• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan efektif dan efisien serta penyelenggaraan pelayanan publik yang memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat diperlukan jumlah, kualitas, komposisi dan distribusi pegawai yang tepat sesuai beban kerja dan kebutuhan riil organisasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan petunjuk pelaksanaannya berupa Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai berdasarkan Beban Kerja dalam rangka penyusunan formasi pegawai negeri sipil, telah ditetapkan dasar perhitungan kebutuhan pegawai untuk penyusunan formasi pegawai negeri sipil melalui analisis beban kerja sehingga dapat menentukan jumlah Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan oleh satuan organisasi agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya.

2. Perbedaan yang cukup signifikan masih dijumpai dalam perhitungan jumlah Pegawai Negeri Sipil di Inspektorat antara satu kabupaten/kota dengan kabupaten/

kota lainnya, meskipun Inspektorat tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama. Permasalahan tersebut salah satunya disebabkan karena jabatan fungsional yang dimiliki oleh setiap Inspektorat kabupaten/kota tersebut berbeda-beda.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, jabatan fungsional yang diberikan wewenang dalam melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan internal (tenaga pemeriksa) adalah Auditor, Pengawas Pemerintahan dan Auditor Kepegawaian. Namun, pada kenyataannya, masing- masing Inspektorat kabupaten/kota memiliki jabatan fungsional yang bervariasi satu sama lain. Bahkan juga dijumpai beberapa kabupaten/kota yang belum memiliki salah satupun dari jabatan fungsional tersebut.

3. Saat ini, Inspektorat Kabupaten Sambas baru memiliki jabatan fungsional Auditor sebanyak 4 orang dan Pengawas Pemerintahan sebanyak 3 orang.

4. Jabatan fungsional Auditor telah dibentuk sejak tahun 1996 dengan instansi Pembina Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pedoman perhitungan kebutuhan jabatan fungsional Auditor mengacu pada Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP- 971/K/SU/2005 tentang Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Auditor di lingkungan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP).

Berdasarkan pedoman tersebut, dalam menghitung formasi jabatan fungsional Auditor telah diuraikan dengan jelas, yakni perhitungan berdasarkan beban kerja hari pengawasan (HP).

5. Sedangkan pedoman penyusunan formasi untuk jabatan Pengawas Pemerintahan dan Auditor Kepegawaian dari instansi pembina masing-masing yakni Kementerian

Dalam Negeri dan Badan Kepegawaian Negara, belum ada. Meskipun demikian, berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2009 dan Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2010, formasi jabatan fungsional Pengawas Pemerintahan di Pemerintah Kabupaten/Kota telah ditentukan adalah maksimal 48 (empat puluh delapan) orang. Tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang pendekatan perhitungan dimaksud. Demikian sama halnya dengan jabatan fungsional Auditor Kepegawaian, mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian, formasi Auditor Kepegawaian di lingkungan Inspektorat Kabupaten/Kota telah ditentukan paling banyak 5 (lima) orang. Penjelasan lebih lanjut tentang cara perhitungan lebih rinci hanya mengacu kepada analisis jabatan dan penghitungan beban kerja.

6. Klasifikasi ketiga jabatan fungsional tenaga pemeriksa tersebut disajikan sebagaimana tabel berikut: 3 Auditor Kepegawaian Manajemen BKN Maksimal 5 orang

per Kabupaten

B. Maksud dan Tujuan

1. Analisis kebutuhan tenaga pemeriksa ini dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah dan susunan tenaga pemeriksa sesuai dengan beban kerja yang dilaksanakan secara proporsional. Formasi tenaga pemeriksa ini merupakan kebutuhan ideal untuk pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan Tahun 2021.

2. Dengan adanya penghitungan kebutuhan tenaga pemeriksa ini, Inspektorat Kabupaten Sambas diharapkan dapat melakukan distribusi tenaga pemeriksa dalam

2. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, yang terdiri dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal/Inspektorat/Unit Pengawasan Intern pada Kementerian/Kementerian Negara, Inspektorat

Utama/Inspektorat Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Inspektorat/Unit Pengawasan Intern pada Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara dan Lembaga Negara, Inspektorat Provinsi/ Kabupaten/Kota, dan Unit Pengawasan Intern pada Badan Hukum Pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu yang bersifat mandiri dan telah ditetapkan angka kreditnya oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara sesuai dengan rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil.

4. Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

5. Pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD), selanjutnya disingkat Pengawas Pemerintahan adalah pejabat fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah, di luar pengawasan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.

6. Auditor Kepegawaian selanjutnya disingkat Audiwan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian kepegawaian instansi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

7. Tenaga pemeriksa adalah Auditor, P2UPD dan Audiwan.

8. Obyek Pengawasan/Auditan adalah orang/instansi pemerintah yang dilakukan pengawasan oleh APIP.

9. Pengawasan adalah proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

10. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

11. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil/prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.

12. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.

13. Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program/kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

14. Hari Pengawasan (HP) adalah jumlah hari yang tersedia dalam 1 (satu) tahun bagi tenaga pemeriksa untuk melaksanakan kegiatan pengawasan.

II. PEMBAHASAN A. Dasar Hukum

1. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP- 971/K/SU/2005 tentang Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Auditor.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2020 tentang Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2021.

B. Asumsi yang Digunakan 1. Tim Pemeriksa

Susunan tim pemeriksa terdiri atas 1 orang Ketua Tim, yang diperankan oleh jenjang Muda, dan 3 orang anggota, yang diperankan oleh jenjang Pertama atau Terampil.

Artinya, untuk 1 kali penugasan yang dikerjakan oleh 1 Tim, dibutuhkan tenaga pemeriksa sebanyak 4 orang.

2. Hari Pengawasan (HP)

Inspektorat Kabupaten Sambas menerapkan 5 hari kerja dalam 1 minggu, sehingga jumlah hari pengawasan yang digunakan adalah 200 HP per orang.

3. Gugus Tugas (GT)

Konsep susunan atau struktur Gugus Tugas di dalam kegiatan pengawasan adalah unit gugus tugas terdiri dari 3 Tim Pemeriksa dengan 1 unit gugus tugas diperlukan personil sebanyak 13 orang, dengan rincian sebagaimana berikut:

No Peran Banyak

(orang) Jenjang

1 Pengendali Teknis 1 Jenjang Ahli Madya, mengampu 3 Tim Pemeriksa

2 Ketua Tim 3 Jenjang Ahli Muda

3 Anggota Tim 9 Jenjang Ahli Pertama/Terampil

Jumlah 13

Selain ketiga peran tersebut, diperlukan juga Pengendali Mutu yang diperankan oleh jenjang Ahli Utama. Idealnya, untuk 1 orang Pengendali mutu mengampu 1 (satu) sampai 3 (tiga) unit Gugus tugas. Berdasarkan asumsi Hari Pengawasan (HP) yang dipakai, yakni 200 HP, maka beban kerja pengawasan untuk 1 unit gugus tugas adalah sebesar 13 orang x 200 HP = 2.600 HP. Khusus untuk kondisi gugus tugas awal, ditetapkan suatu indek sebesar 1,5 , sehingga Hari Pengawasan (HP) untuk 1 unit gugus tugas adalah sebesar 3.900 HP. Secara matematis, fungsi persamaan untuk menghitung Hari Pengawasan (HP) berdasarkan Gugus Tugas (GT) tersebut adalah:

HP = 3.900 + 2.600 (GT-1)

Artinya :

Untuk gugus tugas sebanyak 1 unit, maka dibutuhkan Hari Pengawasan sebesar 3.900 HP, namun untuk gugus tugas sebanyak 2 unit dibutuhkan Hari Pengawasan sebesar 6.500 HP (3.900 HP + 2.600 HP). Demikian halnya apabila gugus tugas sebanyak 3 unit, maka Hari Pengawasan yang dibutuhkan sebesar 9.100 HP.

Demikian seterusnya untuk setiap penambahan gugus tugas, sebagaimana telah dipetakan dalam matrik pada Lampiran I.

4. Beban Kerja

Beban kerja yang dihitung adalah jumlah hari pengawasan yang digunakan untuk setiap rincian penugasan, baik tahap persiapan, tahap pengawasan lapangan sampai dengan tahap penyelesaian. Besaran atau alokasi penggunaan hari pengawasan dapat berbeda-beda untuk masing-masing penugasan, tergantung kompleksitas penugasan yang dimaksud. Jumlah hari pengawasan untuk setiap penugasan tersebut merupakan beban kerja bagi masing-masing tenaga pemeriksa dalam tim, dengan pengecualian terhadap peran Pengendali Teknis, yakni sebesar 1/3. Hal ini dikarenakan pengendali teknis idealnya harus mengampu 3 Tim Pemeriksa, sehingga beban kerja yang diperoleh pengendali teknis adalah sebesar 1/3 dari jumlah hari pengawasan yang dibutuhkan masing-masing tenaga pemeriksa di dalam tim. Artinya, jika dalam suatu penugasan dibutuhkan 3 hari pengawasan (HP), maka total beban kerja yang dibutuhkan adalah sebesar 13 HP, dengan rincian sebagai berikut:

Pengendali Teknis (1/3) : ⅓ x 3 HP = 1 HP Ketua Tim : 1 orang x 3 HP = 3 HP Anggota Tim : 3 orang x 3 HP = 9 HP

Total hari pengawasan : 1 HP + 3 HP + 9 HP = 13 HP 5. Penugasan

Penugasan merupakan kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kabupaten Sambas yang direncanakan untuk tahun depan, dalam hal ini adalah rencana pengawasan tahun 2021. Kegiatan pengawasan yang dimaksud merupakan kegiatan-kegiatan pengawasan yang mengacu pada Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dari Kementerian Dalam Negeri serta isu strategis dan ketentuan perundangan-undangan lainnya.

6. Pengawasan Lainnya

Kegiatan pengawasan lainnya ini merupakan alokasi hari pengawasan untuk kegiatan pengawasan yang belum terakomodir di dalam rencana pengawasan atau penugasan yang telah dibuat. Selain itu, pengawasan lainnya merupakan alokasi beban kerja bagi tenaga pemeriksa untuk melaksanakan kegiatan pengembangan profesi dengan prosentase idealnya adalah 30% dari total beban kerja pengawasan.

C. Penghitungan Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Pemeriksa

1. Berdasarkan inventarisasi kegiatan-kegiatan penugasan serta alokasi penggunaan hari pengawasan untuk masing-masing tahapan pemeriksaan sebagaimana pada Lampiran II, didapatkan sebanyak 544 penugasan dengan nilai beban kerja

pengawasan sebesar 22.855 HP. Rekapitulasi perolehan beban kerja pengawasan tersebut dijabarkan sebagaimana tabel berikut:

No Kategori Banyak

Unit

Beban Kerja Hari Pengawasan

1 Pengawasan Keuangan dan Kinerja 276 10.413,00

2 Pemeriksaan dalam rangka penanganan

Pengaduan Mas yarakat (Pemeriks aan khusus/

Investigatif)

20 823,33

3 Penguatan tata kelola pemerintahan yang baik melalui penegakan integritas

17 1.144,00

4 Kegiatan Reviu 162 3.731,00

5 Evaluasi dan Monitoring 69 1.469,00

Jumlah 544 17.580,33

Jumlah Pengawasan Lainnya (30% x 17.580,33) 5.274,10

Jumlah 544 22.854,43

Jumlah Dibulatkan 544 22.855,00

Langkah selanjutnya adalah melakukan pembandingan beban kerja hari pengawasan ideal dengan interval nilai yang mencakup nilai 22.855 HP tersebut. Berdasarkan matriks hari pengawasan pada Lampiran I diketahui bahwa nilai total beban kerja pengawasan berada pada kolom B1, yakni rentang 22.100 sampai dengan 24.700 HP.

2. Banyaknya Gugus Tugas ideal yang memiliki beban kerja pengawasan dengan rentang nilai antara 22.100 sampai dengan 24.700 HP adalah sebanyak 9 Gugus Tugas (GT). Selain itu, dengan adanya 9 gugus tugas tersebut, idealnya diperlukan juga keberadaan jenjang utama sebanyak 3 orang, dimana untuk 1 orang jenjang utama tersebut maksimal dapat mengampu 3 unit Gugus tugas.

3. Mengacu pada susunan Gugus Tugas ideal, diperoleh kebutuhan personil untuk 9 unit gugus tugas tersebut adalah sejumlah 120 orang. Adapun rincian kebutuhan personil berdasarkan jenjang dan peran disajikan sebagaimana berikut:

No Jenjang Peran Banyak

(orang)

1 Utama Pengendali Mutu 3

2 Madya Pengendali Teknis 9

3 Muda Ketua Tim 27

4 Pertama/Terampil Anggota Tim 81

Jumlah 120

4. Berdasarkan data personil tenaga pemeriksa keadaan per 31 Desember 2020, yakni sebanyak 4 orang Auditor, dapat diketahui bahwa total kekurangan tenaga pemeriksa adalah sebanyak 116 orang, dengan rincian sebagaimana berikut:

No Jenjang Kebutuhan (orang)

Keadaan (orang)

Kurang / Lebih (orang)

1 Utama 3 0 (3)

2 Madya 9 1 (8)

3 Muda 27 2 (25)

4 Pertama/Terampil 81 1 (80)

Jumlah 120 4 (116)

III. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Beban kerja hari pengawasan pada Inspektorat Kabupaten Sambas untuk pelaksanaan pengawasan Tahun 2021 adalah sebesar 22.855 HP.

2. Formasi kebutuhan tenaga pemeriksa Tahun 2021 berdasarkan penghitungan beban kerja pengawasan adalah sejumlah 120 orang.

3. Berdasarkan data tenaga pemeriksa yang ada, dapat diketahui bahwa untuk pelaksanaan pengawasan tahun 2021, Inspektorat Kabupaten Sambas kekurangan personil tenaga pemeriksa sebanyak 116 orang.

B. Saran

1. Penghitungan beban kerja pengawasan didasarkan pada proses inventarisasi kegiatan-kegiatan pengawasan dan alokasi penggunaan hari ideal dalam setiap tahapan pelaksanaan pengawasan. Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan dan evaluasi secara berkala terkait inventarisasi dan alokasi penggunaan hari dalam kegiatan pengawasan, agar tercapai kegiatan pengawasan yang lebih efektif dan efisien.

2. Berdasarkan hasil penghitungan bahwa jumlah kekurangan tenaga pemeriksa yang masih cukup besar dan kondisi PNS di Pemerintah Kabupaten Sambas yang terbatas, serta belum adanya langkah strategis terkait kebijakan penambahan tenaga pemeriksa di lingkup Pemerintah Kabupaten Sambas, maka perlu segera disusun program kerja pengawasan berbasis risiko terhadap seluruh objek pengawasan, sehingga penggunaan sumber daya tenaga pemeriksa menjadi lebih optimal.

Lampiran I

Matriks Beban Kerja Pengawasan Ideal (untuk 5 hari kerja/minggu)

Kelompok Beban Kerja Hari Pengawasan (HP)

Formasi Gugus Tugas

(GT)

Jenjang Utama (orang)

A1 lebih dari 29.900 12

+ 4

A2 27.300 – 29.900 11

A3 24.700 – 27.300 10

B1 22.100 – 24.700 9

+ 3

B2 19.500 – 22.100 8

B3 16.900 – 19.500 7

C1 14.300 – 16.900 6

+ 2

C2 11.700 – 14.300 5

C3 9.100 – 11.700 4

D1 6.500 – 9.100 3

+ 1

D2 3.900 – 6.500 2

D3 sampai dengan 3.900 1

Persiapan

Persiapan

Persiapan

Persiapan

Dokumen terkait