PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sarana transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan sarana transportasi sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek ekonomi, sodial, budaya dan maupun aspek-aspek lainnya yang ada dalam kehidupan masyarakat. Sarana transportasi berfungsi untuk melancarkan hubungan antara tempat dengan tempat yang lainnya. Salah satu prasarana untuk memperlancar kegiatan transportasi adalah jembatan. Jembatan menurut ilmu sipil merupakan suatu struktur konstruksi yang memungkinkan menghubungkan suatu rute transportasi yang terpisah oleh rintangan seperti sungai, lembah, saluran irigasi dan menghubungkan antar pulau yang terpisah cukup jauh.
Kondisi saat ini jembatan di Kali Legi Kabupaten Blitar Jawa Timur Indonesia merupakan jembatan dengan konstruksi gelagar beton prategang. Bentang bersih jembatan 323,6m, jembatan ini dibagi menjadi delapan bagian dengan sembilan pilar, lima bagian dengan panjang 50,60m, satu bagian dengan panjang 25,60m, satu bagian dengan panjang 25,00m, satu bagian dengan panjang 20,00m, serta lebar lantai kendaraannya 7 m, untuk lebih jelasnya lihat Gambar 1.1 berikut :
2
Dalam ilmu teknik sipil jembatan didefinisikan sebagai
bagian dari infrastruktur transportasi yang berfungsi
menghubungkan jalan yang terputus akibat adanya rintangan seperti sungai, danau, lembah, jurang, bahkan jalan raya maupun jalan kereta api, dll. Dalam perencanaan jembatan sebaiknya tidak hanya mempertimbangkan aspek struktural dan transportasi saja, tetapi juga perlu meninjau aspek estetika dan ekonomi. (Olyvia dan purwanto ,2015).
Desain jembatan menggunakan gelagar beton prategang terkesan kurang memiliki nilai estetika dan kurang efektif. Hal ini menimbulkan kesan masif dan kokoh, karena bahan materialnya dominan menggunakan beton. Dikarenakan desainnya berupa gelagar beton prategang, untuk panjang 323,6 m maka untuk menopang gelagarnya dibutuhkan banyak pilar.
Adanya banyak pilar sehingga mengakibatkan sulitnya metode pelaksanaan pembuatan pilar di daerah lembah dan pemancangan di daerah lembah . Maka sebaiknya perlu diadakan modifikasi pada lantai kendaraan dan pilar, sehingga dapat memudahkan dalam pelaksaan dilapangan. maka dari itu perlu adanya modifikasi desain jembatan Kali Legi Blitar Jawa Timur Indonesia. Desain yang tepat adalah dengan desain jembatan bentang panjang, dapat berupa jembatan kabel atau busur. Sedangkan untuk nilai estetika yang tinggi dapat diperoleh pada desain jembatan kabel.
Jembatan extradose merupakan salah satu jenis jembatan bentang panjang yang didukung oleh kabel, dimana kabel dari pylon terhubung langsung pada gelagar.. Jembatan Extradose adalah jembatan modifikasi atau peralihan gelagar dan cable stay. Tinggi tower extradose lebih pendek di bandingkan dengan cable stay dan sudut kabel antara pilon dan gelagar relatif landai di
bandingkan dengan cable stay (Benjumea dan chio (2010)) .
Berikut adalah spesifikasi perencanaan jembatan extadosed yaitu pada Gambar 1.2 :
3
Gambar 1. 2 Tipe Jembatan Extradosed
Alasan kenapa metoda Extradose dipilih untuk desain jembatan adalah :
1.
Jembatan tipe extradose dapat memenuhi aspekestetika yang juga merupakan faktor pertimbangan
penting dalam perencanaan jembatan (Olivia dan
purwanto ,2015).
2.
Tinggi pylon extradose lebih pendek di bandingkandengan cable stay dan sudut kabel antara pilon dan gelagar relatif landai di bandingkan dengan cable stay sehingga memudahkan dalam pelaksanaan . Dan Stres kelelahan Rendah berkisar tinggal kabel karena
beban hidup (Sardesai dan Desai (2014) )
3.
Allowable stress ratio untuk extradosed bridgediijinkan sampai 60%. Kris Mermigas (2008)
Dalam proyek akhir ini jembatan Kali Legi Blitar Jawa
Timur Indonesia akan direncanakan sebagai jembatan extradose ,
dengan desain jembatan ini akan didapatkan manfaat yang dapat mengatasi permasalahan diatas. Manfaat yang dari desain ini
adalah dapat meminimalkan kebutuhan pilar sehingga
memudahkan pelaksanaan dilapangan. jembatan extradose
memiliki nilai estetika yang tinggi yang didapat dari komposisi desain lantai kendaraan, susunan kabel, dan desain pilar jembatan. Maka dari itu, penting untuk dilakukan modifikasi pada jembatan Kali Legi Blitar Jawa Timur Indonesia dengan
4
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam studi Tugas Akhir ini dijelaskan pada Permasalahan Utama dan Detail Permasalahan. Untuk penjelasan secara rinci sebagai berikut :
1.2.1.Permasalahan Utama
Bagaimana memodifikasi jembatan kali legi Blitar dari
beton prategang menjadi jembatan extradosed dengan
sistem kabel semi harp pattern dan model pylon h plane
dengan pelat lantai box girder?
1.2.2.Detail Permasalahan
1.Bagaimana perubahan dari denah dan tampak jembatan
setelah modifikasi ?
2.Bagaimana pembebanan pada desain jembatan setelah
modifikasi ?
3.Bagaimana merencanakan lantai kendaraan, kabel, dan
tiang dengan desain extradosed ?
4.Bagaimana permodelan dan analisa struktur dalan
perencanaan jembatan ini ?
5.Bagaimana mengontrol jembatan ini akibat dari beban
yang ada ?
6.Bagaimana hasil akhir dari perencanaan modifikasi ini ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang akan didapat dalam Tugas Akhir ini dijelaskan pada Tujuan Umum dan Detail Tujuan. Untuk penjelasan secara rinci sebagai berikut :
1.3.1.Tujuan Utama
Mampu memodifikasi jembatan kali legi Blitar dari beton
5
kabel semi harp pattern dan model pylon h plane dengan
pelat lantai box girder
1.3.2.Detail Tujuan
1.Mampu perubahan dari denah dan tampak jembatan setelah
modifikasi
2.Mampu pembebanan pada desain jembatan setelah
modifikasi
3.Mampu merencanakan lantai kendaraan, kabel, dan tiang
dengan desain extradosed
4.Mampu permodelan dan analisa struktur dalan perencanaan
jembatan ini
5.Mampu mengontrol jembatan ini akibat dari beban yang
ada ?
6.Mengetahui hasil akhir dari perencanaan modifikasi ini .
1.4 Batasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya cakupan yang dibahas maka diperlukan batasan pengerjaan dalam Tugas Akhir ini, diantaranya:
1.Perencanaan jembatan ini hanya meninjau struktur saja
(tidak meninjau analisa biaya dan manajemen konstruksi).
2.Perumusan yang digunakan sesuai dengan literatur yang
ada.
3.Tidak merencanakan struktur bawah.
1.5 Manfaat
Umum :
1.Sebagai referensi dalam melakukan desain jembatan
dengan menggunakan sistem Extradose.
2.Sebagai bahan pertimbangan dalam mendesain jembatan
6
Bagi penulis :
1. Dapat menerapkan ilmu perencanaan jembatan, terutama
untuk bentang panjang.
2. Sebagai evaluasi penguasaan ilmu ketekniksipilan terkait
desain jembatan selama kuliah.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan akan ilmu desain
jembatan.
1.6 Peta Lokasi
Berikut adalah peta lokasi modifikasi perencanaan dari jembatan ini pada Gambar 1.3 berikut :