• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

4. Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok

Menggunakan Rintangan

a. Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok

Menggunakan Rintangan

Pelaksanaan pendekatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menggunakan rintangan, merupakan bentuk belajar yang dilakukan menggunakan alat bantu dengan melompati rintangan berupa kotak kardus. Media alat bantu rintangan dengan kardus dapat memacu siswa untuk berani melakukan lompatan yang lama antara rintangan yang dijajarkan. Media kardus dipilih sebagai rintangan karena memiliki sifat struktur yang sederhana, rendah, lunak, dan tidak membahayakan jika siswa tidak mampu melewati rintangan. Dari inilah kotak kardus dipilih sebagai media alat bantu rintangan.

Secara umum, teknis pelaksanaan pembelajaran lompat jauh menggunakan rintangan adalah siswa melompati kardus menggunakan satu kaki secara berulang-ulang sehingga dapat merangsang daya ledak otot tungkai. Dengan rangsangan terhadap daya ledak otot tungkai, maka siswa dapat melakukan tolakan guna menghasilkan lompatan yang jauh. Suharno HP (1993:59) mengemukakan bahwa, “daya ledak adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh”. Dengan media rintangan kotak kardus maka diharapkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dapat meningkat.

commit to user

Kotak kardus diletakkan dengan jarak 3-5 langkah di lintasan awalan sebelum bak pasir. Dengan tumpuan satu kaki, siswa melewati rintangan yang telah disusun di lintasan awalan. Dari tumpuan tersebut maka dapat membantu siswa untuk membiasakan bertumpu dengan satu kaki sebelum melayang di udara. Secara tidak langsung siswa melakukan latihan tumpuan dan tolakan dari rintangan kardus. Sehingga media ini meguntungkan bagi siswa untuk mengawali gerak dasar lompat jauh.

Media rintangan berupa kotak kardus merupakan alat bantu untuk

membentuk sudut tolakan yang optimal yaitu ± 450. Untuk mendapatkan sudut

tersebut guru memasang tanda sebelum kotak kardus yang telah diukur jarak dan

ketinggiannya hingga membentuk sudut ± 450. Kotak kardus digunakan sebagai

target yang membentuk pola lompatan. Dengan sudut tolakan dan pola lompatan yang baik, maka memungkinkan pencapaian jarak lompatan yang maksimal. Dalam hal ini A. Hamid Syah Noer (2000:73) berpendapat bahwa, “sudut lompatan yang baik adalah ± 450“.

Ditinjau dari pelaksanaannya, pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan kotak kardus merupakan metode belajar secara keseluruhan. Dimana siswa dituntut untuk melompati kotak kardus secara berulang meskipun baru pertama kali mengenal atau belum menguasai teknik tersebut. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1996: 67), “metode keseluruhan merupakan cara mempraktekkan seluruh rangkaian gerakan yang dipelajari”. Apabila keterampilan olahraga yang diajarkan itu sifatnya sederhana dan mudah dimengerti maka keterampilan tersebut sebaiknya diajarkan secara keseluruhan, dan setiap teknik bagian hanya dilatih secara khusus apabila siswa atau objek selalu membuat kesalahan pada teknik bagian tersebut.

Untuk lebih jelasnya model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menggunakan rintangan dapat dilihat pada gambar berikut :

commit to user

29

Gambar 5. Pembelajaran Menggunakan Rintangan (Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 69)

b. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya

Jongkok Menggunakan Rintangan

Ditinjau dari modifikasi pembelajaran lompat jauh, pendekatan pembelajaran menggunakan rintangan merupakan media yang praktis untuk siswa SD. Akan tetapi setiap media tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dari pembelajaran dengan menggunakan rintangan adalah:

1)Media kardus merupakan alat yang memiliki sifat struktur yang sederhana,

rendah, lunak, dan tidak membahayakan jika siswa tidak mampu melewati rintangan sederhana.

2)Dapat merangsang daya ledak otot tungkai.

3)Membentuk pola sudut lompatan yang yang optomal yaitu ± 450. Sehingga hasil lompatan hasil lompatan lebih jauh.

4)Secara tidak langsung siswa melakukan tumpuan dalam melompati rintangan. Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menggunakan rintangan juga memiliki kelemahan. Adapun kelemahan dari pembelejaran menggunakan rintangan berupa:

1)Beban tubuh siswa akan terasa lebih berat karena siswa melompat dan

mendarat hanya menggunakan satu kaki.

2)Gerakan pendaratan sedikit terabaikan karena dalam melompati rintangan

commit to user

5.Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok

Menggunakan Raihan

a. Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok

Menggunakan Raihan

Pembelajaran lompat jauh menggunakan raihan merupakan merupakan salah satu stategi untuk mengembangkan gerak keterampilan yaitu penguasaan teknik lompat jauh gaya jongkok terutama saat melayang di udara yang tidak mudah untuk dilakukan. Dengan bola yang digantung di atas, para siswa meraih sasaran dengan memukul sasaran di atas. Dengan meraih sasaran di atas (bola digantung), diharapkan siswa akan mampu melakukan gerak menggatung saat melayang di udara. Hal ini sesuai pendapat Yoyo Bahagia dkk. (1999/2000:370) bahwa, "Ubahlah kondisi latihan untuk meraih keberhasilan dan tingkatkan kondisi latihan secara bertahap. Manakala pembelajaran berorientasi pada proses, berikanlah pengetahuan hasil tentang proses".

Dari pendapat di atas menunjukkan bahwa bola yang digantung di atas menunjukkan sasaran dimana siswa berusaha meraih sasaran dengan memukul bola. Sehingga akan terjadi proses melayang di udara dengan durasi yang lama. Posisi tubuh saat melayang di udara sangat mempengaruhi lamanya melayang di udara. Maka dari itu, media bola yang digantung memotivasi siswa untuk meraih sasaran dan menghasilkan jarak lompatan yang baik.

Secara teknis pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan sasaran bola yang digunakan memiliki kriteria jarak dan ketinggian yang bervariasi. Hal tersebut dikarenakan kemampuan tiap-tiap siswa berbeda. Pelaksanaan pembelajaran yaitu, siswa melakukan awalan dari jarak dekat kemudian melompat dan meraih bola dengan melayang seperti gerakan jongkok. Jika siswa mudah melakukannya, ketinggian bola ditingkatkan dan jarak awalan ditambah. Menurut Carry A. Carr (1997: 141) bahwa, "Pembelajaran lompat jauh dengan bola digantung yaitu, bola

commit to user

31

digantung dengan tali pada ketinggian yang bervariasi. Peserta menggunakan run-up untuk meraih bola. Jika mereka meraih bola dengan baik, mereka berpindah ke bola yarig lebih tinggi". Pada prinsipnya bola yang digantung dengan ketinggian yang bervariasi tersebut dimaksudkan untuk merangsang lompatan siswa setinggi mungkin untuk membuat posisi melayang di udara.

Berikut ilistrasi gambar pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan raihan oleh (Gunter Bernhard, 1993: 86) sebagai berikut :

Gambar 6. Pembelajaran Lompat Jauh Menggunakan Raihan (Gunter Bernhard, 1993: 86)

b. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya

Jongkok Menggunakan Raihan

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menggunakan raihan merupakan modifikasi kondisi penampilan (skill). Adanya raihan berupa bola untuk merangsang siswa agar lompatan setinggi mungkin dan membuat pola gerakan gaya jongkok pada saat melayang di udara. Secara umum pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menggunakan raihan dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran lompat jauh gaya jongkokmenggunakan raihan antara lain:

commit to user

2)Dengan sasaran bola yang digantung, siswa terpacu untuk melompat guna

meraih sasaran yang ada di atas.

3)Siswa termotivasi dengan sasaran di atas sehingga menimbulkan rasa senang serta saling berkompetisi dengan rekannya.

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menggunakan raihan tentu juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran lompat jauh gaya gaya jongkok menggunakan raihanyaitu:

1)Siswa hanya berkonsentrasi untuk meraih sasaran, sehingga siswa cenderung melompat ke atas.

2)Pola dan sudut lompatan yang optimal terabaikan karena siswa lebih

termotivasi untuk meraih sasaran.

Dokumen terkait