1.1 Latar Belakang
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan sebagai salah satu unit utama di lingkungan Departemen Kesehatan yang berfungsi menyediakan informasi kesehatan berbasis fakta. Pelaksanaan Riskesdas 2007 adalah upaya mengisi salah satu dari 4 (empat) grand strategy Departemen Kesehatan, yaitu berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence-based di seluruh Indonesia. Data dasar yang dihasilkan Riskesdas terdiri dari indikator kesehatan utama tentang status kesehatan, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan, status gizi dan berbagai aspek pelayanan kesehatan. Data dasar ini, bukan hanya berskala nasional, tetapi juga menggambarkan berbagai indikator kesehatan minimal sampai ke tingkat kabupaten/kota. Riskesdas 2007 dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia, termasuk Riskesdas Provinsi Riau.
Riskesdas Provinsi Riau 2007 adalah sebuah policy tool bagi para pembuat kebijakan kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk mewujudkan visi “masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”.
Riskesdas Provinsi Riau 2007 dirancang dengan pengendalian mutu yang ketat, sampel yang memadai, serta manajemen data yang terkoordinasikan dengan baik. Penyelenggaraan Riskesdas Provinsi Riau 2007 dimaksudkan pula untuk membangun kapasitas peneliti di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan agar mampu mengembangkan dan melaksanakan survei berskala besar serta menganalisis data yang kompleks. Pada tahap desain, untuk meningkatkan manfaat Riskesdas Provinsi Riau 2007 maka komparabilitas berbagai alat pengumpul data yang digunakan, baik untuk tingkat individual maupun rumah tangga menjadi isu yang sangat penting. Informasi yang valid, reliable dan comparable dari Riskesdas Provinsi Riau 2007 dapat digunakan untuk mengukur berbagai status kesehatan, asupan, proses serta luaran sistem kesehatan. Lebih jauh lagi, informasi yang valid, reliable dan comparable dari suatu proses pemantauan dan penilaian sesungguhnya dapat berkontribusi bagi ketersediaan evidence pada skala nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Pengalaman menunjukkan bahwa komparabilitas dari suatu survei rumah tangga seperti Riskesdas Provinsi Riau 2007 dapat dicapai dengan efisien melalui desain instrumen yang canggih dan ujicoba yang teliti dalam pengembangannya. Pelaksanaan Riskesdas Provinsi Riau 2007 mengakui pentingnya komparabilitas, selain validitas dan reliabilitas.
Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka kewenangan perencanaan bidang kesehatan kini berada di tingkat pemerintahan kabupaten/kota. Rencana pembangunan kesehatan yang appropriate dan adequate membutuhkan data berbasis komunitas yang dapat mewakili populasi (rumah tangga dan individual) pada berbagai jenjang administrasi. Pengalaman menunjukkan bahwa berbagai survei berbasis komunitas seperti Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Susenas Modul Kesehatan dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) hanya menghasilkan estimasi yang dapat mewakili tingkat kawasan atau provinsi. Sehingga dapat dikatakan bahwa survei yang ada belum memadai untuk perencanaan kesehatan di tingkat kabupaten/kota. Sampai saat ini belum tersedia peta status kesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakangi di tingkat kabupaten/kota. Dengan demikian, perumusan dan pengambilan kebijakan di bidang kesehatan, belum sepenuhnya dibuat berdasarkan informasi komunitas yang berbasis bukti.
Atas dasar berbagai pertimbangan di atas, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melaksanakan riset kesehatan dasar (Riskesdas) untuk menyediakan informasi berbasis komunitas tentang status kesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya dengan keterwakilan sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga sampai tingkat kabupaten/kota.
1.2 Ruang Lingkup Riskesdas Provinsi Riau 2007
Riskesdas Provinsi Riau 2007 adalah riset berbasis komunitas dengan sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga yang dapat mewakili populasi di tingkat kabupaten/kota. Riskesdas Provinsi Riau 2007 menyediakan informasi kesehatan dasar termasuk biomedis, dengan menggunakan sampel Susenas Kor. Dengan demikian, Riskesdas Provinsi Riau 2007 mencakup sampel yang lebih besar dari survei-survei kesehatan sebelumnya, dan mencakup aspek kesehatan yang lebih luas. Dibandingkan dengan survei berbasis komunitas yang selama ini dilakukan, tingkat keterwakilan Riskesdas adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2.1
Sampel dan Indikator pada Berbagai Survei
Indikator SDKI SKRT Kor Susenas 2007 Riskesdas 2007
1. Sampel 35.000 10.000 280.000 280.000
2. Pola Mortalitas Nasional S/J/KTI -- Nasional
3. Perilaku -- S/J/KTI Kabupaten Kabupaten
4. Gizi & Pola Konsumsi -- S/J/KTI Provinsi Kabupaten
5. Sanitasi lingkungan -- S/J/KTI Kabupaten Kabupaten
6. Penyakit -- S/J/KTI -- Prov/Kab
7. Cedera & Kecelakaan Nasional S/J/KTI -- Prov/Kab
8. Disabilitas -- S/J/KTI -- Prov/Kab
9. Gigi & Mulut -- -- -- Prov/Kab
10. Biomedis -- -- -- Nasional Perkotaan S = Sumatera, J = Jawa-Bali, KTI = Kawasan Timur Indonesia
1.3 Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian dalam Riskesdas Provinsi Riau berdasarkan pertanyaan kebijakan kesehatan yang sangat mendasar terkiat upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. Sesuai dengan latar belakang pemikiran dan kebutuhan perencanaan, maka pertanyaan penelitian yang harus dijawab melalui Riskesdas adalah: 1. Bagaimana status kesehatan masyarakat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota?
2. Apa dan bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi status kesehatan masyarakat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota?
3. Apa masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota?
1.4 Tujuan Riskesdas
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut di atas maka tujuan Riskesdas Provinsi Riau 2007 disusun sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi berbasis bukti untuk perumusan kebijakan pembangunan kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
2. Menyediakan informasi untuk perencanaan kesehatan termasuk alokasi sumber daya di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
3. Menyediakan peta status dan masalah kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. 4. Membandingkan status kesehatan dan faktor-faktor yang melatarbelakangi di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota.
1.5 Kerangka Pikir
Pengembangan Riskesdas Provinsi Riau 2007 didasari oleh kerangka pikir yang dikembangkan oleh Henrik Blum (1974, 1981). Konsep ini terfokus pada status kesehatan masyarakat yang dipengaruhi secara simultan oleh empat faktor penentu yang saling berinteraksi satu sama lain. Keempat faktor penentu tersebut adalah: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Bagan kerangka pikir Blum dapat dilihat pada Gambar 1.1. Pada Riskesdas Provinsi Riau 2007 ini tidak semua indikator dalam konsep empat faktor penentu status kesehatan Henrik Blum, baik yang terkait dengan status kesehatan maupun keempat faktor penentu dimaksud dikumpulkan. Berbagai indikator yang ditanyakan, diukur atau diperiksa dalam Riskesdas Provinsi Riau 2007 adalah sebagai berikut:
1.
S
tatus kesehatan, mencakup variabel:a. Mortalitas (pola penyebab kematian untuk semua umur).
b. Morbiditas, meliputi prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular. c. Disabilitas (ketidakmampuan).
d. Status gizi balita, ibu hamil, wanita usia subur (WUS) dan semua umur dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT).
e. Kesehatan jiwa.
Gambar 1.1
Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan (Blum 1974)
2. Faktor lingkungan, mencakup variabel:
a. Konsumsi gizi, meliputi konsumsi energi, protein, vitamin dan mineral. b. Lingkungan fisik, meliputi air minum, sanitasi, polusi dan sampah.
c. Lingkungan sosial, meliputi tingkat pendidikan, tingkat sosial-ekonomi, perbandingan kota-desa dan perbandingan antar provinsi, kabupaten dan kota.
3. Faktor perilaku, mencakup variabel:
a. Perilaku merokok/konsumsi tembakau dan alkohol. b. Perilaku konsumsi sayur dan buah.
c. Perilaku aktivitas fisik. d. Perilaku gosok gigi.
e. Perilaku higienis (cuci tangan, buang air besar).
f. Pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap flu burung, HIV/AIDS. 4. Faktor pelayanan kesehatan, mencakup variabel:
a. Akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk untuk upaya kesehatan berbasis masyarakat.
b. Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. c. Ketanggapan pelayanan kesehatan.
d. Cakupan program KIA (pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan bayi dan imunisasi).
1.6 Alur Pikir Riskesdas Provinsi Riau 2007
Alur pikir ini secara skematis menggambarkan enam tahapan penting dalam Riskesdas Provinsi Riau 2007. Keenam tahapan ini terkait erat dengan ide dasar Riskesdas untuk menyediakan data kesehatan yang valid, reliable, comparable, serta dapat menghasilkan estimasi yang dapat mewakili rumah tangga dan individu sampai ke tingkat kabupaten/kota. Siklus yang dimulai dari Tahapan 1 hingga Tahapan 6 menggambarkan sebuah alur pikir yang seyogyanya berlangsung secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Dengan demikian, hasil Riskesdas Provinsi Riau 2007 bukan saja harus mampu menjawab pertanyaan kebijakan, namun harus memberikan arah bagi pengembangan pertanyaan kebijakan berikutnya.
Untuk menjamin appropriateness dan adequacy Riskesdas Provinsi Riau 2007 dalam konteks penyediaan data kesehatan yang valid, reliable dan comparable, maka pada setiap tahapan dilakukan upaya penjaminan mutu yang ketat. Substansi pertanyaan, pengukuran dan pemeriksaan Riskesdas Provinsi Riau 2007 mencakup data kesehatan yang mengadaptasi sebagian pertanyaan World Health Survey yang dikembangkan oleh the World Health Organization. Dengan demikian, berbagai instrumen yang dikembangkan untuk Riskesdas Provinsi Riau 2007 mengacu pada berbagai instrumen yang telah ada dan banyak dipergunakan oleh berbagai bangsa di dunia (61 negara). Instrumen dimaksud dikembangkan, diuji dan dipergunakan untuk mengukur berbagai aspek kesehatan termasuk didalamnya input, process, output dan outcome kesehatan.
Gambar 1.2
Alur Pikir Riskesdas Provinsi Riau 2007
Pertanyaan Kebijakan Pertanyaan Penelitian Riskesdas 2007 1. Indikator Morbiditas Mortalitas Ketanggapan Pembiayaan Sistem Kesehatan Komposit variabel lainnya 6. Laporan Tabel Dasar Hasil Pendahuluan Nasional Hasil Pendahuluan Provinsi Hasil Akhir Nasional
Hasil Akhir Provinsi2. Desain APD Kuesioner wawancara, pengukuran, pemeriksaan Validitas Reliabilitas Acceptance 5. Statistik Deskriptif Bivariat Multivariat Uji Hipotesis 3. Pelaksanaan Riskesdas 2007 Pengembangan manual Riskesdas Pengembangan modul pelatihan Pelatihan pelaksana Penelusuran sampel Pengorganisasian Logistik Pengumpulan data Supervisi / bimbingan teknis 4. Manajemen Data Riskesdas 2007 Editing Entry Cleaning follow up Perlakuan terhadap missing data Perlakuan terhadap outliers Consistency check Analisis syntax appropriateness Pengarsipan
1.7 Pengorganisasian Riskesdas
Riskesdas direncanakan dan dilaksanakan seluruh jajaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan melibatkan berbagai pihak, antara lain Badan Pusat Statistik, organisasi profesi, perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah daerah, dan partisipasi masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 877 Tahun 2006, pengorganisasian Riskesdas Provinsi Riau 2007 dibagi menjadi berbagai tingkat, dengan rincian sebagai berikut (Lihat Lampiran 1) :
1. Tingkat provinsi
2. Organisasi tingkat kabupaten/kota (11 kabupaten/kota)
3. Tim pengumpul data (disesuaikan dengan kebutuhan lapangan)
Pengumpulan data Riskesdas Provinsi Riau 2007 direncanakan untuk dilakukan segera setelah selesainya pengumpulan data Susenas 2007. Daftar kabupaten/kota, penanggung jawab provinsi dan jadwal pengumpulan data per kabupaten kota disusun sebagai berikut: 1. Koordinator Kabupaten Kuantan Singingi dengan penanggung-jawab teknis Ir. Mangapul
Banjarnahor mencakup blok sensus 38
2. Koordinator Kabupaten Indagiri Hulu dengan penanggung-jawab teknis R.Sakhnan SKM, M.Kes mencakup blok sensus 38
3. Koordinator Kabupaten Indragiri Hilir dengan penanggung-jawab teknis Zainal Arifin, SKM M.Kes mencakup blok sensus 42
4. Koordinator Kabupaten Pelalawan dengan penanggung-jawab teknis Erdinal, SKM M. Kes mencakup blok sensus 38
5. Koordinator Kabupaten Siak dengan penanggung-jawab teknis Drg. Hadi Suprianto, SKM M.Kes mencakup blok sensus 38
6. Koordinator Kabupaten Kampar dengan penanggung-jawab teknis Kartika Handayani, S. PSi mencakup blok sensus 40
7. Koordinator Kabupaten Rokan Hulu dengan penanggung-jawab teknis Husnan, SKp M.Kes mencakup blok sensus 38
8. Koordinator Kabupaten Bengkalis dengan penanggung-jawab teknis Ir. Sukar mencakup blok sensus 42
9. Koordinator Kabupaten Rokan Hilir dengan penanggung-jawab teknis Al Kausyari Aziz, SKM M.Kes mencakup blok sensus 40
10. Koordinator Kota Pekanbaru dengan penanggung-jawab teknis Zahra, S.Si mencakup blok sensus 42
11. Koordinator Kota Dumai dengan penanggung-jawab teknis Tin Afifah, SKM mencakup blok sensus 38
Susunan Tim Riskesdas di Provinsi Riau dapat dilihat pada Lampiran 4.
1.8 Manfaat Riskesdas
Riskesdas Provinsi Riau 2007 memberikan manfaat bagi perencanaan pembangunan kesehatan berupa :
1. Tersedianya data dasar dari berbagai indikator kesehatan di berbagai tingkat administratif.
2. Stratifikasi indikator kesehatan menurut status sosial-ekonomi sesuai hasil Susenas 2007.
1.9 Persetujuan Etik Riskesdas
Riskesdas Provinsi Riau 2007 ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Lembar persetujuan responden (informed consent) yang digunakan dalam Riskesdas 2007 dapat dilihat pada Lampiran 2.