• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Tujuan dan Sasaran ... 88 I. PRODUKSI BENIH BUAH LAINNYA ... 89 BAB II PELAKSANAAN ... 90 II. PRODUKSI BENIH BAWANG MERAH ... 98 III. PRODUKSI BENIH JERUK ... 101 IV. PEMBINAAN LEMBAGA PERBENIHAN HORTIKULTURA ... 105 V. SERTIFIKASI DAN PENGAWASAN PEREDARAN BENIH

HORTIKULTURA ... 111 VI. PRODUKSI BENIH SAYURAN NON BIJI ... 115 VII. PRODUKSI BENIH SAYURAN LAINNYA ... 121 VIII. PRODUKSI BENIH BUAH LAINNYA (NON BATANG) ... 125

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ketersediaan benih bermutu menjadi sangat strategis karena merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan dalam usaha budidaya hortikultura. Untuk menghasilkan produk hortikultura yang bermutu dibutuhkan benih bermutu, yaitu benih yang mampu mengekspresikan sifat-sifat unggul dari varietas yang dimilikinya. Untuk itu diperlukan upaya meningkatkan produksi, memperbaiki mutu, memperbaiki distribusi, meningkatkan pengawasan peredaran dan meningkatkan penggunaan benih bermutu dalam kegiatan agribisnis hortikultura.

Sejalan dengan hal itu maka sangatlah tepat apabila Presiden RI pada Rakornas Pertanian di Jakarta pada bulan Mei 2017 mencanangkan bahwa Tahun 2018 adalah Tahun Perbenihan Nasional. Hal ini sejalan dengan upaya percepatan pencapaian swasembada bahan pangan penting, termasuk komoditas hortikultura. Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah mengalokasikan anggaran APBN-P 2017 untuk penyediaan benih berikut aspek penunjang kegiatan perbenihan hortikultura.

Adapun kegiatan pengembangan sistem perbenihan hortikultura pada APBNP 2017 adalah;

1. Sertiikasi dan pengawasan peredaran benih, diutamakan untuk pengawalan sertiikasi benih bawang putih.

2. Pengadaan benih kentang, bawang putih, jeruk, mangga, manggis, salak, durian, pisang, pepaya, sukun, duku, belimbing, kelengkeng, srikaya, jengkol, pete dan pengadaan benih sayuran dataran tinggi dan sayuran lain.

3. Persediaan benih bawang merah, cabai dan benih hortikultura. 4. Pengadaan mini traktor, sarana irigasi (sprinkler) dan knapsack

benih di Balai Benih Hortikultura dan pengembangan kawasan buah dan sayuran.

Pelaksanaan pengadaan benih mengikuti aturan perbenihan yang berlaku. Untuk pengadaan benih bawang putih, apabila ketersediaan di dalam negeri tidak mencukupi dapat menggunakan benih bawang putih impor yang mekanisme pemasukannya sesuai ketentuan Permentan No 15 Tahun 2017. Benih bawang putih impor yang digunakan adalah benih bawang putih yang dapat menghasilkan umbi secara normal.

Selanjutnya agar pelaksanaan kegiatan perbenihan APBN-P 2017 dapat berjalan secara efektif dan eisien, serta taat azas, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan pekerjaan, pengadaan barang/jasa sampai pada monitoring dan evaluasi, maka disusunlah Petunjuk Teknis Pengembangan Sistem Perbenihan APBN-P 2017 sebagai acuan dalam pelaksanaan oleh semua pihak yang berkepentingan.

B. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dari Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan panduan pelaksanaan kegiatan perbenihan pada APBN P 2017 agar lebih terarah, eisien dan akuntabel.

Sasaran yang ingin dicapai adalah tersedianya benih bermutu hortikultura dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura.

I. PRODUKSI BENIH BUAH LAINNYA

(1772.022)

BAB II

PELAKSANAAN

1772.022 PRODUKSI BENIH BUAH LAINNYA

1. Lokasi

Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung produksi buah lainnya dilaksanakan di Propinsi/Kabupaten/Kota.

2. Output, Sub Output, Komponen Output : Produksi benih buah lainnya Sub output : Tanpa Sub Output

Komponen : (052) Perbanyakan Benih 3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/ Kota dan penerima manfaat adalah masyarakat/Pemda dalam mendukung kawasan hortikultura.

4. Pembiayaan

Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN - P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.

5. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan melalui :

a. Fasilitasi/pengadaan benih buah lainnya (Mangga, Manggis, Salak, Durian, Pisang, Pepaya, Sukun, Duku, Belimbing, Lengkeng, Srikaya) dalam mendukung kawasan hortikultura. Kegiatan berupa belanja bahan akun (521211) dan/atau belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/ pemda akun (526112) dan/atau belanja barang persediaan barang konsumsi akun (521811) dan/atau Belanja Barang untuk diserahkan kepada Pemda/masyarakat (526115). Untuk pengadaan benih yang akan dibagikan ke masyarakat membuat edaran/sosialisasi agar setiap satker melakukan revisi akun

dari 521211 ke 526115 atau ke 521811. Pengadaan belanja ini dilaksanakan dengan metode pengadaan langsung/lelang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, atau melalui e-katalog.

b. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.

c. Kelompok penerima manfaat diutamakan kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P tahun 2017 untuk pengembangan kawasan buah lainnya

d. Pengadaan benih disinkronkan dengan pengadaan sarana produksi pengembangan kawasan.

e. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.

Indikator Kinerja 1. Masukan (Input)

a. Dana APBN-P sebesar Rp 12.530.750.000

b. SDM (petugas, produsen/penangkarbenih, petani)

c. Pedoman Umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017. d. Data dan informasi perbenihan hortikultura

2. Keluaran (Output)

Terfasilitasinya benih buah lainnya 3. Hasil (Outcome)

Meningkatnya ketersediaan benih buah lainnya yang bermutu 4. Manfaat (Beneit)

Semakin meningkatnya penggunaan benih buah lainnya yang bermutu

5. Dampak (Impact)

Tabel 9. Lokasi Kegiatan dan Target Produksi Benih Buah Lainnya APBN-P 2017

No. Provinsi

Produksi Benih Buah Lainnya Benih Mangga Benih Manggis Benih Durian Benih Salak Benih Pisang Volume (batang) Volume (batang) Volume (batang) Volume (batang) Volume (batang) Total 61.500 67.500 57.250 150.000 150.000 1 Jawa Barat Sumedang 11.250 Sukabumi 7.500 30.000 Cianjur 7.500 30.000 Cirebon 11.250 Majalengka 11.250 2 Jawa Tengah Pati 7.500 Semarang 7.500 Banjarnegara 20.000 Wonosobo 20.000 3 Jawa Timur Banyuwangi 12.500 Tuban Trenggalek 6.250 Lumajang 30.000 Lamongan 5.250 Gresik 1.000 4 Sumatera Barat Agam 7.500 12.500 Padang Pariaman 11.250 Sinjunjung 7.500 Pasaman 20.000 5 Lampung Pesawaran Tanggamus 11.250 Lampung Selatan 10.000 30.000

No. Provinsi

Produksi Benih Buah Lainnya Benih Mangga Benih Manggis Benih Durian Benih Salak Benih Pisang Volume (batang) Volume (batang) Volume (batang) Volume (batang) Volume (batang) Lampung Barat Waykanan 6 Sumatera Selatan

Ogan Komering Ilir

7 Kalimantan Timur Kutai Kertanegara 3.750 Paser 30.000 Kutai Timur 30.000 8 Bali Tabanan 11.250 Karangasem 30.000 9 Sulawesi Selatan Bantaeng 7.500 Bone 11.250 30.000 Jeneponto 3.750 10 Papua Barat Manokwari Sorong Kota Sorong

No. Provinsi

Produksi Benih Buah Lainnya Benih Sukun Benih Duku Benih Belimbing Benih Lengkeng Benih Srikaya Volume (batang) Volume (batang) Volume (batang) Volume (batang) Volume (batang) Total 3.000 2.500 10.000 27.500 10.000 1 Jawa Barat Sumedang Sukabumi Cianjur Cirebon Majalengka 2 Jawa Tengah Pati Semarang Banjarnegara Wonosobo 3 Jawa Timur Banyuwangi Tuban 3.750 Trenggalek Lumajang Lamongan 8.750 Gresik 10.000 4 Sumatera Barat Agam Padang Pariaman Sinjunjung Pasaman 5 Lampung Pesawaran 3.750 tanggamus 3.750 lampung Selatan 3.750 Lampung Barat 3.750 Waykanan 10.000

No. Provinsi

Produksi Benih Buah Lainnya Benih Sukun Benih Duku Benih Belimbing Benih Lengkeng Benih Srikaya Volume (batang) Volume (batang) Volume (batang) Volume (batang) Volume (batang) 6 Sumatera Selatan

Ogan Komering Ilir 2.500

7 Kalimantan Timur Kutai Kertanegara Paser Kutai Timur 8 Bali Tabanan Karangasem 9 Sulawesi Selatan Bantaeng Bone Jeneponto 10 Papua Barat Manokwari 1.000 Sorong 1.000 Kota Sorong 1.000

II. PRODUKSI BENIH BAWANG MERAH

(1772.024)

1772.024 PRODUKSI BENIH BAWANG MERAH

1. Lokasi

Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung produksi benih bawang merah dilaksanakan di 2 propinsi, Jawa Barat dan Kalimantan Barat.

2. Output, Sub Output, Komponen

Output : Tanpa Output

Sub output : Tanpa Sub Output

Komponen : (052) Perbanyakan Benih 3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana dan penerima manfaat kegiatan adalah instansi yang memiliki fungsi produksi benih (BBH) di 2 provinsi.

4. Pembiayaan

Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN - P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi.

5. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan melalui :

a. Fasilitasi Sarana dan Prasarana Irigasi Sprinkle untuk BBH. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana irigasi sprinkle dalam mendukung produksi benih dilaksanakan dengan metode pengadaan langsung/lelang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, atau melalui e-katalog. Dalam pelaksanaannya menggunakan akun belanja (526114) Belanja Barang Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.

b. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.

Indikator Kinerja 1. Masukan (Input)

a. Dana APBN-P sebesar Rp 160.000.000

b. SDM (petugas, produsen/penangkar benih, petani) c. Teknologi perbenihan

d. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017. 2. Keluaran (Output)

Terfasilitasinya bantuan sarana irigasi sprinkler di Balai Benih Hortikultura.

3. Hasil (Outcome)

Meningkatnya produksi benih di Balai Benih Hortikultura . 4. Manfaat (Beneit)

Semakin meningkatnya kinerja dan produktivitas Balai Benih Hortikultura

5. Dampak (Impact)

Meningkatnya produksi dan ketersediaan benih hortikultura bermutu di Indonesia.

Tabel 10. Lokasi Kegiatan dan Target Produksi Benih Bawang Merah APBN-P 2017

No Provinsi

Produksi Benih Bawang Merah Benih Bawang Merah Sarana Irigasi Sprinkle (unit)

Total 2

1 Jawa Barat 1

III. PRODUKSI BENIH JERUK

(1772.027)

1772.027 PRODUKSI BENIH JERUK

1. Lokasi

Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung produksi benih buah lainnya (non batang) yang dilaksanakan di Propinsi/ Kabupaten/Kota.

2. Output, Sub Output, Komponen Output : Produksi benih jeruk Sub output : Tanpa Sub Output

Komponen : (052) Perbanyakan Benih 3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/ Kota dan penerima manfaat adalah masyarakat/Pemda dalam mendukung kawasan hortikultura.

4. Pembiayaan

Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN-P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.

5. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan melalui :

a. Fasilitasi/pengadaan benih jeruk dalam mendukung kawasan hortikultura. Kegiatan berupa belanja bahan akun (521211) dan/ atau belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda akun (526112) dan/atau belanja barang persediaan barang konsumsi akun (521811) dan/atau belanja barang untuk diserahkan kepada pemda/masyarakat (526115). Untuk pengadaan benih yang akan dibagikan ke masyarakat membuat edaraan/sosialisasi agar setiap satker melakukan revisi akun dari 521211 ke 526115 atau ke 521811.

b. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.

c. Kelompok penerima manfaat adalah kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P tahun 2017 untuk kawasan buah d. Pengadaan benih disinkronkan dengan pengadaan sarana

produksi untuk kawasan.

e. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.

Indikator Kinerja 1. Masukan (Input)

a. Dana APBN-P sebesar Rp 7.800.000.000

b. SDM (petugas, produsen/penangkar benih, petani) c. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017. d. Data dan informasi perbenihan hortikultura

2. Keluaran (Output)

Terfasilitasinya benih jeruk 3. Hasil (Outcome)

Meningkatnya ketersediaan benih jeruk yang bermutu 4. Manfaat (Beneit)

Semakin meningkatnya penggunaan benih jeruk yang bermutu 5. Dampak (Impact)

Tabel 11. Lokasi Kegiatan dan Target Produksi Benih Jeruk APBN-P 2017

No Provinsi

Produksi Benih Bawang Merah Benih Bawang Merah Sarana Irigasi Sprinkle (unit)

Total 390.000 1 Jawa Barat Bandung 30.000 Bandung Barat 40.000 2 Jawa Tengah Blora 20.000 3 Jawa Timur Malang 40.000 4 Sumatera Barat Agam 20.000

Lima Puluh Kota 30.000

5 Lampung Pesawaran 20.000 Lampung Utara 30.000 Mesuji 20.000 6 Kalimantan Barat Sambas 100.000 7 Bali Buleleng 40.000

IV. PEMBINAAN LEMBAGA PERBENIHAN

HORTIKULTURA

1772.057 PEMBINAAN LEMBAGA PERBENIHAN HORTIKULTURA

A. Pusat 1. Lokasi

Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura dilaksanakan di Pusat

2. Output, Sub Output, Komponen

Output : Tanpa Output

Sub output : Tanpa Sub Output

Komponen : (051) Pelaksanaan Bimbingan Teknis/

Pendampingan/ Sosialisasi 3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah Satker Direktorat Jenderal Hortikultura dan penerima manfaat adalah instansi yang mempunyai fungsi perbenihan dan pengembangan hortikultura di Pusat, Daerah dan masyarakat/Pemda, diutamakan yang memperoleh anggaran APBNP 2017. Penerima Handsprayer di Provinsi diutamakan Kelompoktani/ Gapoktan yang mendapat alokasi APBN-P 2017 untuk pengembangan kawasan sayuran atau buah.

4. Pembiayaan

Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN - P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura.

5. Metode Pelaksanaan

a. Kegiatan ini dilaksanakan melalui koordinasi, sosialisasi, bimbingan/pembinaan, fasilitasi sarana prasarana (benih

Hortikultura, handsprayer dan lain-lain) mendukung

pengembangan hortikultura.

b. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui belanja : (521811) Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi; (522131) Belanja Jasa Konsultan; (524111) Belanja Perjalanan Biasa; (526112) Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda dan (526311) Belanja Barang Lainnya untuk

diserahkan kepada masyarakat/Pemda, dan akun lain yang terkait dengan pengembangan hortikultura.

c. Terkait dengan pengadaan barang/jasa, metode yang digunakan melalui pengadaan langsung/lelang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, atau melalui e-katalog. d. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima

barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan

B. Daerah 1. Lokasi

Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura dilaksanakan di 3 propinsi yaitu Lampung, Jawa Barat dan Kalimantan Barat.

2. Output, Sub Output, Komponen

Output : Tanpa Output

Sub output : Tanpa Sub Output

Komponen : (053) Pelaksanaan kegiatan Balai Benih 3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana dan penerima manfaat kegiatan adalah instansi yang memiliki fungsi produksi benih (BBH) di 3 provinsi.

4. Pembiayaan

Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN - P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi.

5. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan melalui :

a. Kegiatan pengadaan sarana prasarana (mini traktor roda 4 dan perlengkapannya) untuk mendukung produksi benih dan pengembangan hortikultura yang dilaksanakan melalui e-katalog.

b. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui belanja : (526112) Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda

c. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.

Indikator Kinerja 1. Masukan (input)

a. Dana APBN-P 2017

b. SDM (petugas, produsen/penangkar benih, petani) c. Teknologi perbenihan

d. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017. e. Data dan informasi terkait perbenihan

2. Keluaran (Output)

Terselenggaranya kegiatan pembinaan lembaga Perbenihan Hortikultura Pusat dan Daerah.

3. Hasil (Outcome)

Meningkatnya peran kelembagaan perbenihan dalam penyediaan benih bermutu hortikultura.

4. Manfaat (Beneit)

Meningkatnya penggunaan benih bermutu hortikultura 5. Dampak (Impact)

Meningkatnya produksi dan ketersediaan benih hortikultura bermutu di Indonesia.

Tabel 12. Lokasi Kegiatan dan Target Pembinaan Lembaga Perbenihan Hortikultura APBN-P 2017

No Provinsi

Produksi Benih Bawang Merah

Benih Bawang Merah Sarana Irigasi Sprinkle (unit)

Total 67 1 Pusat 64 2 Jawa Barat 1 3 Lampung 1 4 Kalimantan Barat 1 Blora 20.000

V. SERTIFIKASI DAN PENGAWASAN

PEREDARAN BENIH HORTIKULTURA

1772.060 SERTIFIKASI DAN PENGAWASAN PEREDARAN

BENIH HORTIKULTURA

1. Lokasi

Pelaksanaan sertiikasi dan pengawasan peredaran benih dilakukan di 10 (sepuluh) Provinsi yaitu : Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, JawaTimur, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.

2. Output, Sub Output, Komponen

Output : Tanpa output

Sub output : Tanpa Sub Output

Komponen : (051) Koordinasi/Identiikasi (052) Sertiikasi Benih 3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana dan penerima manfaat kegiatan adalah instansi yang memiliki fungsi pengawasan dan sertiikasi benih hortikultura (BPSBTPH) di 10 provinsi. Penerima manfaat adalah produsen benih hortikultura di 10 propinsi.

4. Pembiayaan

Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN - P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi.

5. Metode Pelaksanaan

a. Kegiatan ini dilaksanakan melalui koordinasi, sosialisasi, bimbingan/pembinaan, fasilitasi sarana prasarana mendukung pengembangan hortikultura.

b. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui belanja : (521211) Belanja Bahan; (521811) Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi; (524111) Belanja Perjalanan Biasa; (522151) Belanja Jasa Profesi; (524119) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota.

c. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.

Indikator Kinerja 1. Masukan (input)

a. Dana APBN sebesar Rp 1.200.000.000;

b. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017 c. Data dan informasi tentang perbenihan hortikultura 2. Keluaran (Output)

Terselenggaranya kegiatan, pengawalan, pembinaan, sertiikasi dan pengawasan peredaran benih hortikultura di 10 propinsi

3. Hasil (outcome)

Meningkatnya ketersediaan benih bermutu hortikultura yang beredar di masyarakat

4. Manfaat (Beneit)

Meningkatnya penggunaan benih bermutu hortikultura 5. Dampak (Impact)

Tabel 13. Lokasi Kegiatan dan Target Sertiikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura APBN-P 2017

No Provinsi Sertiikasi Benih

Sertiikasi (unit) Total 10 1 Jawa Barat 1 2 Jawa Tengah 1 3 Jawa Timur 1 4 DI Yogyakarta 1 5 Sumatera Barat 1 6 Lampung 1 7 Kalimantan Timur 1

8 Nusa Tenggara Barat 1

9 Sulawesi Selatan 1

VI. PRODUKSI BENIH SAYURAN NON BIJI

(1772.061)

1772.061 PRODUKSI BENIH SAYURAN NON BIJI

1. Lokasi

Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung produksi benih sayuran non biji yang dilaksanakan di Propinsi/ Kabupaten/ Kota.

2. Output, Sub Output, Komponen

Output : Produksi benih sayuran non biji Sub output : Tanpa Sub Output

Komponen : (052) Perbanyakan Benih 3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/ Kota dan penerima manfaat adalah masyarakat/Pemda dalam mendukung kawasan hortikultura.

4. Pembiayaan

Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN-P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.

5. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan melalui :

a. Fasilitasi/pengadaan benih sayuran non biji (petai dan jengkol) dalam mendukung kawasan hortikultura. Kegiatan berupa belanja bahan akun (521211) dan/atau belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda akun (526112) dan/atau belanja barang persediaan barang konsumsi akun (521811) dan/atau Belanja Barang untuk diserahkan kepada Pemda/masyarakat (526115). Untuk pengadaan benih yang akan dibagikan ke masyarakat membuat edaran/sosialisasi agar setiap satker melakukan revisi akun dari 521211 ke 526115 atau ke 521811. Pengadaan belanja ini dilaksanakan dengan metode pengadaan langsung/lelang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, atau melalui e-katalog.

b. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.

c. Kelompok penerima manfaat adalah kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P tahun 2017 untuk kawasan sayuran non biji d. Pengadaan benih disinkronkan dengan pengadaan sarana

produksi untuk kawasan.

e. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.

Indikator Kinerja 1. Masukan (Input)

a. Dana APBN-P sebesar Rp 4.350.000.000

b. SDM (petugas, produsen/penangkar benih, petani) c. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017. d. Data dan informasi perbenihan hortikultura

2. Keluaran (Output)

Terfasilitasinya benih sayuran non biji 3. Hasil (outcome)

Meningkatnya ketersediaan benih sayuran non biji yang bermutu 4. Manfaat (Beneit)

Semakin meningkatnya penggunaan benih sayuran non biji yang bermutu

5. Dampak (Impact)

Tabel 14. Lokasi Kegiatan dan Target Produksi Sayuran Non Biji APBN-P 2017

No Provinsi

Benih Sayuran Non Biji

Benih Jengkol Benih Petai

Volume (batang) Volume (Batang)

Total 130.000 160.000 1 Jawa Barat Sumedang 11.250 11.250 Tasikmalaya 11.250 15.000 Sukabumi 11.250 Cianjur 7.500 15.000 Bandung 3.750 Cirebon 7.500 Majalengka 15.000 15.000 Bogor 7.500 11.250 Ciamis 10.000 10.000 2 Jawa Tengah Banjarnegara 7.500 3 Sumatera Barat Pasaman 4.500 Solok 11.250 4 Lampung Pesawaran 7.500 7.500 Tanggamus 7.500 Lampung Selatan 7.500 7.500 5 Kepulauan Riau Lingga 15.000 15.000 Bintan 7.500 7.500 Anabas 3.000

No Provinsi

Benih Sayuran Non Biji

Benih Jengkol Benih Petai

Volume (batang) Volume (Batang)

Karimun 3.750

6 Kalimantan Barat

Sanggau 1.679 3.750

Mempawah 4.142 3.750

VII. PRODUKSI BENIH SAYURAN LAINNYA

(1772.062)

1772.062 PRODUKSI BENIH SAYURAN LAINNYA

1. Lokasi

Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung produksi benih sayuran lainnya yang dilaksanakan di Propinsi/Kabupaten/ Kota.

2. Output, Sub Output, Komponen

Output : Produksi benih sayuran lainnya Sub output : Tanpa Sub Output

Komponen : (052) Perbanyakan Benih 3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/ Kota dan penerima manfaat adalah masyarakat/Pemda dalam mendukung kawasan hortikultura.

4. Pembiayaan

Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN-P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.

5. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan melalui :

a. Fasilitasi/pengadaan benih sayuran lainnya (bawang putih, kentang, sayuran dataran tinggi dan sayuran lainnya) dalam mendukung kawasan hortikultura. Kegiatan berupa belanja bahan akun (521211) dan/atau belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda akun (526112) dan/atau belanja barang persediaan barang konsumsi akun (521811) dan/atau Belanja Barang untuk diserahkan kepada Pemda/masyarakat (526115). Untuk pengadaan benih yang akan dibagikan ke masyarakat membuat edaran/sosialisasi agar setiap satker melakukan revisi akun dari 521211 ke 526115 atau ke 521811. Pengadaan belanja ini dilaksanakan dengan metode

pengadaan langsung/lelang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, atau melalui e-katalog. b. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima

barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.

c. Kelompok penerima manfaat diutamakan kelompok yang mendapatkan alokasi APBN-P tahun 2017 untuk kawasan sayuran lainnya

d. Pengadaan benih disinkronkan dengan pengadaan sarana produksi untuk kawasan.

e. Diakhir kegiatan, Dinas Pertanian Kab/Kota/Provinsi wajib melaporkan laporan kegiatan ke Direktorat Perbenihan Hortikultura.

Indikator Kinerja 1. Masukan (Input)

a. Dana APBN-P sebesar Rp 169.500.000.000 b. SDM (petugas, produsen/penangkar benih, petani) c. Pedoman umum kegiatan Hortikultura APBN-P TA. 2017. d. Data dan informasi perbenihan hortikultura

2. Keluaran (Output)

Terfasilitasinya benih sayuran lainnya 3. Hasil (outcome)

Meningkatnya ketersediaan benih sayuran lainnya yang bermutu 4. Manfaat (Beneit)

Semakin meningkatnya penggunaan benih sayuran lainnya yang bermutu

5. Dampak (Impact)

Tabel 15. Lokasi Kegiatan dan Target Produksi Benih Sayuran Lainnya (APBN-P 2017)

No Provinsi

Benih Sayuran Lainnya Benih Bawang Putih Benih Kentang Benih Sayuran Dt Tinggi Benih Sayuran Lainnya Volume (Kg) Volume (Kg) Volume (KG) Volume (KG)

Total 2.650.000 250.000 100 100 1 Jawa Barat - Garut 25.000 Bandung 30.000 25.000 2 Jawa Tengah - Temanggung 620.000 Magelang 100.000 Tegal 50.000 3 Jawa Timur Malang 25.000 Lumajang 25.000 4 Sumatera Barat - Agam Solok 50.000 50.000 5 Lampung Tanggamus 20 Lampung Barat 25.000 20 6 Jambi - Kerinci 75.000 7 Sumatera Selatan Pagar Alam 25.000 8 Kalimantan Barat Sambas 20 Kubu Raya 20 Sanggau 10 Ketapang 10

9 Nusa Tenggara barat - -

Lombok Timur 1.750.000 25.000

10 Papua Barat -

VIII. PRODUKSI BENIH BUAH LAINNYA

(NON BATANG)

1772.063 PRODUKSI BENIH BUAH LAINNYA (NON BATANG)

1. Lokasi

Pelaksanaan kegiatan APBN-P 2017 untuk mendukung produksi benih buah lainnya (non batang) yang dilaksanakan di Propinsi/ Kabupaten/Kota (Cirebon, Bogor, Malang, Lampung Timur).

2. Output, Sub Output, Komponen

Output : Produksi benih buah lainnya (non batang) Sub output : Tanpa Sub Output

Komponen : (052) Perbanyakan Benih 3. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/ Kota dan penerima manfaat adalah masyarakat/Pemda dalam mendukung kawasan hortikultura.

4. Pembiayaan

Pembiayaan bersumber dari anggaran APBN-P tahun 2017 Direktorat Jenderal Hortikultura yang dialokasikan pada Satker DinasPertanianProvinsi/Kabupaten/Kota.

5. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan melalui :

a. Fasilitasi/pengadaan benih buah lainnya (non batang) dalam mendukung kawasan hortikultura. Kegiatan berupa belanja bahan akun (521211) dan/atau belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda akun (526112) dan/atau belanja barang persediaan barang konsumsi akun (521811) dan/atau Belanja Barang untuk diserahkan kepada Pemda/masyarakat (526115). Untuk pengadaan benih yang akan dibagikan ke masyarakat membuat edaran/sosialisasi agar setiap satker melakukan revisi akun dari 521211 ke 526115 atau ke 521811. Pengadaan belanja ini dilaksanakan dengan metode pengadaan langsung/lelang sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya, atau melalui e-katalog.

b. Penyerahan barang dilakukan melalui mekanisme serah terima barang sesuai ketentuan yang diatur dalam PMK yang masih relevan.

c. Kelompok penerima manfaat adalah kelompok yang

Dokumen terkait