• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Pendekatan Kontekstual

1. Pengertian pendekatan kontekstual

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam

kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,

sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks

yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri,

sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai

dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang menunjukkan

kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar

ruang kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan

pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun

pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur

hidup.

Banyak manfaat yang dapat diambil oleh siswa dalam

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yaitu terciptanya ruang kelas

yang di dalamnya siswa akan menjadi peserta aktif bukan hanya pengamat

yang pasif, dan mereka akan lebih bertanggung jawab dengan apa yang

mereka pelajari. Pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan

menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan

pembelajaran, mereka menggunakan pengalaman dan pengetahuan

sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru. Dalam pembelajaran

kontekstual ini, guru bertugas sebagai fasilitator dan motivator dalam

mencapai tujuannya (Sanjaya, 2008:96). Guru juga harus memberikan

kemudahan belajar kepada siswa, dengan menyediakan berbagai sarana

dan sumber belajar yang memadai. Guru tidak hanya menyampaikan

materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan

strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini memungkinkan

proses belajar yang tenang dan menyenangkan, karena pembelajaran

langsung apa yang telah mereka pelajari. Maka dapat disimpulkan

pembelajaran kontekstual ini merupakan pembelajaran yang menjadikan

pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun

pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur

hidup.

2. Karakteristik pendekatan kontekstual

Menurut Johnson (dalam Komalasari, 2010:7) mengidentifikasi

pendekatan kontekstual menjadi delapan karakteristik. Karakteristik

pendekatan kontekstual tersebut antara lain:

a. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful

connections)

Dengan pendekatan kontekstual, siswa diharapkan aktif dalam belajar

atau bekerja secara individu maupun kelompok dan dapat belajar

sambil berbuat (learning by doing).

b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang penting (doing significant work)

Siswa belajar berdasarkan kegiatan di sekolah dan konteks yanng ada

dalam kehidupan di masyarakat.

c. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning)

Siswa belajar dengan ada tujuan, ada urusannya dengan orang lain, dan

ada hasilnya.

d. Bekerjasama (collaborating)

Siswa dapat bekerjasama sehingga mereka memahami cara mereka

pembelajaran mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam

kelompok atau secara mandiri.

e. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking)

Siswa berpikir untuk dapat menganalisis, membuat sintesis,

memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan logika.

f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual)

Siswa memberi harapan yang tinggi, memberi motivasi, dan

memperkuat diri sendiri.

g. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards)

Siswa dapat meningkatkan hasil belajar.

h. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assesment)

Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks nyata

untuk tujuan yang bermakna.

3. Komponen dalam pendekatan kontekstual

Menurut Ditjen Dikdasmen (dalam Komalasari, 2010:11-13), pendekatan

kontekstual mempunyai tujuh komponen. Komponen tersebut antara lain:

a. Konstrutktivisme (constructivism)

Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal

maupun sosial. Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui

keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan

mengkonstruksi secara terus menerus sehingga terjadi perubahan

b. Menemukan (inquiry)

Dalam pendekatan kontekstual, siswa diharapkan memperoleh sendiri

pengetahuan dan keterampilan bukan hasil dari mengingat fakta-fakta.

Kegiatan menemukan merupakan rangkaian dari kegiatan observasi,

bertanya, mengajukan dugaan, mengumpulkan data, dan

menyimpulkan.

c. Bertanya (questioning)

Kegiatan bertanya bertujuan untuk menggali informasi. Dengan

bertanya, siswa mengembangkan sifat ingin tahu.

Kegiatan bertanya dapat diterapkan pada semua kegiatan belajar.

Pengetahuan yang dimiliki siswa berawal dari kegiatan bertanya. Rasa

ingin tahu akan mendorong siswa untuk bertanya.

d. Masyarakat belajar (learning community)

Hasil belajar diperoleh dari proses komunikasi. Praktek masyarakat

belajar dalam pembelajaran dapat terwujud dalam kelompok,

mendatangkan ahli, dan bekerja dengan masyarakat.

e. Pemodelan (modelling)

Pemodelan berguna untuk memberi contoh kepada siswa. Tidak hanya

guru saja yang dapat menjadi model, tetapi siswa dapat dirancang

untuk menjadi model dalam pembelajaran. Melalui pemodelan, siswa

f. Refleksi (reflection)

Kegiatan refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru saja

dipelajari atau berpikir tentang apa yang pernah dipelajari di masa lalu.

g. Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment)

Penilaian dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang

perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian dilakukan

secara terus-menerus yang menekankan pada proses belajarnya.

Berdasarkan komponen-komponen tersebut, pendekatan

kontekstual melibatkan para siswa dalam mencari makna konteks itu

sendiri (Johnson, 2007:66). Komponen-komponen tersebut mengundang

siswa untuk mengaitkan tugas-tugas sekolah dengan kehidupan sehari-hari

yang penuh makna. Dengan demikian, siswa bisa menyerap pelajaran

dalam jangka yang panjang.

4. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pendekatan kontekstual :

Pendekatan kontekstual dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut (Rosalin, 2008:78)

a. Mengkaji materi yang akan diajarkan

b. Mengkaji konteks kehidupan peserta didik sehari-hari dengan cermat

sebagai upaya untuk memahami konteks kehidupan peserta didik

c. Memilih materi pelajaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan

peserta didik

d. Menyusun persiapan kegiatan belajar-mengajar yang telah

e. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar kontekstual dengan

mendorong siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan

pengetahuan/pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya

f. Melakukan penilaian yang sebenarnya terhadap hasil belajar siswa

Dari uraian di atas, guru sangat berperan dalam meningkatkan

ketrampilan menulis karangan. Pendekatan pembelajaran yang akan

digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual. Dalam

penelitian ini, guru harus menerapkan pembelajaran sesuai karakteristik

pendekatan kontekstual agar anak dapat mencurahkan pengalaman nyata ke

dalam sebuah tulisan.

Dokumen terkait