• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 Latar Belakang

Untuk mewujudkan visi “masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”, Departemen Kesehatan RI mengembangkan misi: “membuat rakyat sehat”. Sebagai penjabarannya telah dirumuskan empat strategi utama dan 17 sasaran. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), sebagai salah satu unit utama Depkes, mempunyai fungsi menunjang sasaran 14, yaitu berfungsinya sistem informasi kesehatan yang berbasis bukti (evidence-based) di seluruh Indonesia. Untuk itu diperlukan data berbasis komunitas tentang status kesehatan dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya.

Sejalan dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan perencanaan bidang kesehatan berada di tingkat kabupaten/kota. Proses perencanaan pembangunan kesehatan yang akurat membutuhkan data berbasis bukti di tiap kabupaten/kota.

Keterwakilan hasil survei yang berbasis komunitas seperti Survei Kesehatan Nasional (SDKI, Susenas Modul, SKRT) yang selama ini dilakukan hanya sampai tingkat kawasan atau provinsi, sehingga belum memadai untuk perencanaan kesehatan di tingkat kabupaten/kota, termasuk perencanaan pembiayaan. Sampai saat ini belum tersedia peta status kesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakangi di tingkat kabupaten/kota. Dengan demikian, perumusan dan pengambilan kebijakan di bidang kesehatan, belum sepenuhnya dibuat berdasarkan informasi komunitas yang berbasis bukti. Atas dasar berbagai pertimbangan di atas, Balitbangkes melaksanakan riset kesehatan dasar (Riskesdas) untuk menyediakan informasi berbasis komunitas tentang status kesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya dengan keterwakilan sampai tingkat kabupaten/kota.

1.2 Ruang Lingkup Riskesdas

Riskesdas adalah riset berbasis komunitas dengan tingkat keterwakilan kabupaten/kota, yang menyediakan informasi kesehatan dasar termasuk biomedis, dengan menggunakan sampel Susenas Kor.

Riskesdas mencakup sampel yang lebih besar dari survei-survei kesehatan sebelumnya, dan mencakup aspek kesehatan yang lebih luas.

Dibandingkan dengan survei berbasis komunitas yang selama ini dilakukan, tingkat keterwakilan Riskesdas adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi

Indikator SDKI SKRT Susenas 2007 Riskesdas 2007

1. Sampel 35.000 10.000 280.000 280.000

2. Pola Mortalitas Nasional S/J/KTI -- Nasional

3. Perilaku -- S/J/KTI Kabupaten Kabupaten

4. Gizi & Pola Konsumsi -- S/J/KTI Provinsi Kabupaten 5. Sanitasi lingkungan -- S/J/KTI Kabupaten Kabupaten

6. Penyakit -- S/J/KTI -- Prov/Kab

7. Cedera & Kecelakaan Nasional S/J/KTI -- Prov/Kab

8. Disabilitas -- S/J/KTI -- Prov/Kab

9. Gigi & Mulut -- -- -- Prov/Kab

10. Biomedis -- -- -- Nasional Perkotaan

S = Sumatera, J = Jawa-Bali, KTI = Kawasan Timur Indonesia

1.3 Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan perencanaan, maka pertanyaan penelitian yang harus dijawab dengan Riskesdas adalah :

1. Bagaimana status kesehatan masyarakat di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota?

2. Apa dan bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi status kesehatan masyarakat di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota?

3. Apa masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiap provinsi dan kabupaten/kota?

1.4 Tujuan Riskesdas

Tujuan Riskesdas adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan informasi berbasis bukti untuk perumusan kebijakan pembangunan kesehatan di berbagai tingkat administratif.

2. Menyediakan informasi untuk perencanaan kesehatan termasuk alokasi sumber daya di berbagai tingkat administratif.

3. Menyediakan peta status dan masalah kesehatan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota.

4. Membandingkan status kesehatan dan faktor-faktor yang melatarbelakangi antar provinsi dan antar kabupaten/kota

1.5 Kerangka Pikir

Kerangka pikir Riskesdas didasari oleh kerangka pikir Henrik Blum (1974, 1981) yang menyatakan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yang saling berinteraksi yaitu: faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Bagan kerangka pikir Blum adalah sebagai berikut :

Pada Riskesdas tahun 2007 ini tidak semua indikator status kesehatan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan status kesehatan tersebut dikumpulkan. Indikator yang diukur adalah sebagai berikut :

1. Status kesehatan, diukur dengan:

b. Morbiditas, meliputi prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular. c. Disabilitas (ketidakmampuan).

d. Status gizi balita, ibu hamil, wanita usia subur (WUS) dan semua umur dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT).

e. Kesehatan jiwa.

Gambar 1.1

Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan (Blum 1974)

2. Faktor lingkungan, diukur dengan:

a. Konsumsi gizi, meliputi konsumsi energi, protein, vitamin dan mineral. b. Lingkungan fisik, meliputi air minum, sanitasi, polusi dan sampah.

c. Lingkungan sosial, meliputi tingkat pendidikan, tingkat sosial-ekonomi, perbandingan kota-desa dan perbandingan antar provinsi, kabupaten dan kota.

3. Faktor perilaku, diukur dengan:

a. Perilaku merokok/konsumsi tembakau dan alkohol. b. Perilaku konsumsi sayur dan buah.

c. Perilaku aktivitas fisik. d. Perilaku gosok gigi.

e. Perilaku higienis (cuci tangan, buang air besar).

f. Pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap flu burung, HIV/AIDS. 4. Faktor pelayanan kesehatan, diukur dengan:

a. Akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk untuk upaya kesehatan berbasis masyarakat.

b. Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. c. Ketanggapan pelayanan kesehatan.

1.6 Mekanisme Kerja Riskesdas

Alur pikir ini secara skematis menggambarkan enam tahapan penting dalam Riskesdas Provinsi Riau 2007. Keenam tahapan ini terkait erat dengan ide dasar Riskesdas untuk menyediakan data kesehatan yang valid, reliable, comparable, serta dapat menghasilkan estimasi yang dapat mewakili rumah tangga dan individu sampai ke tingkat kabupaten/kota. Siklus yang dimulai dari Tahapan 1 hingga Tahapan 6 menggambarkan sebuah alur pikir yang seyogyanya berlangsung secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Dengan demikian, hasil Riskesdas Provinsi Riau 2007 bukan saja harus mampu menjawab pertanyaan kebijakan, namun harus memberikan arah bagi pengembangan pertanyaan kebijakan berikutnya.

Untuk menjamin appropriateness dan adequacy Riskesdas Provinsi Riau 2007 dalam konteks penyediaan data kesehatan yang valid, reliable dan comparable, maka pada setiap tahapan dilakukan upaya penjaminan mutu yang ketat. Substansi pertanyaan, pengukuran dan pemeriksaan Riskesdas Provinsi Riau 2007 mencakup data kesehatan yang mengadaptasi sebagian pertanyaan World Health Survey yang dikembangkan oleh the World Health Organization. Dengan demikian, berbagai instrumen yang dikembangkan untuk Riskesdas Provinsi Riau 2007 mengacu pada berbagai instrumen yang telah ada dan banyak dipergunakan oleh berbagai bangsa di dunia (61 negara). Instrumen dimaksud dikembangkan, diuji dan dipergunakan untuk mengukur berbagai aspek kesehatan termasuk didalamnya input, process, output dan outcome kesehatan.

Gambar 1.2

Mekanisme Kerja Riskesdas 2007

Pertanyaan Kebijakan Pertanyaan Penelitian Riskesdas 2007 1. Indikator  Morbiditas  Mortalitas  Ketanggapan  Pembiayaan  Sistem Kesehatan  Komposit variabel lainnya 6. Laporan  Tabel Dasar  Hasil Pendahuluan Nasional  Hasil Pendahuluan Provinsi  Hasil Akhir Nasional

Hasil Akhir Provinsi

2. Desain APD  Kuesioner wawancara, pengukuran, pemeriksaan  Validitas  Reliabilitas  Acceptance 5. Statistik  Deskriptif  Bivariat  Multivariat  Uji Hipotesis 3. Pelaksanaan Riskesdas 2007  Pengembangan manual Riskesdas  Pengembangan modul pelatihan  Pelatihan pelaksana  Penelusuran sampel  Pengorganisasian  Logistik  Pengumpulan data  Supervisi / bimbingan teknis 4. Manajemen Data Riskesdas 2007  Editing  Entry  Cleaning  follow up  Perlakuan terhadap missing data  Perlakuan terhadap outliers  Consistency check  Analisis  syntax appropriateness  Pengarsipan

1.7 Pengorganisasian Riskesdas

Riskesdas direncanakan dan dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak, antara lain BPS, organisasi profesi, perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah daerah, dan partisipasi masyarakat. Berdasarkan KepMenKes Nomor 877 Tahun 2006, pengorganisasian Riskesdas dibagi menjadi berbagai tingkat sebagai berikut (rincian lihat Lampiran 1) :

1. Organisasi tingkat pusat

2. Organisasi tingkat wilayah (empat wilayah) 3. Organisasi tingkat provinsi

4. Organisasi tingkat kabupaten 5. Tim pengumpul data

1.8 Manfaat Riskesdas

Riskesdas memberikan manfaat bagi perencanaan pembangunan kesehatan berupa:

1. Tersedianya data dasar dari berbagai indikator kesehatan di berbagai tingkat administratif.

2. Stratifikasi indikator kesehatan menurut status sosial-ekonomi sesuai hasil Susenas 2007.

3. Tersedianya informasi untuk perencanaan pembangunan kesehatan yang berkelanjutan.

1.9 Persetujuan Etik Riskesdas

Riskesdas ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Balitbangkes Depkes RI.

Dokumen terkait