• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAPATAN ASLI DAERAH ......................... III-

Dalam dokumen WALIKOTA MATARAM DOKUMEN (Halaman 62-200)

A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH .......................... III-

A.3. TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN .................. III-

A.3.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH ......................... III-

Pada tahun 2014, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dianggarkan sebesar Rp.160.495.316.854,00, dengan realisasi mencapai Rp.202.589.009.699,25 atau 126,23% dari target yang ditetapkan. PAD terdiri dari :

a. Pendapatan Pajak Daerah

Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari Pendapatan Pajak Daerah terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, PBB-P2 dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Pendapatan Pajak Daerah dianggarkan sebesar Rp.83.080.000.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp.91.749.599.728,00 atau 110,44% dari target yang ditetapkan.

b. Pendapatan Retribusi Daerah

Obyek retribusi terdiri dari Retribusi Jasa Umum (Perda Nomor 14 Tahun 2011), Retribusi Jasa Usaha (Perda Nomor 15 Tahun 2011) dan Retribusi Perizinan Tertentu (Perda Nomor 16 Tahun 2011).

PAD yang bersumber dari Retribusi Daerah dianggarkan sebesar

Rp.17.918.498.500,00, terealisasi sebesar Rp.20.964.352.907,00 atau 117% dari target yang direncanakan.

c. Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Pada tahun 2014 secara keseluruhan PAD yang bersumber dari Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dianggarkan sebesar

Rp.7.366.394.354,00 dengan realisasi mencapai Rp.8.041.386.510,00 atau 109,16%, dari target yang direncanakan.

PAD yang bersumber dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan terdiri dari Bagian laba atas penyertaan modal pada BPR/LKP Kebon Roek, Bagian laba atas penyertaan modal pada PT. Bank NTB dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah adalah salah satu sumber penerimaan pendapatan daerah yang terdiri dari Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan, Penerimaan Jasa Giro, Penerimaan Bunga Deposito, Tuntutan Ganti Kerugian Daerah (TGR), Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum, Pendapatan dari Dana Kapitasi, dan Pendapatan BLUD.

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 9 Secara keseluruhan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

dianggarkan sebesar Rp.52.130.424.000,00 dengan realisasi mencapai

Rp.81.833.670.554,25 atau 156,98% dari target yang direncanakan. Dari realisasi Pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah tersebut terdapat pendapatan dari RSUD Kota Mataram selaku BLUD sebesar Rp.55.130.269.184,63 pada komponen lain-lain PAD yang sah yang dikelola/digunakan secara langsung dengan mekanisme BLUD oleh RSUD Kota Mataram.

A.3.2. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan dianggarkan tahun 2014 sebesar Rp.681.209.075.681,00, dengan realisasi mencapai Rp.677.648.349.948,00 atau 99,48% dari target yang direncanakan, terdiri dari:

a. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam dianggarkan sebesar

Rp.64.324.774.681,00, dengan realisasi sebesar Rp. 60.764.048.948,00 atau 94,46% dari target yang direncanakan.

b. Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum dianggarkan sebesar Rp. 564.661.391.000,00, dengan realisasi mencapai 100% dari target yang direncanakan.

c. Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus dianggarkan sebesar Rp. 52.222.910.000,00 dengan realisasi mencapai 100% dari target yang direncanakan.

A.3.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain-lain pendapatan daerah Yang Sah bertujuan memberi peluang kepada daerah untuk memperoleh pendapatan selain dari PAD dan dana perimbangan yang terdiri dari pendapatan hibah dan dana darurat. Dalam rangka melaksanakan wewenang sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang no 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah ke dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan UU no 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Lain-lain pendapatan Daerah yang Sah terdiri Pendapatan Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi, Dana Penyesuaian dan otonomi khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi dan dan Pemerintah Daerah Lainnya serta Pendapatan lainnya adalah komponen dari Lain-lain Pendapatan yang Sah.

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah terealisasi sebesar Rp. 202.867.204.484,23 atau 94,94% dari target yang direncanakan sebesar Rp. 213.686.428.481,67, dengan rincian sebagai berikut:

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 10

a. Pendapatan Hibah

Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat dalam program Hibah Air Minum untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Australia melalui AUSaid pada tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp.20.000.000.000,00, terealisasi sebesar Rp.11.000.000.000,00 atau 55% dari target yang direncanakan.

b. Dana bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Provinsi

Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp.64.634.697.481,67, dengan realisasi mencapai Rp.72.418.554.484,23,00 atau 112,04% dari target yang direncanakan. Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi terdiri dari Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan, dan Bagi Hasil Pajak Rokok.

c. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

Dana Penyesuaian dan otonomi khusus pada tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp. 121.519.931.000,00, terealisasi sebesar Rp.119.413.450.000,00 atau 98,27% dari yang dianggarkan.

d. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya yang berupa Bantuan Keuangan yang Diarahkan, direncanakan sebesar Rp. 7.531.800.000,00., namun demikian rencana tersebut tidak dapat direalisasikan.

e. Pendapatan Lainnya

Pendapatan Lainnya berupa Bantuan Dana Operasional Cash Management System (CMS) yang merupakan kerjasama Pemerintah Kota Mataram dengan PT. Bank NTB untuk extrafooding operator CMS terealisasi sebesar Rp.35.200.000,00.

Pada tabel dibawah ini diuraikan besaran target dan realisasi Pendapatan Daerah Kota Mataram Tahun Anggaran 2014.

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 11

Tabel 3.2.

Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Mataram Tahun Anggaran 2014

PENDAPATAN DAERAH TARGET REALISASI CAPAIAN (%) PENDAPATAN 1.055.390.821.016,67 1.083.104.564.131,48 102,63 Pendapatan Asli Daerah 160.495.316.854,00 202.589.009.699,25 126,23 Pendapatan Pajak Daerah 83.080.000.000,00 91.749.599.728,00 110,44 Pajak Hotel 9.500.000.000,00 10.791.412.715,00 113,59 Pajak Restoran 9.500.000.000,00 10.831.060.378,00 114,01 Pajak Hiburan 600.000.000,00 721.642.282,00 120,27 Pajak Reklame 1.900.000.000,00 1.375.745.077,00 72,41 Pajak Penerangan Jalan 21.000.000.000,00 25.221.240.731,00 120,10 Pajak Parkir 425.000.000,00 587.903.160,00 138,33 Pajak Air Tanah 150.000.000,00 249.055.352,00 166,04 Pajak Sarang Burung Walet 5.000.000,00 1.800.000,00 36,00 Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan

18.000.000.000,00 18.367.612.515,00 102,04 Bea Perolehan Hak Atas

Tanah dan Bangunan

22.000.000.000,00 23.602.127.518,00 107,28 Hasil Retribusi Daerah 17.918.498.500,00 20.964.352.907,00 117,00 Retribusi Jasa Umum 12.969.501.500,00 12.342.189.592,00 95,16 Retribusi Jasa Usaha 1.363.651.000,00 1.403.428.165,00 102,92 Retribusi Perizinan Tertentu 3.585.346.000,00 7.218.735.150,00 201,34 Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan

7.366.394.354,00 8.041.386.510,00 109,16 Bagian Laba atas

Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD 7.366.394.354,00 8.041.386.510,00 109,16

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

52.130.424.000,00 81.833.670.554,25 156,98 Hasil Penjualan Aset Daerah

yang Tidak Dipisahkan

0,00 71.500.000,00 - Penerimaan Jasa Giro 1.000.000.000,00 2.443.696.148,00 244,37 Penerimaan Bunga Deposito 7.000.000.000,00 8.818.100.480,40 125,97 Tuntutan Ganti Kerugian

Daerah (TGR)

400.000.000,00 710.036.719,68 177,51 Pendapatan Denda Atas

Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan

0,00 26.814.231,00 0,00

Pendapatan Denda Pajak 0,00 655.073.056,20 - Pendapatan Hasil Eksekusi

atas Jaminan

0,00 0,00 -

Pendapatan dari Pengembalian

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 12 PENDAPATAN DAERAH TARGET REALISASI CAPAIAN

(%) Fasilitas Sosial dan Fasilitas

Umum

650.000.000,00 998.128.734,34 153,56 Pendapatan dari Dana

Kapitasi JKN pada FKTP

13.080.424.000,00 12.980.052.000,00 99,23 Pendapatan BLUD 30.000.000.000,00 55.130.269.184,63 183,77 DANA PERIMBANGAN 681.209.075.681,00 677.648.349.948,00 99,48 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil

Bukan Pajak

64.324.774.681,00 60.764.048.948,00 94,46 Bagi Hasil Pajak 56.060.956.748,00 49.911.833.479,00 89,03 Bagi Hasil Bukan

Pajak/Sumber Daya Alam

8.263.817.933,00 10.852.215.469,00 131,32 Dana Alokasi Umum 564.661.391.000,00 564.661.391.000,00 100,00 Dana Alokasi Umum 564.661.391.000,00 564.661.391.000,00 100,00 Dana Alokasi Khusus 52.222.910.000,00 52.222.910.000,00 100,00 Dana Alokasi Khusus 52.222.910.000,00 52.222.910.000,00 100,00 LAIN-LAIN PENDAPATAN

DAERAH YANG SAH

213.686.428.481,67 202.867.204.484,23 94,94 Pendapatan Hibah 20.000.000.000,00 11.000.000.000,00 55,00 Pendapatan Hibah dari

Pemerintah

20.000.000.000,00 11.000.000.000,00 55,00 Dana Bagi Hasil Pajak dari

Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 64.634.697.481,67 72.418.554.484,23 112,04

Dana Bagi Hail Pajak dari Provinsi

64.634.697.481,67 72.418.554.484,23 112,04 Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus

121.519.931.000,00 119.413.450.000,00 98,27 Dana Penyesuaian 121.519.931.000,00 119.413.450.000,00 98,27 Bantuan Keuangan dari

Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 7.531.800.000,00 0,00 0,00

Bantuan Keuangan dari Provinsi

7.531.800.000,00 0,00 0,00 Pendapatan Lainnya 0,00 35.200.000,00 - Pendapatan Lainnya 0,00 35.200.000,00 - *) Angka Realisasi APBD 2014 (unaudited), Sumber : BPKAD Kota Mataram

A. 4. Permasalahan dan Solusi

Tantangan Pemerintah Kota Mataram dalam melaksanakan otonomi daerah dan implementasi Desentralisasi fiskal tentu tidak sedikit terutama dalam upaya mengurangi fiscal gap yang ada, dalam hal ini Kewajiban Penerimaan harus mendapat perhatian agar mendapatkan hasil yang optimal. Dalam hal pelaksanaan kewajiban penerimaan, Pemerintah Kota Mataram mempunyai permasalahan dan kendala, antara lain:

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 13

NO PERMASALAHAN SOLUSI

1. Belum optimalnya kualitas dan

kuantitas teknologi sistem

informasi dan SDM Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah.

Penerapan informasi teknologi (IT) dan Sumber Daya Manusia yang memadai dalam pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah.

2. Masih kurangnya partisipasi Wajib Pajak untuk membayar pajak dan retribusi.

Mendorong partisipasi masyarakat pembayar pajak dan retribusi daerah

dengan melakukan peningkatan

kualitas dan kinerja pelayanan publik. 3. Belum optimalnya alokasi, transfer

dan petunjuk teknis pelaksanaan

dana perimbangan oleh

Pemerintah Pusat.

Memberikan dukungan data dan informasi yang akurat, cepat, dan

tepat sehingga dalam formulasi

penghitungan penetapan alokasi dana

perimbangan bersesuaian dengan

realitas kondisi daerah dengan

melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Pusat.

4. Lemahnya manajemen dan

pengelolaan pendapatan daerah di

unit-unit pengelola PAD

khususnya dari sisi administrasi dan pengawasan

Melakukan perbaikan dan tertib administrasi penerimaan pendapatan untuk menjamin agar semua

pendapatan dapat tercatat dan

terdokumentasi dengan baik. Serta melakukan pengawasan dan evaluasi berjangka mulai dari aparat pelaksana

maupun wajib pajak dan wajib

retribusi.

5. Belum optimalnya penegakan

peraturan daerah di bidang pajak dan retribusi daerah

 Meningkatkan pelayanan, perijinan usaha dan non usaha dengan

dibentuknya BPMP2T dengan

dilimpahkan beberapa

kewenangan dari Kepala Daerah.

 Peningkatan sarana dan

prasarana yang mendukung

penegakan peraturan daerah

misalnya pengadaan mobil

operasional.

 Peningkatan SDM pengelola pajak dan retribusi daerah.

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 14

NO PERMASALAHAN SOLUSI

 Sosialisasi peraturan daerah

melalui berbagai media.

 Reward dan Punishment untuk

membangkitkan kesadaran

membayar pajak dan retribusi daerah.

B. Pengelolaan Belanja Daerah

B. 1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah

Pada dasarnya belanja daerah diarahkan pada peningkatan efisiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas melalui penetapan prioritas alokasi anggaran. Kebijakan belanja daerah juga diarahkan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam rangka memperbaiki kualitas dan kuantitas pelayanan publik.

Belanja daerah dikelompokkan dalam belanja tidak langsung dan belanja langsung yang masing-masing kelompok dirinci kedalam jenis belanja. Untuk belanja tidak langsung terdiri atas belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan keuangan, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil dan belanja tidak terduga. Sedangkan untuk belanja langsung, jenis belanjanya terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Prinsip efisiensi dan efektifitas harus diterapkan pada semua pos belanja daerah dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional dengan mempertimbangkan skala prioritas.

Penyusunan belanja daerah mempertimbangkan beberapa kebijakan sebagai berikut:

1. Kebijakan belanja/pengeluaran diarahkan untuk menciptakan peningkatan perekonomian masyarakat yang berbasis potensi lokal sehingga diharapkan berimplikasi pada peningkatan penerimaan daerah yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai modal belanja pembangunan daerah.

2. Peningkatan manajemen pengelolaan keuangan dan penyempurnaan struktur organisasi perangkat pengelola keuangan daerah, serta penerapan sistem informasi keuangan daerah dan sistem pengendalian pembangunan daerah. 3. Kebijakan untuk mendorong peran dan partisipasi swasta dalam pembangunan

daerah melalui penanaman modal maupun pelayanan publik.

Kebijakan belanja daerah Kota Mataram diharapkan senantiasa menjawab kebutuhan masyarakat Kota Mataram, sehingga kebijakan belanja daerah diarahkan sebagai berikut:

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 15 1. Memenuhi kebutuhan Belanja Tidak Langsung yang meliputi belanja pegawai, hibah, bantuan sosial dan belanja tidak terduga sesuai dengan pedoman peraturan perundangan yang berlaku.

2. Efisiensi dan efektifitas Belanja Langsung yang bersifat rutin, meliputi belanja listrik, air, telepon, pemeliharaan gedung/kendaraan dinas/sarana dan prasarana kantor dan perjalanan dinas.

3. Program dan kegiatan yang mendukung prioritas pembangunan Kota Mataram Tahun 2014 serta yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Belanja daerah tahun 2014 ditetapkan sebesar Rp.1.044.355.803.030,95 yang dipergunakan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp.543.564.076.968,50 atau sebesar 52,06% dan belanja langsung sebesar Rp.500.791.726.062,45 atau sebesar 47,94%. Hal ini memperlihatkan keseimbangan antara belanja pegawai dan belanja pembangunan.

B.1.1. Kebijakan Belanja Tidak Langsung

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014, terkait dengan strategi penganggaran belanja tidak langsung pada APBD Kota Mataram memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Belanja Pegawai

a) Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan

memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas.

b) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon PNSD sesuai formasi pegawai tahun 2014.

c) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya 2,5% (dua koma lima persen) dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan.

d) Penyediaan dana penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi PNSD yang dibebankan pada APBD berpedoman pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

e) Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD memperhatikan kemampuan keuangan daerah dengan persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Kebijakan dan penentuan kriterianya ditetapkan terlebih dahulu dengan peraturan kepala daerah

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 16 sebagaimana diatur Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.

f) Dalam hal tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD dianggarkan dalam APBN Tahun Anggaran 2014 pada dana transfer ke daerah, tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD dimaksud dianggarkan dalam APBD pada jenis belanja pegawai, dan diuraikan kedalam obyek dan rincian obyek belanja sesuai dengan kode rekening berkenaan.

g) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial

Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD dan Peraturan Walikota Mataram yang telah disusun sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Belanja Bagi Hasil Pajak

Penganggaran dana Bagi Hasil Pajak Daerah yang bersumber dari

pendapatan Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kota Mataram

berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Tata cara penganggaran dana bagi hasil tersebut memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah pada Tahun Anggaran 2014, sedangkan pelampauan target Tahun Anggaran 2013 yang belum direalisasikan kepada pemerintah kota ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014.

4. Belanja Tidak Terduga

Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2013 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, yang tidak tertampung

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 17 dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2014, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.

B.1.2. Kebijakan Belanja Langsung

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 terkait dengan belanja langsung, penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan Pemerintah Kota Mataram.

Alokasi belanja langsung dalam APBD digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang terdiri dari 26 urusan wajib dan 6 urusan pilihan yang alokasi anggarannya digunakan untuk:

 Mendanai program dan kegiatan yang menjadi prioritas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan menunjang pelaksanaan tiga Program Unggulan Pemerintah Kota Mataram.

 Mendanai program dan kegiatan dalam rangka mendukung dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan umum serta mengembangkan sistem jaminan sosial dan penanggulangan kemiskinan.

 Mendanai kebutuhan fisik, sarana dan prasarana dasar yang menjadi urusan daerah antara lain program dan kegiatan bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, irgasi, air bersih, sanitasi, transportasi darat, lingkungan hidup, kependudukan, perdagangan, pertanian, kelautan dan perikanan sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Menteri Teknis terkait sesuai dengan dengan peraturan perundang-undangan.

 Mendanai program dan kegiatan yang berkaitan dengan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBH-CHT).

Penyusunan anggaran belanja untuk setiap program dan kegiatan mempedomani SPM yang telah ditetapkan, Analisis Standar Belanja (ASB), dan Standar Satuan Harga (SSH). ASB dan SSH ditetapkan dengan keputusan kepala daerah dan digunakan sebagai dasar penyusunan RKA-SKPD dan RKA-SKPKD yang diuraikan ke dalam jenis belanja sebagai berikut:

1) Belanja Pegawai

Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target kinerja.

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 18 2) Belanja Barang dan Jasa

a) Alokasi untuk pemberian jasa narasumber/tenaga ahli dalam kegiatan dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa sesuai kode rekening berkenaan dan besarannya ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. b) Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat

hanya diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi. Alokasi belanja tersebut dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa sesuai kode rekening berkenaan.

c) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2013.

d) Penganggaran untuk pengadaan barang, termasuk aset tetap, yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa.

e) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam negeri maupun luar negeri, dilakukan secara selektif, dengan mempertimbangkan frekuensi dan jumlah hari dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi kebijakan pemerintah daerah.

f) Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah daerah.

3) Belanja Modal

a) Pemerintah daerah mengalokasikan belanja modal pada APBD Tahun Anggaran 2014 sekurang-kurangnya 30% dari belanja daerah sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN Tahun 2010-2014.

b) Penganggaran untuk pengadaan kebutuhan barang milik daerah, menggunakan dasar perencanaan kebutuhan barang milik daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dan memperhatikan standar barang berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 19 Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006. Khusus penganggaran untuk pembangunan gedung dan bangunan milik daerah memperhatikan Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

B. 2. Target dan Realisasi Belanja

Target dan realisasi belanja Pemerintah Kota Mataram untuk tahun 2014 dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3.

Target dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014

NO BELANJA DAERAH TARGET REALISASI PENCAPAIAN TARGET (%) B BELANJA 1.177.199.809.961,18 1.044.355.803.030,95 88,72 1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 589.494.959.692,44 543.564.076.968,50 92,21 - Belanja Pegawai 539.560.313.692,44 506.848.621.240,50 93,94 - Belanja Hibah 24.218.986.000,00 17.975.572.877,00 74,22 - Belanja Bantuan Sosial 24.215.660.000,00 18.370.110.351,00 75,86 - Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000,00 369.772.500,00 24,65 2. BELANJA LANGSUNG 587.704.850.268,74 500.791.726.062,45 85,21 - Belanja Pegawai 71.447.082.600,00 67.103.151.958,00 93,92 - Belanja Barang dan Jasa 208.411.606.059,37 201.856.194.367,45 96,85 - Belanja Modal 307.846.161.609,37 231.832.379.737,00 75,31 *) Angka Realisasi APBD 2014 (unaudited)

Sumber: BPKAD Kota Mataram

Dari tabel ini menunjukkan bahwa belanja APBD (unaudited) terealisasi sebesar 88,72% dari total anggaran, mengalami peningkatan sebesar 2,31% dibandingkan dengan realisasi belanja pada tahun 2013 sebesar 86,41%.

Realisasi pada tahun 2014 terdiri dari realisasi pada Belanja Tidak Langsung sebesar 92,21% dan Belanja Langsung sebesar 85,21%. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, secara umum realisasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 20

Tabel 3.4.

Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 dan 2013

NO BELANJA DAERAH 2013 2014 PERUBAHAN

(%) B BELANJA 1.022.456.440.541,11 1.044.355.803.030,95 2,10 1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 538.538.293.459,44 543.564.076.968,50 0,92 - Belanja Pegawai 426.835.076.202,62 506.848.621.240,50 15,79 - Belanja Hibah 24.582.707.601,00 17.975.572.877,00 -36,76 - Belanja Bantuan Sosial 20.400.100.000,00 18.370.110.351,00 -11,05 - Belanja Tidak Terduga 2.026.614.075,00 369.772.500,00 -448,07

2. BELANJA LANGSUNG 483.918.147.081,67 500.791.726.062,45 3,37

- Belanja Pegawai 57.026.089.602,80 67.103.151.958,00 15,02 - Belanja Barang dan Jasa 121.161.855.634,66 201.856.194.367,45 39,98 - Belanja Modal 158.716.346.460,53 231.832.379.737,00 31,54 *) Angka Realisasi APBD 2014 (unaudited)

Sumber : BPKAD Kota Mataram

B.3. Surplus/Defisit APBD

Dalam hal APBD diperkirakan surplus, penggunaannya diutamakan untuk penyertaan modal (investasi) daerah dan/atau pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial. Pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial tersebut diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional terkait dengan tugasnya melaksanakan program dan kegiatan tersebut.

Apabila APBD diperkirakan defisit, pemerintah daerah menetapkan penerimaan pembiayaan untuk menutup defisit tersebut, yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan/atau penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.

Pemerintah Daerah wajib mempedomani penetapan batas maksimal defisit APBD Tahun Anggaran 2014 yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester Tahun Anggaran 2014. Pelanggaran terhadap ketentuan dimaksud, dapat dilakukan penundaan atas penyaluran dana perimbangan.

Pada akhir Tahun Anggaran 2014, APBD Kota Mataram mengalami surplus sebesar Rp.38.748.761.100,53 merupakan selisih positif antara pendapatan dengan belanja sudah termasuk surplus yang bersumber dari Badan Layanan Umum Daerah RSUD Kota Mataram sebesar Rp.7.693.235.987,18 Sementara surplus APBD Kota Mataram diluar BLUD sebesar Rp.31.055.525.113,35.

LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2014 III - 21

Dalam dokumen WALIKOTA MATARAM DOKUMEN (Halaman 62-200)

Dokumen terkait