• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.11. Obat Pencernaan

Obat-obat pencernaan digunakan untuk membantu proses pencernaan di seluruh lambung-usus. Obat yang sering kali digunakan adalah asam hidroklorida, antasida

untuk menetralkan asam lambung, zat penghambat sekresi asam, antibiotika, obat penenang, obat pembantu. Jadi tujuan pemberian obat adalah bukan untuk menghilangkan penyakit melainkan untuk meringankan, atau mencegah penyakit berdasarkan gejalanya. (Tjay, 2005)

1. Antasida

Zat pengikat asam atau antasida (anti = lawan, acidus = asam) adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk mengikat secara kimiawi dan menetralkan asam lambung. Penggunaannya bermacam-macam, selain pada tukak lambung-usus, juga pada indigesti dan rasa “terbakar”, dan pada gastritis. Obat ini mampu mengurangi rasa nyeri di lambung dengan cepat (dalam beberapa menit). Efeknya bertahan 20-60 menit bila diminum pada perut kosong dan sampai 3 jam bila diminum 1 jam sesudah makan.

2. Antibiotika

Antara lain amoksisilin, tetrasiklin, klaritromisin, dan tinidazol. Obat ini digunakan dalam kombinasi sebagai triple atau quadruple therapy untuk membasmi H.pylori dan untuk mencapai penyembuhan lengkap tukak lambung-usus.

3. Obat Penenang

Sudah lama diketahui bahwa stres emosional membuat tukak lambung bertambah parah, sedangkan pada waktu serangan akut biasanya timbul kegelisahan dan kecemasan.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saluran pencernaan (digestive tract) adalah tabung pencernaan yang terdiri dari mulut,

kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, rektum dan anus. Lambung

merupakan organ tubuh yang sangat penting fungsinya, yaitu untuk mencerna makanan yang biasa kita makan sehari-hari dan mencampurnya dengan kandungan asam dan enzim yang terdapat di dalam lambung.

Usus adalah salah satu bagian dalam proses pencernaan yang berperan dalam penyerapan air, natrium, dan vitamin yang larut lemak. Gangguan pada saluran cerna lambung-usus atau penyakit saluran cerna lambung-usus sangatlah umum dan banyak diderita dalam populasi masyarakat. Penyakit saluran cerna yang paling sering terjadi adalah radang kerongkongan (reflux oesophagitis), radang lambung (gastritis), tukak lambung-usus (ulcus pepticum), dan kanker lambung.

Berbagai macam gejala dapat dialami, berupa perasaan terbakar (pyrosis) dan perih di belakang tulang dada yang disebabkan karena luka-luka mukosa bersentuhan dengan makanan atau minuman yang merangsang (alcohol, sari buah, minuman bersoda), nyeri lambung, dan muntah-muntah akibat erosi kecil di selaput lendir. Adakalanya juga terjadi pendarahan. Banyak masyarakat yang kurang menyadari jika dirinya ternyata sudah mengalami gejala penyakit saluran cerna lambung-usus dan tidak mau memeriksakan diri ke dokter penyakit dalam untuk mengetahui penyakitnya lebih lanjut. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mengidentifikasi penyakit khususnya penyakit saluran cerna lambung-usus beserta jenis obat yang dapat meringankan penyakit sebagai pertolongan pertama bagi masyarakat yang membutuhkannya, agar dapat diketahui tingkat akurasi penyakitnya. Dan obat yang dibutuhkan juga bukan obat yang sembarangan melainkan obat yang tepat sesuai dengan gejala yang dialami pasien.

Untuk membantu menentukan obat yang tepat dalam menangani gejala yang dialami maka diperlukan bantuan komputer dalam pengambilan keputusan. Jaringan syaraf tiruan (Artificial Neural Network) adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan merupakan alat untuk memecahkan masalah terutama di bidang yang melibatkan pengelompokan dan pengenalan pola (pattern recognition).

Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan (JST) yang akan digunakan adalah

Bidirectional Associative Memory (BAM) dan Learning Vector Quantization (LVQ). BAM adalah model jaringan syaraf yang memiliki 2 lapisan dan terhubung penuh dari satu lapisan ke lapisan yang lainnya. Pada jaringan ini dimungkinkan adanya hubungan timbal balik antara lapisan input dan lapisan output. LVQ adalah sebuah metode klasifikasi dimana setiap unit output merepresentasikan sebuah kelas. LVQ digunakan untuk pengelompokan dimana jumlah kelompok sudah ditentukan arsitekturnya (target/kelas sudah ditentukan).

Proses penentuan obat dengan kedua algoritma tersebut dilakukan dengan menginputkan gejala-gejala yang dialami oleh pasien saluran cerna lambung-usus sabagai pelatihan dalam pengklasifikasian kelas penyakit. Kemudian dilakukan pengujian terhadap gejala-gejala yang dialami untuk menentukan hasil obat yang tepat sesuai dengan penyakit yang dialami. Jadi kedua algoritma ini bertujuan untuk membandingkan hasil penentuan obat dari penyakit saluran cerna lambung-usus yang lebih tepat dan waktu yang relatif lebih cepat dengan penggunaan bantuan komputer dalam membantu mengambil keputusan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil dari perbandingan algoritma BAM dan LVQ berdasarkan kecepatan dan ketepatan dalam menentukan obat penyakit saluran cerna lambung-usus.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Objek yang akan dijadikan masukan adalah gejala pada penyakit saluran cerna lambung-usus.

2. Data gejala penyakit didapat dari buku referensi dan hasil wawancara dengan narasumber Dokter Penyakit Dalam.

3. Jenis penyakit saluran cerna lambung-usus yang akan diteliti gejalanya adalah radang kerongkongan (reflux oesophagitis), radang lambung (gastritis), tukak lambung-usus (ulcus pepticum), dan kanker lambung.

4. Jenis obat yang akan digunakan untuk meringankan penyakit saluran cerna lambung-usus adalah dari golongan antasida, H2-blocker (seperti ranitidin, simetidin), dan penghambat pompa proton (PPP) seperti omeprazol, lansuprazol.

5. Hasil keluaran dari sistem ini adalah jenis penyakit saluran cerna lambung-usus dan jenis obat yang dapat digunakan untuk meringankan penyakit yang di alami.

6. Hal yang akan dibandingkan dari dua algoritma tersebut adalah kecepatan dan ketepatan dalam penentuan obat sesuai dengan diagnosis penyakit saluran cerna lambung-usus. 7. Implementasi perancangan program menggunakan bahasa pemograman Matlab.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem untuk membantu masyarakat dalam menentukan jenis obat penyakit saluran cerna lambung-usus.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan menghasilkan sistem yang dapat menentukan jenis obat dari penyakit saluran cerna lambung-usus, dimana nantinya dapat digunakan masyarakat sebagai sistem pengambil keputusan dalam menentukan obat penyakit saluran cerna lambung-usus. Juga kedepannya diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk pengembangan lebih lanjut.

1.6. Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Melakukan studi kepustakaan melalui penelitian berupa buku mengenai ilmu penyakit saluran cerna lambung-usus, obat-obat penting dan jaringan syaraf tiruan, jurnal dan artikel-artikel yang relevan.

2. Metode Penelitian

Metode ini dilaksanakan dengan melakukan penelitian terhadap obyek yang nantinya akan diteliti mengenai penerapan metode yang dipakai dalam identifikasi penyakit saluran cerna lambung-usus.

3. Analisis dan perancangan

Metode ini dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada dan batasan masalah yang dimiliki dan menggunakan flowchart sebagai gambaran sistem sehingga dapat diperoleh rancangan yang terstruktur dan jelas.

4. Implementasi

Metode ini dilaksanakan dengan mengimplementasikan rancangan sistem yang telah dibuat pada impelementasi sistem menggunakan bahasa pemrograman Matlab.

5. Pengujian

Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengujian terhadap sistem dengan melakukan proses identifikasi penyakit saluran cerna lambung-usus dan jenis obat yang akan digunakan, kemudian pengujian hasil identifikasinya yang telah di implementasikan.

6. Dokumentasi

Metode ini dilaksanakan dengan membuat dokumentasi dalam bentuk laporan tugas akhir.

1.7. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan lebih sistematis, maka tulisan ini dibuat dalam lima bab, yaitu : BAB 1 : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang pemilihan judul skripsi “Perbandingan Algoritma Bidirectional Associative Memory Dan Learning Vector Quantization Dalam Menentukan Obat Penyakit Saluran Cerna Lambung-Usus”, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang dasar teori yang digunakan sebagai sumber referensi untuk pemahaman algoritma Bidirectional Associative Memory, Learning Vector Quantization, penyakitsalurancernalambung-usus, danjenisobatnya.

Dokumen terkait