• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan ilmiah dalam Pembelajaran Tematik Terpadu

Dalam dokumen MATERI PELATIHAN PLPLG KONSEP TEMATIK PE (Halaman 57-74)

CONTOH PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

B. Pendekatan ilmiah dalam Pembelajaran Tematik Terpadu

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran Tematik Terpadu merupakan suatu penyajian pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran dengan Tema sebagai pemersatunya. Sementara karakteristik keilmuan dari setiap materi pelajaran tidaklah sama maka

khusus untuk penyajian pemb berikut:

1. Mengamati

Dalam penyajian pembelajar apa yang hendak dicatat, m jenjang Sekolah Dasar, mak peraga yang sedapat mungk didik diajak mengamati ga Apakah termasuk rumah ya Dengan mengamati gambar, sebagaimana yang di tuntut yang dapat dipadukan deng kondisi rumah yag diamati.

2. Menanya

Peserta didik yang masih d apabila tidak dihadapkan d menginspirasi peserta didik u dan pengetahuannya. Pada memandu peserta didiknya didiknya, ketika itu pula dia yang baik.

Berbeda dengan penugasan memperoleh tanggapan ver melainkan juga dapat dalam verbal. Dengan media gamb dilakukan peserta didik aga membedakan rumah yang be Bentuk pertanyaan, misalnya

n pembelajaran dapat disajikan langkah dalam pende

mbelajaran, guru dan peserta didik (Kelas I Sekolah Da icatat, melalui kegiatan pengamatan. Mengingat peser sar, maka pengamatan akan lebih banyak menggunakan at mungkin bersifat kontekstual. Berikut contoh Tema

ati gambar, kemudian mereka diajak mengidentifikasi, te umah yang bersih, dan apa syaratnya atau kriteriany gambar, peserta didik akan dapat secara langsung dapat di tuntut dalam kompetensi dasar dan indikator, dan ma

an dengan media yang tersedia. Kegiatan apa yang ha iamati.

masih duduk di kelas I Sekolah Dasar tidak mudah d dapkan dengan media yang menarik. Guru yang efekti ta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah

Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula di didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi peny

nugasan yang menginginkan tindakan nyata, pertanyaa apan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam be pat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya men

dia gambar peserta didik diajak bertanya jawab kegiatan didik agar rumah dan lingkungannya menjadi bersih

h yang bersih dan yang tidak bersih. (Eksplorasi) misalnya: Apakah ciri-ciri rumah yang sehat?

pendekatan ilmiah sebagai

olah Dasar) perlu memahami at peserta didik masih dalam ggunakan media gambar, alat Tema Kegiatanku. Peserta tifikasi, tentang ciri-ciri rumah. riterianya rumah yang sehat. ng dapat menceritakan kondisi , dan mata pelajaran apa saja yang harus dilakukan dengan

udah diajak bertanya jawab g efektif seyogyanya mampu an ranah sikap, keterampilan, pula dia membimbing atau enjawab pertanyaan peserta jadi penyimak dan pembelajar

rtanyaan dimaksudkan untuk alam bentuk “kalimat tanya”, nya menginginkan tanggapan kegiatan apa saja yang harus bersih dan sehat sekaligus

Pada saat siswa mengamati dan menjawab pertanyaan guru, maka sudah memadukan dan mengakomodasi mata pelajaran Bahasa Indonesia, (untuk aspek mendengarkan, dan

berbicaranya, membaca gambar serta menulis hasil identifikasi ciri-ciri rumah bersih dan sehat). Bagi peserta didik yang masih duduk di kelas I Sekolah Dasar yang belum lancar membaca tulisan akan diganti dengan membaca gambar. Sedangkan konten yang yang sedang dibahas merupakan substansi dari mata pelajaran Bahasa Indonesia/di dalamnya memuat IPA. Lebih lanjut dapat dipadukan dengan mata pelajaran Matematika tentang bangun datar dan bangun ruang. 3. Menalar

Apabila dikaitkan dengan contoh yang disajikan diatas, maka Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 adalah untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari perspektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu. (Eksplorasi dan Elaborasi)

Contoh untuk kegiatan menalar ini bisa dengan gambar-gambar sebagai berikut:

No Gambar Kegiatan di rumah Kegiatan di sekolah Kegiatan di lingkungan masyarakat 1. √ 2.

3.

4.

5.

Peserta didik akan mengama cek ( √ )

4. Mencoba

Untuk memperoleh hasil b melakukan percobaan, terut Bahasa Indonesia, (Kelas I S yang ada di dalam Bahasa I pun harus memiliki keteram sekitar, serta mampu men masalah-masalah yang dihad Aplikasi metode eksperimen tujuan belajar, yaitu sikap, untuk ini adalah: (1) mene tuntutan kurikulum; (2) me harus disediakan; (3) mem sebelumnya; (4) melakukan menganalisis, dan menyajika laporan dan mengkomunikasi Contoh:

Peserta didik bisa diajak ber bayang-bayang tubuh manusi

engamati dan mengerjakan tugas dari guru dengan ca

hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik an, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Kelas I SD/MI) misalnya, peserta didik harus memaham Bahasa Indonesia dan kaitannya dengan kehidupan seh

i keterampilan proses untuk mengembangkan penget pu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmi

ng dihadapinya sehari-hari.

sperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengemba u sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pem 1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompe ; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan baha (3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan h elakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fen

enyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percoba munikasikan hasil percobaan. (Eksplorasi dan elabora

iajak berdiri di tengah lapangan untuk mencoba dan me h manusia bisa berjalan?

ngan cara memberikan tanda

ta didik harus mencoba atau sesuai. Pada mata pelajaran emahami konsep-konsep IPA pan sehari-hari. Peserta didik pengetahuan tentang alam p ilmiah untuk memecahkan

ngembangkan berbagai ranah itas pembelajaran yang nyata n kompetensi dasar menurut dan bahan yang tersedia dan dan hasil-hasil eksperimen catat fenomena yang terjadi, percobaan; dan (7) membuat aborasi)

Dan pada pukul berapa bayang-bayang manusia menyatu dengan tubuh manusia?

5. Mengolah

Pada tahapan mengolah ini peserta didik sedapat mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, salingmenghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Peserta didik secara bersama-sama, saling bekerjasama, saling membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari (Kegiatan Elaborasi).

Hasil tugas dikerjakan bersama dalam satu kelompok untuk kemudian dipresentasikan atau dilaporkan kepada guru

6. Menyimpulkan

Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan bersama- sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.

7. Menyajikan

Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan atau individu. Yang sebelumnya di konsultasikan terlebih dulu kepada guru. Pada tahapan ini kendatipun tugas dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya hasil pencatatan dilakukan

oleh masing-masing individu. Sehingga portofolio yang di basukkan ke dalam file atau Map peserta didik terisi dari hasil pekerjaannya sendiri secara individu.

8. Mengkomunikasikan

Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar supaya peserta didik akan mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Hal ini dapat diarahkan pada kegiatan konfirmasi sebagaimana pada Standar Proses.

C. Penutup

Pendekatan ilmiah atau scientific dalam pembelajaran Tematik Terpadu akan semakin bagus apabila dilakukan secara alami, mengalir begitu saja, kontekstual dan terkait dengan pengalaman hidup sehari-hari peserta didik. Langkah-langkah dalam pendekatan ilmiah seperti dijelaskan di atas tentu saja harus dijiwai oleh perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan sehari-hari yang pada muaranya akan berdampak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Referensi:

Shelly Frei, (2008), Teaching Mathematics Today, Huntington Beach, CA 92649-1030: Shell Education Sudarwan, Prof., (2013), Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran, Makalah pada

Workshop Kurikulum, Jakarta

http://www.the-scientist.com/?articles.view/articleNo/24488/title/The-Scientific-Approach/: diakses 16 Februari 2013

Submateri Pelatihan 2.3: Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Pembelajaran

Langkah Kegiatan Inti

Kegiatan

Interaktif Diskusi

Kelompok

Paparan Materi

5Menit 20 Menit 5 Menit

Kegiatan interaktif untuk menyamakan persepsi tentang jenis dan bentuk penilaian autentik.

Diskusi materi Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar.

Paparan materi Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar dengan menggunakan bahan tayang PPT-2.3

Paparan materi Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT-2.3/3.2.

Dalam dokumen MATERI PELATIHAN PLPLG KONSEP TEMATIK PE (Halaman 57-74)

Dokumen terkait