• Tidak ada hasil yang ditemukan

State Certain socio-econo mic

2.11 Penelitian Terdahulu

Kajian kerentanan ba nyak dilakukan denga n mengacu pada ko nsep kerentanan Environmental Vulnerability Index (kaly et al. 2004). Berdasarkan penelitian terdahulu, kajian kerentanan lebih menitikberatkan pada faktor fisis

53 berupa kenaikan muka laut yang dititikberatkan pada faktor pemanasan global. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini pada Tabel 4.

Tabel 4 State of the Art dan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Pendekatan Penelitian

Isu dan Permasalahan

Analisis Tinjauan Studi

1. Adrianto 2004 Ekologi, Ekonomi Deskriptif Analisis ekologi, analisis ekonomi, analisis sosial, composit data kerentanan

Melihat kerentanan gugusan pulau kecil berdasarkan faktor fisis dan sosial.

2. Agus Supangat 2009

Ekologi, Ekonomi Deskripsi Analisis fisis, analisis ekonomi

Menghitung dampak ekonomis kenaikan muka air laut.

3. Kurniadi 2009 Ekologi Deskripsi Analisis fisis Menghitung kerentanan pulau-pulau kecil berdasarkan naiknya paras muka air laut

4. Dewayany Sutrisno 2009

Ekologi Deskripsi Analisis Fisik Membuat model kerentanan pulau-pulau kecil terhadap kenaikan muka laut

5. Kosasih Prijatna dkk 2009

Ekologi Deskripsi Analisis SIG Menyusun peta kerentanan pulau-pulau kecil dan kawasan pesisir dari kenaikan muka laut di Indonesia

6. Radjawane dkk 2009

Ekologi, sosial Deskripsi Analisis SIG Mengidentifikasi kerentanan pesisir terhadap kenaikan muka laut

7. Hananto Kurnio 2009

Ekologi Deskripsi Analisis Fisis Penerapan CVI pada beberapa wilayah pesisir. 8. Budhi

Gunawan 2009

Sosial Deskripsi Analisis sosial Mengkaji tingkat adaptasi masyarakat terhadap kenaikan muka laut 9. Abdul

Rahman 2010

Ekologi, Ekonomi, Sosial

Deskripsi Analisis SIG, analisis ekonomi, analisis fisis, analisis sosial Memetakan kerentanan pulau-pulau kecil berdasarkan faktor ekologi, faktor sosial, faktor ekonomi 10. Amiruddin

Tahir 2010

Ekologi, sosial Deskripsi Analisis SIG, analisis fisis

Menghitung kerentanan pulau-pulau kecil berdasarkan faktor fisis pantai.

11. Mutmainnah 2011

Ekologi, sosial, ekonomi

Deskripsi Analisis SIG, analisis fisis, analisis ekologi, analisis sosial

Memetakan kerentanan pulau-pulau kecil berdasarkan kondisi fisis dan kesesuaian lahan serta menghitung daya dukung pulau.

55 3 KERANGKA PEMIKIRAN

Pulau kecil merupakan habitat yang terisolasi dari habitat lain. Keterisolasian suatu pulau akan menambah keanekaragaman organisme yang hidup di pulau tersebut dan membentuk kehidupan yang unik di pulau tersebut. Pulau kecil juga mempunyai lingkungan yang khusus dengan proporsi spesies endemik yang tinggi bila dibandingkan dengan pulau kontinen. Dari segi sosial budaya, masyarakat pulau kecil mempunyai sos ial budaya yang berbeda dengan pulau kontinen dan daratan.

Penelitian dilakukan untuk mengetahui bentuk pengelolaan pulau-pulau kecil dan alternatif pengembangannya berdasarkan subsistem ekologi, ekonomi dan sosial budaya, kelembagaan serta tingkat kerentanan sumberdaya yang terdapat di wilayah penelitian yang mengacu pada analisis kerentanan sumberdaya pulau-pulau kecil di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Analisis kesesuaian lahan pemanfaatan yang disesuaikan dari depth

interview masyarakat pengguna lahan, daya dukung pemanfaatan sumberdaya

dengan menghitung ecological footprint wilayah dan optimasi pemanfaatan sumberdaya. Selanjutnya strategi pengembangan pulau-pulau kecil yang ada dilakukan dengan pendekatan sistem dinamik.

Penelitian bersifat eksplorasi (exploration studies) dan deskriptif (descriptive studies). Bersifat eksplorasi digunakan untuk mengetahui tingkat kerentanan pulau dalam penentuan sistem zonasi pengelolaan pulau-pulau kecil di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, sedangkan bersifat deskriptif karena penelitian ini menelaah dan menguraikan sifat-sifat karakteristik kawasan baik kondisi, potensi, permasalahan serta kaitan dengan kebijakan pemerintah terhadap pemanfaatan kepulauan di Kecamatan Liukang Tupabbiring yang dapat mereko mendasika n upa ya- upaya pemberdayaan wilayah secara berkelanjutan dan pelestarian ekosistemnya.

Kerangka pikir penelitian ini diawali dengan kondisi pulau-pulau kecil yang secara ekologi dan fisis, memiliki sumberdaya alam daratan (terestrial) yang terbatas, area tangkapan air terbatas dan mempunyai lingk ungan yang khusus

56

dengan proporsi spesies endemik yang tinggi bila dibandingkan dengan pulau kontinen. Selain itu faktor jarak yang jauh dan sumberdaya manusia yang sangat terbatas, membuat kondisi pulau kecil dan habitatnya semakin terisolasi. Keterisolasian pulau kecil dengan faktor- faktor yang tercakup didalamnya membuat pulau kecil menjadi rentan (vulnerable).

Kerentanan pulau kecil pada penelitian yang berlokasi di pulau-pulau kecil, khususnya di Kecamatan Liukang Tupabbiring didasari oleh kondisi potensi sumberdaya alam yang melimpah dengan pemanfaatan yang cenderung destruktif dan tidak didasari oleh pengetahuan daya dukung dan keberlanjutan (renewable) sumberdaya dimasa mendatang. Hal ini terjadi karena pengguna sumberdaya memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan dan pilihan pekerjaan yang terbatas. Selain itu, pulau-pulau kecil yang menjadi lokasi penelitian telah mengalami kerusakan ekosistem.

Masalah penelitian ini mencakup pengelolaan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan berdasarkan kerentanan wilayah. Secara rinci masalah penelitian ini adalah (1) faktor-faktor apa yang berpengaruh pada pengelolaan sumberdaya secara ekologi, fisik dan secara sosial yang menyebabkan pulau-pul au tersebut menjadi rentan? (2) berapa besar tingkat pemanfaatan dan kelayakan sumberdaya yang ada di pulau-pulau kecil dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat? (3) bagaimana kondisi sumberdaya yang dimanfaatkan? (4) ba gaimana daya dukung sumberdaya yang terdapat di pulau tersebut? (5) bagaimana pengelolaan sumberdaya pulau-pulau kecil secara berkelanjutan.

Penelitian dilakukan untuk mengetahui bentuk pengelolaan pulau kecil dan alternatif pengembangannya dari pemanfaatan sumberdaya yang menjadi prioritas dan dapat menimbulkan kerentanan wilayah di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan berdasarkan pendekatan sistem yang mengacu pada tingkat kerentanan wilayah dan sumberdaya, analisis finansial usaha pemanfaatan sumberdaya dan analisa ekonomi sumberdaya di pulau, analisis kesesuaian lahan pemanfaatan, dan daya dukung lingkungan. Secara garis besar kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 9.

57

Input yang dimasukkan pada penelitian ini adalah kajian pengelolaan di

Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan pada saat dilakukan penelitian (kondisi eksisting), berdasarkan kondisi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kondisi geografis wilayah, jumlah lahan yang digunakan, teknologi pemanfaatan, kelayakan usaha pemanfaatan sumberdaya serta prasarana dan sarana wilayah.

Pemanfaatan sumberdaya yang ada meliputi kegiatan penangkapan ikan terkait dengan kegiatan pariwisata. Dalam upaya pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam, faktor kerentanan pulau kecil merupakan faktor yang paling utama untuk diketahui dimana kerentanan sebagai kondisi-kondisi dan proses fisik, sosial, ekonomi dan faktor lingkungan, akan menimbulkan kerentanan pada sistem masyarakat dan menimbulkan ba haya. Faktor lingkungan meliputi kerentanan penempatan dan lingkungan yang dibangun, yang dapat diwakili melalui faktor lingkungan pulau-pulau kecil seperti lokasi, konstruksi bangunan dan teknik untuk membangun infrastruktur. Di pulau-pulau kecil, faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kondisi ekosistem yang terdapat di pulau-pulau kecil, yang saling terkait antara ekosistem satu dengan ekosistem lainnya. Faktor lingkungan dan fisik pulau-pulau kecil meliputi pengurasan dan penurunan sumber daya alami, kondisi ekosistem, kondisi kenaikan muka laut, kondisi pasang surut, kondisi gelombang dan kemiringan pulau. Beberapa unsur lain yang dapat mempengaruhi sifat kerentanan lingkungan adalah penggunaan bahan berbahaya dan beracun, kurangnya udara bersih, air dan sanitasi yang bentuknya tidak sesuai dengan manajemen limbah. Faktor ekonomi terkait dengan isu kepadatan penduduk, keterpencilan wilayah, kemiskinan tingkat individu dan masyarakat, ekonomi nasional, hutang, pinjaman, asuransi, dan berbagai faktor ekonomi lainnya. Selanjutnya faktor daya dukung lahan sebagai batas ambang banyaknya kehidupan atau kegiatan ekonomi, yang dapat didukung oleh suatu lingkungan merupakan faktor yang harus dipe rtimba ngka n. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa sumberdaya alam dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan bila dikelola tanpa melampaui daya dukung lahan dan lingkungannya serta kesesuaian lahan yang dapat dimanfaatkan. Daya dukung

58

lahan yang menjadi pertimbangan pengukuran adalah potensi lestari stok ikan yang menjadi target penangkapan pada perikanan tangkap dan potensi kegiatan wisata yang terdapat di pulau, kondisi transportasi pulau berkaitan dengan pemanfaatan lahan dan kebutuhan primer sehari- hari. Prioritas adaptif kajian dilakuka n dengan pe ndeka tan pengetahuan kondisi ekosistem yang stabil dan terdapat di pulau-pulau kecil. Kajian pengelolaan pulau-pulau kecil terkait dengan studi ke rentana n yang terjadi di pulau-pulau kecil, dianalisis dengan bantuan pendapat stakeholders terkait yang dianggap paham dan mengerti situasi wilayah kajian dengan bantuan analisis prospekt if dengan faktor pengukur bioteknis, lingkungan, ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan yang terdapat di pulau yang menjadi objek pe nelitian.

Kebijakan pengembangan di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan dibuat berdasarkan kajian pengelolaan pulau-pulau kecil dengan pendekatan sistem. Pendekatan sistem ada lah suatu pe ndekatan yang melakukan studi tentang sistem dan atau organisasi dengan menggunakan azas-azas ilmiah yang dapat menghasilkan suatu konsepsi atau model. Konsepsi dan model tersebut dapat digunakan sebagai dasar kebijakan, perubahan struktur, strategi dan taktik pe ngelolaan sistem tersebut.

Penelitian ini menggunakan kebijakan pengelolaan pulau-pulau kecil dengan mengikutsertakan pendapat pemangku kepentingan (stakeholders). Analisis yang digunakan adalah analisis Multi Criteria Decision Making (MCDM) dan Prospectif Analysis. Parameter yang digunakan dalam analisis MCDM didasarkan pada kerentanan pulau, kesesuaian lahan dan daya dukung pulau-pulau kecil yang dikaji dan disesuaikan dengan pendapat stakeholders. Sementara dalam analisis prospektif, dasar kajiannya menggunakan pendapat stakeholders yang telah dirankingkan berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat ketergantungan seluruh elemen faktor yang berpengaruh dalam pengelolaan pulau-pulau kecil di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan.

59

Gambar 9 Kerangka Pikir Penelitian Sistem Sos ial Ekologi Pulau-Pulau Kecil di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupa ten

Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan

Faktor Kerentanan Faktor Kesesuaian

Spasial

Kesesuaian Spasial berdasarkan Kerentanan Pulau-pulau Kec il

Daya Dukung Su mberdaya Pulau-Pu lau Kec il

Multi Kriteria Pengelolaan Pulau-Pu lau Kec il

Model Pengelolaan Pulau -Pulau Kecil d i Keca matan Liu kang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan,

Provinsi Su lawesi Selatan Kerentanan Lingkungan

& Ke rentanan Ekono mi

Kesesuaian Spasial Pe mukiman, Wisata Bahari dan Wisata Pantai

4 M ETODOLOGI PENELITIAN