• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Latar Belakang Masalah

Sejak awal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia mencanangkan perlunya pembangunan karakter bangsa dan menjadi tujuan dan tugas utama pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat, dalam pembentukan karakter dibuktikan dengan konkrit dicanangkannya sebagai tujuan dan arah pembangunan bangsa yaitu manusia yang beriman dan berakhlaq mulia, hal ini sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alenia ke IV.

Bangsa yang bersatu dan berkarakter akan menjamin kemajuan bangsa yang mensejahterakan rakyat dan masyarakat, bangsa dan Negara ke tingkat yang lebih baik diantara bangsa-bangsa lain didunia.

Tujuan dan tugas pembangunan ini merupakan tugas mulia yang harus terus menerus dilaksanakan dengan semangat tinggi, jika perlu dengan biaya dan pengorbanan apapun sesuai motto pendidikan Indonesia yaitu pendidikan seumur hidup.

Sejak 73 tahun Indonesia merdeka, dalam struktur Negara yang tampak lebih teratur, hal ini merupakan keberhasilan dalam pembangunan bangsa. Berbanding terbalik dengan pendidikan karakter justru tampak menurun atau bahkan suram. Contohnya kenalakan remaja, narkoba, sex bebas, tawuran antar pelajar, mahasiswa bahkan sampai orang awam sekalipun, sopan santun menurun, kurangnya etika terhadap yang lebih tua.

24

Gejala-gejala kesenjangan dan kondisi kehidupan diberbagai bidang dalam beberapa tahun terakhir tampak semakin meningkat, di bidang ekonomi, hukum, politik, pelayanan masyarakat bahkan budaya dan olahraga, tidak terkecuali bidang pendidikan. Praktik yang menyimpang dari nilai-nilai karakter semakin merajalela. Bukti merosotnya karakter bangsa ialah budaya supan santun anak, tawuran pelajar, narkoba, dan sex bebas. Hal ini dibuktikan sering dimunculkan di berita-berita di televisi maupun di media koran.

Melihat kondisi yang semakin mengkhawatirkan ini, pemerintah dan pihak-pihak yang peduli mulai bersikap responsif dan antisipatif. Sikap ini mulai tampak pada tahun 2009 dan menguat pada tahun 2010. Kementerian Pendidikan Nasional mulai mencanangkan perlu diselenggarakannya pendidikan karakter dengan mengambil momentum Hari Pendidikan Nasional tahun 2010. Pada tanggal 11 Mei 2010 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan dukungan penuh dan mengukuhkan gerakan pendidikan karakter pada upacara puncak memperingati Hari Pendidikan Nasional di Istana Negara. Pada pencangan ini pemerintah pusat dalam rangka penyiapan, perencanaan, dan implementasi pendidikan karakter.

Dasar pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk suatu negara yang maju dan berkembang. Pendidikan harus berhasil mengantarkan peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter sebagai jaminan bagi terwujudnya

25

kehidupan yang berhasil mensejahterakan dan membahagiakan. Apabila pendidikan tidak berjalan sesuai rencana maka akan muncul pribadi-pribadi yang tidak berkarakter yang akan merongrong kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan dengan timbulnya berbagai kerusuhan dan kesengsaraan yang akan mewarnai kehidupan manusia. Tidak disangsikan kebenaran ucapan yang dikemukakan oleh Elkind & Sweet.

“character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”.

“pendidikan karakter adalah usaha sengaja untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika inti. ketika kita berpikir tentang raja karakter yang kita inginkan untuk anak-anak kita, jelas bahwa kita ingin mereka bias menilai apa yang benar, peduli secara mendalam tentang apa yang benar, dan kemudian melakukan apa yang mereka yakini benar”3.

Pemikiran yang paling mendasar, yang paling pokok menjadi alasan penulis untuk menyusun sebuah gagasan dan untuk terselenggaranya pendidikan karakter serta terlebih-lebih lagi pendidikan tidak boleh gagal. Pendidikan harus berhasil mengantarkan peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter dan cerdas sebagai jaminan bagi terwujudnya kehidupan (dalam segenap tatarannya yaitu tataran individual, keluarga, kelompok dan masyarakat, bangsa dan Negara) yang berhasil mensejahterakan dan membahagiakan. Apabila pendidikan gagal, akan

3

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Bandung, ALVABETA cv, 2012, h. 23.

26

muncul pribadi-pribadi antikarakter cerdas yang akan merongrong kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan manusia.

Pendidikan karakter telah menjadi perhatian pendidikan di Indonesia hal ini bertujuan mempersiapkan gernerasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu tetapi juga untuk masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah atau madrasah untuk membantu pembentrukan karakter secara optimal.4 Pentingnya pendidikan karakter dikarenakan semakin menurunya etika, moral peserta didik dan semakin maraknya kenakalan pelajar, serta tawuran. Untuk itu selaku orang tau, guru bimbingan konseling dan pemerintah dapat memberikan solusi sesuai dengan firman Allah SAW :

َن ِّم ٖةَم ۡح َر اَمِبَف

ٱ

َِّللّ

َظٌِلَغ اًّظَف َتنُك ۡوَل َو ۡۖۡمُهَل َتنِل

ٱ

ِبۡلَق ۡل

َلَ

ْاوُّضَفن

َف َۡۖكِل ۡوَح ۡنِم

ٱ

ُف ۡع

ۡمُهۡنَع

َوٱ

ۡرِفۡغَت ۡس

ًِف ۡمُه ۡرِواَش َو ۡمُهَل

ٱ

ِۡۖر ۡمَ ۡلۡ

ىَلَع ۡلَّك َوَتَف َت ۡم َزَع اَذِإَف

ٱ

هَِّللّ

َّنِإ

ٱ

ََّللّ

ُّب ِحٌُ

ٱ

َنٌِلِّك َوَتُمۡل

5

Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.6

Firman Allah diatas memberikan jalan kepada kita bahwa pendidikan karakter cerdas dapat melalui sikap lemah lembut, tidak bersikap

4

Wobowo, T. 2012 Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia

Pendidikan.http://www.pendidikankarakter.com/pentingnya-pendidikan-karakter-dalam-dunia-pendidikan/(online) diakses 10 Februari 2018

5

Ali Imran[3]: 159

6

Depatemen Agama RI Jakarta, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Surabaya: Mahkota Surabaya, 2002 h. 90

27

keras dan berhati kasar yang mengakibatkan mereka menjauh dan terseret pada kenakalan. Sehingga memaafkan dan memohonkan ampun kepada Allah SWT cara yang sangat bijak sana sekali. Dimana akhir-akhir ini pendidikan karakter, tengah menjadi topik perbincangan yang menarik entah di sekolah-sekolah, forum seminar, diskusi di kampus-kampus, pos ronda hingga di warung kopi atau angkringan. berlomba-lomba pula orang menulis tentang pendidikan karakter sehingga berpuluh-puluh buku tentang pendidikan karakter terbit menghiasi rak-rak toko buku. pendek kata, pendidikan karakter saat ini, dan kemungkinan hingga beberapa tahun kedepan tetap menjadi trend.

Melalui pendidikan karakter berarti pendidikan melakukan usaha sungguh-sungguh, sistematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter masyarakat terutama peserta didik. Dengan kata lain, tidak ada masa depan lebih baik yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa meningkatkan disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang tinggi tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa memupuk persatuan di tengah-tengah kebhinekaan, tanpa semangat berkontribusi bagi kemajuan bersama, serta tanpa rasa percaya diri dan optimisme.

Kecerdasan intelektual tanpa diikuti dengan karakter atau akhlak yang mulia maka tidak akam ada gunanya. Maka dari itu, karakter atau akhlak adalah suatu yang sangat mendasar dan saling melengkapi.

28

Masyarakat yang tidak berkarakter atau berakhlak mulia maka disebut sebagai manusia tidak beradab dan tidak memiliki harga atau nilai sama sekali. Oleh karena itu, maka aspek tersebut dipandang sangat penting. Karakter atau akhlak mulia itu harus dibangun. Sedangkan membangun akhlak mulia adalah melalui pendidikan, baik pendidikan di rumah, di sekolah, di perguruan tinggi maupun di masyarakat.

Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke IV tahun 2002, pasal 31 yang mengatur tentang pendidikan sebagai berikut : Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam Undang-Undang, Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggararan pendidikan nasional, Pemerintah memajukan ilmu pengetahun dan tekhnologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.7

Mutu pendidikan pada saat ini terlihat tertinggal, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Hal itu diperoleh setelah

7

Tim Redaksi BIP, Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

29

mambandingkan pendidikan dengan negara lain. Contoh pada penyesuaian kurikum.

Mewujudkan suatu bangsa yang maju dan berkembang dibutuhkan pribadi dan prilaku yang berkarakter-cerdas, seperti memiliki sopan santun, tata krama yang baik, jujur dan bertanggung jawab, disiplin dan bekerja keras. Tidak hanya berkarakter namun terintegrasi dan menjadi satu dengan kecerdasan, seperti kritis, objektif, analitis, kreatif dan inovatif, mampu membuat rencana dan merencanakan solusi. Dalam membentuk suatu pribadi cerdas dibutuhkan tenaga profesional yaitu guru Bimbingan dan Konseling atau konselor yang merupakan salah satu tenaga profesional yang mampu membentuk pribadi berkarakter-cerdas.

Berkarakter-cerdas menurut peneliti mempunyai daya tarik yang unik, dikatakan unik dikarenakan berkarakter-cerdas hanya sebagian orang yang mengetahuainya akan tetapi berkarakter-cerdas merupakan perilaku yang dilakukan sehari-hari akan tetapi kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka tersebut telah mempunyai atau sudah menanamkan pendidikan karakter cerdas tersebut, baik didalam lingkungan sekolah maupun dilingkungan sekitar mereka tinggal atau dilingkungan masyarakat.

Penelitian ini peneliti lakukan di MTsN Barito Utara karena berdasarkan data dari Kementerian Agama Kabupaten Barito Utara Bagian Kasi Pendidikan Madrasah pada tahun 2017 ada terdapat 1 (satu) sekolah negeri dan 5 (lima) sekolah swasta setingkat SLTP dibawah naungan

30

Kementerian Agama Kabupaten Barito Utara yang memiliki akreditasi beragam di Kecamatan Teweh Tengah terterdapat 3 (tiga) sekolah yaitu 1. MTsN Barito Utara di Jalan Padat Karya No. 83 dengan akresitas A dan

saat ini sudah menggunakan kurikulum berbasis K-13,

2. MTsS Istiqomah Jalan Imam Bonjol Komplek Mesjid Raya dengan akreditas B kurikulum berbasis KTSP

3. MTsS Sabilal Muhtadin Jalan Puruk cahu Desa Rimba Sari dengan akredias B kurikulum berbasis KTSP8

Sumber Data yang peneliti ambil juga dari Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Utara dari Kasi Pendidikan, di Kabuapten Barito Utara sekolah SLTP atau sederajat yang berada di daerah Kecamatan Teweh Tengah terdapat 4 (empat) Sekolah Menengah Pertama, Yaitu SMP Negeri 1 Muara Teweh lokasinya di jalan A. Yani kurikulum berbasis KTSP, SMP Negeri 2 Muara Teweh jalan Rajawali kurikulum berbasis KTSP, SMP Negeri 3 Muara Teweh di Desa Jambu berbasis KTSP, SMP Negeri 4 di Desa Lemo II kurikulum berbasis KTSP dan SMP Negeri 10 Muara Teweh kurikulum berbasis K-13.9

Data yang peneliti dapatkan dari 2 (dua) sumber terdapat 2 (dua) sekolah yang berbasis K-13 yaitu MTsN Barito Utara dan SMP Negeri 10 Muara Teweh. Ketertarikan peneliti terhadap MTsN Barito Utara karena sekolah tersebut berbasis agama dan memiliki keunggulan dalam program

8

Dokumentasi pada kantor Kementerian Agama Kabupaten Barito Utara di Muara Teweh Jalan A. Yani Kecamatan Teweh Tengah Kab. Barito Utara pada bulan Mei 2018

9

Dokumentasi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Utara di Muara Teweh Jalan Pramuka Kecamatan Teweh Tengah Kab. Barito Utara pada bulan Mei 2018

31

mereka yaitu tradisi bersalam-salaman dengan dewan guru disaat masuk gerbang sekolah, sholat dhuha berjamaah, sholat dzuhur berjamaah, serta tadarus Al-Qur‟an pada pagi hari sebelum memasuki pelajaran pertama.10

Peneliti tertarik dengan karakter cerdas dalam hal akhlak atau etika peserta didik yang mana karakter cerdas itu yaitu sebuah tifologi ideal siswa yang cerdas (smart) yang memiliki karakter lebih dari biasanya. Karakter-cerdas menurut Prof. Dr. Prayitno M.Sc. ed adalah Cermat, Tangkas, Intelektual (kecerdasan berfikir) dan Spiritual (kecerdasan emosi)11 Peneliti mencoba melihat pendidikan karakter cerdas dengan menggunakan terapan atau layanan di salah satu layanan bimbingan konseling yang ada disekolah atau madrasah tersebut.

Bimbingan dan Konseling disekolah terdapat dua macam bimbingan yaitu bimbingan klasikal/kelompok dan bimbingan individu. Bimbingan klasikal dapat diartikan sebagai layanan yang diberikan kepada semua siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dalam proses bimbingan progam sudah disusun secara baik dan siap untuk diberikan kepada siswa secara terjadwal, kegiatan ini berisikan informasi yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada siswa secara kontak langsung, sedangkan bimbingan individual adalah suatu cara memberikan bantuan kepada siswa melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang

10

Hasil observasi tanggal 07 Agustus 2018

11

Prayitno, Wujud Penghayatan dan Pengalaman Nilai-Nilai Karakter Cerdas, Padang, UNP Press, 2011, h. 23.

32

perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri.

Penelitian ini dianggap penting dalam rangka melihat sisi layanan bimbingan kelompok dikarenakan pada layanan bimbingan kelompok itu akan sangat terlihat dari segi cerdas (smart) yang memiliki karakter lebih dari biasanya.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, di Madrasah Tsanawiyah Negeri Barito Utara tersebut ada guru Bimbingan Konselingnya sebanyak 2 (dua) orang dan melakukan program bimbingan diseluruh kelas dengan bergantian, dalam pendalaman pendidikan berkarakter-cerdas di Madrasah tersebut bahwa mereka memasukkan pendalaman pendidikan berkarakter-cerdas pada kepramukaan dan aqidah akhlak yang dilaksanakan pada setiap hari sabtu. 12

Pendidikan berkarakter-cerdas yang ada disekolah tersebut peserta didik dituntut untuk memiliki sifat sopan, santun, saling menyapa, jujur, bertanggung jawab, cinta ilmu percaya diri dan memberikan salam terhadap guru, orang tua dan teman sebaya. Sementara dari hasil penelitian ditemukan sebagian siswa yang menegur teman sebayanya dengan kata-kata kasar pada saat berpapasan dengan guru, dan hanya sebagian yang memberi salam dan bersalaman kepada guru. Berdasarkan fakta tersebut maka peneliti masih belum melihat pendidikan berkarakter-cerdas yang terlaksana secara

12

Observasi pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Barito Utara di Muara Teweh Jalan Padat Karya Kecamatan Teweh Tengah Kab. Barito Utara pada bulan Januari 2018

33

menyeluruh yang sesuai dengan pencanangan tujuan sekolah yang memprogramkan pendidikan berkarakter-cerdas.

Bimbingan konseling dilaksanakan dengan dua pola yaitu bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Bimbingan individual dilaksanakan bersifat kasuistis, sedangkan bimbingan kelompok (klasikal) adalah program pembentukan kepribadian secara terarah oleh Guru bimbingan konseling bersama dengan siswanya.

Beranjak dari masalah di atas peneliti ingin melihat secara konkrit bagaimana bimbingan konseling sebagai salah satu unsur pendidikan dalam membentuk karakter siswa dengan judul tesis “Pendidikan berkarakter –

Cerdas Melalui Bimbingan Kelompok di MTsN Barito Utara”.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok

di MTsN Barito Utara ?

2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung pada pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok di MTsN Barito Utara ?

3. Bagaimana solusi dari faktor penghambat pada pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok di MTsN Barito Utara ?

34

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok di MTsN Barito Utara

2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penghambat dan pendukung pada pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok di MTsN Barito Utara

3. Untuk mengetahui bagaimana solusi dari faktor penghambat pada pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok di MTsN Barito Utara

D. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat berguna dan memberi manfaat, diantaranya :

1. Kegunaan teoritis

Suatu penelitian yang meragukan pada teori tertentu maka dilakukan penelitian verifikatif. Keraguan akan suatu teori muncul apabila teori itu tidak dapat menjelaskan fenomena-fenomena aktual yang tengah dihadapi. Dengan penelitian ini maka agar mendapatkan manfaat : a. Mengetahui bagaimana pendidikan berkarakter-cerdas melalui

bimbingan kelompok di MTsN Barito Utara

b. Mengatahui apa saja faktor penghambat dan pendukung pada pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok di MTsN Barito Utara

35

c. Mengetahui bagaimana solusi dari faktor penghambat pada pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok di MTsN Barito Utara

2. Kegunaan Praktis

a. Penelitian ini agar mampu memberikan manfaat praktis untuk menyelesaikan permasalahan praktis, karena kebanyakan lembaga dimasyarakat baik itu pemerintah maupun swasta sadar akan manfaat penelitian ini, dan menempatkan penelitian serta pengembangan sebagai bagian integral didalam organisasi, sekaligus sebagai bahan dasar kepada pihak-pihak yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai implementais pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok. b. Bagi Kepada MTsN Barito Utara agar dapat memahami lebih lagi

tentang pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok yang mana pendalaman materi ini sudah ada dan akan dikembangkan lagi

c. Bagi guru untuk menambah wawasan dalam dunia pendidikan khususnya tentang pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok dan Sebagai bahan informasi bagi guru-guru pada sekolah yang bersangkutan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok pada siswa.

36

d. Bagi siswa agar dapat memahami apa itu pendidikan berkarakter-cerdas melalui bimbingan kelompok dan diharapkan agar bisa memberikan contoh kepada teman-teman sebayanya.

e. Bagi penulis agar bisa menambah wawasan dalam dunia pendidikan khususnya yang berkenaan dengan pendidikan berkarakter-cerdas.

f. Manfaat penelitian ini juga sebagai bahan bacaan, sumbangan pemikiran dalam memperkaya khasanah literature perpustakaan IAIN palangkaraya dan perpustakaan Daerah Kabuapten Barito Utara, pada bidang pendidikan karakter.

15

Dokumen terkait