• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Pendidikan Nilai pada Boarding School

BAB II KAJIAN TEORI

B. Boarding School Sebagai Penunjang Keberhasilan Pendidikan Nilai

4. Pendekatan Pendidikan Nilai pada Boarding School

Dalam sistem boarding school, peserta didik diharuskan untuk tinggal di lingkungan asrama sehingga pendidik dapat mengawasi seluruh kegiatan dan perkembangan yang ada pada diri siswa. Seluruh kegiatan siswa baik intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kegiatan asrama di pantau dan di bimbing oleh guru selama 24 jam. Sistem boarding school, mengintegrasikan pembelajaran ilmu agama dan ilmu umum

53

Haidar Putra Daulay, “Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia”, (Jakarta : Kencana, 2007), Cet. II, h. 71

54

28

yang bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa sehingga terbentuk nilai-nilai yang baik pada siswa.

Menurut Zakiah dan Rusdiana, ada beberapa pendekatan dalam proses pendidikan nilai di sekolah. Pendekatan ini merupakan cara yang dilakukan pada proses pengalihan nilai dari pendidik kepada peserta didik. Pendekatan tersebut yaitu:

a. Melalui pendekatan emosional, pendidik berusaha mengaktifkan nilai afektif peserta didik.

b. Membina perilaku postif. Pendidik dapat membina perilaku positif siswa secara berulang-ulang.

c. Transformasi dan penanaman nilai yang disampaikan pada peserta didik bersifat kontinue, perlahan-lahan, sedikit demi sedikit sehingga membentuk kebiasaan dan sifat kepribadian peserta didik.55

Pendekatan pendidikan nilai dapat diarahkan pada proses penanaman nilai-nilai pendidikan yang dapat terwujud pada pembelajaran. Nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa berupa transfer atau pengalihan dari pendidik ke peserta didik agar mencapai target/tujuan nilai yang diharapkan yakni untuk membentuk moral, mental dan pribadi yang baik.

Pendapat lain, menurut Kircshenbaum dikutip dalam Damiyati Zuchdi pendekatan penanaman pendidikan nilai yang dilakukan pada lembaga pendidikan dengan penedekatan komphrensif yang meliputi :

a. Inkalkulasi nilai yaitu menanamkan nilai dan moralitas dapat berupa menghargai orang lain, membuka komunikasi dengan lingkungan, menciptkan pengalaman sosial.

b. Modeling/keteladanan nilai

Pemberian teladan merupakan pendekatan yang biasa di lakukan, biasanya guru di lingkungan sekolah/ asrama berperan sebagai model bagi murid-muridnya. Dengan keteladanan nilai ini, murid-mencontoh perilaku/tingkah laku yang dilakukan guru-guru di sekelilingnya. Untuk itu guru/wali di lingkungan pendidikan mempunyai tanggung jawab yang besar dalam hal nilai perilakunya sendiri.

c. Fasilitasi

55

29

Pada fasilitasi ini melatih peserta didik untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Pada fasilitasi dapat membawa dampak positif bagi kepribadian peserta didik. Kegiatan fasilitasi biasanya memberikan kesempatan kepada peserta didik ,menyusun pendapat, menghragai pandangannya dan juga memotivasi peserta didik menghubungkan persoalan nilai dengan kehidupan

d. Skill development yaitu pengembangan keterampilan untuk mencapai kehidupan pribadi yang tenteram. 56

Ahmad Fikri dalam Anas Solahudin menambahkan, beberapa pendekatan dalam pendidikan nilai yaitu dengan keteladanan, pembelajaran, pemberdayaan, penguatan terus menerus, monitoring dan evaluasi.57

Djahiri yang dikutip dalam Yuliati Zakiah dan Rusdiana, mengemukakan pendekatan pendidikan nilai yaitu evocation, inclucation, model reasoring dan value clarification. Penjelasannya sebagai berikut :

a. Evocation yaitu pendekatan kepada peserta didik melalui pemberian kesempatan untuk secara bebas mengekspresikan respon afektif.

b. Inculcation yaitu pendekatan agar peserta didik menerima stimulus yang diarahkan.

c. Model reasoring yaitu pendekatan agar terjadi transaksi intelektual tinggi dalam pemecahan masalah-masalah pada diri siswa.

d. Value clarification yaitu pendekatan melalui stimuslus terarah sgar siswa diajak mencari kejelasan isi pesan keharusan nilai moral.58

Berdasarkan paparan di atas dapat dikemukakan bahwa pendekatan pendidikan nilai dapat dilakukan dengan beberapa cara yang mencakup inkalkulasi nilai yaitu membangun komunikasi dengan orang lain sehingga tercipta saling menghargai satu sama lain, modeling/keteladanan yaitu pendekatan melalui sikap guru yang

56

Damiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), h. 46-51

57Solahudin, Op. Cit., h. 71 58

30

menjadi contoh sikap bagi para siswa dan fasilitasi yaitu sikap memberikan keleluasaan pada siswa dalam menyelesaikan masalah- masalahnya sehingga secara tidak langsung dapat membentuk pribadi kuat dalam diri siswa. Pendekatan yang dilakukan secara berulang- ulang dan terus menerus bertujuan agar penanaman nilai yang disampaikan dapat menjadi suatu kebiasaan. Dengan pendekatan ini, peserta didik lebih mudah menyerap nilai-nilai yang diajarkan dan ditanamkan, pesan yang disampaikan pendidik kepada peserta didik pun lebih mudah diserap.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa dalam proses pendidikan diperlukan pendekatan penanaman nilai agar tujuan pendidikan nilai yang selama ini menjadi bagian tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Karena pada hakikatnya pendidikan bukan hanya dilihat dari keberhasilan intelektual peserta didik saja tetapi juga nilai moral yang dimiliki peserta didik yang nantinya dapat bermanfaat di masyarakat pada masa yang akan datang. Pendekatan dapat dilakukan secara terus menerus atau berulang-ulang sehingga menjadi habituasi pada peserta didik.

5. Strategi Mewujudkan Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa

Boarding School

Dalam sistem pendidikan boarding school peserta didik diharuskan tinggal di asrama. Oleh karena itu guru atau pendidik lebih mudah mengawasi dan mengontrol perkembangan moral/sikap peserta didik. Dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler baik di sekolah, asrama dan lingkungan dipantau selama 24 jam oleh guru.

Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari tiga faktor yang paling mendukung yaitu pendidikan sekolah, keluarga dan masyarakat. Menurut Abdul Sani, totalitas pendidikan nilai pada pesantren mengandalkan strategi keteladanan, penciptaan lingkungan dan

31

pembiasaan melalui program dan kegiatan.59Hal yang sama terjadi pada sistem boarding school,yang mempunyai pengaruh dalam mewujudkan nilai-nilai pendidikan pada siswa boarding school` setiap kegiatan dikerjakan penuh dengan kesadaran tanpa ada keterpaksaan oleh siswa yang secara tidak langsung tertanam pada diri siswa sehingga muncul budaya yang baik di lingkungan boarding school.

Wibisono sebagaimana dikutip Zakiah dan Rusdiana bahwa : Strategi pendidikan nilai dapat dikembangakan pada proses belajar mengajar yang meliputi :

a. Spiritual untuk meletakkan nilai-nilai etik dan moral sebagai religiusitas

b. Akademis untuk menunjukkan kaidah normatif yang harus dipatuhi dalam menggali dan mengembangkan ilmu.

c. Mondial untuk menyadarkan bahwa siapa pun harus siap menghadapi perubahan yang berlangsung.60

Dengan menggunakan strategi diatas, penanaman pendidikan nilai biasanya diintegrasikan pada program yang sudah ditentukan/direncanakan, seperti kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu dapat pula pada kegiatan spontanitas di lingkungan sekolah.

Adapun Zakiah dan Rusdiana menambahkan bahwa strategi mewujudkan keberhasilan pendidikan nilai di lembaga pendidikan, dengan menanamkan nilai-nilai pada diri siswa yaitu sebagai berikut :

a. Adanya kesadaran akan pentingnya nilai yang mencakup semua pihak sekolah : kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan siswa.

b. Adanya komitmen, penghayatan dan aktualisasi yang dilakukan bersama-sama

c. Adanya evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sekolah. Evaluasi ini juga sebagai saran membentuk ide-ide inovatif.61

Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa terdapat strategi atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penanaman

59Ridwan Abdullah Sani, Pendidikan Karakter di Pesantren, Bandung : Citapustaka, 2011, cet : I,

h. 58

60Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 73 61

32

pendidikannilaipada boarding school. Pendidikan nilai pada boarding school dapat dilakukan oleh pendidik/guru dengan memberi teladan, habituasi/pembiasaan dan penanaman spiritual pada peserta didik.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa strategi penanaman pendidikan nilai itu penting. Semua harus dipersiapkan lembaga pendidikan dimulai dari guru-guru/pendidik yang handal untuk merealisasikan strategi tersebut agar mencapai tujuan dari pendidikan. Dengan melakukan upaya pembinaan secara kontinue untuk menjadikan pembiasan pada siswa. Selain itu penciptaan lingkungan boarding school (sekolah asrama) yang kondusif dalam penyelenggaraan pendidikan.

Dokumen terkait