• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.4 Pendidikan Seks

2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Seks

Menurut Wuryanti (2008: 1), Pendidikan seks ialah pendidikan yang dapat terjadi dalam berbagai situasi, mulai dari buku – buku yang ditulis oleh pakar sampai obrolan – obrolan kecil yang memuat tentang seksualitas. Andika (2010: 15) mengemukakan pendidikan seks adalah pendidikan yang bertujuan untuk mengenalkan anak tentang jenis kelamin dan cara menjaganya, baik dari sisi kesehatan dan kebersihan, keamanan, serta keselamatan. Wirawansarwono dan Amisiamsidar (1986 ; 7) mengatakan bahwa pendidikan seks ialah pendidikan yang memuat tentang kelamin, anggota tubuh yang membedakan pria dan wanita, dan kelenjar atau hormon yang mempengaruhi bekerjanya alat kelamin.

Dari definisi – definisi yang tertera di atas dapat didimpulkan bahwa pendidikan seks adalah pendidikan yang bertujuan mengenalkan tentang jenis kelamin dan cara menjaganya yang diperlukan oleh anak – anak yang dapat diperoleh dari membaca buku atau obrolan – obrolan kecil.

2.1.4.2 Pentingnya Pengetahuan Pendidikan Seks Bagi Siswa

Pentingnya pengetahuan siswa tentang pendidikan seks hendaknya diperhatikan oleh para guru dan orang tua. Dengan memiliki pemahaman yang baik, diharapkan para siswa dapat meminimalisir timbulnya perilaku menyimpang dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang – orang yang kurang bertanggung jawab. Pengetahuan pendidikan seks sangat penting bagi siswa karena dengan pemahaman itu siswa akan dapat menilai bahwa perilaku menyimpang harus dihindari dan siswa dapat menghindari tindakan kekerasan

seksual. Dalam hubungan ini Wirawansarwono dan Amisiamsidar (1986 ; 60)

mengatakan bahwa pendidikan seks sangat perlu diberikan pada anak sedini mungkin agar mereka memiliki dasar pengetahuan yang kuat mengenai masalah seksual. Hal itu bertujuan agar mereka terhindar dari orang orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin melakukan tindakan yang kurang terpuji kepada mereka. Misalnya adalah phaedophil, phaedophil adalah pria dewasa yang melakukan tindakan seks kepada anak anak (Wirawansarwono dan Amisiamsidar, 1986: 60).

Menurut Tretsakis (2003:12), pendidikan seks secara dini bagi anak-anak perlu dan penting demi kesejahteraan dan kemantapan pribadi anak tersebut kelak setelah dewasa. Berikut alasannya:

1) pendidikan seks secara dini akan memudahkan anak-anak menerima keberadaan tubuhnya secara menyeluruh dan menerima fase-fase perkembangannya secara wajar.

2) pendidikan seks secara dini akan membantu anak-anak untuk mengerti dan merasa puas dengan peranannya dalam kehidupan.

3) pendidikan seks yang sehat cukup efektif untuk menghilangkan rasa ingin tahu yang tidak sehat yang sering muncul dalam benak anak-anak.

4) secara keseluruhan, informasi seks yang diberikan akan melindungi kehidupan masa depan mereka dari komplikasi dan kelainan seks.

5) pendidikan seks yang sehat, jujur dan terbuka juga akan menumbuhkan rasa hormat dan patuh anak-anak terhadap orang tuanya.

6) pendidikan seks yang diajarkan secara terarah dan terpimpin di dalam lingkungan keluarga cenderung cukup efektif untuk mengatasi informasi informasi negatif yang berasal dari luar lingkungan keluaraga.

7) bila diajarkan dengan baik, pendidikan seks akan membuat masing-masing anak bangga dengan jenis kelaminnya.

8) pendidikan yang sehat dan wajar memungkinkan anak memperoleh taraf kedewasaan yang layak menurut usianya.

2.1.4.3 Cara Melindungi Anak Dari Pelaku Kekerasan

Orang tua atau guru hendaknya lebih peka untuk melindungi anak. Jika ada orang dewasa mengatakan hal – hal yang tidak mengenakan kepada seorang anak, ini juga dapat dikategorikan kekerasan seksual. Ajarkan kepada anak bahwa jika ada orang lain melakukan sesuatu kepada dia lalu menyuruh dia untuk tutup mulut, berarti orang itu melakukan hal yang salah (Wuryani, 2008: 163). Katakan kepada anak – anak bagaimana menjaga diri mereka dari pelaku kekerasan seksual supaya terhindar dari bahaya. Ajarkan kepada mereka hal – hal sebagai berikut

(Wuryani, 2008: 164) :

1) Jika ada orang meraba – raba bagian – bagian pribadi tubuhmu atau menyentuhmu dengan cara yang menyakitkan atau membuatmu merasa

tidak enak atau tidak senang, katakan “jangan” dengan tegas. Katakan

kepada orang itu supaya tidak melakukan perbuatan itu, dan ancamlah mereka bahwa kamu akan melaporkan ke polisi

2) Kamu harus melapor kepada orang tua, guru atau krluarga terdekat jika kamu merasa diperlakukan tidak menyenangkan dan tidak sopan. Jika

kamu merahasiakanya, kekerasan ini akan berlangsung terus. Jangan takut, ingatlah bahwa kamu tidak bersalah dan kamu berhak mendapatkan rasa aman

3) Jika ada temanmu yang menceritakan hal – hal yang tidak mereka sukai dari orang lain, atau menceritakan secara langsung kekerasan yang dialaminya. Bantulah temanmu itu dangan menyampaikan ceritanya kepada orang dewasa atau orang tua sehingga mereka dapat segera bertindak menyelamatkan temanmu.

Orang tua atau guru sebaiknya juga memberikan pengetahuan tentang taktik atau trik pelaku kekerasan kepada anak – anak, agar anak terhindar dari pelaku kekerasan yang ingit berbuat kurang pantas kepada anak – anak. Berikut adalah daftar taktik yang biasa digunakan oleh penganiaya anak – anak terutama oleh laki – laki asing terhadap korbanya. Daftar ini dikembangkan oleh Kenneth Wooden, direktur eksekutif The National Coalition for Children’s Justice

(Wuryanti, 2008: 167)

1) Ikatan kasih sayang: Sebagian besar penganiaya anak biasa mengaku menjalin hubungan dengan seseorang yang dikenal oleh anak atau anggota keluarga anak. Jadi hendaknya anak diajarkan agar tidak cepat percaya dengan orang yang baru dia temui walaupun mengaku sebagai keluarganya.

2) Tawaran bantuan: Penganiaya sering mendekati anak dan menawarkan bantuan seperti pulang ke rumah, ke restoran atau ke sekolah. Jadi

hendaknya anak diajarkan menolak ajakan orang yang belum dikenal dengan tegas agar terhindar dari hal – hal yang tidak diinginkan

3) Sogokan: Ini adalah salah satu tipu daya yan tertua. Anak ditawari hadiah, gula – gula, mainan atau barang lainya. Jadi anak sebaiknya di ajarkan agar menolak pemberian orang yang belum mereka kenal.

4) Permainan: Penganiaya mengajak melakukan permainan yang tampaknya tidak berbahaya tetapi sebenarnya mengarah ke kontak badan. Jadi seharusnya anak diberi penguatan bahwa tidak ada yang boleh menyentuh atau memegang bagian seksualitas anak.

Dengan menginformasikan taktik – taktik tersebut kepada anak – anak, kita dapat menjaga anak – anak dari pelaku kekerasan terhadap anak. Dalam memberikan informasi, sebaiknya orang tua atau guru bersikap terbuka kepada anak. Sejauh hal itu tidak melanggar nilai – nilai etika sebaiknya menceritakanya dengan terbuka sehingga anak akan lebih dapat menghayatinya secara baik dan benar (Wirawansarwono dan Amisiamsidar, 1986: 69)

Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian pendidikan seks, pentingnya pengetahuan pendidikan seks bagi siswa, dan cara melindungi anak dari pelaku kekerasan dapat disimpulkan bahwa pendidikan seks ialah pendidikan yang bertujuan mengenalkan tentang jenis kelamin dan cara menjaganya yang diperlukan oleh anak – anak yang dapat diperoleh dari membaca buku atau obrolan – obrolan kecil. Adapun pentingnya pengetahuan pendidikan seks bagi siswa agar mereka memiliki pengetahuan yang kuat mengenai masalah seksual yang bertujuan agar mereka terhindar dari orang orang yang tidak bertanggung

jawab misalnya seperti pidophil dan demi kesejahteraan dan kemantapan pribadi anak tersebut kelak setelah dewasa. Cara melindungi anak dari pelaku kekerasan ialah dengan cara mengajarkan kepada anak – anak bagaimana menjaga diri mereka dan juga memberikan pengetahuan tentang taktik atau trik pelaku kekerasan kepada anak – anak seperti 1) ikatan kasih sayang, 2) tawaran bantuan, 3) sogokan, dan 4) permainan, agar anak terhindar dari pelaku kekerasan.

Dokumen terkait