• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Kegunaan Penelitian

4. Pendapatan Perkapita

“Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator yang penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam periode tertentu, yang ditunjukkan dengan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan44. Secara umum Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat diartikan sebagai nilai akhir barang-barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu daerah selama periode tertentu umumnya satu tahun. PDRB diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai perkembangan ekonomi suatu daerah. Perhitungan pendapatan daerah ini mempunyai ukuran mikro tentang kondisi suatu daerah. Pada umumnya perbandingan kondisi antar daerah dapat dilihat dari pendapatan daerahnya sebagai gambaran.

Pendapatan daerah menggambarkan tingkat produksi daerah yang dicapai dalam satu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun. Maka ia

44Todaro, Pembangunan Ekonomi,Terjemahan oleh Haris Munandar. (Jakarta: Erlangga, 2006) p.79

32

mempunyai peranan penting dalam menggambarkan (i) tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai, dan (ii) perubahan pertumbuhannya dari tahun ke tahun.

Gambaran secara menyeluruh tentang kondisi perekonomian suatu daerah dapat diperoleh dari PDRB. Pada dasarnya PDRB merupakan “Jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dari seluruh sektor perekonomian di wilayah tertentu”. Sedangkan menurut Robinson, PDRB atas dasar harga pasar adalah “Jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah tersebut”45.

Suatu daerah yang memiliki potensi dari sektor-sektor yang ada akan memberikan kontribusi yang baik untuk pendapatan daerah tersebut. Sehingga daerah tersebut akan mengalami kemajuan yang cukup pesat. PDRB memiliki kegunaan dalam mengukur suatu daerah,yaitu:

1) Mengetahui dan menelaah struktur atau susunan perekonomian. Dari perhitungan PDRB dapat diketahui apakah suatu daerah termasuk daerah industri, pertanian atau jasa dan berapakah besar sumbangan masing-masing sektornya.

2) Membandingkan perekonomian dari waktu ke waktu. Oleh karena nilai PDRB dicatat tiap tahun, maka akan di dapat catatan angka dari tahun ke tahun. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh keterangan kenaikan atau penurunan apakah ada perubahan atau pengurangan kemakmuran material atau tidak.

45 Robinson Tarigan, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) p. 32

33

Berdasarkan Badan Pusat Statistik, PDRB dapat dihitung berdasarkan dua harga yang telah ditetapkan pasar, yaitu PDRB harga berlaku dan PDRB harga konstan.

1) PDRB Harga Berlaku

PDRB pada harga berlaku adalah nilai tambah barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah dalam periode tertentu, menurut berdasarkan harga yang berlaku pada periode tersebut serta dapat digunakan untuk melihat struktur ekonomi suatu daerah.

2) PDRB Harga Konstan

PDRB pada harga konstan adalah nilai tambah barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah dalam periode waktu tertentu, berdasarkan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu ynag dipakai dasar untuk dipergunakan seterusnya dalam menilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan pada periode /tahun berikutnya serta dapat digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.

Dalam perhitungan pendapatan regional hampir sama dengan perhitungan nasional. Perhitungan nasional dapat dilakukan melalui tiga metode, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran.

Sedangkan perhitungan regional dilakukan dengan empat metode, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran dan metode alokasi.

34 1) Pendekatan Produksi

PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi yang berada di suatu wilayah/provinsi dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).

2) Pendekatan Pendapatan

Pendekatan dengan cara ini dapat dilakukan dengan menjumlahkan pendapatan, yaitu jumlah balas jasa faktor produksi berupa upah/gaji, bunga netto, sewa tanah dan keuntungan, sehingga diperoleh Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor. Untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar, harus ditambah dengan penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Perhitungan dengan pendekatan pendapatan (income approach) ini biasanya digunakan untuk kegiatan yang sulit dihitung dengan pendekatan produksi, seperti sektor permintaan dan jasa-jasa yang usahanya tidak mencari untung. Dengan demikian maka item-item yang disajikan menjadi:

a) Upah/gaji

b) Pendapatan dari usaha perseorangan c) Sewa tanah

d) Keuntungan e) Bunga netto

3) Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan denga cara ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Barang dan

35

jasa yang diproduksi oleh unit-unit produksi akan digunakan untuk keperluan konsumsi, pembentukan modal (investasi) dan ekspor.

Nilai barang dan jasa yang berasal dari produksi domestik saja, maka dari komponen biaya-biaya perlu dikurangi dengan nilai impor sehingga komponen nilai ekspor akan menjadi nilai ekspor netto. Apabila nilai konsumsi (konsumsi rumah tangga, pemerintah, dan yayasan sosial), nilai pembentukan modal dan ekspor netto dijumlahkan, maka akan diperoleh nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar. Komponen pengeluaran akhir terdiri dari:

a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga b. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah c. Pembentukan Modal Tetap Bruto d. Perubahan Stok

e. Ekspor Netto 4) Metode Alokasi

Pendekatan dengan cara ini digunakan pada suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat berada di wilayah lain sedangkan kantor cabang berada di daerah-daerah tersebut. Sering kali kantor-kantor cabang tidak dapat membuat neraca untuk rugi, sebab neracanya dibuat di kantor pusat sehingga tidak dapat diketahu berapa keuntungan yang diperoleh dari kantor cabang ini. Padahal keuntungan adalah salah satu komponen dari nilai tambahnya tidak dapat dihitung.

36

Produk Domestik Regional Bruto. Mencerminkan tingkat output yang dapat dihasilkan dalam suatu daerah. Dengan demikian PDRB dapat pula mencerminkan tingkat penghasilan suatu masyarakat dalam suatu daerah.

Peningkatan PDRB, mengindikasikan bahwa sektor riil di daerah tersebut juga kian tumbuh. Dengan kata lain semakin banyak masyarakat yang memperroleh perkejaan dan penghasilan. Masyarakat yang memiliki penghasilan akan mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Kebutuhan untuk bertransaksi, atau bahkan berinvestasi. Sehingga diharapkan dengan semakin tingginya PDRB suatu daerah dan disertai dengan pemerataan pendapatan akan tercipta masyarakat yang makmur dan sejahtera, serta mmapu mencukupi kebutuhan hidup.

Dokumen terkait