• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Manfaat Penelitian

3. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Karakter

Menurut Doni Koesoema Albertus (2010), karakter diasosiasikan dengan tempramen yang memberinya sebuah definisi yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Karakter juga dipandang dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur somatopsikis. Disini karakter disamakan dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari seseorang, yang bersumber dari

bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya pengaruh keluarga pada masa kecil dan bawaan seseorang sejak lahir.

Bedasarkan pernyataan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa karakter adalah sesuatu yang berhubungan dengan hati seseorang yang terlihat pada kehidupannya sehari-hari, baik tingkah-laku atau gaya hidup seseorang.

Dari uraian mengenai karakter di atas menjelaskan bahwa karakter merupakan salah satu hal yang penting bagi setiap orang. Karakter ini dapat terbentuk melalui banyak cara, salah satunya yaitu melalui pendidikan. Karena salah satu tujuan pendidikan adalah pembentukan karakter para peserta didiknya. Agar mereka memiliki karakter yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu penulis coba paparkan beberapa penjelasan pendidikan karakter.

b. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter menurut D. Yahya Khan (2010), bahwa pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat, dan bangsa. Serta membantu orang lain untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Jamal Ma’ruf Asmani (2011,32), berdasarka grand design yang dikembangkan Kementrian Pendidikan Nasional (2010), secara psikologis dan sosial kultur, pembentukan karakter dalam diri individu meliputi fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultur (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat). Konfigurasi karakter

dalam konteks totalitas proses psikologi dan sosial-kultur tersebut dapat dikelompokan menjadi olah hati (spiritual and emotional development), olah pikir (intelectual development), olah raga dan kinestetik (phsycal and kinestetik development), serta olah rasa dan karsa (active and creative development).

Berdasarkan urian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang betujuan membentuk semua aspek karakter peserta didik, baik itu secara fisik atau mental.

Menurut Charlie (2002), pendidikan karakter merupakan upaya membantu peserta didik memahami, peduli, dan berperilaku sesuai nilai-nilai etika yang berlaku dimasyarkat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru, yang mempu mempengaruhi karakter pesrta didik (Edy,2001). Menurut Ramli (2001), pendidikan karakter memiliki esensi yang sama denga pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik.

Beberapa ciri orang yang memiliki karakter menurut Kirsch henbaum antara lain : hormat, tanggnug jawab, peduli, loyal, berani, dan toleran. Seseorang yang berkarakter mulia mengetahui potensi yang dimiliki dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, dan tabah. (Edy,2011)

Dapat disimpulkan bahwa pendidian karakter adalah pendikan yang menitik beratkan pada pembentukan karakter atau pendidikan olah hati, atau dengan kata lain pendidikan karakter adalah pendidikan yang memberikan bekal kepada peserta didik agar mereka menjadi orang yang baik, orang yang tingkah lakunya sesuai dengan norma-norma yang berlaku, baik itu norma sosial, norma adat atau norma agama.

Dalam dimensi yang lain pendidikan karakter dapat diartikan pendidikan yang membentuk ciri khas seseorang atau peserta didik. Dimana ciri khas ini merupakan bekal bagi kehidupan yang sangat berguna bagi para peserta didik setelah mereka lulus dari sekolah. Salah satu karakter yang dibutuhkan oleh para peserta didik khususnya para siswa sekolah kejuruan adalah karakter kerja, maka dari itu pendidikan karakter kerja bagi mereka harus diberikan saat mereka masih berada di sekolah sebagai bekal jika mereka lulus nanti.

c. Pendidikan Karakter Kerja

1) Pengertian Pendidikan Karakter Kerja

Banyak jenis pendidikan karakter salah satunya adalah pendidikan kerakter kerja. Pendidikan karakter kerja adalah nilai-nilai dasar kerja yang merupakan sari pati kualitas rohaniah kerja seseorang yang dimensi-dimensinya meliputi intrapersonal dan interpersonal kerja, (Slamet PH,2011). 2) Karakter Kerja Siswa Yang dibutuhkan Oleh Dunia Industri

Karakter lulusan pendidikan kejuruan yang diinginkan dunia industri adalah sebagai berikut (Slamet PH,2011) :

a) Lulusan Pendidikan Kejuruan Berkarakter Personal Baik

Sebagai lulusan pendidikan kejuruan yang berkarakter baik adalah lulusan yang kuat daya hatinya dalam iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, rasa kasih sayang, kesopansantunan, integritas, kejujuran dan kebersihan, respek terhadap orang lain, beradap, bermartabat, bertanggung jawab, toleransi terhadap perbedaan, kedisiplinan, kerajinan, beretika, berestetika, dan masih banyak dimensi-dimensi hati yang lain.

b) Lulusan Pendidikan Kejuruan Berkarakter Indonesia (warga Negara Indonesia Yang Baik)

Lulusan pendidikan kejuruan sebagai warga Indonesia yang baik harus memiliki jati diri (karakter) sebagai warga bangsa Indonesia yang baik yaitu kesetian terhadap falsafah/ideologi negara Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diindikatorkan sebagai berikut: (1) memahami, menyadari, menjadikan muatan hati nurani, mewajibkan hati nurani, mencintai dan bertindak nyata dalam menjaga dan mempertahankan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan ketertiban dunia, (2) mampu menangkal manakala terdapat benturan antar nilai akibat globalisasi yang melanda dan merongrong keutuhan NKRI, dan (3) melestarikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dan sekaligus terbuka terhadap gesekan-gesekan nilai progresif dengan kemajuan negera-negara lain.

Sebagai warga dunia yang baik wajib menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan dunia yang diuraikan sebagai berikut: (1) menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan dunia melalui wadah-wadah kolektif yang telah ada (PBB dan cabang-cabangnya), (2) menjaga pembangunan dunia yang berkelanjutan dari perspektif lingkungan, ekonomi, dan sosio-kultur, dan (3) secara reaktif, aktif, dan proaktif menjaga perdamaian dan ketertiban dunia.

d) Lulusan Pendidikan Kejuruan Berkarakter Kerja yang Kuat

Beberapa karakter kerja yang kuat yang dibutuhkan oleh dunia kerja adalah sebagai berikut: etika kerja, rasa keingintahuan, sifat dapat dipercaya (reliability/dependabilty), disiplin diri, kejujuran, komitmen, tanggung jawab, respek terhadap diri sendiri dan orang lain, toleransi, kerja keras, hubungan kerja yang baik, integritas, perilaku baik (good manners), komunikasi, kegigihan, motivasi kerja tinggi, kerjasama baik, inisiatif (resourcefulness), keberanian moral, kerajinan, daya adiptasi, pengendalian diri, pembelajaran yang cepat, keinginan untuk belajar hal-hal baru, kemampuan cara belajar, keluwesan/fleksibilitas, dan kewirausahaan.

Dokumen terkait