• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan asosiatif. Pendekatan asosiatif adalah pendekatan yang dilakukan untuk menganalisis permasalahan hubungan atau pengaruh antara suatu variabel dengan variabel lainnya Juliandi (2013:89). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan atau pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE) terhadap Pertumbuhan Laba.

Pendekatan penelitian menggunakan jenis data kuantitatif yang didasari oleh pengujian teori yang disusun dari berbagai variabel, pengukuran yang melibatkan angka-angka dan di analisa menggunakan pendekatan statistik.

B. Defenisi Operasional Variabel

Penelitian ini melibatkan lima variabel yang terdiri dari satu variabel terikat (Dependen) dan empat variabel bebas (Independen). Variabel bebas tersebut adalah Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE) Sedangkan variabel terikatnya adalah Pertumbuhan Laba. Adapun defenisi dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Variabel Terikat (Dependent Variable) yang diberikan simbol Y.

Variabel Dependen menurut Juliandi (2013, hal. 22) adalah “variabel yang dipengaruhi, terikat. Karna adanya variabel bebas”. Variabel Dependen dalam

48

penelitian ini adalah Pertumbuhan Laba dari perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipilih menjadi sampel.

Pertumbuhan laba yaitu rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih dibandingkan tahun lalu.

Rumus untuk menghitung pertumbuhan laba adalah sebagai berikut : Pertumbuhan Laba =

2. Variabel Bebas (Independent Variable) yang diberikan simbol X.

Variabel Independen menurut Sugiyono (2013, hal. 39) adalah “Variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat)”. Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Asset (ROE)

a. Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit margin (Variabel Independen (X1) adalah rasio lancar yang menggunakan cara membandingkan antara laba kotor dengan penjualan.

Gross Profit Margin =

b. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (Variabel Independen X2) adalah rasio yang mengukur antara laba bersih dengan penjualan.

Net Profit Margin=

49 c. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (Variabel Independen X2) yaitu rasio yang mengukur antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.

Return On Assets=

d. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (Variabel Independen X2) yaitu rasio yang mengukur antara laba bersih setelah pajak dengan total equity.

Return On Equity =

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kantor Bursa Efek Indonesia dengan mengumpulkan data laporan keuangan yang tersedia di www.idx.co.id.

2. Waktu Penelitian

Adapun rencana waktu penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

50 Tabel III.1 Waktu Penelitian

No Keterangan

Tahun 2012-2016

November Desember Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Property pada Bursa Efek Indonesia. Sebanyak 61 perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Sampel

Sedangkan pengertian sample penelitian menurut Sugiyono (2012, hal. 22) menyatakan bahwa.’’ Sample merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan ditiru.

Non profitability sampling yaitu digunakan untuk menetapkan sample dalam penelitian ini.Dalam penelitian ini metode penelitian sample yang di gunakan

51

adalah Prorposive sampling yaitu memilih sample populasi berdasarkan informasi kriteria tertentu. Adapun kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan Property yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 sampai dengan 2016

b. Laporan keuangan perusahaan yang di publikasikan yaitu periode 2013 sampai dengan 2016.

Berdasarkan kriteria di atas, yang menjadi sample sebanyak 7 perusahaan yaitu:

Tabel III.2 Sampel Perusahaan

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 GPRA PT.Perdana Gapura Prima Tbk

2 JRPT PT. Jaya Real Property Tbk

3 MTSM PT. Metro Realty Tbk

4 OMRE PT. Indonesia Prima Property

5 PLIN PT. Plaza Indonesia Realty

6 PWON PT. Pakuwon Jati Tbk

7 RDTX PT. Roda Vivatex Tbk

Sumber : Bursa Efek Indonesia (2017) E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah menggunakan data kuantitatif berupa laporan keuangan Bursa Efek Indonesia dengan cara mempelajari, mengamati, dan menganalisis dokumen-dokumen yang berhubungan dengan

52

objek penelitian. Data kuantitatif yaitu data berbentuk angka-angka berupa laporan keuangan dan rasio-rasio keuanagan.

2. Sumber Data

Sumber data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data sekunder, data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dengan mempelajari literature atau dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang berupa laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba/rugi pada Bursa Efek Indonesia Medan periode tahun 2012-2016.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara simultan dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan.

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan teknis studi dokumentasi dimana pengumpulan data diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis data kuantitatif. Metode analisis data kuantitatif adalah metode analisis data yang menggunakan perhitungan angka-angka yang nantinya akan dipergunakan untuk mengambil suatu keputusan didalam memecahkan masalah dan data-data yang diperoleh dan dianalisa dengan menggunakan teori-teori yang telah berlaku secara umum sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

53 1. Uji Asumsi Klasik

Menurut Azuar,dkk (214, hal. 160) ‘’Uji asumsi berganda betujuan untuk menganalisis apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian adalah model yang terbaik’’ jika model adalah model yang baik,maka hasil analisis regresi layak di jadikan rekomendasi untuk pengetahuan atau untuk tujuan pemcahan masalah praktis.

a. Uji Normalitas

Menurut menurut Azuar, dkk (2014, hal. 160).’’Pengujian normalitas data di lakukan untuk melihat apakah dalam model regresi,variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak.’’ Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi normalitas.

Kritera untuk menentukan normal atau tidaknya data,maka dapat dilihat pada nilai profitabilitasnya. Data adalah normal, jika nilai kolmogrovsmirnov adalah signifikan (Asynp. Sign (2-tailed)>2α 0,05).

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas di gunakan untuk menguji apakah pada model regresi di temukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen.

Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat faktor inflasi varian (varian inflasi faktor Vif) yang tidak melebihi 4 atau 5 (Hines dan montgomery, 2008)

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Azuar, dkk (2014, hal. 161) ‘’uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,terjadi ketidak samaan varian dari

54

reresidul dari suatu pengamatan yang lain.’’jika residul dari suatu pengamatan yang lain ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Heteroskedastisitas,dan jika varian berbeda Heteroskedastisitas.Model yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Dasar pengambilan keputusan adalah jika pola tertentu,seperti titik-titik (poin-poin) yang ada bentuk suatu pola tertentu yang teratur,maka terjadi Heteroskedastisitas jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik (poin-poin) menyebar di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu y,maka terjadi Heteroskedastisitas.

Kriteria penarikan kesimpulan : terjadi Heteroskedastisitas jika nilai t dengan profitabilitas sig>0,05.

2. Regresi Berganda

Menurut Azuar,dkk (2014, hal. 153) Uji regrasi berganda di gunakan untuk menguji pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas.Hubungan antara variabel tersebut dapat di gambarkan dengan persamaan sebagai berikut:

Y=α+β1X1 + β2X2+e Dimana:

Y = Pertumbuhan Laba

α = Konstanta

XI = Gross Profit Margin X2 = Net Profit Margin β1 + β2 = Koefisien regresi

e = error

55 3. Uji Hipotesis

a. Uji t.

Uji statistik t dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X) secara individual mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y) unuk menguji signifikan hubungan,di gunakan rumus uji statistik t,Sugiyono (2010, hal. 184) dengan rumus sebagai berikut ini:

= √ − 2 1 − Dimana :

t = Nila t Terhitung r = Koefisien Korelasi

n =Banyaknya Pasangan Rank Bentuk pengujian :

Ho : = 0, artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y)

Ho : # 0, artinya adanya hubungan signifikan antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika : − ≤ − pada α =5%,df = n-2 Ho di tolak jika : 1. >

2. − <−

b. Uji f.

Menurut Sugiyono (2010, hal. 192) untuk menguji signifikan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan dengan rumus berikut:

56

ℎ = / k

( − ) / ( – − 1) Di mana :

R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah Variabel

N = Jumlah anggota sample Kriteria uji yang di gunakan adalah :

Jika nilai signifikansi ( f hitung < f tabel),maka Ho di tolak Jika nilai signifikansi ( f hitung > f tabel ),maka Ho di terima Dengan bentuk pengujian sebagai berikut:

Ho = Tidak ada pengaruh antara Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) secara bersama-sama terhadap Pertumbuhan Laba.

Ha = Ada pengaruh Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) secara bersama-sama terhadap Pertumbuhan Laba.

4. Uji Koefisien Determinasi (R-Square).

Nilai R-Square adalah untuk melihat bagaimana variasi nilai variabel terikat di pengaruhi oleh variabel nilai,variabel bebas.Koefisien determinansi (R-Suare) berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel indenpeden dapat menjelaskan variabel dependenNilai koefisien determinansi adalah 0 dan 1,apabila angka koefisien determinasinya semakin kuat,yang berarti variabel-variabel indenpenden memberikan hampir semua informasi yang di butuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen,sedangkan nilai koefisien determinasi

57

(adjust R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah terbatas,

D = x 100%

Keterangan:

D = Koefisein Determinasi R = Nilai Korelasi Berganda 100% = Persentasi Kontribusi

58 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Deskripsi Data

Objek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2016 (5 tahun). Penelitian inidilakukan untuk melihat apakah Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (GPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan laba. Teknik dimana pengambilan sampel disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu. Jumlah keseluruhan perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebanyak 61 perusahaan. Namun hanya ada 7 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel.

a. Pertumbuhan laba

Variabel terikat (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba merupakan rasio yang menunjukkan hasil jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Semakin besar pertumbuhan laba menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik. Pertumbuhan laba dalam penelitian ini diukur dengan membandingkan antara laba bersih tahun ini-laba bersih tahun lalu dengan laba bersih tahun lalu.

Berikut ini adalah hasil perhitungan Pertumbuhan laba pada perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2016.

Pertumbuhan laba dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

59

Tabel IV.1

Hasil Perumbuhan Laba Perusahaan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016

No Kode Pertumbuhan Laba

Rata-rata

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Pertumbuhan Laba berfluktuasi setiap tahunnya. Jika dilihat dari tahun ada 4 tahun dibawah rata-rata yaitu tahun 2012, 2013, 2015 dan 2016 dan 1 tahun diatas rata-rata yaitu tahun 2014.

Sedangkan jika dilihat dari perusahaan, ada 2 perusahaan diatas rata-rata dengan kode OMRE dan PLIN dan 5 perusahaan dibawah rata-rata yaitu pada perusahaan dengan kode GPRA, JRPT, MTSM, PWON dan RDTX.

Menurunnya nilai Pertumbuhan laba disebabkan oleh menurunnya laba bersih tahun ini karena biaya beban meningkat dan menurunnya laba bersih tahun lalu karena menurunnya pendapatan laba.

Hasil perolehan nilai Pertumbuhan laba pada perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat dari nilai laba bersih tahun ini dan laba bersih tahun lalu.

b. Gross Profit Margin (GPM)

Variabel bebas (X1) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gross Profit Margin (GPM). Gross Profit Margin (GPM) merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan dalam

60

memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa menghadapi kesulitan. Semakin besar perbandingan laba kotor dengan penjualan, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Gross Profit Margin (GPM) dalam penelitian ini diukur dengan membandingkan laba kotor dengan penjualan. Berikut ini adalah hasil perhitungan Gross Profit Margin (GPM) pada masing-masing perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2016.

Gross Profit Margin (GPM) dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut : di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016

No Kode Gross Profit Margin berfluktasi setiap tahunnya. Jika dilihat dari tahun ada 2 tahun dibawah rata-rata yaitu tahun 2012, 2014 dan 3 tahun diatas rata-rata yaitu tahun 2013, 2015, dan 2016. Sedangkan jika dilihat dari perusahaan, ada 6 perusahaan diatas rata-rata yaitu pada perusahaan dengan kode GPRA, JRPT, OMRE, PLIN, PWON, dan

61

RDTX dan 1 perusahaan dibawah rata-rata yaitu pada kode perusahaan dengan kode MTSM.

Menurutnya nilai Gross Profit Margin (GPM) disebabkan oleh menurunnya laba kotor karena tingkat kas yang lebih rendah dan penjualan jumlahnya meningkat dan menurunnya nilai kewajiban lancar karena tidak diikuti dengan peningkatan laba perusahaan.

Hasil perolehan Gross Profit Margin (GPM) pada perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat dari nilai laba kotor dan penjualan.

b. Net Profit Margin (NPM)

Variabel bebas (X2) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM) yang merupakan salah satu rasio aktivitas yang mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva yang dimiliki perusahaan.

Semakin sering aktiva yang dimiliki perusahaan berputar, maka semakin baik perusahaan tersebut mengefisiensikan penggunaan aktiva dalam operasional perusahaan. Berikut ini adalah hasil perhitungan Net Profit Margin (NPM) pada masing-masing perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2016.

Net Profit Margin (NPM) dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Net Profit Margin (NPM)

62

Tabel IV.3

Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016

No Kode Net Profit Margin

Dari data diatas dapat dilihat bahwa Net Profit Margin (NPM) berfluktasi setiap tahunnya. Jika dilihat dari tahun ada 2 tahun dibawah rata-rata yaitu tahun 2012, dan 2013 dan 3 tahun diatas rat-rata yaitu tahun 2014, 2015, dan 2016.

Sedangkan jika dilihat dari perusahaan, ada 4 perusahaan diatas rata-rata yaitu pada perusahaan dengan kode JRPT, OMRE, PWON, dan RDTX dan 3 perusahaan dibawah rata-rata yaitu pada perusahaan dengan kode GPRA, MTSM, dan PLIN.

Menurunnya nilai Net Profit Margin (NPM) disebabkan oleh menurunnya nilai laba bersih dan diikuti dengan menurunnya nilai penjualan perusahaan.

Hasil perolehan nilai Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat nilai laba bersih penjualan.

c. Return On Asset (ROA)

Variabel bebas (X3) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA) yang didalamnya merupakan hasil perbandingan antara total kewajiban laba bersih setelah pajak dan total asset.

63

Berikut ini adalah hasil perhitungan Return On Asset (ROA) pada masing-masing perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012-2016.

Return On Asset (ROA) dicari dengan menggukan rumus sebagai berikut : 2/ !

Tabel IV.4

Return On Asset (ROA)

Perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016

No Kode Return On Assets berflukstuasi setiap tahunnya. Jika dilihat dari tahun ada 3 tahun dibawah rata-rata yaitu tahun 2012, 2013, dan 2015 dan 2 tahun diatas rata-rata yaitu 2014, dan 2016. Sedangkan jika dilihat dari perusahan, ada 3 perusahaan diatas rata-rata yaitu pada perusahaan dengan kode JRPT, PWON, dan RDTX dan 4 perusahaan dibawah rata-rata yaitu pada perusahaan dengan kode GPRA, MTSM, OMRE, dan PLIN.

Menurunnya nilai Return On Assets (ROA) disebabkan oleh meningkatnya nilai laba bersih dan diikuti dengan menurunnya nilai total asset perusahaan.

64 On Equity (ROE) yang didalamnya merupakan hasil perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas. Berikut ini adalah hasil perhitungan Return On Equity (ROE) pada masing-masing perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012-2016. di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016

No Kode Return On Equity

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Return On equity (ROE) berfluktasi setiap tahunnya. Jika dilihat dari tahun ada 3 tahun dibawah rata-rata yaitu tahun 2014, 2015, dan 2016 dan 2 tahun diatas rata-rata yaitu tahun 2012 dan 2013.

65

Sedangkan jika dilihat dari perusahaan, ada 3 perusahaan diatas rata-rata yaitu pada perusahaan dengan kode MTSM, PLIN, dan PWON dan 4 perusahaan dibawah rata-rata GPRA, JRPT, OMRE, dan RDTX.

Menurunnya nilai Return On equity (ROE) disebabkan oleh meningkatnya nilai laba bersih dan diikuti dengan menurunnya nilai total ekuitas perusahaan.

Hasil perolehan nilai Return On equity (ROE) pada perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat dari nilai laba bersih dan total ekuitas.

2. Analisis Data

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Asumsi-asumsi-asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dan variabel dependen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini, dapat dilihat grafik probability plot.

Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya dengan Normal P-Plot, yaitu :

66

a. Apabila data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Apabila data (titik-titik) menyebar dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Berdasarkan ini dapat dilihat grafik probability plot hasil penelitian data yang telah diolah dengan pengujian SPSS versi 18.0 adalah sebagai berikut :

Gambar IV.1 Plot Pengujian Normalitas Model Regresi Sumber : Hasil Penelitian, 2018 (Data diolah)

Pada gambar IV.1 diatas diketahui hasil dari pengujian normalitas bahwa data menunjukkan penyebaran titik-titik data cenderung mendekati garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal dan uji normalitas terpenuhi. Sehingga dapat dilakukan analisis data atau pengujian hipotesis dengan teknik statistik yang relevan.

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada tidaknya masalah dalam regresi yang dilihat dengan nilai VIF (Variance Inflactor Faktor) dan nilai

67

toleransi (tolerance). Uji multikolinearitas ini digunakan untuk menguji apakah regesi ditemukan adanya kolerasi yang tinggi antara variabel bebasnya, karena model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel independen tersebut, dalam hal ini ketentuannya adalah :

1) Apabila VIF > 4 atau 5 maka terdapat masalah multikolinearitas Apabila VIF < 4 atau 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas

Tabel IV.6

Sumber : Hasil Penelitian, 2018 (Data diolah)

Dari data tabel IV.16 menunjukkan bahwa VIF masing-masing variabel yaitu Gross Profit Margin sebesar ,1,657 , Net Profit Margin sebesar ,5,075 , Return On asset sebesar ,5,416 , dan Rerurn On equity ,1,363. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai VIF dalam batas toleransi yang telah ditentukan tidak lebih besar dari 5, itu berarti model ini tidak terjadi masalah multikolinearitas.

3) Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mengretahui apakah terjadi atau tidak terjadi adalah

68

dengan metode informal. Metode informal dalam pengujian heterokedastisitas yakni metode grafik dan metode Scatterplot.

Dasar analisis :

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik membentuk suatu pola yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar tidak teratur, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Gambar IV.2

Sumber : Hasil Penelitian, 2018 (Data diolah)

Dari gambar IV.2 grafik scatterplot di atas dapat diketahui bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sebab tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat dikatakan uji heterokedastisitas terpenuhi.

Metode statistic yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda (multiple regression). Hal ini sesuai rumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian ini. Metode regresi linear berganda menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen dalam satu model

69

prediktif tunggal. Uji regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity terhadap Pertumbuhan Laba. Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut :

Y=α+β1X1 + β2X2+ β3X3+ β4X4+e

Sumber : Hasil Penelitian, 2018 (Data diolah)

70

Berdasarkan tabel IV.7 diatas, maka persamaan regresi linear berganda yang dapat diformulasikan adalah sebagai berikut :

Y = ,-0,323+ -0,603 X1 + -0,512 X2 + 0,590 X3 + -0,056 X4 Keterangan :

a. konstantan sebesar -0,323 menunjukkan bahwa apabila semua variabel independen Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) diasumsikan bernilai nol, maka nilai Pertumbuhan Laba -,323.

b. Koefisien Gross Profit Margin (GPM) sebesar -0,603 dengan arah hubungan negatif, menunjukkan bahwa apabila variabel Gross Profit Margin (GPM) menurun sebesar 100%, maka Pertumbuhan Laba menurun sebesar -0,603% dengan asumsi semua variabel independen lainnya bernilai nol.

c. Koefisien Net Profit Margin (NPM) sebesar -0,512 dengan arah hubugan negatif, menunjukkan bahwa apabila variabel Net Profit Margin (NPM) menurun sebesar 100%, maka Pertumbuhan Laba menurun sebesar -0,512% dengan asumsi semua variabel independen lainnya bernilai nol.

d. Koefisien Return On Asset (ROA) sebesar 0,590 dengan arah hubungan negatif, menunjukkan bahwa apabila variabel Return On Asset (ROA) menurun sebesar sebesar 100%, maka Pertumbuhan Laba menurun sebesar 0,590% dengan asumsi semua variabel independen lainnya bernilai nol.

e. Koefesien Return On Equity (ROE) sebesar 0,056 dengan arah hubungan positif, menunjukkan bahwa apabila variabel Return On Equity (ROE)