• Tidak ada hasil yang ditemukan

1) Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.128 Sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum 2004 pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan, bimbingan,

126

Oemar hamalik,Kurikulum dan pembelajara ,(jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 36

127

Muhibbin Syah,Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 60

128

Zuhairini, dkk.,Methodik Khusus Pendidikan Agama(Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h.27

pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.129

Sedangkan menurut Abdul Mujib dan Muhaimin, pendidikan agama Islam adalah proses semaksimal mungkin dalam transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai (yang selalu berkembang) pada diri peserta didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya (potensi dasar Islam pada manusia) guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya.130

2) Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar Pendidikan Agama Islam menurut Zuhairini dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu :

a) Dasar Yuridis atau Hukum

Dasar Pendidikan Agama Islam berasal dari perundang- undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu :

(1) Dasar Ideal, yaitu dasar falsafah Negara pancasila, sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa yang mengharuskan

129

Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi; Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 132

130

Muhaimin & Abdul Mujib,Pemikiran Pendidikan Islam(Bandung: Tribanda Karya, 1999), h. 136

setiap warga Negara Indonesia harus bertuhan. Untuk merealisir hal tersebut, maka diperlukan pendidikan Agama. Karena tanpa pendidikan agama akan sulit untuk mewujudkan sila pertama tersebut.

(2) Dasar Struktural atau Konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi : 1). Negara berdasarkan atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa; 2). Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing- masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaaannya itu. Dalam pasal tersebut mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia harus beragama dan orang-orang atheis dilarang hidup di negara Indonesia. Karena itu, agar supaya umat beragama dapat menunaikan ibadah menurut ajaran agamanya masing-masing diperlukan adanya pendidikan agama.

(3) Dasar Operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1978. ketetapan MPR No. II/MPR/1983 diperkuat oleh Tap MPR No. II/MPR/1988 dan Tap MPR No. II/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimasukkan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari Sekolah

Dasar hingga Perguruan Tinggi. Selain itu, terdapat dalam UU. No. 2 Th. 1989 Bab IX, pasal 39, ayat (2), dan terdapat dalam UU. No. 20 Th. 2003 pasal 30 ayat (1), (2), (3), dan (4).

b) Segi Religius

Menurut ajaran Islam, pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam al- Qur’an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara lain : QS. Ali-Imran : 104

ُ َ ۡ َو

َ ِإ َن ُ ۡ َ ٞ ُأ ۡ ُ ِّ

ِۡ َ ۡ ٱ

ِ َنوُ ُ ۡ َ َو

ِفوُ ۡ َ ۡ

ِ َ َنۡ َ ۡ َ َو

ِ َ ُ ۡ ٱ

ُ ُ َ ِ َ ْوُأَو

َن ُ ِ ۡ ُ ۡ ٱ

104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.131

Sedangkan dalam Hadits Nabi saw. dijelaskan yakni:

ِﺪْﺒَﻋ ِﻦْﺑ َﺔَﻤَﻠَﺳ ﻲِﺑَأ ْﻦَﻋ ﱢيِﺮْھﱡﺰﻟا ْﻦَﻋ ٍﺐْﺋِذ ﻲِﺑَأ ُﻦْﺑا ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ ُمَدآ ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ

ﻟا َلﺎَﻗ َلﺎَﻗ ُﮫْﻨَﻋ ُ ﱠﷲ َﻲِﺿَر َةَﺮْﯾَﺮُھ ﻲِﺑَأ ْﻦَﻋ ِﻦَﻤ ْﺣﱠﺮﻟا

ُ ﱠﷲ ﻰ ﱠﻠ َﺻ ﱡﻲ ِﺒ ﱠﻨ

ِﮫِﻧاَﺮﱢﺼَﻨُﯾ ْوَأ ِﮫِﻧاَدﱢﻮَﮭُﯾ ُهاَﻮَﺑَﺄَﻓ ِةَﺮْﻄِﻔْﻟا ﻰَﻠَﻋ ُﺪَﻟﻮُﯾ ٍدﻮُﻟ ْﻮَﻣ ﱡﻞُﻛ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ

َءﺎَﻋْﺪَﺟ ﺎَﮭﯿِﻓ ىَﺮَﺗ ْﻞَھ َﺔَﻤﯿِﮭَﺒْﻟا ُﺞَﺘْﻨُﺗ ِﺔَﻤﯿِﮭَﺒْﻟا ِﻞَﺜَﻤَﻛ ِﮫِﻧﺎَﺴﱢﺠَﻤُﯾ ْوَأ

Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza'bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata;

131

Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan terjemahnya (Jakarta : CV Toha Putra Semarang, 1989) h. 98

Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?"132

3) Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dunia pendidikan Islam dengan pendidikan pada umumnya, kadang-kadang memang mempunyai persamaan dan kadang-kadang juga memiliki perbedaan. Persamaan akan timbul karena sama-sama berangkat dari dua arah pendidikan yakni dari manusia sendiri yang memang fitrahnya untuk melakukan proses pendidikan, kemudian adalah dari budaya yakni masyarakat yang memang menginginkan usaha warisan nilai, maka semuanya memerlukan pendidikan.133

Menurut Abdullah Fayad sebagaimana dikutip oleh Ramayulis menyatakan bahwa pendidikan Agama Islam mengarah pada dua tujuan. Yaitu persiapan untuk hidup di akhirat dan membentuk perorangan dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk menunjang kesuksesan hidup di dunia.134

132

Imam Muslim,Hadis shohih Muslim,h. 236

133

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan cet. 3 (Jakarta: Raja Grafindo Persada,, 2003), h. 149

134

Sedangkan menurut Aprianto, Pendidikan Agama Islam di SMP/MTs bertujuan untuk:

1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;

2. Menciptakan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.135

Tujuan tersebut sesuai dengan firman Allah yaitu:

ِ َ ۡ ٱَو

َ ٰ َ اَء ٓ َ ِ

ُ ٱ

َرا ٱ

َۖةَ ِ ٱ

َ ِ َ َ ِ َ َ َ َ َو

ۖ َ ۡ ٱ

َ َ ۡ َأ ٓ َ َ ِ ۡ َأَو

ُ ٱ

ِ ۡ َ َ َو ۖ َ ۡ َ ِإ

َد َ َ ۡ ٱ

ِ

ِض َ ۡ ٱ

ن ِإ

َ ٱ

ِ ُ َ

َ ِ ِ ۡ ُ ۡ ٱ

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Al Qashash: 77)136

Berdasarkan ayat tersebut berarti tujuan pendidikan Islam bukanlah sekedar mencari kesenangan duniawi akan tetapi menyangkut masalah keduniawian dan keukhrawian secara berimbang. Dengan demikian tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

135

Aprianto,SK dan KD PAI SMP,( https://apri76.wordpress.com/2008/11/03/sk-dan-kd-pai-smp/) Diakses 2 Desember 2016

136

Departemen Agama RI, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahannya(Semarang: Karya Toha Putra, 1995), h. 623

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam. Sehingga, mereka dapat menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Dokumen terkait