• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

3. Pendekatan Inkuiri

Sanjaya (2006:194) pendekatan inkuiri adalah pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang dihadapi secara sistematis. Menurut Suparno (2013:71), pendekatan inkuiri adalah proses mempertanyakan sebuah fenomena yang ada dan mencari jawabannya. Saliman (t th:8) mengatakan pendekatan inkuiri sebagai proses keterlibatan fisik dan mental dalam memecahkan masalah yang diberikan guru atau dari siswa sendiri melalui tahap-tahap penyelesaian. Menurut Trowbridge & Bybee (1990:208) menyatakan bahwa inkuiri sebagai proses dimana manusia mencari informasi atau pengertian, maka sering disebut a way of thought. Selanjutnya, Paidi (2008:6-7), mendefinisikan inkuiri sebagai proses untuk mendapatkan informasi melalui pengamatan dan atau

20

eksperimen untuk mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi dengan kemampuan berpikir kritis dan logis.

Menurut Eggen & Kauchak 1988 yang ditulis Friesen (2012 : 52) bahwa model inkuiri pada dasarnya sesuai dengan lima langkah berikut: (1) mengidentifikasi pertanyaan atau mengidentifikasi masalah; (2) merumuskan hipotesis; (3) mengumpulkan data; dan (5) generalisasi sebuah kesimpulan.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah sebuah proses pembelajaran yang melibatkan kemampuan berpikir untuk menyelidiki sebuah masalah secara sistematis agar ditemukan sebuah solusi/penyelesaian. Penyelidikan tersebut meliputi identifikasi masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, mengambil kesimpulan. Keterlibatan ini secara langsung sehingga pemahaman konsep dapat diperoleh siswa sendiri, bukan atas dasar buku saja tetapi melalui kegiatan yang dilakukan.

b. Ciri-ciri Pendekatan Inkuiri

Sanjaya (2006:194-196) menyatakan ciri-ciri pendekatan inkuiri adalah sebagai berikut: (1) inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pembelajaran inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri, (2) Aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari

21

sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (Self belief). Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Guru dapat bertanya dalam proses pembelajaran dan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam pembelajaran inkuiri, (3) Tujuan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Oleh karena itu, pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.

c. Macam-macam Pendekatan Inkuiri

Suparno (2013:74) menyatakan pendekatan inkuiri dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) inkuiri terbimbing, (2) inkuiri tak terbimbing. Martin & Hansen (2002:35) menyatakan bahwa pendekatan inkuiri ada empat macam, yaitu : (1) inkuiri bebas, (2) inkuiri terbimbing, (3) inkuiri modifikasi, (4) inkuiri terstruktur. Inkuiri terbimbing bisa dikatakan masih banyaknya campur tangan guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses pembelajaran. Siswa hanya mengikuti petunjuk dan melengkapi tugas yang diberikan serta lebih cepat mengambil kesimpulan

22

karena adanya pertanyaan-pertanyaan arahan guru. Disisi lain, Paidi (2008:7) menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing memberi ruang kepada siswa untuk merumuskan prosedur, menganalisis hasil temuan dan menyimpulkan hasil temuan secara mandiri, dan peran guru hanya sebagai fasilitator untuk menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang.

Pada inkuiri tak terbimbing, siswa diberi kebebasan dan ide untuk memikirkan bagaimana cara pemecahan masalah yang dihadapi. Siswa sendiri berpikir, menentukan hipotesis, menentukan peralatan yang akan digunakan, merangkainya dan mengumpulkan data. Siswa lebih mandiri dan guru hanya sebagai fasilitator dalam hal pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan serta membantu sejauh diminta oleh siswa.

Inkuiri modifikasi adalah gabungan antara inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas. Pada pembelajaran ini penemuan konsep dengan tahap guru memberikan undangan untuk penyelidikan dan membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan setelah itu siswa melakukan penyelidikan secara bebas dan berbagi klaim mereka terhadap penemuan pemecahan masalah kemudian guru melakukan penilaian.

Inkuiri terstruktur dikenal dengan istilah penyelidikan terarah dimana siswa diarahkan guru (mengikuti petunjuk guru) untuk menghasilkan sebuah produk, misalnya memasak. Pembelajaran jenis ini sangat sedikit memiliki unsur inkuirinya. Hal itu dikarenakan dalam pembelajaran jenis ini, siswa tidak aktif dalam proses berpikir karena semua mengikuti petunjuk guru.

23

Guru bertanya untuk mendiskusikan kesimpulan setelah penyelidikan selesai (Martin & Hansen, 2012: 37).

Pada penelitian ini, jenis inkuiri yang digunakan adalah inkuiri terbimbing dimana siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelidiki masalah yang disajikan dalam LKS, prosedur kerja tidak dipaparkan secara rinci seperti praktikum terstruktur, membimbing siswa ketika siswa mengalami kesulitan lewat pertanyaan pancingan.

d. Sintaks Pendekatan Inkuiri Terbimbing

Pembelajaran inkuiri menyelidiki sebuah masalah secara sistematis, artinya pembelajaran ini menggunakan prinsip metode ilmiah dalam menemukan sebuah prinsip, hukum ataupun teori. Saltiel (t th:4-6) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri memiliki langkah-langkah seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Sintak Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Fase Indikator Aktivitas Pembelajaran

1 Identifikasi masalah

Menentukan persoalan akan dipecahkan secara inkuiri

2 Membuat

hipotesis

Siswa membuat jawaban sementara dengan jelas tentang persoalan yang diberikan

3 Mengumpulkan data

Siswa mencari dan mengumpulkan data melalui pengamatan, eksperimen, dan lain-lain untuk membuktikan hipotesis benar atau tidak. Data disajikan/disusun dalam suatu tabel agar mudah

dibaca dan dianalisis 4 Menganalisis

data

Data yang sudah terkumpul dianalisis dan disajikan dalam bentuk diagaram agar memudahkan dalam

mengambil keputusan/kesimpulan

5 Mengambil kesimpulan

Dari data dan hasil analisis data yang diperoleh kemudian diambil kesimpulan lalu dicocokkan dengan hipotesis awal apakah hipotesis awal diterima

24

Pada penelitian ini, sintaks tersebut tertuang dalam LKS sebagai panduan siswa dan sebagai langkah-langkah dalam berinkuiri. Dalam prakteknya, Paidi (2008:7-8) menyatakan bahwa pada tahapan perumusan masalah: guru memiliki peluang untuk mempertanyakan sesuatu untuk menemukan permasalahan yang berkaitan dengan situasi nyata yang ada dan dialami oleh siswa dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Pada observasi guru memiliki peran mengarahkan siswa dalam mengobservasi untuk selalu mengaitkan gejala-gejala dengan dunia nyata sehingga pada tahap analisis siswa juga lebih mudah memahami karena masalah yang diamati dan dianalisis berada dekat dengan kehidupan mereka. Dan pada tahap komunikasi, siswa diberi peluang untuk menyampaikan pendapat terhadap kesimpulan yang diperoleh dan diberi kesempatan untuk memberi saran atau ide untuk permasalahan yang baru. Hal ini sejalan dengan pemikiran Rotchild (2006: 8) yang menyatakan jika inkuiri diterapkan secara efektif, siswa belajar untuk "merumuskan pertanyaan yang baik, mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti yang tepat, hasil ini secara sistematis, menganalisis dan menginterpretasikan hasil, merumuskan kesimpulan, dan mengevaluasi nilai dan pentingnya kesimpulan tersebut.

e. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Inkuiri

Kelebihan dan kelemahan pendekatan inkuiri menurut Sanjaya (2006:206-207) seperti pada Tabel 4.

25

Tabel 4. Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Inkuiri

Kelebihan Kelemahan

1. Menekankan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara

seimbang.

2. Memberikan ruang gerak pada siswa untuk belajar sesuai dengan style

belajar mereka.

3. Sesuai dengan perkembangan psikologi

4. Memfasilitasi siswa yang memiliki kemampuan rata-rata. 5. Menumbuhkan dan menanamkan

sikap inquiry, kemampuan problem solving, kemampuan berpikir timgkat

tinggi, memberikan wadah interaksi antar siswa

1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa

2. Sulit merancang pembelajaran karena terbentur kebiasaan siswa

dalam belajar. 3. Implementasi memerlukan

waktu yang panjang. 4. Sulit jika orientasi

keberhasilan belajar diletakkan pada kemampuan siswa menguasai materi pelajaran.

Dokumen terkait