• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Aspek Kinerja 1 Sistem Pencahayaan

Dalam dokumen YOLANDA FRANSISKA 21020110120083 BAB V (Halaman 32-40)

5.4.Pendekatan Aspek Kinerja 5.4.1 Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan yang digunakan pada bangunan ini adalah dengan menggunkan dua macam sistem pencahayaan yakni pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. 1. Pencahayaan Alami

Terdapat dua kenyamanan yang dipengaruhi oleh cahaya alami yaitu kenyamanan visual dan kenyamanan thermal. Pencahayaan alami dapat didapatkan melalui berbagai bukaan yakni jendela, boven, pintu dan juga skylight yang dapat membantu memberikan pencahayaan alami pada bangunan.

2. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan digunakan sebagai cadangan apabila saat-saat tententu pencahyaan alami tidak dapat digunkan misalnya sewaktu cuaca mendung. Pencahayaan buatan juga digunakan untuk ruang-ruang yang tidak mendapatkan pencahayaan alami seperti lavatori. (Parmonangan Manurung, 2012).

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 90 5.4.2 Sistem Penghawaan/Pengkondisian Ruang

Sistem penghawaan berhubungan dengan suhu yang sangat berpengaruh pada kenyamanan pengguna bangunan. Untuk memperoleh kenyamanan suhu tersebut digunakan dua system penghawaan yaitu:

1. Penghawaan alami, dengan menggunakan sistem ventilasi silang (cross ventilation) antara lain dengan memberikan bukaan pada dinding bangunan yang berlawanan atau berhadapan untuk sirkulasi udara bersih dan kotor.

2. Penghawaan buatan, diperoleh dengan menggunakan alat pengkondisi udara yang memungkinkan mengatur suhu ruangan sesuai dengan yang dinginkan. Penghawaan buatan menggunakan AC central pada area publik dan pengelola seperti koridor, lobby, dan ruang rapat. Sistem ini memerlukan cooling tower dan chiller yang diletakkan di bagian luar bangunan.

5.4.3 Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber utama air bersih pada bangunan ini adalah dari PDAM, namun terdapat beberapa cara pendistribusian air bersih tersebut diantaranya adalah :

1. Up Feed Pumping System

Yaitu air bersih dari PDAM dipompa keatas kemudian langsung dialirkan ke tiap-tiap lantai bangunan

2. Down Feed Pumping System

Yaitu air bersih dari PDAM dipompa ketas kemudian di tampung dalam Roof Tank, kemudian dialirkan ke tiap-tiap lantai yang membutuhkan.

Sistem jaringan air bersih yang digunakan pada bangunan ini menggunakan sistem Down Feed Puming System agar lebih efektif ketika memompa air, dan apabila listrik padam masih ada cadangan air yang tersimpan di Roof Tank.

5.4.4 Sistem Pembuangan Air Kotor

Air kotor yang mengandung kotoran padat dari kloset disalurkan menuju septictank. Sedangkan air kotor yang berupa cairan berasal dari kamar, kecil, urinoir, wastafel, kantin langsung dibuang ke saluran kota menggunakan saluran tertutup. Sedangakan air hujan akan diteruskan oleh talang dan turun hingga saluran air tertutup/ langsung jatuh ke tanah.

Gambar 5.10 Skema Sistem Jaringan Air Kotor Sumber : Analisa Pribadi

Limbah Limbah Peresapan Riol Limbah Cair Air Hujan Septictank Saluran Talang Air

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 91

Terdapat pengolahan khusus dalam sistem pembuangan air bekas, yaitu dengan cara membuat instalasi Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL). Air limbah ini dapat digunakan untuk mencuci mobil dan menyiram tanaman. Instalasi dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 5.11. Skema Sistem Pengolahan Air Limbah

Sumber : Analisa Pribadi

5.4.5 Sistem Jaringan Listrik

Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah melalui transformator (trafo), aliran tersebut panel utama dan dilanjutkan ke beberapa sub panel untuk diteruskan ke semua perangkat listrik yang ada di dalam bangunan. Untuk keadaan darurat disediakan generator set yang dilengkapi dengan automatic switch system yang secara otomatis (dalam waktu kurang dari 5 detik) akan langsung menggantikan daya listrik dari sumber utama PLN yang terputus.

5.4.6 Sistem Pembuangan Sampah

Pengelolaan sampah dengancara konvensional yaitu karyawan kebersihan (cleaning service) mengambil sampah dari tiap ruangan dan memasukkan ke tempat penampungan sampah sementara, setelah itu sampah-sampah tersebut akan dialihkan ke luar tapak oleh Dinas Kebersihan Kota yang selanjutnya dibuang ke TPA. 5.4.7 Sistem Pencegahan Kebakaran

Menurut Hartono Poerbo(1992), Dalam rangka melindungi bangunan terhadap kebakaran maka pada bangunan Hotel Resort ini diperlukan adanya sistem pencegahan kebakaran, yakni diantaranya sebagai berikut :

1. Sistem Deteksi Awal Kebakaran

Sistem yang bekerja sebagai pendeteksi awal bila ada gejala kebakaran. Sistem ini berupa pendeteksi awal seperti keberadaan asap dengan beberapa alat pendeteksi, yaitu :

a. Smoke detector atau alat pendeteksi asap yaitu memiliki kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm apabila terjadi asap diruang alat tersebut di pasang.

b. Flame detector atau alat deteksi nyala api yang dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra violet yang dinyalakan api tersebut.

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 92

2. Sistem Pemadam Api

Sistem yang bekerja untuk memadamkan api untuk mencegah kebakaran yang lebih besar. Beberapa alat yang dipakai dalam sistem ini adalah :

a. Sprinkle, alat pemadam api semprot yang dipasang pada plafon atau dinding bangunan yang dapat menyemprotkan air bertekanan.

b. Fire extinguisher, tabung berisi bahan CO2/ bahan lain yang dapat memadamkan api, efektif untuk memadamkan api yang masih kecil.

c. Hidrant, berupa selang panjang yang dapat menyemprotkan air bertekanan tinggi, efektif untuk memadamkan api yang sudah besar yang diletakkan diluar bangunan.

d. Siamese, Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari mobil pemadam kebakaran untuk disalurkan ke dalam sistem instalasi pipa pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang terpasang di dalam gedung selanjutnya dipancarkan melalui sprinkler – sprinkler dan hydrant box di dalam gedung. 5.4.8 Sistem Komunikasi

Sistem telekomunikasi pada bangunan menggunakan jaringan telepon dan faksimili melalui jaringan Telkom yang digunakan untuk kepentingan komunikasi pengelola.Jaringan telepon dan faksimili yang digunakan berupa PABX atau alat komunikasi yang dirancang secara khusus agar dapat memudahkan komunikasi antar divisi atau antar ruangan.

Gambar 5.12. Skema Sistem Telekomunikasi

Sumber : Analisa Pribadi

5.4.9 Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir yang digunkaan pada bangunan Hotel Resort di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung ini menggunakan sistem penangkal petir Faraday, penagkal petir sistem Faraday sendiri adalah :

1. Penangkal Petir Faraday

Sistem yang umum digunakan pada bangunan-bangunan di Indonesia. Sistem ini terdiri dari tiang-tiang kecil yang terbuat dari tembaga setinggi 30 cm dengan kabel tembaga sebagai penghantar ke bumi.

5.4.10 Sistem Keamanan (CCTV)

Closed Circuit Television (CCTV) merupakan sebuah perangkat kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk memantau situasi dan kondisi suatu tempat.

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 93 5.5.Pendekatan Aspek Teknis

5.5.1 Sistem Struktur

Sistem struktural sebuah bangunan dirancang dan dikonstruksi untuk dapat menyokong danmenyalurkan gaya gravitasi dan beban lateral ke tanah dengan aman tanpa melampaui beban yang diizinkan atau yang dapat ditanggung oleh bagian-bagian sistem struktur itu sendiri, terdapat 3 bagian-bagian dalam sistem struktur yakni: 1. Super struktur atau struktur atas adalah perpenjangan vertikal bangunan di atas

pondasi,

2. Kolom, balok dan dinding penopang menyokong struktur lantai dan atap,

3. Substruktur atau struktur bawah adalah struktur dasar yang membentuk pondasi sebuah bangunan.

Kemungkinan struktur yang dapat digunakan pada bangunan Hotel Resort di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung ini yaitu :

1. Struktur rangka

Struktur rangka atau skeleton terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Kolom sebagai unsur vertikal berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur horisontal yang berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian beban dan gaya ke kolom. Selanjutnya dilengkapi dengan sistem lantai, dinding, dan komponen lain untuk melengkapi kebutuhan bangunan untuk pembentuk ruang (Francis D.K Ching, Cassandra Adams, 2001).

2. Struktur Atap

Menggunakan struktur atap rumah gadang Minangkabau atau yang biasa disebut dengan gonjong.

5.5.2 Sistem Modul

Modul adalah unit satuan terkecil pada suatu ruang, yang ditentukan oleh unit fungsi kegiatan dominan pada suatu fungsi bangunan. Modul sendiri yaitu berfungsi sebagai sebuah patokan dasar dalam menentukan suatu dimensi bentuk, ruang dan struktur. Unit Fungsi ditentukan oleh komponen-komponen kegiatan tertentu seperti perabot dan area sirkulasinya.

Modul dalam arsitektur sendiri terdapat dua macam yakni modul vertikal dan modul horizontal.

1. Modul Horizontal : ditentukan oleh dimensi-dimensi horizontal pada suatu unit fungsi

2. Modul Vertikal : ditentukan oleh dimensi-dimensi vertikal pada suatu unit fungsi

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 94 5.6.Pendekatan Aspek Arsitektural

5.6.1 Pendekatan Penataan Kawasan 1. Path

Merupakan jalur sirkulasi yang menghubungkan manusia dari suatu tempat ke tempat lain juga sebagai pengarah, path biasanya berbentuk jalan raya, jalan setapak, dsb. Adanya path pada suatu kawasan yang memiliki kesinambungan, identitas, dan kejelasan arah dapat memberikan nilai karakteristik pada kawasan. 2. Edges

Edges merupakan pengakhiran dari sebuah distrik atau batas dari distrik lainnya. Edges memiliki identitas yang lebih baik jika kontinuitasnya tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya. Harus jelas membagi/menyatu.

3. Distrik

Sebuah distrik memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola, dan wujudnya) dan khas pula batasnya (awal dan akhir). Distrik mempunyai identitas yang lebih baik jika batasnya di bentuk dengan jelas, dan dapat di lihat homogeny, serta fungsi dan posisinya jelas. Karakteristik fisik dari sebuah distrik adalah adanya kontinuitas tema yang konsisten dalam komponen tekstur, ruang, bentuk, detail, lambang, tipe bangunan, kegunaan, aktivitas penduduk, topografi.

4. Node

Node adalah suatu te pat di a a ora g e pu yai perasaa asuk da keluar dala te pat ya g sa a. ode e pu yai ide titas ya g lebih baik dari fungsi maupun bentuknya. Node dalam kaitannya dengan Resort Hotel dapat beruba taman, square, dsb.

5. Landmark

Merupakan titik kawasan seperti elemen node. Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol. Landmark dapat mempunyai identitas yang lebih baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungan, dan ada sekuen dari beberapa landmark, serta ada pembeda skala masing-masing.

5.6.2 Pendekatan Lansekap

Untuk menciptakan suasana rekreatif yang diharapkan, penataan lansekap memegang peranan penting, karena penataan lansekap kawasan dapat membawa daya tarik visual pada kawasan tersebut. Dalam penataan lansekap kawasan hal ini tidak terlepas dari berbagai unsure yaitu hard material maupun soft material serta dari pemakai itu sendiri yaitu manusia sehingga tercipta keharmonisan, keserasian, dan keseimbangan dalam unsure alam. Pada tapak terpilih pada tanah bertansis dipertimbangkan juga pengelolahan lahan dan pertimbangan perletakkan massa bangunan sehingga massa bangunan yang memegang memerlukan best view bisa mendapatkannya secara optimal.

1. Berikut merupakan beberapa prinsip dalam penataan lansekap: a. Balance atau Keseimbangan

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 95

Ukuran, warna, dan jumlah unsure biasanya merupakan perkembangan tertentu untuk menciptakan keseimbangan. Suatu susunan yang tidak seimbang akan menimbulkan konflik atau pertentangan dari sudut visual. Terdapat 2 macam nilai keseimbangan, yaitu keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis merupakan suatu keseimbangan yang formaldan simetris baik dari segi ukuran, berat dan bentuknya. Sedangkan keseimbangan dinamis akan menghasilkan susunan yang menarik melalui keseimbangan asimetri, keseimbangan dapat diperoleh melalui visual balance, walaupun keseimbangan ini dapat dilakukan dengan berbagai variasi namun kesan dan nilai kesatuan dapat tercapai karena adanya keselarasan unsure tersebut.

b. Irama dan Pengulangan

Pengurangan unsure-unsur lanskap yang digunakan pada tempat yang berbeda dalam suatu lapak dapat membentuk suatu ikatan atau hubungan visual dari bagian-bagian yang berbeda. Irama dalam perancangan lanskap dapat diciptakan dengan penempatan pola-pola yang jelas, terbentuk melalui pengulangan unsur-unsur lanskap suatu area. Pola pengulangan ini dapat dibentuk dengan cara penataan letak dan jarak yang berbeda-beda dari elemen lansekap.

c. Penekanan dan Aksentuasi

Penekanan ditimbulkan oleh dominannya salah satu komponen unsur sehingga menimbulkan kontras terhadap elemen lainnya. Penekanan pada suatu bentuk akan menarik perhatian kita. Melalui penekanan kita dapat mengarahkan mata kita untuk melihat kepusat perhatian yang kita inginkan. 2. Dalam aplikasi desain lansekap terdapat 2 elemen yang berkaitan dengan

penataan pertamanan yaitu:

a. Hard Material – merupakan material pelengkap pada desain lanskap

Elemen keras yang dimaksud adalah elemen-elemen yang bentuknya dari benda-benda keras seperti batu dan semen. Yang termasuk elemen keras antara lain adalah:

 Bangunan Gedung, yaitu bangunan yang terdiri dari lapak.

 Kolam, taman dengan kolam dapat meningkatkan kelembaban lingkungan, sehingga berfungsi sebagai penyejuk lingkungan. Taman yang mempunyai kolam biasa disebut Water Garden.

 Bebatuan, dapat diartikan penyeimbang kesan kelembutan yang dibuat oleh tanaman. Tekstur pada bebatuan memberikan peranan khusus untuk menampilkan suatu watak dari taman yang akan di buat.

 Pagar, bukan saja sebagai bangunan pengaman yang membatasi rumah akan tetapi merupakan elemen taman yang memberikan sentuhan khusus pada taman.

 Gazebo atau bangku taman, hal ini dimaksudkan untuk tempat beristirahat sambil menikmati taman. Bahannya ditekankan pada nilai

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 96

keindahan, kenyamanan, kesederhanaan dalam suasana santai, akrab, dan nonformal.

 Jalan setapak, jalan setapak dibuat untuk untuk pemeliharaa taman tanpa merusak taman. Hal ini dimaksudkan agar pengguna jalan tidak menginjak taman.

 Perkerasan, perkerasan dimaksudkan agar air hujan bisa masuk kedalam tanah pada tempat-tempat yang banyak diinjak tamannya.

 Lampu taman dimaksudkan untuk menunjang suasana dimalam hari, efek bayangan yang timbul merupakan pertimbangan dalam menunjang lingkungan.

 Pergola adalah rangka yang dibuat untuk merambatkan tanaman rambat dengan rapatan yang mampu memberikan keteduhan dibawahnya. b. Tata hijau soft material terdiri dari tanaman, pepohonan air, dan soft

material.

Tanaman yang digunakan dalam desain lanskap dalah sebagai berikut:

 Tanaman air seperti teratai, paku air, enceng gondok, dsb sebagai elemen penghias kolam.

 Tanaman lumut dan rumput, seperti rumput kering, rumput karet, lumut rumput, dsb.

 Tanaman Ground Covers yaitu tanaman yang merambat semata kaki seperti lili paris (tanaman yang hidup berumpun dengan garis yang menarik), suplir, dsb.

 Tanaman border dan semak pendek seperti andong merah, soka hawai, lantana tegak/tembelekan, Taiwan beauty, dsb.

 Tanaman border, perdu pendek, dan senmak besar. Tanaman ini umumnya tampil bergerombol membentuk koloni pagar. Yang termasuk didalamnya adalah teh-tehan bamboo pagar, palem kol, hujan mas dan lain sebagainya. The-tehan biasanya dapat dibentuk geometris, dengan sifatnya yang tahan kurang air dan dapat diperbanyak dengan stek pucuk.

 Pohon peneduh, seperti:sawo durian, tanjung angsana, dsb.

 Pengarah seperti: palem raja, palem jepang, cemara, dsb.

 Tanaman pergola adalah tanaman rambat yang digunakan sebagai peneduh seperti: air mata pengantin, dsb.

5.6.3 Bentuk Massa Bangunan 1. Bentuk dan Massa Bangunan

Dengan lokasi perencanaan dan perancangan Hotel Resort di Kawasan Wisata Istano Basa Pagaruyung, bangunan hendaknya memanfaatkan kondisi tapak yang berkontur. Untuk massa bangunan mengikuti hasil studi banding dan peluang pilihan wisatawan sehingga didapat tipe hotel resort adalah tipe kombinasi. Dengan beberapa unit hunian berupa cottage dan untuk beberapa

[TYPE THE DOCUMENT TITLE] 97

fasilitas dapat digabung berupa sebuah bangunan yang berlantai maksimal 2 (dua) lantai (convention).

2. Sirkulasi

Sirkulasi terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : a. Pedestrian

Pada jalur pejalan kaki, area atau ruang yang diberikan haruslah memberikan kenyamanan, sehingga dibutuhkan suatu area yang bersifat peneduh. Untuk itu pada tepi dari setiap area pejalan kaki diberi pepohonan sebagai barrier. Kesanggupan orang berjalan maksimal adalah sejauh 30 - 45 m sehingga setiap jarak tersebut disediakan ruang terbuka (bisa berupa sitting group) untuk beristirahat.

b. Parkir

Akses kendaraan pribadi dibatasi hanya pada drop offlobby atau kendaraan pribadi dapat diparkir dibagian parkir. Sementara untuk masuk ke dalam fasilitas hotel resort menggunakan caddy car, berjalan kaki, atau dengan bersepeda

5.6.4 Peletakan Massa Bangunan

Peletakan massa bangunan disarkan pada filosifi dan pengelompokan jenis ruang pada tiap jenis hunian dan fasilitas. Peletakan massa bangunan harus ditata sebaik mungkin dengan jarak antar masa bangunan sependek mungkin untuk mempermudah aksesibilitas.

5.6.5 Orientasi Bangunan

Bangunan dengan sisi terpanjang berorientasi ke utara - selatan, untuk mengurangi panas sinar matahari, namun tetap dapat mendapatkan cahaya alami dengan cukup. Penataan orientasi dapat dilakukan dengan menggunakan sumbu berdasarkan hirarki ruang.

Dalam dokumen YOLANDA FRANSISKA 21020110120083 BAB V (Halaman 32-40)

Dokumen terkait