BAB II PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Bahasa Jerman
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Penilaian kompetensi keterampilan dalam bahasa Jerman dilakukan dalam bentuk penyusunan teks lisan dan tulisan sederhana melaui unjuk kerja, projek (penugasan), dan portofolio. Penilaian ini digunakan untuk mengukur ketercapaian KI-4, yang terdiri dari KD 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. Instrumen penilaiannya dilengkapi dengan rubrik,seperti contoh berikut ini.
a. Contoh rubrik penyusunan teks lisan. (tes unjuk kerja)
Penilaian penyusunan tes lisan terdiri dari dua kriteria, yaitu; 1) kriteria
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Erfüllung der Aufgabenstellung atau pemenuhan setiap soal/poin, dengan rentang skor 0 – 2. Skor 2 jika semua soal atau poin dikerjakan sempurna, hampir tidak ada kesalahan, skor 1 masih ada kesalahan, meskipun semua soal/poin dikerjakan, dan skor 0 jika semua soal atau poin tidak dikerjakan;
dan 2) Aussprache atau Pelafalan, dengan skor 2 jika pelafalan sangat baik dan dipahami, skor 1 jika pada pelafalan masih terdengar dialek bahasa ibu, tetapi masih bisa dipahami.
Kriteria Skor Skor
( Poin yang diminta dapat dipenuhi dan hampir tidak melakukan kesalahan)
macht Fehler dennoch ist die Aufgabe erfüllt (Melakukan
Penilaian unjuk kerja dilakukan untuk mengukur ketercapaian KD 4.1,4.2, 4.3 dan 4.4. dalam bentuk teks lisan berupa dialog dan paparan
b. Rubrik Penilaian Proyek
Mata pelajaran : Bahasa Jerman
Tema : Kehidupan di Sekolah (Schule) Nama Projek : Aktivitas Peserta Didik di Sekolah Alokasi waktu : Dua Bulan
Nama Peserta Didik : ...
Kelas : ...
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Indikator Skor Kriteria
1. Perencanaan
Rumusan Judul, jadwal pelaksanaan, Penentuan teknik dan instrumen pengumpulan data.
Menentukan bentuk penyajian akhir dari tugas ( Plakat/ Rollenspiel, Bentuk statistik, dll) dan menentukan bahan-bahan yang diperlukan
3 Tepat
2 Kurang tepat
1 Tidak Tepat
2. Pelaksanaan
Instrumen pengumpulan data (pilihan kata/struktur teks, ide/gagasan)
Data yang terkumpul
Penarikan kesimpulan ( Hasil pengolahan data)
3 Tepat
2 Kurang tepat
1 Tidak tepat 3. Laporan Proyek
Presentasi (Power Point, Aussprache)
Laporan tertulis
3 Sangat baik 2 Baik
1 Cukup
Contoh pemetaan rancangan penilaian autentik pembelajaran bahasa Jerman Kompetensi
Dasar Penilaian
Pengetahuan Penilaian
Keterampilan Rancangan Penilaian 3.1 Tes dan tugas
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kompetensi
Dasar Penilaian
Pengetahuan Penilaian
Keterampilan Rancangan Penilaian 3.3 Tes dan tugas
(PR) Tes Tulis
4.3 Unjuk kerja
Proyek Portofolio
Proyek
Catatan:
Untuk penilaian proyek dilakukan satu semester sekali, yang merupakan gabungan tugas dari KD - KD sebelumnya.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek; Contoh hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaain proyek mata pelajaran bahasa jerman adalah:
Perencanaan :
Membuat judul, menentukan teknik dan instrumen pengumpulan data, membuat jadwal pelaksanaan proyek
Menentukan bentuk penyajian akhir dari tugas ( Plakat/Rollenspiel, Bentuk statistik, komentar pada blog dll)
Menentukan bahan-bahan yang diperlukan Pelaksanaan :
Instrumen pengumpulan data
Data yang terkumpul
Penarikan kesimpulan ( Hasil pengolahan data)
Bukti-bukti pelaksanaan proyek (foto-foto, berita acara, dll) Pelaporan proyek :
Presentasi sebuah statitistik, dll
Rollenspiel ( Unjuk kerja/performance.) 3.4 -
4.4 Unjuk kerja ( Karya)
portofolio
Unjuk kerja (Karya) dan atau portofolio
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
26 BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.
Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.
Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.
Tabel 3: Kompetensi Inti kelas X
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut;
Tabel 4: Kompetensi Inti Kelsa XI dan XII
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap
Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku (buku guru dan buku siswa);
Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum dapat digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Penjelasan Bagan 1;
1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai berikut;
a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara langsung (direct teaching) kepada peserta didik.
b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant effects) yang merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect teaching)
c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran secara utuh atau teerpadu.
Kompetensi dasar (KD) selanjutnya dikembangkan menjadi IPK seperti contoh berikut;
KD IPK Sikap IPK Pengetahuan IPK Keterampilan 3.1 Memahami cara terkait topik identitas diri (Kennenlernen) dan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
KD IPK Sikap IPK Pengetahuan IPK Keterampilan kebahasaan ,struktur
teks dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya 4.1 …..
3.1.3
Menentukan informasi umum, selektif, dan rinci Dst….
2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media
a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus
b. Sumber/Alat/media; Penentuan sumber, alat, bahan dan media pembelajaran disesuaikan dengan indikator pencapaian KD (IPK)
3. Pengembangan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dikembangkan dari KD-3. Guru dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercantum di silabus sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ketiga (pengetahuan).
Materi pokok yang terdapat dalam silabus sebagai pengembangan dari KD-3 adalah sebagai berikut: 3.1 Memahamicara menyapa,
berpamitan, sekolah(Schule) dengan memperhatikan unsur
4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana
• Kennenlernen (sich und andere vorstellen) : Name, Alter, Wohnort, Herkunft, Hobby, Telefonnummer, Beruf
•Alphabet
• Zahlen
• Wortschatz : Nomen,
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah serta cara meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik identitas diri
(Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya.
3.3. Memahami secara sederhana unsur kebahasaan, struktur teks dan unsur budaya terkait topik identitas diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) yang sesuai konteks
penggunaannya.
3.4 Memahami secara sederhana unsur
• Wortschatz : Nomen, Verben, Adjektiv,
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kompetensi Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar (KI 4)
Materi Pokok (Dalam Silabus) unsur kebahasaan,
struktur teks dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks.
4.4. Menyusun teks lisan dan tulis sederhana sesuai dengan unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra
Disamping itu, Guru harus dapat mengembangkan materi yang kontekstual, baik materi yang sudah tercantum dalam buku maupun pengembangan dengan menggunakan sumber lain. Materi yang kontekstual dapat mengintegrasikan muatan lokal yang mencakup keunggulan lingkungan setempat atau materi kekinian yang sedang menjadi pembicaraan.
Selanjutnya guru juga harus mencari materi dari buku atau mengembangkannya dari sumber lain yang dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan. Dari materi tersebut dibuat suatu kegiatan yang berisi nilai-nilai kepramukaan untuk diserahkan dan dilaksanakan kepada dan oleh Pembina Pramuka pada saat kegaiatan kepramukaan yang terjadwal.
Contoh aktualisasi Bahasa Jerman dalam kegiatan kepramukaan;
Membuat kartu identitas diri dalam berbagai bentuk, seperti kartu nama, kartu keanggotaan pramuka, kartu pelajar, dll. Kegiatan ini akan melatih kreatifitas peserta didik antara lain, kecerdasan dan keterampilan berfikir dan bertindak, Selain itu juga materi dikembangkan agar siswa memiliki Lower Order Thinking Skills (LOTS) dan Higher Order Thinking Skills (HOTS) melalui soal-soal yang sifatnya membutuhkan jawaban kompleks, misalnya ;
a. Welche passt nicht ! Kreuzt bitte an! (LOTS) b. Ordnen Sie die Wörter den Bildern zu! (LOTS)
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
c. Kennenlernen. Was sagen Sie die Fotos? (HOTS)
Materi pembelajaran bahasa Jerman dikembangkan dengan berbasis pada tema sebagai dasar atau landasan pengembanagn materi yang ada pada KD. sehingga perlu dirumuskan secara konsisten, runut, dan menggambarkan tindakan komunikatif. Materi pembelajaran untuk setiap jenis teks terdiri atas tiga unsur, yaitu (1) fungsi sosial, (2) struktur teks, dan (3) unsur kebahasaan.
4. Pengembangan kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sudah tercantum di silabus sesuai dengan hasil kajian terhadap materi pembelajaran yang dikaitkan dengan hasil kajian terhadap KI-1 dan KI-2.
Kegiatan pembelajaran terdiri atas;
a. Kegiatan pendahuluan yang mencakup antara lain orientasi atau penyiapan peserta didik dalam menghadapi pembelajaran, pemberian motivasi, dan pembahasan pengetahuan prasyarat.
b. Kegiatan inti mencakup kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang semua kegiatan tersebut disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran bahasa Jerman yang berbasis tema artinya pembelajaran diberikan melalui tema yang sudah ditentukan dan disesuaikan dengan materi-materi pembelajaran yang ada pada kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Jerman. Berdasarkan tema dan materi yang sesuia tersebut siswa dapat memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang sesuai konteks penggunaannya
Kelima kegiatan tersebut di atas, tidak harus terjadi dalam satu kali pertemuan, tetapi setiap pertemuan fokus kepada kegiatan mana yang akan dilakukan disesuaikan dengan karakteristik materi atau IPK.
Contoh;
Jika dalam satu RPP terdapat 3 (tiga) kali pertemuan, maka dapat direncanakan sebagai berikut;
pertemuan pertama fokus kepada kegiatan mengamati dan menanya,
pertemuan kedua fokus kepada menanya, mengumpulkan informasi, dan mengasosiasi
pertemuan ketiga fokus kepada kegiatan mengomunikasikan.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
c. Kegiatan penutup berisi antara lain kegiatan menyusun kesimpulan, merefleksi, atau membahas pembelajaran yang akan datang.
5. Mengembangkan rencana penilaian yang mencakup penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Catatan:
Agar lebih jelas bagaimana merancang dan menyusun, serta melaksanakan penilaian, lihat naskah Model Penilaian di SMA).
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
34 BAB IV
PENUTUP
Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya semakin kegiatan pembelajaran, maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya, semakin tidak efektif kegiatan pembelajaran, maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan proses pembelajaran yang mencakup KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dengan dua modus proses pembelajaran, yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan pembelajaran dn langkah-lamgkah pembelajaran.
Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis kompetensi.
Berdasarkan hasil analisis dikembangkan materi pembelajaran, alternative kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4 berupa kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2 yang merupakan kompetensi sikap religius dan sikap sosial.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus dan Buku.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
35 DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York.
Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Kemendikbud (2013). Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara). Jakarta.
Kemendikbud (2013). Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
Kemendikbud (2013). Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
Kemendikbud (2013). Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah. Jakarta
Kemendikbud (2014). Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
Kemendikbud (2013). Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta
Kemendikbud (2013). Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.
Jakarta
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301). Jakarta
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.