• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS ..................................................................... 18-51

D. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Kata pendidikan Islam terdiri atas dua kata yaitu pendidikan dan Islam. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, pembuatan, cara mendidik.56

55Ngalimun, dkk, Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas, h.57.

56Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar bahasa Indonesia (Ed. II; Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 204.

Menurut Sudirman pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.57 Istilah pendidikan berkisar pada konsep-konsep yang dirumuskan dalam istilah:

1. Taklim, yaitu pendidikan yang menitikberatkan masalah pada pengajaran, penyampaian informasi, dan pengembangan ilmu.

2. Tarbiyah, yaitu pendidikan yang menitikberatkan masalah pada pendidikan, pembentukan, dan pengembangan pribadi serta pembentukan dan penggemblengan kode etik (norma-norma etika/akhlak).

3. Ta’dib, yaitu pendidikan yang memandang bahwa proses pendidikan merupakan usaha yang mencoba membentuk keteraturan susunan ilmu yang berguna bagi dirinya sebagai muslim yang harus melaksanakan kewajiban serta fungsionalisasi atas sistem sikap yang direalisasikan dalam kemampuan berbuat yang teratur, terarah, dan efektif.58

Sedangkan kata Islam berasal dari bahasa Arab berarti aman, selamat, damai.59 Islam dalam pengertian luas yaitu suatu agama yang diwahyukan Allah melalui rasul-Nya yang menjadi pegangan hidup bagi umat manusia agar mereka mendapat kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.60 Islam merupakan agama yang memberikan perhatian yang sangat besar pada pelaksanakan pendidikan. Dalam

57

Hasbullah, Dasar-dasar ilmu pendidikan (Cet.3; Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2003), h.1.

58

M. Saekhan Muchith, Issu-Issu Kontemporer dalam Pendidikan Islam, Kudus: STAIN Kudus, 2009, h. 34.

59A.W.Munawir, Kamus al-Munawir Arab Indonesia (Cet. IV; Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h. 701.

60Departemen Agama Republik Indonesia, Ensiklopedi Islam di Indonesia (Jakarta: Direktorat Pembinaan Kelembagaan Agama Islam IAIN, 1992), h. 447.

catatan secara telah terbukti bahwa umat Islam mempunyai perhatian dan kegiatan yang sangat besar dalam menggali, memelihara dan mengembangkan ilmu pengetahuan melalui proses pendidikan yang efektif dan efisien.61

Azyumardi Azra menyebutkan adanya tujuh karakteristik yang dimiliki oleh pendidikan agama Islam. Pertama; Penguasaan ilmu pengetahuan. Hal ini selaras dengan ajaran Islam yang mewajibkan umatnya untuk mencari dan menguasai ilmu pengetahuan. Kedua; pengembangan ilmu pengetahuan. Ilmu yang telah dikuasai harus diberikan dan dikembangkan kepada orang lain. Ketiga; penekanan nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Keempat; penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan tersebut hanyalah untuk pengabdian kepada Allah dan kemaslahatan umum. Kelima; penyesuaian pada pengembangan anak. Pendidikan diberikan sesuai dengan umur, kemampuan, perkembangan jiwa, dan bakat anak. Keenam; pengembangan kepribadian. Pengembangan ini berkaitan dengan seluruh nilai dan sistem Islam, dan Ketujuh; penekanan pada amal shaleh dan tanggung jawab. Setiap peserta didik diberikan semangat dan sugesti untuk mengamalkan ilmunya sehingga benar-benar bermanfat bagi diri, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan.62

Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan ruhani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut

61Mappaganro, Eksistensi Madrasah Dalam Sistem Pendidikan Nasional (Ujung Pandang: Berkah Utami, 1996), h. 1.

62Azyumardi Azra, Esai-Esai Intelektual muslim dan pendidikan Islam, (Cakarta: Logos, 1999), h. 12-14.

ketentuan Islam. Yang dimaksud kepribadian utama itu ialah kepribadian muslim, yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada pendidikan etika. Di samping itu, pendidikan Islam juga menekankan aspek produktivitas dan kreativitas manusia sehingga mereka bisa berperan serta berprofesi dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Pengertian Budi Pekerti

Budi pekerti berasal dari dua kata, yaitu budi dan pekerti. Kata budi berarti nalar, pikiran atau watak. Sedangkan pekerti berarti penggawean, watak, tabiat atau akhlak.63 Jadi, budi bekerti berarti kesadaran perbuatan atau tingkah laku seseorang. Kedua unsur ini memiliki pertalian erat. Maksudnya, budi terdapat pada batin manusia, sifatnya yang kasat mata, tidak kelihatan. Budi seseorang baru tampak apabila seseorang telah melakukan sesuatu ke dalam bentuk pekerti.

Budi pekerti yang dimaksud adalah penanaman dan pengembangan nilai, sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti luhur. Seperti: sopan santun, berdisiplin, bertanggung jawab, ikhlas, jujur dan lain sebagainya. Pengertian budi pekerti dalam bahasa Inggris diartikan sebagai moralitas (morality), yang memiliki beberapa pengertian antara lain: adat istiadat, sopan santun dan perilaku. Namun secara hakiki pengertian budi pekerti adalah perilaku. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula sikap yang dicerminkan oleh perilaku. Dari sini dapat disimpulkan budi pekerti adalah kesadaran perbuatan atau tingkah laku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

63

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Cet III; Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 226.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pendidikan Islam yang dahulu dilakukan Nabi bertujuan untuk membina pribadi muslim agar menjadi kader yang berjiwa kuat dan dipersiapkan menjadi masyarakat Islam, mubalig, dan pendidik yang baik. Selain itu, pendidikan Islam juga untuk membina aspek-aspek kemanusiaan dalam mengelola dan menjaga kesejahteraan alam semesta.64

Secara umum, pendidikan Islam memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mewujudkan manusia yang berkepribadian Islam

2. Melatih dan membimbing agar peserta didik menguasai tsaqafah

3. Melatih dan membimbing peserta didik agar dapat menguasai ilmu kehidupan (IPTEK).

4. Melatih dan membimbing peserta didik agar memiliki ketrampilan yang memadai.65

Menurut Hasan Langgulung, tujuan-tujuan pendidikan agama harus mampu mengakomodasikan tiga fungsi utama dari agama, yaitu fungsi spiritual yang berkaitan dengan akidah dan iman, fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-nilai akhlak yang mengangkat derajat manusia ke derajat yang lebih sempurna, dan fungsi sosial yang berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia dengan manusia lain atau masyarakat.66 Hal tersebut menegaskan bahwa tujuan pendidikan Islam dan budi pekerti berpijak pada

64

Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013, h.11.

65

M. Saekhan Muchith, Issu-Issu Kontemporer dalam Pendidikan Islam, Kudus: STAIN Kudus, 2009, h.35.

66

nilai Islam itu sendiri. Pendidikan agama Islam dan budi pekerti mempunyai kontribusi yang penting, karena dapat meningkatkan wawasan, sehingga dapat memahami dan menghayati ajaran agama yang akan mengantarkan kepada pengamalan yang sempurna.

Dokumen terkait