• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Metode kuantitatif dilakukan dengan metode survai. Metode survai adalah suatu metode yang menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner terstruktur untuk mengumpulkan informasi dari responden (Singarimbun 1989). Metode kualitatif dilakukan untuk memberikan penguatan terhadap data kuantitatif. Metode yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam kepada responden dan informan menggunakan panduan wawancara.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Pada tanggal 28 Maret 2013 sampai 23 April 2013. Tempat ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena Desa Citaman merupakan salah satu desa di Kecamatan Ciomas yang berada dalam kawasan Cagar Alam Rawa Danau sebagai kawasan endemik situs konservasi rawa pegunungan satu- satunya tersisa di Pulau Jawa, serta memiliki kelembagaan lokal (kelompok tani) yang dibina langsung oleh pihak kehutanan, BPDAS dan LSM Rekhonvasi bumi yang dicanangkan sebagai kelompok tani pelestari hutan.

Teknik Pengumpulan Data

Data dan informasi yang dikumpulkan terdiri dari: (1) data dan informasi primer; dan (2) data, dan informasi sekunder. Data dan informasi sekunder terutama dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang dimiliki pemerintahan desa dan kecamatan, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Serang dan Badan Pusat Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang untuk melihat bagaimana kondisi lingkungan masyarakat dilihat dari jumlah lahan kritis dan penggunaan lahan oleh masyarakat, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Data dan informasi dikumpulkan dengan tiga cara sehingga prinsip triangulasi metode dan sumber data terpenuhi, yaitu wawancara perorangan, diskusi kelompok terfokus, dan studi dokumen. Wawancara dilakukan terhadap responden dan informan perorangan, dengan menggunakan suatu pedoman pertanyaan terstruktur yaitu kuesioner. Sementara diskusi kelompok terfokus (focus group discussion) dilakukan dengan tiga kali pertemuan dimana mengundang para petani, pemimpin desa, para pengurus/organisasi lokal (gapoktan atau elit desa) serta pelaku terkait lainnya untuk secara bersama-sama mendiskusikan perihal posisi dan peranan setiap kelompok kelembagaan lokal di hulu DAS terhadap proses perubahan tata guna lahan dan dampak bagi tingkat kesejahteraan masyarakat, yang tinggal dalam komunitas yang sama (lihat Tabel 1). Studi dokumen menghasilkan data dan informasi yang diperoleh dalam bentuk laporan dan surat resmi yang berfungsi sebagai pelengkap bagi data hasil wawancara perorangan dan diskusi kelompok terfokus.

Tabel 1 Focus Group Discussion (FGD), jenis data serta sumber data dan informasi di Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Provinsi Jawa Barat

Metode Jenis data dan informasi

Sumber data dan informasi Pertemuan

pleno

(tingkat desa)

Struktur agraria lokal Sistem tata guna lahan

Proses pembukaan lahan dan pola penguasaan dan pemilikan lahan

Berbagai penggunaan lahan milik warga Peta sumberdaya lahan desa

Berbagai kelembagaan lokal terkait penguasaan dan kepemilikan lahan

Peran kelembagaan lokal

Aktivitas kelembagaan lokal dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kondisi ekonomi masyarakat sebelum bergabung dalam kelembagaan dan sesudah bergabung dalam kelembagaan

- Kepala Desa - Ketua/anggota gapoktan - Tokoh/elit desa - BPDAS - Pihak Kehutanan

Wawancara terhadap responden dilaksanakan untuk pengumpulan data dan informasi tentang data karakteristik petani, data, dan informasi tentang penguasaan dan pemilikan lahan, serta penggunaan lahan oleh masing-masing petani. Data dan informasi tentang sumber dan jumlah penerimaan petani, jenis dan jumlah pengeluaran keluarga petani. Selain itu bagaimana peran kelembagaan lokal (Kelompok Tani Hutan) yaitu nilai, norma, aturan perilaku, institusi yang berlaku dalam penguasaan, pemilikan, dan penggunaan lahan petani serta dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat (lihat Tabel 2).

Sementara itu, data dan informasi kualitatif yang dikumpulkan terutama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan:

1. Apakah peran kelembagaan lokal terhadap tata guna mengalami perubahan dan apa dampak yang di rasakan masyarakat petani dengan adanya kelembagaan lokal tersebut.

2. Apakah perubahan tata guna lahan tersebut berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sehingga mengarah pada kesejahteraan masyarakat. 3. Apakah ada perbedaan antara masyarakat yang bergabung dengan

kelembagaan dan masyarakat yang tidak bergabung dalam kelembagaan baik dalam tata guna lahan maupun tingkat kesejahteraan hidup.

Tabel 2Wawancara responden dan jenis informasi yang dicari

N0 Jenis Informasi Uraian Spesifik

1 Karakteristik Responden Umur Jenis kelamin Tingkat pendidikan Jenis Pekerjaan Jumlah tanggungan Luas lahan

Keanggotan dalam organisasi/kelembagaan

2 Tata guna lahan Penggunaan Lahan:

Pertanian: sawah, tegal, dan perkebunan Non pertanian: perumahan dan industri

3 Kelembagaan lokal Akuntabilitas

Transparansi Partisipasi Daya tanggap Komitmen 4. Tingkat kesejahteraan masyarakat

Luas penggarapan lahan Tingkat partisipasi sekolah Kemampuan akses kesahatan Keterlibatan pada organisasi lokal

Kemampuan membayar tenaga buruh upahan Tingkat pendapatan

Kepemilikan aset

Populasi dari penelitian ini terdiri dari dua populasi yaitu anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Karya Muda II dan warga Desa Citaman yang tidak/bukan anggota KTH. Kerangka sampling adalah anggota KTH Karya Muda II dan warga Desa Citaman non anggota KTH. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sejauhmana peran kelembagaan lokal terhadap perubahan tata guna lahan dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Dua populasi diatas dibandingkan apakah kelompok yang bergabung dengan kelembagaan lebih sejahtera dibandingkan dengan yang tidak bergabung atau sebaliknya. Responden yang diambil dari kerangka sampling sebanyak 60 responden dengan proporsi 30 orang anggota KTH Karya Muda II dan 30 orang warga masyarakat Desa Citaman yang tidak bergabung dengan KTH. Pemilihan kerangka sampling ini di dasarkan pada sensus awal setelah melakukan sensus di lapangan. Setelah didapat jumlahnya maka kerangka sampling itu diacak untuk menentukan responden mana yang akan diteliti (lihat Lampiran 4). Pengacakan sample ini dilakukan dengan bantuan teknik sample random sederhana menggunakan microsoft office excel

2007 dengan rumus “= randbetween (1; kerangka sampling). Unit analisis adalah kepala keluarga.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excell 2007 dan SPSS for windows versi 17.0. Data primer yang diperoleh secara kuantitatif kemudian diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif korelasi. Analisis deskriptif disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Tabel frekuensi digunakan untuk menyajikan semua data yang telah diolah. Analisis korelasi menggunakan uji statistik yaitu uji korelasi Rank Spearman dengan nilai

signifikan sebesar α (0.05), artinya hasil penelitian mempunyai kesempatan untuk benar atau tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat kesalahan sebesar 5%.

Selain analisis data kuantitatif, dilakukan pula analisis data secara kualitatif melalui dua tahap, yaitu reduksi data dan penyajian data. Reduksi data terdiri dari proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang berupa catatan-catatan tertulis di lapangan selama penelitian berlangsung. Reduksi data ditujukan untuk mempertajam, menggolongkan, mengarahkan data, dan membuang data yang tidak perlu. Selanjutnya, penyajian data dilakukan dengan cara menyusun sekumpulan informasi agar mudah dalam penarikan kesimpulan yang disajikan dalam bentuk teks naratif berupa catatan lapang.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dokumen terkait