PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan Kinerja disusun sebagai implementasi Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional telah melakukan penyusunan Laporan Kinerja tahun 2015 sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang dibebankan kepada Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional.
Kerjasama ekonomi internasional dapat didefinisikan sebagai hubungan antara suatu negara dengan negara atau dengan lembaga internasional lainnya dalam bidang ekonomi, perdagangan maupun investasi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip keadilan dan saling menguntungkan.
Penyusunan Laporan Kinerja dilakukan selain didasari oleh ketentuan peraturan yang berlaku, juga merupakan perwujudan tekad untuk senantiasa
bersungguh-sungguh dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan negara dan
pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip “good governance”. Laporan Kinerja Tahun Anggaran 2015 ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban dan sekaligus memberikan informasi tentang hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui DIPA Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015 untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Sebagaimana diketahui bersama, Tahun 2015 sesuai dengan arahan Bapak Presiden, seluruh Kementerian/Lembaga Pemerintah diwajibkan untuk melakukan
7
penghematan anggaran, khususnya perjalanan dinas dan membatasi pelaksanaan rapat-rapat dinas di Hotel. Hal ini tentunya berdampak pada realisasi anggaran dan kegiatan yang sudah direncanakan. Sehubungan dengan kebijakan tersebut, Kedeputian VII juga telah mematuhi kebijakan penghematan anggaran dengan mengurangi anggaran perjalanan dinas, baik dalam dan luar negeri serta mengurangi kegiatan rapat di hotel.
Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas, Laporan Kinerja tersebut juga merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional adalah sebagai berikut:
1. Kedudukan
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
2. Tugas Pokok
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional diberikan tugas untuk menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kerja sama ekonomi internasional.
8 3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kerja sama ekonomi internasional;
b. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang kerja sama ekonomi internasional;
c. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang kerja sama ekonomi bilateral;
d. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang kerja sama ekonomi multilateral;
e. koordinasi, sinkronisasi, perumusan, pemberdayaan, dan pengendalian kebijakan di bidang kerja sama ekonomi regional;
f. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang kerja sama ekonomi internasional; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional terdiri atas: (a) Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia; (b) Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah; (c) ) Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik; (d) ) Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional; (e) ) Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan; dan (f) Kelompok Jabatan Fungsional. Bagan struktur organisasi Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional adalah sebagai berikut:
9
Gambar I.1. Struktur Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional
C. ASPEK STRATEGIS
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis. Perannya sebagai koordinator untuk mengkoordinasikan dan mensinkronkan kebijakan kerja sama ekonomi internasional dan pengendali kebijakan kerja sama ekonomi internasional, perlu menjamin suksesnya pencapaian kinerja jangka panjang dan menyeluruh bagi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian guna mendukung kinerja pembangunan nasional sebagaimana yang telah ditetapkan Presiden dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Periode 2015-2019.
Posisi strategis menjadi arah gerak Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional dalam menentukan Sasaran yang akan dituju. Sasaran Strategis Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional adalah (1) terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang kerja sama ekonomi internasional; (2)
DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL Asisten Deputi
Kerja Sama Ekonomi Asia
Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia Tengah dan Asia
Timur Bidang Kerja Sama Ekonomi Asia Selatan dan Asia
Tenggara Bidang Program dan Tata
Kelola
Bidang Kerja Sama Ekonomi
Eropa Bidang Kerja Sama Ekonomi
Afrika dan Timur Tengah
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur
Tengah
Bidang Kerja Sama Ekonomi
APEC dan Sub Regional
Bidang Kerja Sama Ekonomi
Pasifik Bidang
Kerja Sama Ekonomi Amerika
Bidang Kerja Sama Ekonomi
Pasifik
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi
Amerika dan Pasifik
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi
Regional dan Sub Regional
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi
Multilateral dan Pembiayaan
Bidang Kerja Sama Ekonomi
Multilateral
Bidang Kerja Sama Ekonomi
Pembiayaan
Kelompok Jabatan Fungsional
10
terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang kerja sama ekonomi internasional; dan (3) terwujudnya pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi internasional.
D. ISU STRATEGIS
Kebijakan Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional dalam rangka mengemban tugas dan fungsi untuk melaksanakan arah kebijakan
pembangunan nasional maupun program – program prioritas nasional dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkualitas dan berkelanjutan,
melalui strategi koordinasi dan sinkronisasi, pengendalian, studi
kebijakan/kajian/telaahan dan sosialisasi kerja sama ekonomi internasional. Strategi tersebut merupakan langkah-langkah Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional mendorong peningkatan kinerja sektor/lintas sektor menjadi lebih optimal baik dalam pelaksanaan program/kegiatan sektor atau lintas sektor menjadi lebih efektif dan efisien.
Salah satu upaya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional adalah dengan meningkatkan dan memperkuat kerja sama ekonomi internasional secara lebih luas, baik dalam skema Free Trade Agreement (FTA) maupun partnership.
FTA bagi kebanyakan masyarakat Indonesia dalah negatif dan dianggap sebagai suatu ancaman, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Indonesia dapat memilih FTA skema-skema FTA yang dianggap tepat dan dapat menguntungkan Indonesia. Jadikan FTA sebagai peluang dan tantangan bagi Indonesia untuk memperluas pergaulan global dan mengambil manfaat ekonomi yang seluas-luasnya untu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Peningkatan pengelolaan sektor/lintas sektor dimaksud diharapkan dapat memberikan manfaat peningkatan produktivitas bagi sektor/lintas sektor bidang kerja sama ekonomi internasional. Untuk itu, fokus Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional dalam upaya menuju sasaran strategis adalah :
a) Peningkatan Kerjasama Ekonomi Bilateral; b) Peningkatan Kerjasama Ekonomi Multilateral; c) Peningkatan Kerjasama Ekonomi Regional.
11
Sinkronisasi program dan kebijakan pemerintah antara pusat dan daerah serta pola pikir masyarakat dan pelaku usaha yang belum melihat secara keseluruhan potensi dan peluang serta manfaat yang dapat diraih dalam keterbukaan pasar global dan juga integrasi ekonomi ASEAN. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah yang tepat dan berbagai kebijakan serta perbaikan regulasi yang mendukung program-program penguatan dibidang-bidang yang strategis.
Sinergitas antar Kementerian dan Lembaga juga perlu dioptimalisasikan, sehingga perumusan dan strategi yang dibuat sebagai modal untuk terjun di pasar global dapat memperkuat posisi tawar Indonesia dalam berbagai perundingan di forum Internasional.
12 BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Sesuai tugas pokok dan fungsi, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai rencana strategis yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun waktu lebih dari 1 (satu) tahun, dengan memperhitungkan potensi dan peluang, serta kendala yang ada. Renstra Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang mencakup Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, serta pencapaian tujuan dan sasaran diuraikan dalam bab ini. Sedangkan terkait sasaran yang akan dicapai dalam tahun 2015 dijelaskan dalam Rencana Kerja (Renja) 2015.
A. RENCANA STRATEGIS
1. VISI
Visi Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional adalah:
“Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan di bidang kerja sama ekonomi
internasional”
2. MISI
Misi Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional adalah :
“Menjaga dan memperbaiki koordinasi dan sinkronisasi penyusunan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan perekonomian di bidang
kerja sama ekonomi internasional”
3. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam koordinasi kerja sama ekonomi internasional adalah:
“Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui kerja sama ekonomi internasional”
13
4. SASARAN STRATEGIS
Sasaran strategis yang ingin dicapai Kedeputian Kerja Sama Ekonomi
Internasional dalam rangka mewujudkan tujuan, terkait dengan“ Terwujudnya
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui kerja sama ekonomi internasional”, ditunjukkan dengan sasaran strategis 1, 2 dan sasaran
strategis 3, yaitu:
(1) terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang kerja sama ekonomi internasional;
(2) terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang kerja sama ekonomi internasional; dan
(3) terwujudnya pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi internasional.
B. RENCANA KERJA 2015
Untuk mewujudkan sasaran strategis telah ditetapkan Rencana Kerja Tahun 2015 dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang kerja sama ekonomi internasional, melalui kegiatan :
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Asia
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Amerika & Pasifik
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Eropa, Afrika & Timur Tengah
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Regional & Sub Regional
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Multilateral & Pembiayaan2) Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang kerja sama ekonomi internasional, melalui kegiatan:
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Asia
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Amrika & Pasifik
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Eropa, Afrika & Timur Tengah
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Regional & Sub Regional
Koordinasi dan sinkronisasi KSEMultilateral & Pembiayaan3) Terwujudnya pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi internasional, melalui kegiatan:
14
Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Asia
Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Amerika & Pasifik
Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Eropa, Afrika & Timur Tengah
Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Regional & Sub Regional
Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Multilateral & Pembiayaan Untuk lebih jelasnya rencana kerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:Tabel 2.1 Rencana Kerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Tahun 2015
Program Sasaran Strategis Kegiatan Anggaran
Koordinasi Kebijakan di Bidang
Perekonomian Terwujudnya kordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang kerja
sama ekonomi internasional
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Asia
Rp. 2.377.011.000,-
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Amerika & Pasifik
Rp. 1.488.860.000,-
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Eropa, Afrika dan Timur Tengah
Rp. 2.326.850.000,-
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Regional dan Sub Regional
Rp. 2.011.411.000,-
Koordinasi dan sinkronisasi KSE Multilateral dan pembiayaan
Rp. 1.246337.000,-
Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang kerja sama ekonomi
internasional
Monitoring & Evaluasi kebijakan KSE Asia
Rp. 120.110.000,-
Monitoring & Evaluasi kebijakan KSE Amerika & Pasifik
Rp. 252.900.000,-
Monitoring & Evaluasi kebijakan KSE Eropa, Afrika & Timur Tengah
Rp. 190.011.000,-
Monitoring & Evaluasi kebijakan KSE Regional & Sub Regional
Rp. 107.691.000,-
Monitoring & Evaluasi kebijakan KSE Multilateral & Pembiayaan
Rp. 416.263.000,-
Terwujudnya
pemahaman peserta
Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Asia
Rp. 157.800.000,-
Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Amerika & Pasifik
Rp. 258.240.000,-
Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Eropa, Afrika & Timur Tengah
15 atas materi sosialisasi
hasil-hasil kerja sama ekonomi internasional
Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Regional & Sub Regional
Rp. 380.898.000,-
Sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi Multilateral & Pembiayaan
Rp. 337.400.000,-
C. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja (PK) pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja antara lain adalah untuk: meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara
penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.
Dokumen PK merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian Kinerja pada Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional ditetapkan hanya hingga level Eselon II. Untuk level eselon di bawahnya hingga pelaksana, kontrak kinerja individu tertuang dalam Sasaran Kerja Pegawai. Pencapaian sasaran strategis diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Penyusunan IKU disesuaikan dengan level organisasi atau kewenangan yang dimiliki oleh pejabat yang bersangkutan. Oleh karena itu Indikator kinerja dan target tahunan yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja adalah merupakan indikator kinerja utama tingkat Eselon I (Deputi VII) yang telah ditetapkan dan merupakan penjabaran Renstra. Indikator Kinerja Utama (IKU) Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional tahun 2015 adalah sebagai berikut:
16 Tabel 2.2 IKU Deputi VII Tahun 2015
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang kerja sama ekonomi
Internasional
Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yang terselesaikan
85 %
Persentase (%) rekomendasi hasil
penguatan daya saing nasional dalam rangka memenuhi komitmen Indonesia dalam MEA
75%
Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang kerja sama ekonomi Internasional
Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yang ditindaklanjuti
85%
Persentase (%) rekomendasi hasil
monitoring dan evaluasi kerja sama ekonomi internasional yang ditindaklanjuti
85%
Pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi
internasional
Persentase (%) pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil kerjasama ekonomi internasional
85%
D. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama
Ekonomi Internasional tahun 2015 dilakukan dengan cara perbandingan antara realisasi dengan target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional tahun 2015. Metode perhitungan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) diperoleh melalui penghitungan dengan menggunakan data target dan realisasi IKU yang tersedia. Dengan membandingkan antara data target dan realisasi IKU, akan diketahui nilai NKO. Formula penghitungan NKO adalah sebagai berikut :
NKO =
Realisasi
×
100%17
Mekanisme pengelolaan dan pengukuran kinerja Kedeputian VII berpedoman pada Permenko No. 9 Tahun 2015 terkait PK, IKU dan metode pengumpulan data kinerja. Alat bantu pengelolaan kinerja individu menggunakan sistem informasi dalam //skp.ekon.go.id. Pengukuran kinerja mengikuti arah cascading IKU level yang lebih tinggi.
18 BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah dapat memenuhi sasaran strategis, sebagaimana yang dibebankan dan merupakan pelaksanaan dan tugas utama organisasi. Sasaran strategis organisasi yang dapat diwujudkan sesuai target yang ditetapkan dalam meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan bidang kerjasama ekonomi internasional; pengendalian kebijakan di bidang kerja sama ekonomi internasional; dan pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi internasional.
Untuk mencapai sasaran strategis tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional berkoordinasi dengan beberapa instansi pemerintah terkait seperti, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertahanan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Koordinasi Penanaman Modal dan instansi terkait lainnya. Selain itu, partisipasi pelaku bisnis juga dilibatkan melalui koordinasi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) di bidang kerjasama ekonomi internasional.
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional tahun 2015 adalah sebagai berikut:
(1). Persentase (%) kesepakatan kerjasama ekonomi yang terselesaikan.
Target rekomendasi kesepakatan yang ditetapkan pada tahun 2015 sebesar 85% dari 29 kesepakatan yang ada di wilayah kerja masing-masing Keasdepan, dan telah terealisasi sebanyak 27 kesepakatan. Berdasarkan hasil tersebut, apabila
19
dipresentasekan realisasi tahun 2015 adalah sebesar 94% dari target 85% sehingga mempunyai kinerja 110%.
(2). Persentase (%) rekomendasi hasil penguatan daya saing nasional dalam rangka memenuhi komitmen Indonesia dalam MEA;
Pada IKU ke-2 ini dapat merealisasikan 100% dari Pencapaian AEC Score Card Indonesia. Dimana untuk Indonesia mencapai 95,1%, sementara AEC Score Card ASEAN adalah 93,9%. Target tahun 2015 sebesar 75% dan capaian 100%, sehingga kinerja untuk IKU ini adalah 133%.
(3). Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yang ditindaklanjuti;
Sepanjang tahun 2015, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional mempunyai target kesepakatan yang dapat ditindaklanjuti sebanyak 28 buah dengan realisasi 24 buah. Sehingga realisasinya mencapai sebesar 86% dari target 85% atau mempunyai kinerja 101%.
(4). Persentase (%) rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi kerja sama ekonomi internasional yang ditindaklanjuti;
Pada hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) pada tahun 2015, Kedeputian VII mencapai kinerja 108%. Dari 38 rekomendasi monev terdapat 35 rekomendasi yang ditindaklanjuti, sehingga realisasi mencapai 92% dari target 85%.
(5). Persentase (%) pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil kerjasama ekonomi internasional.
Terhadap IKU ini Kedeputian VII mencapai kinerja 83% dari target yang ditetapkan atau dibawah dari target. Hal ini disebabkan karena terdapat 1 kegiatan sosialisasi yang tidak dapat diselenggarakan, sehingga kinerja untuk IKU 5 sebesar 98%.
20
Capaian Kinerja Kedeputian VII pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Capaian Kinerja Kedeputian VII Tahun 2015
SS Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 Kinerja Terwujudnya Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Bidang Kerja Sama Ekonomi
Internasional
Persentase (%) kesepakatan kerjasama ekonomi
internasional yang terselesaikan 85% 94% 110% Persentase (%) rekomendasi hasil penguatan
daya saing nasional dalam rangka memenuhi komitmen Indonesia dalam MEA
75% 100% 133% Terwujudnya
pengendalian kebijakan dibidang kerja sama ekonomi internasional
Persentase (%) kesepakatan kerja sama
ekonomi internasional yang ditindaklanjuti 85% 86% 101% Persentase (%) rekomendasi hasil monitoring
dan evaluasi kerja sama ekonomi internasional yang ditindaklanjuti
85% 92% 108% Pemahaman peserta
atas materi sosialisasi hasil-hasil kerja sama ekonomi internasional
Persentase (%) pemahaman peserta atas materi sosialisasi hasil-hasil kerjasama ekonomi
internasional 85% 83% 97,6%
21 B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Hasil-hasil koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang kerja sama ekonomi internasional mencakup hal-hal yang dituangkan dalam bentuk agreement /
memorandum of understanding / agreed minutes / joint statement, dimana perjanjian
tersebut mempunyai dampak perdagangan, investasi dan pembiayaan. Sedangkan hasil dari pengendalian kebijakan dibidang kerja sama ekonomi internasional berupa rekomendasi untuk tindaklanjut kebijakan kerja sama ekonomi internasional. Capaian kinerja Deputi bidang koordinasi kerja sama ekonomi internasional berhasil dicapai melalui rapat-rapat koordinasi, penyelenggaraan pertemuan internasional, focus group
discussin (FGD) antar Kementerian/Lembaga dan stakeholder terkait serta menerapkan
mekanisme pembagian kerja dan pertukaran infomasi yang dilakukan melalui rapat internal dan komunikasi serta sharing data melalui email dan media komunikasi lainnya. Secara rinci capaian atas kinerja Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional tahun 2015 adalah sebagai berikut:
(1). Persentase (%) kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yang terselesaikan.
Kesepakatan kerja sama ekonomi internasional yang terselesaikan adalah kesepakatan yang disetujui/ditandatangani dalam pertemuan/perundingan kerja sama ekonomi internasional yang dikoordinasikan oleh Kedeputian VII.
Target kesepakatan yang terselesaikan pada tahun 2015 sebanyak 29 kesepakatan yang ada di wilayah kerja masing-masing Keasdepan, dan telah terealisasi sebanyak 27 kesepakatan. Berdasarkan hasil tersebut, realisasi tahun 2015 adalah sebesar 94% dari target 85% sehingga mempunyai kinerja 110%. Jumlah 27 target kesepakatan yang terselesaikan dengan negara-negara dan lembaga-lembaga internasional yaitu dengan negara Jepang, China, Korea Selatan, Singapura, Timor Leste, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Rusia, Kazakhstan, Kazakhtan, Iran, JCM, UNESCAP, World Bank, COMCEC, UNFCC, ASEAN, APEC, RCEP, IMT-GT, dan BIMP-EAGA. Sementara kesepakatan yang
22
belum tercapai di tahun 2015 adalah kesepakatan dengan Palestina dan Steering
Committee RI-Taiwan on Morotai Development Project. Hal ini dikarenakan
ditundanya pelaksanaan Pertemuan atas permintaan dari Negara Mitra menjadi Tahun 2016.
Kesepakatan yang telah terselesaikan dalam kerja sama ekonomi bilateral adalah
Letter of Intent Between The Coordinating Ministry for Economic Affairs of The Republic of Indonesia and The Ministry of Commerce of The People's Republic of China Regarding Optimization of Coal Power Plants Assets-Fast Track Program 1,
yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah China. Kesepakatan ini untuk meningkatkan kapasitas PLTU 10.000 MW FTP 1
(Fast Tack Program 1).
Agreed Minutes Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-X RI-Rusia. SKB RI-Rusia,
merupakan payung kerja sama bilateral ekonomi RI-Rusia. Dengan
ditandatanganinya agreed minutes SKB ke-X RI-Rusia tersebut, berbagai kerja