• Tidak ada hasil yang ditemukan

State Certain socio-econo mic

2.10 Pendekatan Sistem dalam Penge lolaa n Pulau-Pulau Kecil .1 Batasan Sistem

Sistem didefinisikan sebagai sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan dan merupakan satu keseluruhan (Amirin 1992). Lebih lanjut sistem didefinisikan beberapa literatur sebagai berikut : (1) Sistem adalah keseluruhan interaksi antar unsur dari sebuah obyek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan (Muhammadi et al. 2001), (2) Sistem adalah suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau suatu gugus dari tujuan-tuj uan (Manetsch and Park 1979 in Eriyatno 1998), (3) Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks (Marimin 2007).

Simatupang (1995), mengemukakan bahwa ada lima unsur utama yang terdapat dalam sistem yaitu (1) elemen-elemen atau bagian-bagian, (2) adanya interaksi atau hubungan antar elemen-elemen atau bagian-bagian, (3) adanya sesuatu yang mengikat elemen-elemen atau bagian-bagian tersebut menjadi suatu kesatuan, (4) terdapat tujuan bersama sebagai hasil akhir, (5) berada dalam suatu lingkungan yang kompleks.

49 Marimin (2007), mengemukakan sifat-sifat dasar dari suatu sistem yaitu (1) Pencapaian tujuan, orientasi pencapaian tujuan akan memberikan sifat dinamis kepada sistem, memberi ciri perubahan yang terus menerus dalam usaha mencapai tujuan, (2) Kesatuan usaha, mencerminka n suatu sifat dasar dari sistem dimana hasil keseluruhan melebihi dari jumlah bagian-bagiannya atau sering disebut konsep sinergi, (3) Keterbukaan terhadap lingkungan, lingkungan merupakan sumber kesempatan maupun hamba tan pe ngemba ngan. Keterbukaan terhadap lingk ungan membuat penilaian terhadap suatu sistem menjadi relatif atau yang dinamakan equifinality atau pe ncapa ian tujuan suatu sistem tidak mut lak harus dilakuka n de ngan satu cara terba ik. Tetapi pe ncapa ian tuj uan suatu sistem dapat dilakukan melalui berbagai cara sesuai dengan tantangan lingkungan yang dihadapi, (4) Transformasi, merupakan proses perubahan input menjadi output yang dilakuka n oleh sistem, (5) Hubungan antar bagian, kaitan antara subsistem inilah yang akan memberikan analisa sistem suatu dasar pemahaman yang lebih luas, (6) Sistem ada berbagai macam, antara lain sistem terbuka, sistem tertutup dan sistem dengan umpan balik, (7) Mekanisme pengendalian, mekanisme ini menyangkut sistem umpan balik yang merupakan suatu bagian yang memberi informasi kepada sistem mengenai efek dari perilaku sistem terhadap pencapaian tuj uan atau pe mecahan persoa lan yang dihadapi. Simatupang (1995), mengemukakan bahwa suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu dibuat dalam pemodelan sebagai suatu proses membangun atau membentuk sistem yang dimaksud, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu (1) tata nilai yang diyakini/ dianut oleh pemodel, (2) ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh pemodel, dan (3) pengalaman hidup dari pemodel.

2.10.2 Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem merupakan suatu pendekatan analisa organisasi yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisa. Pada dasarnya pendekatan sistem adalah penerapan dari sistem ilmiah dalam manajemen. Terdapat dua hal umum yang menandai pendekatan sistem, yaitu (1) dalam semua faktor penting yang ada dalam mendapatkan solusi yang baik untuk

50

menyelesaikan masalah ; dan (2) dibuat suatu mode l kuantitatif untuk membantu keputusan secara rasional. Suatu pendekatan sistem mempunyai delapan unsur yang meliputi : metodo logi untuk pe rencanaan da n pengelolaan, suatu tim yang multidisipliner, pengorganisasian, disiplin untuk bida ng yang non kuant itatif, teknik model matematik, teknik simulasi, teknik optimasi dan aplikasi komputer (Marimin 2007).

Simatupang (1995), mengemukakan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam memecahkan atau menganalisis masalah dengan pendekatan sistem adalah : a. Melihat masalah sebagai suatu sistem. Dalam konteks penelitian ini, pulau

kecil dipandang sebagai sebuah sistem. b. Mengenali sistem lingkungan.

c. Identifikasi subsistem yang ada pada sistem.

d. Analisis bagian-bagian sistem secara berurutan, dengan cara (1) evaluasi tujuan, (2) membandingkan keluaran (output) dengan tuj uan, (3) mengevaluasi manajemen, melalui: (a) evaluasi performansi (hasil kerja), (b) evaluasi kebutuhan, (c) evaluasi percobaan (experiment) yang pernah dilakukan, (d) tingkat pe ncapa ian tujuan yang hendak dicapai, (e) waktu yang tersedia,(4) mengevaluasi sistem pengolah informasi, dengan (a) menentukan informasi-informasi yang akan dibutuhkan, (b) mendesain sistem informasi-informasi sesuai dengan yang dibutuhka n, (5) Mengevaluasi sumberdaya meliputi : (a) evaluasi sumberdaya yang ada (mesin, manusia, material, uang, energi dan sebagainya), (b) evaluasi sumberdaya yang dibutuhkan, (c) evaluasi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif, (6) mengevaluasi proses transformasi dengan cara (a) mengevaluasi proses pendayagunaan sumberdaya, (b) proses transformasi diarahkan menuju tercapainya efektivitas dan efisiensi yang cukup tinggi.

Marimin (2007), metode untuk penyelesaian persoalan yang dilakukan melalui pendekatan sistem terdiri dari tahapan proses. Tahapan tersebut meliputi analisa, rekayasa model, implementasi rancangan, implementasi dan operasi sistem tersebut. Metodo logi sistem pada prinsipnya melalui enam tahap analisa yang meliputi analisa kebutuhan, identifikasi sistem, formulasi permasalahan,

51 pembentukan alternatif sistem, determinasi dari realisasi fisik, sosial politik dan penent uan ke layaka n eko nomi da n ke uangan.

Permodelan sistem merupakan salah satu metode analisis dalam pemecahan suatu masalah dengan mengabstraksikan dari suatu objek pada situasi yang aktual ke dalam ko nsep da n stukturisasi mode l. Tahapan dalam membangun model simulasi komputer menur ut Djojomartono (1993 ) adalah :

1. Identifikasi dan defenisi sistem.

Tahap ini mencakup pemikiran, definisi, karakteristik yang bersifat dinamik atau stokastik dari masalah yang dihadapi dan memerlukan pemecahan dan mengapa perlu dilakukan pendekatan sistem terhadap masalah tersebut. Batasan dari pe rmasalahannya juga harus dibuat untuk menent uka n ruang lingk up sistem;

2. Konseptualisasi sistem.

Tahap ini mencakup pa nda ngan yang lebih da lam lagi terhadap strukt ur sistem dan mengetahui dengan jelas pengaruh-pengaruh penting yang akan beroperasi di dalam sistem. Struktur dan kuantitatif dari model digabungkan bersama, sehingga akhirnya kedua-duanya akan mempengaruhi efektivitas model;

3. Formulasi model.

Tahap ini biasanya model dibuat dalam bentuk kode-kode yang dapat dimasukkan ke dalam komputer. Penentuan akan bahasa komputer yang tepat merupakan bagian pokok pada tahap formulasi model;

4. Simulasi mode l.

Tahap simulasi komputer digunakan untuk menyatakan dan menentukan bagaimana semua peubah dalam sistem berperilaku terhadap waktu. Tahapan ini perlu menetapka n periode waktu simulasi;

5. Evaluasi model.

Berba gai uji dilakuka n terhadap mode l yang telah dibangun untuk mengevaluasi keabsahan dan mutunya. Uji berkisar memeriksa konsistensi logis, membandingkan keluaran model dengan data pengamatan atau lebih jauh menguji secara statistik parameter-parameter yang digunakan dalam simulasi. Analisis sensitivitas dapat dilakukan setelah mode l divalidasi;

52

6. Penggunaan model dan analisis kebijakan. Tahap ini mencakup aplikasi mode l dan mengevaluasi alternatif yang memungkinkan dapat dilaksanaka n.

Pemodelan sistem dalam pengelolaan pulau-pulau kecil terkait dengan kerentanan, memasukka n faktor-faktor fungsi dari kerentanan (fisik) yang terdiri dari exposure, sensitivity dan adaptif capacity (Gambar 8) yang akan

dioverlay dengan faktor sosial ekonomi dan kondisi eksisting pulau-pulau

kajian.

Gambar 8. Sistem Kerentanan di Pulau-Pulau Kecil (Adopsi : Kasperson 1998 in Adrianto 2010).