• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

5. Pendidikan Karakter

Karakter adalah sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral; sifatnya jiwa manusia, mulai dari angan-angan hingga

18 terjelma sebagai tenaga; cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara; serangkaian sikap (attitudes),

perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills); watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (vitues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak (Agus Wibowo, 2013: 12).

Menurut Mundilarto (2013: 156-158) nilai-nilai dalam pendidikan karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang akan dilakukan; memiliki keberanian untuk melakukan hal yang benar; dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

b. Jujur : perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Bersikap jujur : tidak menipu, tidak main curang, atau tidak mencuri; dapat diandalkan; apa yang dikatakan membangun reputasi baik; setia pada keluarga, teman, dan negara.

c. Toleransi : sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Memperlakukan orang lain dengan hormat; mengikuti aturan; memiliki toleransi dan menerima perbedaan; memiliki sopan santun;

19 tutur bahasa baik; menjaga perasaan orang lain; tidak mengancam, memukul, atau melukai siapapun; bersikap damai terhadap kemarahan, penghinaan, dan perselisihan.

d. Disiplin : tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

e. Kerja keras : perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif : berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri : sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

h. Demokratis : cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dengan orang lain. Bertindak sesuai aturan; mau bergiliran dan berbagi; berpikiran terbuka; mendengarkan orang lain; tidak mengambil keuntungan dari orang lain; tidak menyalahkan orang lain serta sembarangan; memperlakukan semua orang secara

fair.

i. Rasa ingin tahu : sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

j. Semangat kebangsaan : cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri

20 dan kelompoknya. Menjalankan upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi masyarakat; bekerjasama terlibat dalam urusan sosial atau masyarakat; menjadi tetangga yang baik; patuh terhadap hukum dan peraturan; menghormati otoritas; melindungi lingkungan; bersikap relawan.

k. Cinta tanah air : cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

l. Menghargai prestasi : sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

m.Bersahabat/komunikatif : tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

n. Cinta damai : sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

o. Gemar membaca : kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya.

p. Peduli lingkungan : sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

21 q. Peduli sosial : sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan

pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Bertindak secara baik, penuh kasih dan memperlihatkan sikap peduli dan rasa syukur; mengampuni orang lain; membantu orang yang membutuhkan.

r. Tanggung jawab : sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Melakukan apa yang seharusnya dilakukan; memiliki rencana kedepan; tekun : terus mencoba; selalu melakukan yang terbaik; pengendalian diri, disiplin; berpikir sebelum bertindak-mempertimbangkan konsekuensi; bertanggungjawab terhadap kata-kata, tindakan, dan sikap; memberi contoh yang baik bagi orang lain.

Pendidikan karakter merupakan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter peserta didik. Menurut Fatchul (2011: 27) karakter memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut :

1. Karakter adalah “siapakah dan apakah kamu pada saat orang lain sedang melihat kamu” (character is what you are when nobody is looking).

2. Karakter merupakan hasil nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan

(character is the result of values and beliefs).

3. Karakter adalah sebuah kebiasaan yang menjadi sifat alamiah kedua (character is a habit that becomes second nature).

22 4. Karakter bukanlah reputasi atau apa yang dipikirkan oleh orang

lain terhadapmu (character is not reputation or what others think about you).

5. Karakter bukanlah seberapa pihak kamu daripada orang lain

(character is not how much better you are than others).

6. Karakter tidak relatif (character is not relative).

Seorang peserta didik tidak akan bisa memiliki pendidikan karakter bila sebelumnya tidak diberikan pendidikan karakter tersebut oleh pendidiknya yaitu orang tua, guru, dan masyarakat. Pendidikan karakter bisa diberikan kepada anak di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat. Karakter tidak hanya dibangun di sekolah . Karakter tidak hanya berasal dari pendidikan formal tetapi juga dari contoh-contoh di rumah dan di masyarakat. Namun sekolah memiliki andil yang sangat besar dalam pendidikan karakter anak. Intinya bahwa ternyata membangun karakter itu harus diiringi dengan karakter yang memberi contoh. Karakter guru yang jelek sering melahirkan peserta didik yang kehilangan karakter. Suatu contoh nyata adalah karakter mengajar guru yang membosankan bisa membuat kita tidak menyukai pelajaran yang disampaikannya (Fatchul, 2011: 27).

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkam bahwa pendidikan karakter merupakan usaha dan upaya pembelajaran untuk membangun karakter peserta didik yang diharapkan dapat tertanam dalam diri peserta

23 didik untuk menyesuaikan dirinya dengan masyarakat dan lingkungannya.

Dokumen terkait