diaudit bebas dari salah saji material
4. Pendapat tidak wajar
Wajar tanpa Syarat (Unqualified Opinion)
Laporan auditor bentuk baku memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Kondisi Yang Harus Dipenuhi Untuk Standard Unqualified
Kondisi Yang Harus Dipenuhi Untuk Standard Unqualified 1. Laporan keuangan lengkap
2. Ketiga standar umum dalam standar auditing dipenuhi
3. Ketiga standar pelaksanaan dipenuhi
4.Laporan keuangan disajikan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum
Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan.
Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus :
harus :
1. Menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat.
2. Mencantumkan juga bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraf penjelasan di dalam paragraf pendapat.
Pendapat wajar dengan pengecualian ini dinyatakan bilamana:
1. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit
2. Laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berdampak material.
Pendapat tidak Wajar (Adverse Opinion)
Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar auditor harus menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam laporannya yaitu:
pendapat dalam laporannya yaitu:
Semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian
pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas, jika secara praktis untuk
Pernyataan tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat,
laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut.
yang mendukung pernyataan tersebut.
Pernyataan tidak memberikan pendapat harus tidak
diberikan karena auditor yakin, atas dasar auditnya bahwa terdapat penyimpangan material dari prisnip akuntansi.
Terdapat tiga tingkatan materialitas dalam mempertimbangkan jenis laporan auditor yang harus dibuat:
1. Jumlah tidak Material (Immaterial)
2. Jumlah material tetapi tidak mengganggu laporan keuangan secara keseluruhan
3. Sangat material sehingga kewajaran laporan keuangan diragukan
Cara lazim untuk mengukur materialitas, jika manajemen menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum :
1. Jumlah rupiah dan tolok ukurnya
2. Daya ukur
Bukti audit merupakan keseluruhan informasi yang digunakan auditor dalam mencapai kesimpulan yang menjadi dasar pendapat audit, dan mencakup
informasi yang terdapat dalam catatan-catatan
akuntansi yang mendasari laporan keuangan serta informasi lainnya.
Kesimpulan auditor dalam menyatakan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan merupakan hasil kewajaran laporan keuangan merupakan hasil
pertimbangan profesional berdasarkan perolehan bukti kompeten yang cukup.
Kompeten : Berkenaan dengan keandalan bukti (kualitas)
Cukup : Berkenaan dengan banyaknya bukti yang
1. Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi merupakan ukuran kualitas bukti audit. Untuk dapat dikatakan kompeten bukti audit terlepas dari bentuknya harus sah dan relevan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Apabila bukti dapat diperoleh dari pihak independen diluar
perusahaan, bukti tersebut memberikan jaminan keandalan yang lebih baik daripada bukti dari dalam perusahaan klien.
lebih baik daripada bukti dari dalam perusahaan klien.
Efektivitas pengendalian intern perusahaan klien memberikan jaminan keandalan data akuntansi dan laporan keuangan
Pengetahuan auditor yang langsung diperoleh melalui inspeksi fisik, pengamatan, perhitungan, lebih bersifat menyimpulkan dibanding dengan yang diperoleh auditor secara tidak langsung.
Faktor-faktor yang menentukan kompetensi Bukti Audit: Relevan Sumber Bukti Timeliness Tingkat Objektivitas
Kecukupan adalah ukuran jumlah bukti audit. Jumlah dan jenis bukti audit yang dibutuhkan auditor :
1. Memerlukan pertimbangan profesional auditor
2. Dipengaruhi oleh resiko salah saji
3. Dipengaruhi kualitas bukti audit
Pertimbangan auditor dalam menentukan cukup tidaknya Pertimbangan auditor dalam menentukan cukup tidaknya
bukti audit :
Materialitas dan resiko
Faktor Ekonomi
Sifat bukti audit mencakup catatan akuntansi yang mendasari (underlying accounting data) dan semua informasi lain yang tersedia yang mendukung atau menguatkan (colaborating information).
Auditor perlu memperhatikan kewajaran dan kecermatan data akuntnasi untuk lebih menjamin pendapat
auditor atas laporan keuangan. auditor atas laporan keuangan.
Kemampuan untuk mengevaluasi bukti secara tepat adalah keahlian penting lain yang harus
dipertimbangkan oleh seorang auditor. Evaluasi yang tepat atas bukti membutuhkan pemahaman auditor atas jenis bukti yang tersedia dan keandalan relatifnya atau diagnosisnya. Auditor harus mampu menentukan kapan jumlah yang cukup dari bukti kompeten telah kapan jumlah yang cukup dari bukti kompeten telah didapat dalam rangka memutuskan apakah kewajaran asersi manajemen dapat didukung.
Pengumpulan bukti dilakukan dari dua arah secara simultan (top-down dan bottom-up).
Top-down Audit Evidence
Fokus kepada perolehan pemahaman bisnis dan
industri klien, tujuan dan sasaran manajemen,
penggunaan sumber-sumber untuk mencapai tujuan, keunggulan kompetitif organisasi klien, proses bisnis keunggulan kompetitif organisasi klien, proses bisnis yang utama, earnings, dan cashflow yang dihasilkan.
Tujuan
- Memperoleh pengetahuan tentang perusahaan klien dan
- Mengembangkan harapan auditor terhadap laporan keuangan
Bottom-up Audit Evidence
Fokus kepada pengujian-pengujian secara langsung terhadap transaksi-transaksi, saldo-saldo akun, dan sistem yang mencatat transaksi dan menghasilkan saldo-saldo akun.
Tujuan : untuk memperoleh dan menilai bukti-bukti yang mendukung transaksi-transaki saldo-saldo akun dalam laporan keuangan.
Keputusan auditor dalam pengumpulan bahan bukti dapat dibagi menjadi;
1. Sifat pengujian yang akan dilakukan (prosedur audit)
2. Saat pengujian (timing)
3. Luas pengujian yang harus dilakukan (ukuran sampel dan items yang dipilih)
4. Penetapan staff untuk melaksanakan pengujian
4. Penetapan staff untuk melaksanakan pengujian
Dalam menentukan prosedur audit mana yang
digunakan, ada 7 (tujuh) kategori bahan bukti yang
dapat dipilih auditor. Kategori ini dikenal sebagai jenis bukti audit, yaitu:
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah inspeksi atau penghitungan aktiva berwujud oleh auditor.
Bahan bukti ini sering dihubungkan dengan persediaan dan kas, dan verifikasi saham, wesel tagih dan aktiva tetap berwujud.
Konfirmasi
Dokumentasi
Pengamatan
Tanya jawab dengan klien Pelaksanaan ulang
2. Konfirmasi
Konfirmasi adalah proses perolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai
jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan.
Proses konfirmasi mencakup:
Pemilihan unsur yang diminta
Pemilihan unsur yang diminta
Pendesainan permintaan konfirmasi
Pengkomunikasian permintaan konfirmasi pada pihak
ketiga
Perolehan jawaban dari pihak ketiga
Penilaian terhadap informasi, atau tidak adanya
informasi, yang disediakan oleh pihak ketiga mengenai tujuan audit, termasuk keandalan informasi tersebut.
Auditor harus mempertimbangkan asersi dan faktor yang kemungkinan berdampak langsung terhadap
keandalan bukti yang diperoleh melalui prosedur konfirmasi.
Faktor yang dimaksud adalah
Bentuk permintaan konfirmasi Bentuk positif
Bentuk negatif Bentuk negatif
Pengalaman sebelumnya tentang audit
Sifat informasi yang dikonfirmasi
3. Dokumentasi
Merupakan bukti yang diperoleh melalui pemeriksaan atas dokumen dan catatan klien untuk memperkuat informasi yang harus disajikan dalam laporan
keuangan.
Berdasarkan sumber dan tingkat kepercayaannya bukti dokumentasi dikelompokkan menjadi;
Bukti dokumen intern
Bukti dokumen intern
Bukti dokumen ekstern
4. Pernyataan tertulis (Written Representation)
Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani seorang individu yang bertanggung jawab dan berpengetahuan mengenai rekening,
kondisi atau kejadian tertentu yang menunjangsatu atau lebih asersi manajemen
5. Tanya jawab dengan klien (Oral evidence)
Tanya jawab adalah mendapatkan informasi tertulis atau lisan dari klien dengan menjawab pertanyaan auditor. 6. Bukti Matematis (Mathematical Evidence)
Merupakan bukti yang diperoleh dari hasil pemeriksaan kembali perhitungan dan pemindahan informasi yang dilakukan oleh klien.
Bukti matematis dipakai oleh auditor untuk Bukti matematis dipakai oleh auditor untuk
memverifikasi akurasi matematis catatan klien. 7. Bukti Analitis (Analytical Evidence)
Bukti diperoleh melalui penggunaan perbandingan dan hubungan untuk melihat ada tidaknya indikasi salah saji material. Prosedur analitis merupakan bagian dari perencanaan audit.
Jenis-jenis Prosedur audit adalah sebagai berikut:
1. Inspeksi (Inspecting)
2. Konfirmasi (Confirming)
3. Wawancara atau pengajuan pertanyaan (Inquiring)
4. Penghitungan (Counting)
Pengusutan (Tracing)
5. Pengusutan (Tracing)
6. Penelusuran (Vouching)
7. Observasi (Observing)
8. Penghitungan Kembali (Reperforming)
9. Prosedur analitis (Analytical Prosedur)
Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap
informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan
yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan.
Tujuan Penggunaan Prosedur Analitik Tujuan Penggunaan Prosedur Analitik
Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya
Sebagai pengujian substantive untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi
Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit
Prosedur Analitik dapat digunakan pada Tahap Perencanaan audit, dan digunakan sebagai pengujian substantive, serta digunakan dalam review yang menyeluruh
1. Prosedur Analitik dalam Perencanaan Audit
Tujuan :Untuk membantu dalam perencanaan sifat, saat, dan
lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti saldo akun atau golongan transaksi tertentu.
2. Prosedur Analitik yang Digunakan sebagai Pengujian Substantif Keputusan mengenai prosedur yang digunakan untuk mencapai Keputusan mengenai prosedur yang digunakan untuk mencapai
tujuan audit tertentu didasarkan pada pertimbangan auditor
terhadap efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari prosedur audit yang ada.
3. Prosedur Analitik yang digunakan dalam Review yang Menyeluruh
Tujuan prosedur analitik disini adalah untuk membantu auditor dalam menilai kesimpulan yang diperoleh dan dalam
Tahap-tahap Penggunaan Analytical Procedure dalam Perencanaan
1. Mengidentifikasi perhitungan atau perbandingan yang akan dibuat.
2. Mengembangkan harapan/dugaan/pembanding
3. Melaksanakan perhitungan/pembandingan
4. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan
4. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan
5. Menginvestigasi perbedaan signifikan yang tidak diharapkan.
6. Menentukan pengaruh perbedaan terhadap audit planning.
Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan auditor mengenai : prosedur audit yang ditempuh,
pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat.
Kertas kerja memiliki beberapa manfaat utama yaitu : 1. Penunjang utama laporan audit (mendukung pernyataan
dalam laporan audit) dalam laporan audit)
2. Dasar bagi supervise
Pedoman Pokok Isi Kertas Kerja memuat :
Bukti yang menunjukkan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai standar auditing (Standar pekerjaan lapangan)
Bukti yang menunjukkan bahwa laporan keuangan
dan informasi lainnya yang dilaporkan telah sesuai dengan catatan klien
Penjelasan mengenai keputusan-keputusan yang
Penjelasan mengenai keputusan-keputusan yang diambil auditor terhadap
pengecualian-pengecualian dan hal lain yang ditemukan dalam audit
Komentar-komentar atau kesimpulan-kesimpulan
Isi Kertas Kerja Audit (Filing) :
1. Permanent File : Memuat data yang bersifat historis dan
kontinue
2. Current File : Semua berkas yang dibuat dan digunakan
untuk tahun buku yang bersangkutan.
3. Pemilikan Kertas kerja adalah milik Kantor Akuntan Publik yang melakukan penugasan audit pada
perusahaan klien. perusahaan klien.
Pada Standar Pekerjaan Lapangan #1 (PSA 05) menyebutkan bahwa Pekerjaan (audit) harus
direncanakan sebaik-baiknya, dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya”
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup dan saat perencanaan diharapkan. Sifat, lingkup dan saat perencanaan
bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan
1. Untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup (standar pekerjaan lapangan # 3)
2. Untuk menetapkan biaya audit yang layak
3. Menghindari salah pengertian dengan klien, untuk menjaga hubungan baik dengan klien dan untuk memudahkan pelaksanaan kerja yang bermutu dengan biaya yang wajar.
Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha entitas tersebut
Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut
Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan
organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi perusahaan
Tingkat resiko pengendalian yang direncanakan
Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit
Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian
Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit sifat laporan auditor yang diharapkan akan
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan supervisi mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan
entitas dan pembahasan dengan personel lain dalam kantor akuntan dan personel entitas tersebut.
Supervisi
Supervisi merupakan aktivitas pengarahan auditor Supervisi merupakan aktivitas pengarahan auditor
kepada asisten dalam melaksanakan penugasan audit, untuk mencapai tujuan audit, dan penentuan apakah tujuan tersebut tecapai.