raynaud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan,pada saat anggota badan

kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepid an tanpa kelainan- kelainan gizi. Phenomena Reynaud ini terjadi pada frekunsi sekitar 30-40 Hz.

Sikap Tubuh Terhadap Getaran Mekanis

Badan merupakan susunan elastic yang kompleks dengan tulang sebagai penyokong alat-alat dan landasan kekuatan serta kerja oto. Kerangka,alat-alat,urat danotot memiliki sifat elastic yang bekerja secara serentak sebagai peredam dan penghantar getaran.

Pengaruh getaran terhadap tubuh ditentukan sekali oleh posisi tubuh atau sikap tubuh. Pada tungkailurus akan mengahanta 100% getaran ke dalam badan, sedangkan dalam posisi duduk tungkai akan berlaku sebagai peredam.

Mencegah getaran mekanis :

Getaran suatu benda dapat dihindari dengan meletakkan bahan peredam dibawah benda yang bergetar. Bhan peredam sebaiknya sekitar 1 Hz.

Selain itu tempat duduk atau alas kaki diletakkan bahan peredam. Tebal tempat duduk dan alas kaki sangat menentukan besar redaman.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gelombang bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-molekul zat dan saling beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi menghasikan gelombang yang merambat melalui medium padat, cair, dan udara.

Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan gelombang ultrasonik dan sifat gelombang bunyi ultra maka gelombang ultrasonik dipergunakan sebagai diagnosis dan pengobatan.

Bioakustik dalam keperawatan banyak manfaatnya baik untuk diagnosis suatu penyakit maupun dalam pengobatan. Kebisingan merupakan penyakit akibat kerja yang mana dapat merugikan kesehatan yang berdampak pada gangguan pendengaran dan bila pemaparan dalam waktu yang lama akan menyebabkan ketulian. Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap sumbernya, perjalanannya dan penerimanya. Langkah terakhir adalah penggunaan alat pelindung pendengaran.

Pentingnya penerapan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang bioakustik terutama dalam keperawatan.  Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kesehatan diharapkan terus dipelajari mahasiswa

keperawatan.

Dalam dokumen PENERAPAN BIOAKUSTIK DALAM KEPERAWATAN (Halaman 30-39)

Dokumen terkait