• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan Anggota Gapoktan Sebelum dan Setelah PUAP

Pendapatan yang digunakan dalam analisis adalah pendapatan usahatani rata-rata yang diperoleh dengan cara mengurangkan penerimaan rata-rata dengan biaya total rata-rata dan biaya tunai rata-rata yang dikeluarkan oleh petani responden. Pendapatan atas biaya total lebih rendah daripada pendapatan atas biaya tunai dikarenakan tidak dikurangi oleh biaya yang diperhitungkan. Pada Tabel 21 disajikan kondisi pendapatan usahatani rata-rata sebelum dan setelah adanya program PUAP. Pendapatan rata-rata usahatani petani responden yang disajikan adalah data pada awal musim tanam 2009, yaitu pada saat melakukan panen perdana pada bulan Juni 2009

Berdasarkan pada Tabel 21 dapat diketahui terjadi peningkatan penerimaan usahatani berasal dari hasil kali antara jumlah produksi padi sawah dengan harga jual perkilogramnya. Walaupun program ini baru berjalan satu tahun namun dengan adanya pembinaan yang sistematis dapat menghasilkan peningkatan produksi yang relatif besar yaitu terjadi peningkatan sebesar Rp.869.000,00 atau 395 kilogram. Sebelum adanya program PUAP produksi rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 4.181 kilogram per hektar dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP) dengan dikalikan harga Rp.2.200,00 perkilogram menjadi sebesar Rp.9.198.200,00. Namun setelah adanya PUAP terjadi peningkatan produksi rata-rata padi sawah yang diperoleh sebesar 4.576 kilogram per hektar, sehingga diperoleh penerimaan rata-rata sebesar Rp.10.067.200,00.

80 Tabel 21. Pendapatan Usahatani Padi Rata-rata Sebelum dan Setelah Adanya

Program PUAP Per Hektar/Musim

Jenis Biaya Satuan Fisik Sebelum Setelah Selisih Jumlah Rp Jumlah Rp Produksi GKP Kg 4.181 4.576 395 Harga Gabah/Kg Rp 2.200,- 2.200,- A.Penerimaan Usahatani Rp 9.198.200,- 10.067.200,- 869.000,- B.Biaya Usahatani B.1 Biaya Tunai 1.Benih @Rp.6.000 Kg 29 174.000,- 39,4 236.400,- 62.400,- 2.Pupuk a. Pupuk kandang @Rp.90 Kg 220 19.836,- 375 33.750,- 13.914,- b. Urea @ Rp.1.300 Kg 128 166.140,- 125 162.760,- -3.380,- c. Ponska @ Rp.1.800 Kg 106 190.980,- 113,45 204.210,- 13.230,- d. TSP @ Rp.1.600 Kg 102 163.360,- 99 157.840,- -5.520,-

3.Tenaga Kerja Luar Keluarga Hok 176,1 6.163.500,- 158,6 5.551.000,- -612.500,-

4.Sewa Traktor Rp 345.878,- 345.878,-

5.Angsuran Pinjaman Rp 525.000,- 525.000,-

6.Pestisida Padat Kg 2,10 5.355,- 1,87 4.769,- -587,-

Total Biaya Tunai Rp 6.883.171,- 7.221.607,- 338.436,-

B.2 Biaya Diperhitungkan

- Tenaga Kerja Dalam Keluarga

HOK 67,7 2.031.000,- 41,94 1.258.200,- -772.800,-

- Penyusutan Alat Rp 22.357,- 22.357,- 0

Total Biaya Diperhitungkan Rp 2.053.357,- 1.280.557,- -772.800,-

C.Total Biaya Usahatani (B1+B2)

Rp 8.936.528,- 8.502.164,- -434.365,-

D.Pendapatan Atas Biaya Tunai (A-B1)

Rp 2.315.029,- 2.845.594,- 530.565,-

E.Pendapatan Atas Biaya Total (A-C)

Rp 261.672,- 1.565.037,- 1.303.365,-

F.R/C Atas Biaya Tunai (A/B1)

1,34 1,39 0,06

G.R/C Atas Biaya Total

(A/C)

1,03 1,18 0,15

Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan yang jika dijumlah menjadi biaya total usahatani. Sedangkan pendapatan tunai usahatani merupakan pengurangan antara penerimaan tunai dengan total biaya tunai. Penerimaan usahatani adalah nilai produksi yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi total padi sawah dengan harga jual dari hasil produksi tersebut.

81 Biaya tunai usahatani terdiri dari pembelian pupuk, penyewaan traktor, pembelian benih, pembayaran angsuran pinjaman, pembelian pestisida dan tenaga kerja luar keluarga. Biaya tunai usahatani yang paling besar adalah pada tenaga kerja luar keluarga. Sebelum adanya PUAP biaya tunai tenaga kerja luar keluarga adalah Rp.6.163.500,00 dan setelah adanya PUAP mengalami penurunan sebesar Rp.612.500,00 menjadi Rp.5.551.000,00. Penurunan biaya tunai tersebut dikarenakan adanya pengalihan tenaga kerja pada kegiatan pengolahan lahan yang menggunakan tenaga mesin (traktor).

Penggunaan traktor dan pembayaran biaya angsuran pinjaman turut mempengaruhi peningkatan biaya tunai setelah adanya PUAP yang mengalami kenaikan sebesar Rp.338.436,00. Biaya tunai sebelum adanya PUAP adalah sebesar Rp.6.883.171, 00 menjadi Rp.7.221.607,00 setelah adanya program PUAP. Selain biaya tunai terdapat biaya yang diperhitungkan. Biaya ini berpengaruh pada pendapatan total usahatani. Total biaya yang diperhitungkan sebelum adanya PUAP adalah sebesar Rp.2.053.357,00 dan setelah adanya PUAP sebesar Rp. 1.280.557,00 sehingga terjadi penurunan sebesar Rp.772.800,00. Dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan didapat total biaya usahatani sebesar Rp.8.936.528,00 sebelum adanya PUAP dan Rp.8.502.164,00 setelah adanya PUAP. Perbandingan biaya total antara sebelum dan sesudah mengalami penurunan sebesar Rp.434.365,00.

Pendapatan rata-rata atas biaya tunai sebelum dan setelah adanya PUAP mengalami kenaikan dari Rp.2.315.029,00 menjadi Rp.2.845.594,00 sehingga terdapat selisih kenaikan sebesar Rp.530.565,00. Kenaikan pendapatan ini dikarenakan adanya kenaikan produksi GKP dan penurunan biaya tenaga kerja.

Pada pendapatan rata-rata atas biaya total sebelum dan setelah adanya PUAP adalah sebesar Rp.261.672,00 dan Rp.1.565.037,00 sehingga terdapat selisih kenaikan sebesar Rp.1.303.365,00. Untuk persentase kenaikan sebelum dan setelah adanya program PUAP dapat dilihat pada Lampiran Peningkatan pendapatan ini dikarenakan adanya penurunan biaya diperhitungkan akibat pengurangan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga pada kegiatan pengolahan lahan yang diganti dengan tenaga mesin.

82 Penurunan nilai volume tenaga kerja antara sebelum dengan setelah adanya PUAP disebabkan oleh penggunaan traktor pada kegiatan pengolahan lahan setelah adanya PUAP. Pengolahan lahan menggunakan traktor memberikan pengaruh yang baik, sebab dapat menghemat waktu, tenaga kerja dan hasil yang baik. Selain itu, mempercepat proses penyemaian benih dan proses usahatani lainnya.

Biaya penggunaan traktor ini disewakan secara kolektif dengan rata-rata per hektar membutuhkan biaya Rp.345.878,00. Penggunaan traktor ini dapat menghemat biaya tenaga kerja hingga Rp.429.800,00 atau 9,78 persen. Untuk biaya upah tenaga kerja pada kegiatan usahatani yang lainnya baik sebelum dan setelah program PUAP tidak mengalami perubahan. Penambahan biaya lainnya adalah angsuran pinjaman yang dibebankan untuk dibayar pada saat panen tiba ditambahkan dengan bunga sebesar lima persen menjadi sebesar Rp.525.00,00.

Dikarenakan sebagian besar petani responden adalah pemilik lahan, maka diperlukan peralatan untuk mendukung kegiatan usahatani. Peralatan pertanian tersebut meliputi cangkul, arit, sabit, semprotan dan lain sebagainya yang digunakan untuk perawatan dan panen dengan nilai penyusutan rata-rata sebesar Rp.22.357,00. Peningkatan pendapatan usahatani padi merupakan salah satu tujuan dari dilaksanakannya program PUAP, dengan harapan melalui peningkatan pendapatan usahatani maka dapat membantu peningkatan kesejahteraan keluarga petani. Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa pendapatan rata-rata usahatani padi atas biaya total dengan luas lahan satu hektar mengalami peningkatan sebesar 69,22 persen. Namun persentase tersebut belum cukup untuk menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara nyata pada tingkat pendapatan sebelum dan setelah memanfaatkan dana BLM-PUAP. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan uji statistik t-hitung untuk data berpasangan

Dokumen terkait