• Tidak ada hasil yang ditemukan

Enam Bulan Enam Bulan

Yang Berakhir Yang Berakhir

30 Juni 2010 30 Juni 2009

Pendapatan sewa 1.302 7.043

Distribusi kas dari hasil likuidasi BRI Finance

Limited, Hong Kong 4.648 3.492

Laba penjualan aktiva tetap - bersih 1.964 1.661

Lain-lain - bersih (131.358) 507.384

Bersih (123.444) 519.580

37. PERPAJAKAN

a) Perhitungan beban dan hutang pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:

Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:

30 Juni 2010 30 Juni 2009

Laba sebelum manfaat (beban) pajak sesuai dengan

laporan laba rugi 5.448.145 4.513.121

Perbedaan Temporer:

Penurunan (kenaikan) nilai efek-efek dan obligasi

Pemerintah yang diperdagangkan termasuk

Pembalikan penjualan efek-efek dan obligasi

Pemerintah termasuk derivatif 5.332 (511.874)

Pembentukan penyisihan beban pegawai

dan imbalan kerja 37.135 163.587

Pembentukan cadangan atas penyisihan

Aktiva Produktif yang dibentuk di luar kredit yang

diberikan (272.967) (27.496)

Penyusutan aktiva tetap (70.756) 100.253

Pembentukan (pembalikan) penyisihan kerugian

kredit yang diberikan 46.271 870.063

(254.985) 594.533

30 Juni 2010 30 Juni 2009

Perbedaan Permanen:

Aktiva sewa guna usaha - -

Humas, representasi dan sumbangan 10.995 11.018

Pembinaan jasmani dan rohani 8.233 7.691

Pendapatan tidak kena pajak (182) (5.105)

(Pembalikan) pembentukan cadangan lainnya - -

Lain-lain (837.201) (754.834)

Bagian laba Anak Perusahaan (metode ekuitas) (22.597) (3.409)

(840.752) (744.639)

Taksiran penghasilan kena pajak 4.352.408 4.363.015

Beban pajak-kini 870.482 1.007.177

Pembayaran angsuran pajak penghasilan selama

tahun berjalan (1.031.921) (1.342.375)

Anak Perusahaan (3.683)

Hutang (Uang Muka) Pajak (161.439) (338.881)

b) Aktiva Pajak Tangguhan

Perhitungan manfaat (beban) pajak tangguhan BRI (pengaruh pajak atas perbedaan temporer pada tarif pajak maksimum 25%) adalah sebagai berikut (Catatan 2af):

30 Juni 2010 30 Juni 2009

(Peningkatan) penurunan nilai efek-efek dan obligasi

rekapitalisasi Pemerintah yang diperdagangkan - -

Penyisihan beban pegawai dan imbalan kerja 13.263 40.896

Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 1.384 (1.374)

Penyisihan kerugian aktiva produktif (58.058) 89.055

Penyusutan aktiva tetap (17.689) 25.063

Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi

Dari transaksi derivatif - (129.463)

Keuntungan yang belum direalisasi dari nilai efek-efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang

diperdagangkan 1.333 (14.320)

Cabang luar negeri - -

Dampak perubahan tarif pajak (199.887) -

259.655 9.857

Anak Perusahaan - 275

Taksiran pendapatan (biaya) pajak tangguhan 259.655 10.132

37. PERPAJAKAN (lanjutan)

Pengaruh pajak atas perbedaan temporer yang signifikan antara pelaporan komersial dan pajak (dicatat pada akun Aktiva Pajak Tangguhan) adalah sebagai berikut (Catatan 2af):

30 Juni 2010 30 Juni 2009

Penyisihan kerugian aktiva produktif 1.061.104 1.212.339

Penurunan (peningkatan) nilai efek-efek dan

Obligasi rekapitulasi pemerintah yang

Diperdagangkan 7.076 27.757

Penyisihan beban pegawai dan imbalan kerja 665.070 573.905

Kerugian yang belum direalisasi dari transaksi derivatif (34.868) 18.143

Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 26.813 22.977

Penyisihan penghapusan penempatan pada bank 140.925 -

(Keuntungan) kerugian yang belum direalisasi atas efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang

tersedia untuk dijual - (125.628)

Penyusutan aktiva tetap 132.745 167.968

Dampak perubahan tarif pajak (199.887) -

Anak Perusahaan - 3.172

1.798.987 1.900.633

Aktiva pajak tangguhan yang berasal dari penyisihan kerugian aktiva produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi, yang dapat dikurangkan dimasa depan untuk tujuan perhitungan pajak penghasilan pada saat terjadi pembalikan penyisihan kerugian dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi, dan/atau penghapusan aktiva produktif serta komitmen dan kontinjensi yang terkait.

Manajemen berpendapat tidak diperlukan pembentukan penyisihan atas aktiva pajak tangguhan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.

Kegiatan usaha BRI senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan. Perkembangan bisnis yang pesat juga menyebabkan risiko kegiatan usaha Bank semakin kompleks. BRI dituntut untuk menerapkan manajemen risiko yang handal agar mampu beradaptasi dengan kompleksitas kegiatan usaha tersebut. Prinsip-prinsip manajemen risiko yang diterapkan harus mendukung BRI untuk lebih berhati-hati dalam ruang lingkup perkembangan kegiatan usaha dan operasional perbankan yang sangat pesat. Penerapan manajemen risiko tersebut juga pada dasarnya telah menjadi standar bagi dunia perbankan yang telah diwajibkan oleh Bank Indonesia dan sejalan dengan rekomendasi Bank for International Settlements (BIS) melalui Basel Committee on Banking Supervision.

BRI telah memiliki Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR) sebagai aturan tertinggi dalam implementasi manajemen risiko pada seluruh kegiatan bisnis BRI. KUMR tersebut berisikan kebijakan umum, strategi manajemen risiko, organisasi manajemen risiko, proses manajemen risiko, sistem informasi manajemen risiko, penerapan manajemen risiko, sistem pengendalian intern dan manajemen

risiko terintegrasi (Enterprise Risk Management) yang mencakup pengelolaan pro fil risiko, implementasi Manajemen Kelangsungan Usaha (MKU)/Business Continuity Management (BCM), pengelolaan produk dan atau aktivitas baru. Sejak diterbitkan tahun 2006, KUMR tersebut telah direvisi melalui Surat Keputusan Direksi No. S.248/DIR/DMR/04/2009 tanggal 30 April 2009 dengan menambahkan 3 (tiga) bab ketentuan baru yang berupa Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Sistem Informasi, Pengelolaan Produk dan atau Aktivitas Baru dan Manajemen Kelangsungan Usaha.

Berdasarkan KUMR di atas, BRI juga telah menetapkan berbagai kebijakan di bidang manajemen risiko, baik itu kebijakan Manajemen Risiko Pasar (MRP), Manajemen Risiko Kredit (MRK) dan Manajemen Risiko Operasional (MRO) yang kemudian dijadikan dalam satu buku dengan nama Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko (PPPMR). Buku tersebut merupakan sekumpulan petunjuk teknis pelaksanaan KUMR yang menjabarkan tahapan -tahapan dalam proses manajemen risiko, yaitu identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan risiko dan pengendalian risiko. PPPMR BRI terdiri atas Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Kredit (PPPMRK), Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Operasional (PPPMRO) dan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Pasar (PPPMRP).

BRI telah memiliki Strategi Implementasi Manajemen Risiko (SIMR) BRI yang merupakan dokumen penting yang memberikan pengarahan secara bertahap atas penerapan manajemen risiko bagi setiap pekerja BRI khususnya para manajer senior dan para pemegang jabatan lainnya agar memiliki pemahaman yang sama akan arah dan strategi implementasi manajemen risiko di BRI.

Manajemen Risiko Kredit

Dalam rangka efektifitas penerapan manajemen risiko kredit, telah dilakukan penyempurnaan struktur organisasi yang memisahkan antara Bagian Kebijakan dan Metodologi Risiko Kredit dan Bagian Credit

Risk Review dan Monitoring, sehingga ada pemisahan fungsi kebijakan dan fungsi monitoring.

Penerapan manajemen risiko kredit tidak hanya ditujukan untuk menempatkan BRI sebagai Bank yang patuh terhadap regulasi, namun merupakan suatu tuntutan manajemen untuk menerapkan sistem pengelolaan risiko kredit yang baik dan sesuai dengan praktek di perbankan, sehingga diharapkan mampu mendorong kegiatan bisnis BRI.

Dokumen terkait