• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.2 Rumusan Masalah

2.1.9 Media Pendidikan

2.1.9.1Media Pendidikan dan Proses Belajar Mengajar

Kata media secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan

demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

pesan (Djamarah dan Zain, 2010: 120). Sedangkan menurut Gerlach dan Ely

(dalam Arsyad, 2009: 3) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Sedangkan menurut Hasbullah (2015: 5) pendidikan adalah suatu proses

bimbingan, tuntutan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur

seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.

Karena media adalah sebuah alat untuk menyampaikan pesan

pembelajaran maka disebut dengan media pembelajaran. Dalam proses belajar

mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam

kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan

menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan

kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat

mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat

tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.

media (Djamarah, 2010: 136). Dengan demikian media adalah alat bantu yang

dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.

2.1.9.2Jenis dan Karakteristik Media

Media yang dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis tetapi

sudah lebih dari itu. Klasifikasi media menurut Djamarah dan Zain (2010: 140)

adalah sebagai berikut:

a) Media auditif, yakni media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja.

Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam

pendengaran.

b) Media visual, adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.

Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam, foto, lukisan, mapun

cetakan.

c) Media audiovisual, adalah media yang mempunyai unsure suara dan unsure

gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena kedua

jenis audia dan visual masuk.

Sedangkan menurut Arsyad (2014: 35) jenis-jenis media yaitu:

1) Proyektor transparansi (OHP), adalah visual baik berupa huruf, lambang,

gambar, grafik atau gabungannya pada lembaran bahan tembus pandang atau

plastic yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding

melalui sebuah proyektor. OHP dirancang untuk dapat digunakan di depan

kelas sehingga guru dapat selalu berhadapan atau menatap siswa.

2) Rekaman audio-tape. Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape

diinginkan. Hal itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses

belajar.

3) Slide, adalah suatu film transparansi dengan bingkai. Film bingkai

diproyeksikan melalui slide projector.

4) Film dan Video. Kemampuan film dan video melukiskan gambar hidup dan

suara memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis ini pada umumnya

digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan.

5) Televisi, adalah sistem eletronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar

hidup bersama melalui kabel atau ruang. Televisi pendidikan adalah

penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan

pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya.

6) Komputer, adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi

informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan

pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit.

2.1.9.3Peralatan Media

Menurut Arsyad (2014: 35) peralatan media meliputi:

1. Peralatan Proyeksi, meliputi: OHP, microform reader (untuk membaca

bahan-bahan yang disimpan pada film dalam bentuk mikro), proyektor film

rangkai film strip projector (untuk memproyeksikan film rangkai), proyektor

film bingkai, proyektor film gelang (untuk memutar film gelang), dan

2. Peralatan Audio, meliputi: radio kaset audio (untuk memutar program audio

dalam bentuk kaset), radio dan perekam kaset audio dengan tambahan

penguat suara amplifier dan loudspeaker (untuk keperluan pemakaian di

sebuah ruangan yang besar), perekam kaset audio sinkron (untuk

kelengkapan penyajian film bingkai bersuara secara otomatis), dan video.

2.1.9.4Prinsip-Prinsip Desain Multimedia

Dalam pembelajaran, multimedia sangat membantu guru dalam

menyampaikan materi. Multimedia pembelajaran bukan hanya sekedar perpaduan

berbagai berbagai media tanpa ada landasan atau pendekatan sebagai dasar

pembelajarannya. Menurut Arsyad (2014: 93) prinsip-prinsip multimedia

diantaranya:

1) Prinsip Multimedia, bahwa siswa bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan

gambar-gambar daripada kata-kata saja. Karena dinamakan multimedia berarti

wajib mampu mengkombinasikan berbagai media menjadi satu kesatuan yang

harmonis.

2) Prinsip Keterdekatan, terdiri atas keterdekatan ruang yakni keterdekatan

waktu. Keterdekatan ruang bahwa siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata

tercetak dan gambar-gambar yang terkait disajikan saling berdekatan daripada

disajikan saling berjauhan. Sedangkan keterdekatan waktu bahwa siswa bisa

belajar lebih baik jika kata-kata ternarasikan dan gambar-gambar yang terkait

disajikan pada waktu yang sama.

3) Prinsip Modalitas, bahwa siswa bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi

daripada menyajikan teks tercetak di layar saat gambar menjadi fokus kata-

kata dan saat keduanya disajikan pada waktu yang bersamaan.

4) Prinsip Koherensi, bahwa siswa bisa belajar lebih baik jika hal-hal ekstra

disisihkan dari sajian multimedia. Karena pembelajaran siswa akan terganggu

jika gambar-gambar menarik namun tidak relevan ditambahkan, pembelajaran

siswa terganggu jika suara dan musik menarik namun tidak relevan

ditambahkan, serta pembelajaran siswa akan meningkat jika kata-kata yang

tidak dibutuhkan disisihkan dari presentasi multimedia.

5) Prinsip Redundansi, bahwa siswa belajar lebih baik dari gambar dan narasi

daripada gambar, narasi, dan teks tercetak di layar. Karena siswa akan lebih

memperhatikan teks tercetak di layar daripada ke gambar yang berkaitan.

6) Prinsip Personalisasi, hendaknya pengembangan multimedia menggunakan

gaya percakapan dalam narasi dari pada gaya formal. Megekspresikan

informasi dalam gaya percakapan merupakan cara untuk mempersiapkan

proses kognitif siswa.

7) Prinsip Segmentasi dan Pra Latihan, bahwa materi pelajaran yang besar

dipecah menjadi segmen-segmen yang kecil dan siswa dipastikan mengetahui

nama dan karakteristik konsep-konsep penting.

8) Prinsip Perbedaan Individual. Pengaruh desain lebih kuat terhadap siswa

berpengetahuan rendah daripada berpengetahuan tinggi dan terhadap siswa

Dokumen terkait