• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu pendekatan teoretis dan pendekatan metodologis. Pendekatan secara teoretis berupa pendekatan etnolinguistik. Etnolinguistik merupakan pendekatan yang mengabungkan ilmu bahasa dan ilmu budaya. Dalam hal ini budaya yang dikaji adalah rias pengantin Pemalang Putri.

Pendekatan metodologis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis. Penelitian ini juga mengunakan metode deskripsi, yang akan menghasilkan data berkenaan dengan fakta dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan apa adanya (Cholifah 2016:43). Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan untuk menemukan makna kultural yang terdapat dalam rias pengantin Pemalang Putri.

Penelitian makna kultural rias pengantin Pemalang Putri ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan perspektif etnolinguistik. Artinya, penelitian ini menekankan pada pembahasan permasalahan bukan pada hasil perhitungan penelitian.

3.2 Tahapan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah jenis etnografi. Menurut Spradley (1980:22-35), sebagaimana dikutip oleh Emzir (2013) prosedur penelitian etnografi bersifat siklus, bukan bersifat urutan linear dalam penelitian ilmu sosial. Prosedur siklus penelitian etnografi mencakup enam langkah: (1) memilih proyek etnografi, (2) mengajukan pertanyaan etnografis, (3) mengumpulkan data etnografi, (4) membuat catatan etnografis, (5) menganalisis data etnografi, dan (6) menulis etnografi. Maka dalam hal ini, mencoba untuk menganalisis satuan lingual rias

pengantin Pemalang Putri dengan langkah-langkah yang disusun oleh J.P. Spradley dalam bukunya Metode Etnografi. Langkah langkah tersebut yaitu:

1. Memilih Proyek Etnografi

Di dalam upacara pernikahan terdapat beberapa komponen yang mendukung kesuksesan acara tersebut, antara lain yaitu pranatacara, busana, rias, srana, sesaji, dan ritual-ritual. Di antara itu hal yang menarik adalah pada tata riasnya yang memiliki karakteristik berbeda dengan riasan di pernikahan Jawa pada umumnya. Kekhasan itu menjadi pijakan untuk menggali persoalan yang lebih mendalam. Berdasarkan persoalan itu, maka permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana bentuk satuan lingual rias pengantin Pemalang Putri dan (2) bagaimana makna kultural dari satuan lingual rias pengantin Pemalang Putri.

2. Mengajukan Pertanyaan Etnografis

Untuk pendalaman masalah yang sudah ditentukan, kemudian dilakukan dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang membantu dalam mendalami masalah. Pertanyaan-pertanyaan itu menyangkut pertanyaan mengapa dan bagaimana. Dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan itu akan bisa membantu peneliti dalam menyiapkan instrumen penelitian, baik berupa kartu data ataupun panduan wawancara.

3. Mengumpulkan Data Etnografi

Tugas utama kedua dalam siklus penelitian etnografi adalah pengumpulan data. Setelah perekaman dan analisis data awal, peneliti mempersempit penelitian dan mulai melakukan observasi deskriptif umum hingga akhir studi lapangan. Pengumpulan data ini di lakukan di lapangan yaitu pada saat narasumber terpilih merias calon pengantin wanita dengan riasan pengantin Pemalang Putri. Data yang dikumpulkan berupa deskripsi dari hasil pertanyaan peneliti dan jawaban narasumber terpilih. Pengumpulan data menggunakan alat perekam (handphone

recorder). Pada saat pengumpulan data tidak sekadar alat, tetapi juga

menggunakan metode dan teknik. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode simak dan metode cakap. Metode simak dilakukan dengan teknik lanjutan yaitu teknik simak libat cakap, teknik simak bebas libat cakap,

teknik rekam dan teknik catat. Metode cakap dilakukan dengan teknik pancing dan teknik lanjutan yang digunakan ilah teknik cakap semuka, teknik rekam dan teknik catat.

4. Membuat Catatan Etnografis

Hipotesis ini adalah hipotesis etnografis yang harus diformulasikan setelah mengumpulkan data awal. Hipotesis etnografi ini mengusulkan hubungan yang harus diuji dengan cara mengecek hal-hal yang harus diketahui oleh informan. Jadi, satuan-satuan lingual yang sudah dianalisis oleh peneliti dikonsultasikan kepada informan. Hasil interpretasi itu dilakukan klarifikasi kepada narasumber lain yang memiliki profesi yang sama.

5. Menganalisis Data Etnografi

Dalam penelitian etnografi, analisis merupakan suatu proses penemuan pertanyaan. Analisis ini meliputi pemeriksaan ulang catatan lapangan untuk mencari simbol budaya (yang biasanya dinyatakan dalam istilah asli) serta mencari hubungan antara simbol itu. Satuan-satuan lingual yang telah terkumpul dianalisis pada segi bentuk, makna leksikal dan makna kultural. Pada saat menganalisis data mengunakan metode dan teknik. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih dan metode padan. Metode agih dengan teknik yang digunakan adalah teknik Bagi Unsur Langsung (BUL) dan metode padan yang digunakan yaitu metode padan referensial dengan teknik Pilah Unsur Penentu (PUP).

6. Menulis Etnografi

Pada tahap ini peneliti melakukan proses perbaikan analisis selama di lapangan dan menuliskan hasil observasi lapangan dalam bentuk tulisan yang berisi deskripsi mengenai satuan-satuan lingual rias pengantin Pemalang Putri. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk laporan, pelaporan ini menggunakan metode penyajian informal dan metode penyajian formal.

3.3 Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa penggalan tuturan yang diduga mengandung bentuk satuan lingual serta terdapat makna kultural dalam rias pengantin Pemalang Putri. Data lisan

sebagai data primer berupa hasil wawancara dan pengamatan dengan informan, sedangkan data tulis sebagai data sekunder berupa sumber-sumber pustaka seperi tulisan, dokumen, video yang memuat perihal rias pengantin Pemalang Putri.

Sumber data yang diperoleh dari tuturan informan yang terpilih dengan cara wawancara langsung di lapangan. Sumber berikutnya ialah referensi dari sumber-sumber pustaka berupa buku-buku yang memuat mengenai rias pengantin Pemalang Putri. Penelitian dilakukan dari rentang waktu bulan November hingga Februari. Jangka waktu yang berkala ini dilakukan wawancara informan yang bertempat di Desa Pelutan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang.

Dokumen terkait