• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II YUSUF AL-QARḌAWY SEBAGAI PEMIKIR ISLAM

2. Pendidikan

BAB II

YUSUF AL-QARḌAWY SEBAGAI PEMIKIR ISLAM

A. Mengenal Yusuf Al-Qarḍawy

1. Nasab dan Tempat Kelahiranya

Dr. Yusuf Al-Qarḍawy, nama lengkapnya adalah Yusuf bin Abdullah bin Ali bin Yusuf. Al-Qarḍawy merupakan nama populer yang diambil dari nama daerah yakni al-Qarḍah. Yusuf Qarḍawy lahir pada tanggal 9 September 1926, di sebuah desa kecil di Mesir bernama Ṣafṭ Turāb di tengah Delta Sungai Nil. Desa tersebut adalah tempat dimakamkannya salah seorang sahabat Rasulullah SAW, yaitu Abdullah bin Harist r.a.26

Yusuf Al-Qarḍawy berasal dari keluarga taat beragama. Ketika berusia dua tahun, ayahnya meninggal dunia. Sebagai anak yatim dia diasuh pamannya, yaitu saudara ayahnya. Ia mendapat perhatian cukup besar dari pamannya sehingga ia menganggap pamannya itu orang tuanya sendiri. Seperti keluarganya, keluarga pamannya pun taat menjalankan perintah-perintah Allah. Sehingga ia terdidik dan dibekali dengan berbagai ilmu pengetahun agama dan syariat Islam.27

2. Pendidikan

Ketika usianya belum genap 10 tahun, ia telah mampu menghafal al-Qur‟an al-Karim. Bukan hanya itu, kefasihan dan kebenaran tajwid serta kemerduan qira‟atnya menyebabkan ia sering disuruh menjadi imam masjid.

26Yusuf Qardhwai, Fatwa Qardhawi terj. H.Abdurracman Ali Bauzir (Jakarta : Gema Insani, 2008), hlm. .499.

27Yusuf Qardhawi,Pasang Surut Gerekan Islam , terj: Faruq Uqbah Hartono (Jakarta: Media Dakwah, 1987), hlm. 153.

Seusai menamatkan pendidikan di Ma‟had Ṭanṭa dan Ma‟had Ṡanawi, ia meneruskan pendidikan ke Fakultas Uṣuluddin Universitas al-Azhar, Kairo. dan lulus tahun 1952 sebagai lulusan terbaik.

Kemudian ia melanjutkan pendidikan kejurusan khusus Bahasa Arab di al-Azhar selama 2 tahun. Di sini ia mendapat juara pertama dari 500 mahasiswa lainnya dengan memperoleh ijazah internasional dan sertifikat pengajaran. Pada tahun 1957, Yusuf Al-Qarḍawy meneruskan studinya di Lembaga Riset dan Penelitian masalah-masalah arab selama 3 tahun. Setelah itu beliau menyambung pada tingkat pascasarjana di Fakultas Uṣuluddin dalam Jurusan Tafsir Hadits di Universitas al-Azhar Kairo, Mesir.

Setelah tahun pertama di jurusan Tafsir Hadits, tidak seorangpun yang berhasil dalam ujian kecuali Yusuf Al-Qarḍawy. Selanjutnya ia mengajukan penelitian degan judul Fiqh az-Zakah, ia mengajukan dan berhasil meraih gelar doktor.28 Pada tahun 1977, Yusuf Al-Qarḍawy ditunjuk sebagai Ketua Fakultas Syariah dan Studi Islam di Universitas Qatar dan menjadi Dekan. Pada tahun yang sama beliau mendirikan Pusat Penyelidikan Sirah dan Sunnah.

Seiring dengan perkembangan akademiknya, perhatian Yusuf Al-Qarḍawy terhadap kondisi umat Islam juga meningkat pesat. Berdirinya Negara Israel, cukup diperhatikan. Ditambah kondisi Mesir pada saat itu yang semakin memburuk. Dalam kondisi tersebut, Yusuf Al-Qarḍawy sering mendengar pidato Imam Hasan al-Bana yang memukau dirinya dari segi

28

penyampaiannya, kekuatan hujjah, keluasan cakrawala serta semangat yang membara. Tidak heran bila beliau pernah berkomentar antara lain “tokoh ulama paling banyak mempengaruhi saya adalah Hasan al-Banna. Pemimpin gerakan Ikhwanul Muslimin yang sering saya ikuti ceramah-ceramahnya.29 pemikiran Yusuf Al-Qarḍawy tentang integrasi Ṡabat (Statis) dan Taṭawwur (Dinamis) juga dipengaruhi oleh buku Hasan Al-Bana yang berjudul

At-Taṭawwur wal Ṡabat fi Ḥayatil Basyariyyah

Perkenalan Yusuf Al-Qarḍawy dengan Hasan al-Banna (Pendiri Ikhwanul Muslimin), dimulai dengan mengikuti berbagai aktivitas, diantaranya pengajian tafsir dan hadits serta ilmu-ilmu lainnya seperti tarbiyah dan ibadah rukyah, olahraga, kepanduan, ekonomi, yayasan sosial, penyatuan anak yatim, pengajaran baca tulis pada masyarakat miskin dan persiapan jihad dengan Israel.30

Aktivitas Ikhwanul Muslim terlibat dalam perang melawan Israel pada tahun 1948 beliau masuk salah seorang diantaranya. Dan ketika banyak aktivis Ikhwanul Muslimin ditangkap tanpa sebab, yang jelas Yusuf Al-Qarḍawy juga termasuk didalamnya. Itu semua tidak memudarkan semangat dan gairah Yusuf Al-Qarḍawy dalam berbuat sesuatu untuk umat yang telah terbelenggu pemikiran jahiliyah. Sehingga keluar dari penjara beliau terus bekerja dan melanjutkan studinya yang terbengkalai kerena situasi mesir yang masih kritis.31 Yusuf Al-Qarḍawy juga banyak tertarik kepada tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin yang lainnya kerena fatwa dan pemikirannya yang

29Yusuf Qardhawi, Pasang Surut Gerekan Islam …hlm. 156.

30Yusuf Qardhawi, Pasang Surut Gerekan Islam …hlm. 156.

31

kokoh dan mantap. Diantaranya adalah Bakti Khauli, Muhammad al-Ghazali dan Muhammad Abdullah Darras, ia juga kagum dan hormat kepada Imam Mahmud al-Syaltout mantan Rektor Universitas al-Azhar dan Dr. Abdul Hakim sekaligus Dosen yang mengajarkannya di Fakultas Uṣuluddin dalam Bidang Filsafat. Yusuf Al-Qarḍawy kagum dan hormat kepada tokoh di atas namun tidak sampai melenyapkan sikap kritis yang dimilikinya dan beliau pernah berkata : “Termasuk karunia Allah swt kepada saya adalah bahwa kecintaan saya terhadap seorang tokoh tidak membuat saya bertaqlid kepadanya. Kerena saya bukan lembaran copy dari orang-orang terdahulu. Tetapi saya mengikuti ide dan pola perilakunya, hanya saja hal ini bukan merupakan penghalang kepada saya untuk mengambil manfaat dari pemikiran-pemikiran mereka”.32 Yusuf Al-Qarḍawy adalah seorang ulama yang tidak menganut suatu mazhab tertentu. Ia mengatakan : saya tidak rela rasioku terikat dengan satu mazhab dalam seluruh persoalan, salah besar jika mengikuti hanya satu mazhab saja. Ia sependapat dengan ungkapan Ibnu Juz‟i tentang dasar muqallid yaitu tidak dapat dipercaya tentang apa yang diikutinya itu dan taqlif itu sendiri sudah menghilangkan rasio yang diciptakan untuk berpikir dan mengalisa, bukan untuk mengtaqlid semata-mata. Aneh sekali bila seseorang diberi lilin tetapi ia berjalan dalam kegelapan.33

Menurut Yusuf Al-Qarḍawy para Imam yang empat sebagai tokoh pendiri mazhab-mazhab populer dikalangan umat Islam tidak pernah

32Yusuf Qardhawi, Pasang Surut Gerekan Islam …hlm. 127.

33Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam terj. H.Muammal Hamidy (Surabaya : PT.Bina Ilmu,1976) ,hal.5.

mengharuskan mengikuti salah satu mazhab. Hai itu tidak lain hanyalah hasil ijtihad para imam. Para imam tidak pernah mendakwakan dirinya sebagai orang yang iṣmah (terhindar dari kesalahan).34 Itulah sebabnya Yusuf Al-Qarḍawy tidak mengikat dirinya pada salah satu mazhab yang ada di dunia ini. Kerena kebenaran itu menurutnya bukan hanya dimiliki satu mazhab saja. Menurutnya juga tidak pantas seorang muslim yang berpengalaman dan memiliki kemampuan untuk menimbang dan menguji, malah ia terikat pada satu mazhab atau tunduk kepada pendapat seorang ahli fiqh. Karena hal itu sejak awal Ali bin Abi Thalib mengatakan : “Jangan kamu kenali kebenaran itu kerena manusianya, tetapi kenalilah kebenaran itu, maka kamu akan kenal manusianya”.35

Seperti yang dikutip oleh Yusuf Al-Qarḍawy dari perkataan Imam Syafi‟i yaitu apa yang saya anggap benar mungkin juga salah dan apa yang di anggap salah mungkin juga benar. Dalam masalah ijtihad Yusuf Al-Qarḍawy merupakan seorang ulama kontemporer yang menyuarakan bahwa untuk menjadi seorang ulama mujtahid yang berwawasan luas dan berfikir objektif, ulama harus lebih banyak membaca dan menelaah buku-buku agama yang ditulis oleh non muslim. Menurutnya seorang ulama muslim yang bergelut dalam pemikiran hukum Islam tidak cukup hanya menguasai buku keIslaman karya ulama tempo dulu.36 Menanggapi adanya golongan yang menolak pembaharuan, termasuk pembaharuan hukum Islam, Yusuf Al-Qarḍawy menyampaikan pesan-pesan keagamaan melalui program

34Yusuf Qardhawi, Pasang Surut Gerekan Islam …hlm.

35Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam …hal.10.

36

khusus di radio dan telivisi Qatar.37 Melalui bantuan universitas, lembaga-lembaga keagamaan dan yayasan Islam di dunia arab, Yusuf Al-Qarḍawy sanggup melakukan kunjungan ke berbagai Negara Islam dan bukan Islam untuk misi keagamaan. Dalam tugas yang sama pada tahun 1989 ia sudah pernah ke Indonesia. Dalam berbagai kunjungannya ke negara-negara lain, ia aktif mengikuti berbagai kegiatan ilmiyah seperti seminar, muktamar, dan seminar tentang hukum Islam.38 Dia juga mengikuti Institut Imam Mesir di bawah Kementerian Agama (Eqyption Ministry Of Religious Endowments) sebagai pemateri sebelum kembali ke Doha (qatar) sebagai Dekan. Kemudian di Algeria beliau menjadi Ketua Dewan Sains di Universitas Islam dan Insitusi Tinggi pada tahun 1990-1991. Kemudian dia kembali ke Qatar sebagai Direktur Pusat Sirah dan sunnah di Universitas Qatar. Yusuf Al-Qarḍawy juga adalah sebagai Ketua Fatwa dan Penyelidikan Dewan Berasas di Ireland. Dia juga menjadi ketua Persatuan Sarjana Muslim Internasional (International Union For Muslim Scholars). Yusuf Al-Qarḍawy juga pernah di penjarakan oleh Raja Faronq pada tahun 1949, kemudian tiga kali sepanjang pemerintah terdahulu Gamal Abdul Nasser, sehingga dia meninggalkan Mesir dan pergi ke Qatar pada tahun 1961. Yusuf Al-Qarḍawy ialah salah satu pemegang saham utama dan Penasehat Syariah di Bank al-Taqwa, nasabah bank Luqano-Switzerland al-Taqwa, bank pembiyaan Terorisma Amerika Serikat yang disenaraikan sebagai pertumbuhan dengan al-Qaeda. Pada 2 agustus 2010, bank itu telah diambil

37Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam …hal.10.

38

alih oleh Dewan Keselamatan.39 Yusuf Al-Qarḍawy mempunyai tiga orang anak lelaki dan empat anak perempuan. Tiga daripada mereka memegang kedokteran dari Universitas British. Anaknya Ilham Yusuf Al-Qarḍawy adalah saintis Pengamat Nuklear Internasional, Addurahman Yusuf Qarḍawy pula ialah seorang Sastrawan dan aktivis di Mesir. Yusuf Al-Qarḍawy adalah seorang falsafah muslim mesir dan dosen bagian Islam. Satu program beliau yang paling populer ialah al-syariat wa al-hayah (syariah dan kehidupan), yang disiarkan di al-Jazeera, kira-kira 40 milyar pendengar seluruh dunia. Dia juga telah menghasilkan lebih dari 80 naskah kitab karangannya. Pada tahun 2008 foreigh policy magazine (Tabloid Kebijakan untuk Orang Asing) telah meletakkan Yusuf Al-Qarḍawy pada ranking nomor tiga dalam 20 golongan intelek paling top di seluruh dunia.40 Yusuf Al-Qarḍawy ialah orang yang dipercayai di pusat studi Islam, Universitas Oxford. Baru-baru ini beliau telah dinamakan konsultan teknikal untuk

multi-millon Dollar epic movie dalam bahasa Inggris tentang Nabi

Muhammad Saw.

Dokumen terkait