• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan ilmiah dalam Teknik Komputer dan Informatika

Dalam dokumen MATERI PELATIHAN GURU (Halaman 71-75)

PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

B. Pendekatan ilmiah dalam Teknik Komputer dan Informatika

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa karakter keilmuan dari setiap materi pelajaran tidak sama maka khusus untuk Teknik Komputer dan informatika langkah dalam pendekatan ilmiah yaitu:

1) Mengamati (mengamati fakta Teknik Komputer dan informatika ) 2) Menanya (berfikir divergen)

3) Mengumpulkan informasi (mencoba, mengaitkan teorema) 4) Mengasosiasi (memperluas konsep, membuktikan)

5) Mengkomunikasikan (menyimpulkan dan mengaitkan dengan konsep lain) Secara sederhana langkah-langkat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut 1) Mengamati

Yang dimaksud mengamati disini adalah mengamati fakta Teknik Komputer dan informatika yang dibagi menjadi dua pengertian.

a. Pengamatan nyata fenomena alam atau lingkungan.

Pengamatan seperti ini cocok untuk pemahaman konsep yang akan diturunkan dari suatu proses induktif. Namun untuk sekolah menengah pada kelas tinggi perlu disambut atau dibuktikan dengan pemahaman melalui proses deduktif. Fenomena alam akan menghasilkan suatu fakta yang dituangkan dalam bahasa Teknik Komputer dan Informatika . Secara mudah dapat dipahami seperti halnya “Teknik Komputer dan informatika kontekstual”. Misalkan kita mengamati fenomena siang dan malam yang terjadi di alam maka terkait dengan unit pemroses pada komputer. Jika siang dan malam dianalogikan dengan bilangan biner sama dengan bilangan 1 dan 0, dimana unit pemroses pada komputer hanya mengenali bilangan biner 1 dan 0 ketika melakukan proses dari instruksi yang diberikan pengguna komputer melalui perangkat input.

b. Pengamatan objek Teknik Komputer dan informatika

Pengamatan objek Teknik Komputer dan Informatika sangat cocok untuk siswa yang mulai menerima kebenaran logis, sehingga mereka tidak mempermasalahkan suatu rangkaian kebenaran sebelumnya yang didapatkan dari penalaran yang benar, walaupun objeknya tidak nyata (tidak kongkret). Pengamatan seperti ini lebih tepat dikatakan sebagai pengumpulan dan pemahaman kebenaran Teknik Komputer dan informatika . Fakta yang didapatkan dapat berupa definisi, besaran/ukuran, grafik, spesifikasi objek dan lain sebagainya. Misalnya, siswa diminta mengamati mainboard komputer, lalu diperoleh fakta bahwa RAM yang sesuai untuk mainboard tersebut adalah tipe DDR dengan kapasitas 1 GB, artinya bahwa mainboard tersebut tidak sesuai untuk RAM dengan tipe SD-RAM.

2) Menanya

Kecenderungan yang ada sekarang adalah siswa gagal menyelesaikan suatu masalah Teknik Komputer dan Informatika jika konteksnya diubah sedikit saja. Ini terjadi karena siswa cenderung menghafal algoritma atau prosedur tertentu. Tidak terbangun suatu pemikiran yang divergen. Pemikiran yang divergen ini dapat dibangkitkan dari suatu pertanyaan. Untuk menggalinya dapat dilakukan dengan memanfaatkan solusi sementara yang mereka hasilkan selanjutnya dibangkitkan alternatif- alternatif yang mungkin dari solusi itu agar timbul peretanyaan baru. Dalam hal ini guru tidak boleh memberi tahu, guru hanya memberikan pertanyaan pancingan, sampai siswa sendiri menyelesaikan dan mencari alternatif solusi yang lain. Misalkan dalam instalasi sistem operasi

Open Source ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, misalnya pada saat memformat harddisk ada

beberapa tipe format yang dapat dipilih, sehingga ada siswa yang mengajukan pertanyaan tipe format mana yang sesuai untuk Sistem Operasi tersebut.

Pertanyaan seperti di atas memerlukan adanya solusi (jawaban). Dalam Teknik Komputer dan informatika permasalahan seperti ini dapat dijawab dengan mengumpulkan berbagai informasi (berbagai konsep) dalam Teknik Komputer dan informatika, sehingga informasi tersebut dapat menjadi kebenaran logis.

3) Mengumpulkan informasi

Sejatinya mengumpulkan informasi dalam Teknik Komputer dan informatika tidak terbatas pada hasil pengumpulan fakta nyata (konkret) dari pengamatan maupun hasil percobaan, namun dapat pula dipahami sebagai pengumpulan kebenaran matematis. Penuangannya bisa saja berupa teorema, sifat atau konsep yang berhubungan dengan konsep yang dibahas. Informasi yang diperoleh ini selanjutnya diobservasi jika perlu dicoba untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan yang akan digunakan sebagai dasar asosiasi.

4) Mengasosiasi (memperluas konsep, membuktikan)

Asosiasi (associating) dapat dimaknakan sebagai penalaran dan dapat juga bermakna sebagai akibat (reasoning). Ada dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena khusus untuk hal- hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. Misalkan mengetahui kapasitas harddisk melalui fasilitas device manager pada sistem operasi windows. Dari hasil ini disimpulkan kapasitas harddidk yang ada adalah 500 GB. Sebaliknya, penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan- pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus. Contoh penalaran deduktif dalam Teknik Komputer dan Informatika

5) Mengkomunikasikan (menyimpulkan dan mengaitkan dengan konsep lain)

Pengertian mengkomunikasikan disini dapat diartikan secara sempit yaitu menunjukkan atau membuktikan dan dituangkan dalam bahasa tulis dan bahasa lisan (presentasi). Sebagai contoh ketika dilakukan troubleshouting komputer , saat komputer dinyalakan terjadi blank screen, ini merupakan indikastor dari kerusakan RAM, sehingga dapat diambil kesimpulan penanganan kerusakan komputer tersebut adalah mengganti RAM sesuai spesifikasi mainboard yang digunakan dalam komputer tersebut. Hasil pendeteksian kerusakan tersebut dipresentasikan oleh siswa di depan kelas sehingga siswa dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaannya secara tulis dan lisan.

Dari pengertian secara luas, menyimpulkan dapat diartikan sebagai pengaitan dengan materi lain. Persisnya adalah mengaitkan konsep dalam Teknik Komputer dan Informatika itu sendiri dan mengaitkan konsep yang diperoleh dengan dunia nyata.

Sebagai contoh:

(i). Dengan diperolehnya hubungan antara gejala kerusakan berupa blank screen pada komputer, maka siswa dapat mengambil kesimpulan bahwa terjadi kerusakan RAM pada komputer tersebut. Berikut ini contoh blank screen ketika siswa melakukan pendeteksian kerusakan komputer.

Gambar blank screen ketika komputer dinyalakan

(ii). Disamping itu hasil yang diperoleh oleh siswa digunakan untuk aplikasi dalam dunia nyata maupun dikaitkan dengan pengetahuan lain (fisika, geografi dll). Sebagai contoh siswa dalam pembelajaran jaringan komputer dasar, siswa ingin menghitung jumlah host pada sebuah jaringan komputer lokal, maka hal ini dikaitkan dengan ilmu matematika dalam penghitungan pangkat dan bilangan biner, karena rumus untuk menghitung host adalah 2n, dimana n adalah jumlah angka biner 0 pada subnet mask. Ada juga literasi yang memaknai tahapan menyimpulkan sebagai tindakan membentuk jejaring (networking) secara fisik yaitu bekerjasama atau berkolaborasi antar siswa.

C. Penutup

Langkah-langkah dalam pendekatan ilmiah seperti dijelaskan di atas tentu saja harus dijiwai oleh perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Disamping itu pemahaman, penerapan dan analisis dari pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif terkait bidang kajian Teknik Komputer dan informatika dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

Referensi:

[1] Shelly Frei, (2008), Teaching Mathematics Today, Huntington Beach, CA 92649-1030: Shell Education

[2] Sudarwan, Prof., (2013), Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran, Makalah pada Workshop Kurikulum, Jakarta

[3] http://www.the-scientist.com/?articles.view/articleNo/24488/title/The-Scientific-Approach/: diakses 16 Februari 2013

Dalam dokumen MATERI PELATIHAN GURU (Halaman 71-75)