• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1. Latar Belakang

Semua negara yang mempunyai garis pantai sangat menginginkan adanya manajemen dari sumberdaya pantai, agar dapat menjaga sistem sumberdaya pantai yang ada. Tugas dari manajemen tersebut untuk dapat menjaga sumberdaya pantai menyangkut: utilitas dari keberlangsungan sumberdaya yang multi species, menyangkut berbagai jasa dan barang-barang yang dihasilkan oleh sumberdaya pantai (Proses, Fungsi dan hubungan timbal balik antara sumberdaya pantai dengan manusia). Kesemua hal tersebut di atas nampak akan sangat sulit terwujud, hal ini dikarenakan konsekuensi adanya perubahan lingkungan global (Global Environmental Change (GEC)) (Turner R.K. et al 1999).

Degradasi lingkungan saat ini terus saja terjadi di segala penjuru dunia juga termasuk di Indonesia. Terjadinya degradasi lingkungan ditimbulkan karena adanya aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan hidup (carrying capacity) itu sendiri, sehingga akibatnya berbagai bencana timbul dan pada akhirnya menurunkan kualitas lingkungan dan memberikan dampak terhadap terjadinya depresiasi sumberdaya, serta terjadinya depresiasi sumberdaya yang juga diukur dengan timbulnya gejala perekonomian yang kurang membaik.

Turunnya kualitas lingkungan dapat terjadi baik di daratan, udara dan perairan. Turunnya kualitas lingkungan salah satunya adalah diakibatkan oleh terjadinya pencemaran. Penurunan kualitas lingkungan akibat pencemaran tergantung terhadap kemampuan lingkungan untuk menyerap (absorptive capacity), sehingga semakin kecil kemampuan menyerap lingkungan terhadap pencemaran dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, dan semakin besar kemampuan lingkungan untuk menyerap pencemaran mengakibatkan rendahnya terjadinya kerusakan lingkungan.

Menurut Yanney (1990), laut merupakan tempat bermuaranya berbagai saluran air termasuk sungai. Dengan demikian, laut akan menjadi tempat terkumpulnya zat-zat pencemar yang dibawah oleh aliran air. Banyak industri atau pabrik yang membuang limbah industrinya ke sungai tanpa penanganan atau mengelolah limbah terlebih dahulu dan juga kegiatan rumah tangga yang

membuang limbah ke sungai. Limbah-limbah ini terbawa ke laut selanjutnya mencemari laut .

Selat Madura yang berada antara pulau Jawa dan Pulau Madura merupakan salah satu selat yang memiliki manfaat yang sangat banyak. Sampai saat ini pemanfaatan Selat Madura meliputi: pelabuhan penyeberangan SURAMADU (Surabaya-Madura), penangkapan ikan, dan eksploitasi gas bumi, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan pemanfaatan tersebut menimbulkan berbagai dampak terhadap terjadinya pencemaran yang ada saat ini. Penyebab pencemaran menurut PP No 19 Tahun 1999 tentang Pengedalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut, adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain kedalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/ atau fungsinya. Baku mutu air laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemaran yang ditenggang keberadaannya di dalam air laut.

Pencemaran air laut dapat ketahui melalui kondisi fisik dan kimiawi. Pencemaran Selat Madura secara fisik dapat diketahui bahwa Selat Madura tersebut telah mengalami pencemaran, hal ini dapat dipastikan dengan melihat

perubahan warna air laut yang terjadi yang berwarna kecoklatan. Menurut Fauzi (2004), pencemaran dari perspektif ekonomi akan memberikan dampak

terhadap kesejahteraan masyarakat karena pencemaran dapat menghilangkan nilai ekonomi sumberdaya akibat berkurangnya kemampuan sumberdaya secara kualitas dan kuantitas untuk menyuplai barang dan jasa.

Dampak ekonomi akibat pencemaran dalam perikanan telah diuji di dalam berbagai studi, dan kemajuannya telah membuat pemahaman yang penting bagi masyarakat menyangkut bahayanya kerusakan ekonomi yang mungkin disebabkan oleh pelepasan unsur berbahaya atau beracun ke dalam tempat habitat ikan. (Cohen, 1995; Collins et al., 1998; Grigalunas et al., 1986 dan 1988; Hanemann dan Pantai, 1993; Kahn, 1987; Lipton dan Pantai, 1997; Montgomery dan Needelman, 1997; Opaluch, 1987; Pyo dan Pendudu, 1995 dalam Collins. A et al., 1998).

Selain banyaknya bangunan yang berdiri baik itu industri, perumahan di pinggir sungai maupun di daerah pantai di sekitar Selat Madura memberikan dampak laju pencemaran yang semakin cepat, hal ini diakibatkan rusaknya

mangrove dan terumbu karang yang berfungsi untuk menahan abrasi pantai, akibat dari pencemaran yang terjadi di sungai dan menuju ke laut berakibat rusaknya ekosistem dan terdegradasinya sumberdaya. Secara langsung pengaruh pencemaran yang mengalir kelaut akan mempengaruhi sumberdaya ikan di Selat Madura, yang memiliki karakteristik ikan demersal.

Kondisi sumberdaya ikan di Selat Madura yang memiliki karakteristik 60 persen ikan demersal sering kali terganggu oleh pencemaran yang terjadi. Saat ini kondisi sumberdaya ikan di Selat Madura terus menurun, dari hasil penelitian Departemen Kelautan dan Perikanan (2005), diperoleh estimasi bahwa untuk sumberdaya ikan demersal di Selat Madura atas dasar data tahun 1988-1992 diperoleh potensi lestari 28.256 ton per tahun sedangkan potensi ikan pelagis sebesar 71.397 ton per tahun. Penurunan stok selain disebabkan oleh terjadinya kegiatan tangkap berlebih juga diyakini bahwa penurunan stok juga diakibatkan oleh semakin menurunnya kualitas air laut. Oleh karena itu diharapkan dengan mengetahui seberapa besar pengaruh pencemaran dan aktivitas tangkapan terhadap jumlah stock ikan yang diperuntukkan bagi generasi mendatang, akan membuat para stakholders dapat mengambil suatu tindakan pengelolaan yang tepat untuk menjamin ketersediaan ikan untuk kepentingan kesejahteraan nelayan dalam jangka panjang (sustainable resource).

1.2 Perumusan Masalah

Selat Madura yang memiliki aktivitas pemanfaatan yang sangat besar sering membuat para pengambil manfaat melupakan akan kelestarian dari pada sumberdaya yang dimiliki, seperti pemanfaatan ikan secara berlebih dan terjadinya pencemaran merupakan kasus yang timbul akibat kurang arifnya pengambil manfaat dari Selat Madura. Dengan memiliki potensi sumberdaya ikan demersal dan alat tangkap yang multi alat, dengan kasus yang ada hal ini akan berdampak terhadap terjadinya depresiasi sumberdaya akibat penangkapan berlebih dan pencemaran.

Adapun permasalahan mengenai sumberdaya perikanan yang terjadi di Selat Madura sebagai berikut :

1) Bahwa telah terjadi depresiasi sumberdaya perikanan akibat produksi berlebih (overfishing) dan non produksi (pencemaran) di Selat Madura ? 2) Bagaimana pengaruh akibat pencemaran terhadap nilai biomas dan rente

3) Seberapa besar terjadinya depresiasi sumberdaya perikanan akibat terjadinya pencemaran ?

4) Bagaimana kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan di Selat Madura yang terkait dengan pencemaran perairan ?

1.3. Hipotesis

Pencemaran menurut Anna, S. (2003), hasil penelitiannya di Teluk Jakarta menyatakan bahwa pencemaran akan mempengaruhi pertumbuhan ikan yang ada. Sehingga akibat pencemaran tersebut akan berdampak terhadap depresiasi sumberdaya yang ada di Teluk Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat di tarik suatu hipotesis dari permasalahan yang ada di Selat Madura.

Adapun hipotesis dari permasalahan yang ada di Selat Madura adalah sebagai berikut :

1) Diduga telah terjadi depresiasi sumberdaya perikanan di Selat Madura akibat produksi berlebih (overfishing) dan non produksi (pencemaran).

2) Diduga bahwa pencemaran akan menuunkan nilai rente ekonomi sumberdaya ikan di Selat Madura.

3) Diduga hingga saat ini belum adanya kebijakan yang dikeluarkan Pemeritah Daerah (PEMDA) Provinsi Jawa Timur untuk mengatasi pencemaran terhadap perikanan.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada dan keinginan untuk membuktikan hipótesis penelitian ini maka akan didapatkan tujuan dari pada dilaksanakannya penelitian ini, adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1) Mengetahui pengaruh yang diberikan oleh aktivitas produksi dan non produksi (pencemaran) terhadap sumberdaya perikanan di Selat Madura. 2) Mengkaji kondisi dan potensi sumberdaya perikanan di Selat Madura.

3) Menghitung dan menganalisis seberapa besar depresiasi sumberdaya ikan akibat terjadinya pencemaran di Selat Madura.

4) Mengetahui kebijakan yang harus dilakukan untuk mengatasi terjadinya pencemaran di Selat Madura.

1.5. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian haruslah memberikan suatu manfaat bagi daerah tempat penelitian, pembaca hasil penelitian dan peneliti itu sendiri, hal ini di karenakan penelitian tanpa adanya suatu manfaat yang diberikan maka penelitian tersebut akan terasa sia-sia, oleh karena itu adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :

1) Sebagai Informasi terbaru mengenai kondisi sumberdaya perikanan di Selat Madura setelah terjadinya aktivitas produksi berlebih (over fishing) dan non produksi (pencemaran).

2) Memberikan informasi besarnya nilai ekonomi sumberdaya perikanan yang terdepresiasi akibat pencemaran di Selat Madura.

3) Sebagai bahan acuan dalam melakukan penetapan kebijakan untuk pemulihan kembali sumberdaya yang terdepresiasi.

Dokumen terkait