• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAWATAN ALERGI NATURAL RUBBER LATEX

4.2 Pencegahan dan perawatan

Pencegahan utama dari alergi NRL adalah dengan menghindari paparan NRL, pasien yang beresiko terhadap NRL harus diidentifikasi dan dirujuk untuk melakukan test alergi lateks. Pasien yang sensitif terhadap NRL harus menerima perlakuan khusus untuk menjamin perawatan gigi yang aman, maka bahan sarung tangan yang digunakan dalam perawatan adalah dari bahan non lateks. Huber dan Terezhalmy menyatakan bahwa pasien yang sedang dalam perawatan, operator harus menggunakan sarung tangan vynil. Vynil merupakan suatu bahan sintetik non

biodegradable bebas protein yang digunakan untuk memproduksi sarung tangan

vynil, yang terbuat dari polivynil klorida dan plasticizer. Kekurangan dari sarung tangan vynil adalah memberikan perlindungan yang sangat sedikit terhadap bahaya bahan kimia dan mikroorganisme.10,21,22,29

Gambar 6. Sarung tangan vinyl yang digunakan untuk perawatan dental 5

Sarung tangan vynil juga digunakan sebagai pengganti teknik rubber dam dan tidak menggunakan bahan yang mengandung lateks. Ireland menyarankan penggunaan sarung tangan vynil yaitu dengan memotong bagian jari-jarinya, dalam rangka memfasilitasi teknik rubber dam untuk memperoleh perawatan yang aman pada pasien yang alergi terhadap lateks. Perawatan ini memungkinkan untuk mendapat isolasi yang mirip dengan rubber dam biasa, namun elastisitasnya berkurang. 10

Gambar 7. Penggunaan sarung tangan vynil sebagai teknik rubber dam 5

Perawatan lain yang aman dan efektif pada pasien alergi NRL dapat juga dilakukan dengan teknik desentisasi. Desensitisasi merupakan suatu bentuk terapi dimana alergen diberikan pada pasien dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan respon alergi. Metode ini didasarkan dengan menghilangkan kontak terhadap semua bahan-bahan yang mengandung lateks dan makanan yang sering menyebabkan reaksi alergi, untuk mencapai kontrol terhadap kontak dimulai pada 10 detik pertama, kemudian dinaikkan setiap satu jam selama satu tahun. 10

Saat melakukan perawatan terhadap pasien dengan alergi lateks, dokter gigi harus memastikan beberapa tindakan yang relatif hati-hati untuk mencegah masalah selama perewatan. Hal yang perlu diperhatikan pada perawatan NRL adalah upaya pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit yang timbul. Beberapa penulis menyarankan pemberian profilaksis seperti diphenhydramin, atau kortikosteroid seperti prednison, sebelum perawatan gigi pada pasien yang diketahui berisiko terhadap NRL. Namun, tindakan yang diambil adalah untuk meminimalkan paparan lateks selama perawatan. Clarke melaporkan 81% dari pasien alergi lateks tidak menderita

Alergi yang timbul membutuhkan perawatan yang berbeda pada masing-masing individu. Dasar perawatan pada dermatitis kontak iritan adalah menghindari pajanan bahan iritan (NRL) serta menyingkirkan faktor yang memperberat. Bila hal ini dapat dilaksanakan dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi, maka dermatitis kontak iritan tersebut akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan topikal, mungkin cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit kering. Krim pelembab yang digunakan umumnya mengandung humectants dengan berat molekul rendah dan lipid. Humectants seperti urea, gliserin, asam laktat, pyrroledone acid dan garam, diabsorpsi ke dalam stratum korneum dan meningkatkan hidrasi dengan cara menarik air. Lipid seperti petrolatum, lilin lebah, lanolin, dan bermacam-macam minyak dalam pelembab memiliki efek sebagai membran oklusif pada kulit. Apabila diperlukan untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal, misalnya hidrokortison, atau bentuk lainnya seperti betametason, fluticasone, clobetasol, prednisone, prednisolon, yang mampu mengatasi rasa gatal dan

mengurangi inflamasi akibat dermatitis. Cara penggunaannya yaitu dengan mengoleskan tipis di daerah yang sakit 2-4 kali sehari. Jika terdapat infeksi sekunder dapat diatasi dengan pemberian antibiotik oral maupun topikal. Perlu diperhatikan dalam penggunaan jangka lama dapat menyebabkan atropi yang makin meningkatkan kepekaan terhadap iritasi. 13, 22, 24,28, 29

Perawatan dermatitis kontak alergi bertujuan untuk mengurangi rasa gatal, oleh karena itu pasien biasanya menggunakan kortikosteroid topikal, antihistamin topikal (chlorpheniramine, chlorpenoxamine, dimethindene, difenhidramin, mepiramin) dan beberapa agen antipruritik (chalamine, champor, mentol, phenol) secara tunggal atau kombinasi. Analgetik/antipruritus dapat memberikan efek analgetik topikal dengan mengoleskan krim sesuai kebutuhan, 4 kali sehari. Pasien juga dapat diberikan astringent untuk mempercepat pengeringan luka yang basah sehingga memberikan penutup pelindung kulit yang mengalami inflamasi. Selain itu perlu juga digunakan antiseptik untuk melindungi dari infeksi sekunder. Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan pada dermatitis kontak alergi akut yang ditandai dengan eritema, edema, vesikel atau bula, serta eksudatif, misalnya prednison. Umumnya kelainan kulit akan mereda setelah beberapa hari. 6,24,28,30

Reaksi tipe I ringan tanpa menyebabkan stress pernapasan dapat diobati dengan topikal steroid dan antihistamin (diphenhydramin 50 mg, 4 kali sehari sampai sembuh). Penggunaan kortikosteroid topikal merupakan pilihan. Pasien dengan ruam di kulit sebagai akibat dari alergi lateks diresepkan hidrokortison 1% krim topikal. Anak-anak dengan reaksi alergi terbatas (urtikaria, angioedema, pruritus atau

bronkospasme ringan) diberikan diphenhydramin (0,5-1,0 mg/kg; setiap 4-6 jam) selama 2-3 hari. Perawatan ini dilakukan untuk melindungi kulit terhadap kerusakan lebih lanjut, tetapi perawatan terbaik yang harus dilakukan adalah dengan menghindari penyebab dicurigai dan identifikasi agen penyebab dengan melakukan uji.16

BAB 5 KESIMPULAN

Alergi terhadap produk NRL sering terjadi di klinik gigi yang menimbulkan berbagai manifestasi klinis seperti dermatitis kontak iritan, disebabkan oleh iritasi kulit oleh karena paparan lateks dan bahan kimia, dermatitis kontak alergi (reaksi hipersensitifitas tipe IV) merupakan suatu respon imun spesifik terhadap zat aditif kimia seperti akselerator dan antioksidan (thiuram-mix, carba-mix dan mercapto-mix) yang ditambahkan pada saat pembuatan produk NRL dan reaksi hipersensitifitas tipe I yang terjadi dalam beberapa menit pada saat terpapar dengan alergen NRL. Insidennya cenderung meningkat terutama pada individu yang mempunyai faktor resiko, dengan frekuensi paling tinggi terjadi pada pekerja kesehatan.

Anamnesis yang teliti diperlukan untuk diagnosis, ditegakkan berdasarkan evaluasi riwayat medis, pemeriksaan fisik dan test laboratorium. Pasien yang memiliki gejala alergi harus dirujuk ke dokter yang lebih ahli untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pencegahan sebaiknya dilakukan dengan menghindari bahan yang mengandung natural rubber latex, mengganti bahan lateks dengan non lateks seperti vynil pada sarung tangan dan rubber dam serta melakukan teknik desentisisasi yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan respon alergi. Perawatan lain dapat dilakukan dengan memberikan kortikosteroid topikal sebagai perlindungan terhadap kerusakan kulit yang lebih lanjut.

Dokumen terkait