• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Realitas

Dalam dokumen Bimbingan konseling sosial edisi Revisi (Halaman 146-153)

BAB VI LANGKAH-LANGKAH DLM BKS

H. Pendekatan Realitas

Pendekatan realitas berlandaskan motivasi

pertumbuhan dan anti determinstik. Menurut Dedi Supriadi

(2004) berlandaskan edegannya, bimbingan dapat

dilakukan secara individual dan kelompok. Bimbingan dan konseling yang dilakukan secara individual disebut bimbingan individual, sedangkan bimbingan dan konseling yang dilakukan secara kelompok disebut bimbingan kelompok.

I. BKS sebagai media dakwah yang berorientasi pada masalah, proses dan tujuan.

Pembahasan pada materi ini lebih ditekankan pada dakwah, dakwah yang berorienasi pada masalah-masalah kehidupan yang ada dalam masyarakat, bagaimana proses penanganannya dan tujuan apa yang ingin dicapai dari masalah-masalah yang dikaji.

Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk lesan, tulisan ataupun tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam rangka mempengaruhi orang lain baik individu, keluarga ataupun kelompok agar timbul suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama sebagai massage yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur paksaan. Dengan demikian essensi dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan, motivasi, rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran demi untuk kebaikan bagi dirinya sendiri (Suisyanto, 2005).

Dari pengertian tersebut maka sesuatu yang sangat essensial dalam berdakwah adalah suka rela atau ikhlas karena Allah untuk menyampaikan pesan-pesan moral agama demi kebaikan ummat manusia baik di dunia maupun di akherat.

Membangun suatu masyarakat identik dengan proses perubahan yang direncanakan, atau perbaikan kondisi menuju ke arah yang lebih baik. Untuk mencapai sasaran dalam arti meningkatkan harkat, martabat dan nilai-nilai budaya yang menghasilkan kehidupan yang lebih bermakna, bermartabat dan sejahtera.

Yang dimaksud dengan kehidupan yang lebih bermakna adalah kehidupan yang diridhoi oleh Alloh seperti yang diamanatkan dalam Al-qur’an dan sunnah Rasul. Kehidupan yang sejahtera adalah terpenuhinya segala macam kebutuhan hidup, baik lahir maupun bathin dengan berpedoman pada Al-qur’an dan sunnah Rasul sebagai pijakan hidup ummat manusia, agar manusia selamat hidupnya baik di dunia maupun di akhiratnya. Inilah yang menjadi tujuan akhir hidup manusia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan berbagai cara atau metode salah satunya adalah dengan menggunakan metode atau pendekatan konseling (Ali Aziz, 2004).

Metode konseling merupakan wawancara secara individual dan tatap muka antara konselor sebagai pendakwah dan klien sebagai mitra dakwah untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Dalam pemecahan tersebut ada beerapa tahapan yang harus dilalui

bersama antara pendakwah dan mitra dakwa, laksana seorang ibu dengan penuh kasih sayang menggandeng anaknya menaiki tangga. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan waktu yang relatif lama, tergantung dari jenis masalah, cara pemecahannya, dan yang lebih penting adalah kemauan klien untuk menyelesaikannya.

Metode konseling dalam dakwah diperlukan mengingan banyaknya masalah-masalah yang terkait dengan keimanan dan pengamalan keagamaan yang tidak bisa diselesaikan dengan metode ceramah atau diskusi. Ada sejumlah masalah yang diselesaikan secara khusus, individual dan dengan tatap muka antara pendakwah dan mitra dakwah.

RANGKUMAN

Konseling dapat diartikan sebagai upaya pemberian bantuan pada klien dalam rangka mencapai perkembangan yang optimal. Konseling diartikan sebagai upaya membantu individu agar mampu mengembangkan dirinya dan mengatasi masalahnya melalui hubungan face to face atau melalui media, baik secara perorangan maupun kelompok.

Konseling bertujuan untuk membantu individu agar memperoleh pencerahan diri (intelektual, emosional, social dan moral spiritual) sehingga mampu menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif sehingga dapat mencapai kehidupan yang lebih bermakna (produktif dan kontributif),

baik bagi dirinya maupun bagi orang lain atau masyarakat pada umumnya.

Untuk mencapa tujuan tersebut dilakukan dengan bebagai pendekatan antara lain: pendekatan psikoanalitik; pendekatan eksistensial humanistic; pendekatan client

centered; pendekatan gestalt; pendekatan analisis

transaksional; pendekatan tingkah laku; pendekatan rasional emotif, pendekatan realitas dan BKS sebagai media dakwah yang berorientasi pada masalah, proses dan tujuan yang ingin dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Huraerah, Pengorganisasi dan Pengembangan

Masyarakat,Humaniora, Bandung, 2011

Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Bulan Bintang,Jakarta, 1998.

Ali Azis, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

Bimo Walgito, Bimbingan Konseling di Perguruan Tinggi, Yayasan Pendidikan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1982.

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 1996

Yahya Mansyur, Sosioterapi, Biro Penerbitan Fakultas Dakwa IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 1992.

J.M Lesmana, Dasar-dasar Konseling, UI Press, Jakarta, 2006.

Kartini Kartono, Patologi Sosial, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1981.

Mubarroq, Konseling Agama, Teori dan Kasus, P.T Bina Rena Pariwara, Jakarta, 2002.

Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta, Jakarta, 1994.

S. Imam As’ari, Patologi Sosial, Biro Penerbitan Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel, Surabaya, 1987.

Suisyanto, Islam Dakwah dan Kesejahteraan Sosial, Fak. Dakwah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2005. S. Kasni Hariwoerjanto, Metode Bimbingan Sosial

Kelompok, P.T Bale Bandung, Bandung, 1977.

………, Pengantar dan Metode

Bimbingan Sosial, P.T Bale Bandung, Bandung, 1998.

Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling, P.T Remaja Roesdakarya, Bandung, 2008.

Syamsu Yusuf dan Yuntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, P.T Remaja Roesdakarya, Bandung, 2008.

Yuntika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, Refika Aditama, Bandung, 2009.

Siti Hartinah, Konsep Dasar Bimbingan Kelompok, Refika Aditama, Bandung, 2009.

T. Sumarnonugroho, Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial, P.T Hanindita, Yogyakarta, 1987.

Sarlito Wirawan Sarwono, Teori Psikoogi Sosial, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.

Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling, P.T Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008.

CV PENULIS

Dra. Faizah Noer Laela, MSi, lahir di jombang 11 Desember 1960, anak kedua dari empat bersaudara, anak pasangan K.H Masyhari Syahid dan Ibu Ny. Hj Maghfuroh Masduki.

Kuliah sarjana muda dan sarjana di IKIP Yogyakarta

jurusan Bimbingan dan Penyuluhan tahun 1988,

melanjutkan S2 (Magister) di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan mengambil program studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan selesai tahun 1998.

Menjadi tenaga pengajar di fakultas dakwah dan ilmu komunikasi jurusan bimbingan dan konseling islam sejak tahun 2000 sampai dengan sekarang, menjadi sekretaris jurusan bimbingan dan konseling islam tahun 2001 sampai dengan 2004. Pelatihan yang pernah diikuti metodologi penelitian konseling dan psikoterapi tahun 2011. Aktif di organisasi sosial keagamaan dan lain-lain.

Dalam dokumen Bimbingan konseling sosial edisi Revisi (Halaman 146-153)

Dokumen terkait