• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4.   Kayu pendorong

Kayu pendorong berfungsi untuk mendorong singkong supaya singkong dapat terus masuk kedalam pipa dan kemudian terpotong oleh pisau melingkar. Pendorong ini terbuat dari kayu dengan alasan karena ketika melakukan pendorongan singkong, pendorong ini kemungkinan membentur

28 pisau melingkar. Apabila pendorong terbuat dari besi maka dapat menyebabkan pisau melingkar menjadi tumpul sehingga gaya yang dibutuhkan untuk melakukan pendorongan akan menjadi besar. Oleh karena itu pendorong ini terbuat dari bahan kayu supaya tidak menyebabkan pisau melingkar menjadi tumpul ketika terjadi pembenturan dalam pendorongan.

Kayu pendorong ini berbentuk tabung. Diameter tabung pendorong adalah diameter bagian dalam pisau melingkar dikurangi 4 mm. Nilai 4 mm ini bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terbenturnya pisau dengan kayu pendorong dengan memberikan spasi antara pisau dengan kayu pendorong sebesar 2 mm dari seluruh sisinya.

Dalam rancang bangun alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar perlu dilakukan perhitungan antara hubungan dari jumlah pisau dengan diameter pipa supaya diperoleh jarak antar potongan yang sesuai yaitu berkisar antara 10 mm. Berikut perhitungan hubungan antara jumlah pisau dengan diamter pipa.

Gambar :

Gambar 15. Perhitungan jumlah pisau dan jarak antar pisau Diket :

29

* Dari keliling dalam pisau diketahui bahwa jumlah yang paling mendekati supaya jarak antar pisau 10 mm adalah 11 buah. Maka perlu dilakukan perhitungan jarak yang tepat

- jarak antar pisau =

* Sehingga dalam rancang bangun alat pengupas kulit singkong tipe melingkar dengan diameter pipa 46 mm dan diameter pisau 6 mm digunakan pisau berjumlah 11 buah dengan jarak antar pisau sebesar 9.7 mm.

Gambar 16. Jumlah pisau melingkar

Gambar 17. Desain rancangan alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar

30 5.5.  Rancang Bangun Alat Pengupas Kulit Singkong Tipe Pisau 

Melingkar 

Rancang bangun alat pengupas kulit singkong dilakukan sesuai dengan dimensi ukuran dan desain bentuk yang telah didapat dalam pendekatan desain.

Setelah alat ini selesai dipabrikasi segera dilakukan uji fungsional sederhana dengan menggunakan singkong untuk mengetahui tingkat keberhasilan alat yang dirancang bangun ini dalam memisahkan kulit singkong dengan daging buahnya.

Uji fungsional sederhana ini dilakukan pada singkong tanpa memperhatikan diameter yang digunakan.

Gambar 18. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar

Hasil yang diperoleh dalam uji fungsional sederhana ini yaitu pada diameter tertentu pengupasan berhasil dilakukan. Apabila diameter singkong terlalu kecil terdapat sebagian dari kulit singkong yang tidak berhasil dikupas, sedangkan apabila diameter singkong terlalu besar daging singkong akan pecah.

Sehingga diperlukan suatu analisis teknik untuk menentukan diameter singkong yang tepat yang dapat digunakan pada alat ini.

Dalam uji fungsional sederhana ini juga diperoleh hasil yaitu dalam proses pengupasan banyak daging buah yang hilang, dan juga ketika dilakukan pengupasan diperlukan tenaga untuk mendorong yang besar sehingga menyebabkan lelah dan sakit pada tangan pengguna. Karena hasil yang demikian maka penulis membuat modifikasi pada alat pengupas singkong ini supaya dapat mengurangi tenaga yang diperlukan dan mengurangi besar kehilangan daging buah.

31 5.5.1. Modifikasi I

Modifikasi alat pengupas kulit singkong tipe melingkar ini dilakukan dengan memperpendek panjang pisau menjadi 15 mm sedangkan sudut pisau masih sama seperti yang pertama yaitu sebesar 30o. Dengan dihilangkannya plat baja tersebut diharapkan gaya yang diberikan dari pisau dapat berkurang karena singkong mendapatkan tahanan dari pisau saja. Modifikasi alat dilakukan dengan membuat alat baru yang bentuk desain dan jumlah pisau sama seperti alat yang pertama.

Gambar 19. Pisau alat pengupas kulit singkong tipe melingkar (modifikasi I)

Gambar 20. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar (modifikasi I) Setelah dilakukan modifikasi alat pengupas singkong tipe pisau melingkar, dilakukan uji fungsional sederhana untuk mengetahui keberhasilan alat ini. Dari uji fungsional sederhana diperoleh hasil yang sama dengan alat pertama sebelum di modifikasi yaitu dalam melakukan pendorongan diperlukan tenaga yang besar dan kuat, selain itu pada alat modifikasi alat ini juga masih terdapat kehilangan daging buah sama seperti pada alat pertama.

5.5.2. Modifikasi II

Setelah mengetahui hasil dari uji fungsional pada alat kedua, maka dilakukan kembali modifikasi alat dengan mengubah letak posisi dari pisau

32 tersebut. Pisau tersebut dimodifikasi dengan membaginya dalam dua jalur sehingga letak posisi pisau melingkar dibuat selang seling. Karena letak posisi pisau yang dibuat selang seling maka jumlah pisau haruslah berjumlah genap supaya peletakan pisau pas.

Selain perubahan jalur pisau yang diubah menjadi dua jalur, modifikasi juga dilakukan dengan memperlebar jarak antar pisau menjadi sekitar 12.5 mm dengan alasan 12.5 mm merupakan jarak pertengahan antara 10 mm hingga 15 mm. Karena disini penulis melihat ketika dilakukan percobaan pendahuluan dalam menentukan konsep pada jarak 15 mm masih banyak kulit singkong yang terkelupas tetapi tidak sempurna.

Perubahan jalur pisau menjadi dua jalur dan memperlebar jarak antar potongan diharapkan dapat mengurangi tahanan yang diberikan pisau yang diberikan. Dengan jalur pisau yang dua jalur maka pertemuan antara pisau dengan singkong terjadi secara betahap setengah dahulu. Dan juga dengan jarak antar potongan yang lebih lebar menyebabkan jumlah pisau menjadi lebih sedikit sehingga tahanan yang diberikan menjadi sedikit.

Berhubung jarak dan jumlah pisau berubah maka diperlukan perhitungan kembali jarak dan jumlah pisau. Berikut perhitungannya :

Diket :

33

* Dari keliling dalam pisau diketahui bahwa jumlah yang paling mendekati supaya jarak antar pisau 12.5 mm dan berjumlah genap adalah 8 buah. Maka perlu dilakukan perhitungan jarak yang tepat

- Jarak antar pisau =

345 . 13 8 76 .

106 ÷ = mm

* Sehingga dalam rancang bangun alat pengupas kulit singkong tipe melingkar (modifikasi II) dengan diameter pipa 46 mm dan diameter pisau 6 mm digunakan pisau berjumlah 8 buah dengan jarak antar pisau sebesar 13.345 mm.

Gambar 21. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar (modifikasi II) Setelah alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar (modifikasi II) selesai di rancang bangun dan dipabrikasi, alat tersebut segera dilakukan uji fungsional sederhana sama seperti ketika belom dimodifikasi. Dari hasil uji fungsional alat pengupas singkong dengan tipe pisau melingkar (modifikasi II) diperoleh hasil pengupasan yang tidak sempurna, pada beberapa bagian kulit terdapat kulit yang tidak terkelupas dan juga pada pisau ini lebih banyak singkong yang mengalami pecah daging.

Berdasarkan dari hasil uji fungsional sederhana yang telah dilakukan pada alat pengupas kulit singkong tipe melingkar dan juga pada hasil modifikasinya maka penulis menyimpulkan bahwa alat pengupas singkong tipe pisau melingkar yang tepat adalah alat pertama dan modifikasi I. Sedangkan pada alat pengupas singkong tipe pisau melingkar (modifikasi II) dinyatakan gagal.

34 5.6. Analisis data 

Analisis data dilakukan untuk menentukan besar diemater yang tepat yang dapat digunakan pada alat pengupas kulit singkong tipe melingkar. Setelah ditemukan diameter yang tepat kemudian dicari besar rendemen dari penggunaan alat pengupas kulit singkong ini.

Penentuan besar diameter dilakukan dengan melakukan percobaan pengupasaan pada singkong dengan panjang 1-2 cm dan diameter antara 35 mm, 37 mm, dan 39 mm. Percobaan ini dilakukan sebanyak 100 kali ulangan.

Percobaan ini dilakukan dengan melihat hasil dari percobaan pengupasan singkong yang telah dikupas. Kulit singkong diumpamakan terbagi sesuai dengan jumlah spasi antar pisau. Karena jumlah pisau sebanyak 11 buah maka jumlah spasi antar pisaunya adalah sebesar 11 buah.

Hasil dari percobaan pengupasan singkong dengan diameter 35 mm dapat dilihat pada Lampiran 1. Dari hasil percobaan tersebut diperoleh hasil bahwa singkong dengan diameter 35 mm tidak dapat digunakan pada alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar karena hasil pengupasan gagal semua.

Dan pada pengupasan singkong dengan diameter 37 mm yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Diperoleh hasil berupa dari seratus kali percobaan 53%

singkong berhasil dikupas, 14% singkong berhasil dikupas namun daging menjadi pecah, 28% singkong gagal dikupas dan 5 persen singkong gagal dikupas dengan daging menjadi pecah.

Pada pengupasan singkong dengan diameter 39mm yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Diperoleh hasil berupa dari seratus kali percobaan 24%

singkong berhasil dikupas, 54% singkong berhasil dikupas namun daging menjadi pecah, 11% singkong gagal dikupas dan 11% singkong gagal dikupas dan dengan daging menjadi pecah.

Berdasarkan dari data tersebut penulis menyimpulkan bahwa diameter singkong yang tepat untuk alat pengupas ini adalah sebesar 37 mm. Hal ini dikarenakan dari jumlah bagian singkong yang terkelupas paling besar, sedikitnya kondisi akhir singkong yang pecah dan sedikitnya jumlah daging yang hilang.

35 Setelah diketahui besar diameter yang tepat, maka dilakukan pengukuran besar rendemen dari alat pengupas singkong tipe melingkar dengan singkong berukuran 37 mm.

Tahapan proses percobaan pengukuran rendemen yaitu pensortasian diameter singkong dengan menggunakana singkong yang berdiameter 37 mm dengan panjang 15 mm. Percobaan ini dilakukan sebanyak 10 kali ulangan dengan 10 buah singkong di masing-masing ulangan. Setelah pensortasian singkong, kesepuluh singkong di masing-masing ulangan ditimbang untuk memperoleh berat total singkong. Setelah itu singkong dikupas dengan alat pengupas. Setelah setiap ulangan selesai pengupasan segera dilakukan perhitungan berat daging singkong, kulit dan daging terbuang. Data hasil pengukuran rendemen dengan menggunakan alat dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Data hasil pengukuran rendemen pengupasan menggunakan pisau melingkar

Ulangan

Berat total awal sebelum pengupasan (g)

Berat setelah terkelupas (g)

rendemen

36 Setelah dilakukan pengukuran rendemen dengan mengunakan alat, maka penulis melakukan pengukuran rendemen dengan menggunakan pengupasan manual dengan tangan. Pada pengukuran rendemen ini singkong diukur berat total awal sebesar kira-kira 1 kg, setelah itu dikupas dengan tangan dan kemudian ditimbang hasil pengupasan. Data hasil pengukuran rendemen secara manual dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Data hasil pengukuran rendemen pengupasan secara manual

Ulangan

rata-rata 1.144 0.963  0.181  84.03 % 

 

Dari hasil pengukuran rendemen diketahui bahwa pengukuran rendemen pengupasan dengan pisau melingkar sebesar 75.46 %, dan pengukuran rendemen pengupasan secara manual sebesar 84.03 %. Sehingga besar daging yang terbuang adalah sebesar 8.57 %.

5.7. Analisis Gaya 

Analisis gaya yang terjadi pada proses pengupasan kulit singkong dengan menggunakan alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar, dianalisis dengan menghubungkan Hukum Newton ketiga, dimana ada gaya aksi maka ada pula gaya reaksi yang arahnya berlawanan gaya aksi.

37 Metode yang dilakukan dalam analisis gaya ini adalah dengan menghitung gaya yang terjadi pada proses pengupasan. Berikut gambar persamaan gaya yang terjadi. Diasumsikan pada proses pengupasan ini pisau yang memberikan tekanan pada singkong.

Gambar 22. Persamaan gaya pada alat pengupas kulit singkong

Gambar diatas adalah analisis gaya pada alat pengupas singkong secara keseluruhan. Dari gambar persamaan diatas besar Fsingkong adalah nilai tahanan total yang diberikan oleh singkong. Sedangkan nilai Falat/dorong adalah besar gaya yang diberikan oleh pisau atau besar gaya dorong. Supaya pengupasan berhasil maka nilai Fsingkong harus lebih kecil dari Falat/dorong.

Selain gaya keseluruhan yang terjadi penulis juga menganalis gaya yang terjadi pada masing masing pisau. Gaya yang terjadi pada pisau terdiri dari gaya beban pisau dan gaya tahanan singkong. Gaya beban pisau adalah gaya beban alat/dorong dibagi 11 (jumlah pisau). Gaya gesek pisau depengaruhi oleh besar koefisien gesek (μ) plat baja dikali gaya normal. Koefisien gesek (μ) plat baja sebesar 0.45 Gaya tahanan singkong merupakan gaya yang menyebar dan merupakan gaya singkong dibagi luas singkong yang bersentuhan.

F

singkong

F

alat/dorong

Singkong

Pisau melingkar

38

Gambar 23. Persamaan gaya pada pisau saat saat pengupasan

Falat/dorong = Fsingkong …...(2)

Falat/dorong = Fp x 11 ………...………(3)

Fp = N ………...(4)

Fsingkong = fs x A x 11 ………..……….(5)

fgesek = N x μ ………...(6)

Maka persamaannya adalah

Fp = Fs x A + fgesek ………...(7)

Dalam penelitian ini penulis melakukan percobaan untuk mengetahui besar nilai gaya beban pisau atau dorongan. Percobaan dilakukan dengan melakukan pengupasan diatas timbangan. Kemudian dengan memperhatikan nilai yang terdapat pada timbangan, alat ditekan perlahan-lahan. Apabila singkong sudah terkupas maka nilai maksimal yang tertera adalah beban kerja alat tersebut.

Data hasil pengukuran gaya beban/dorong dapat dilihat pada tabel 6.

singkong

N

f

s

f

s

pisau

F

p Ket:

Fp = Gaya pisau fs = Tahanan singkong fgesek = Gaya gesek pisau N = Gaya normal

f

gesek

f

gesek

39 Tabel 6. Data hasil pengukuran gaya

Ulangan Beban (kg) Gaya beban/dorong (N)

1 18 176.58

2 15 147.15

3 19 186.39

4 24 235.44

5 13 127.53

Rata-rata 17.8 174.618

  

Berikut perhitungan analisis gaya.

Falat/dorong = 174.618 N Fp = Falat/dorong : 11

= .

=

15.87 N fgesek = 15.87 x 0.45 x cos 15o

= 6.9 N

A =2x x 15 mm

= 45 mm2 fs = (Fp – fgesek): A

fs = . .

= 0.19 N/mm2

Berdasarkan hasil percobaan pengukuran gaya dan hasil perhitungan analisis gaya diperoleh besar gaya total yang diperlukan adalah sebesar 174.618 N dan besar tahanan singkong sebesar 0.19 N/mm2. Dari tabel dapat dilihat bahwa untuk melakukan pengupasan diperlukan gaya yang cukup besar, sehingga ketika melakukan pengupasan tangan pengupas menjadi sakit

40

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian yang berjudul “Rancang Bangun alat pengupas kulit singkong sederhana” antara lain adalah:

1. Konsep fungsional yang dapat dijadikan alat pengupas kulit singkong adalah konsep alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar.

2. Secara fungsional alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar berhasil memisahkan kulit singkong dan daging singkong.

3. Alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar ini terdiri atas pipa, pisau dan kayu pendorong.

4. Alat pengupas kulit singkong ini tepat digunakan untuk singkong berdiameter 37 mm. Sehingga jarak selisih antara diameter singkong dengan diameter pisau terluar adalah 3 mm.

5. Pada pengujian alat didapat besar rendemen pengupasan dengan pisau melingkar ini sebesar 75.46%, sedangkan besar rendemen dengan pengupasan manual sebesar 84.03 %, sehingga terdapat perbedaan sebesar 8.57 % yang dianggap sebagai kehilangan daging buah.

6. Kendala yang dihadapi :

a. Alat pengupas ini hanya dapat digunakan pada diameter tertentu dan panjang tertentu.

b. Untuk dapat digunakan pada ukuran singkong yang lain diperlukan pembuatan alat serupa yang sesuai dengan diameter singkong yang akan dikupas.

c. Dalam penggunaan diperlukan alat penyeragam panjang singkong dan alat sortasi berdasarkan diameter singkong

d. Dalam melakukan pengupasan diperlukan tenaga yang besar sehingga menyebabkan lelah dan sakit tangan pengguna.

41 B. Saran

Saran penulis setelah melakukan penelitian ini adalah:

1. Perlu pengembangan dan penelitian lebih lanjut untuk alat pengupas kulit singkong supaya dapat memperkecil besar daging buah yang hilang, dan dapat digunakan untuk berbagai diameter serta memperingan tenaga yang dibutuhkan untuk mengupas.

2. Pengembangan alat pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar dapat menggunakan per pada pisaunya sehingga pisau dapat mengikuti diameter singkong yang berubah-ubah.

3. Dalam pembuatan pisau seharusnya diperhatikan besar sudut dan ketajaman pisau supaya pisau tidak berbeda-beda dan pemasangan pisau perlu diperhatikan kembali posisi mata pisau supaya mata pisau tegak lurus dengan permukaan pipa. Dapat juga dilakukan dengan membuat cetakan/cast iron supaya hasil lebih seragam.

42

DAFTAR PUSTAKA

Darjanto dan Murjati. 1980. Khasiat, Racun, dan Masakan Ketela Pohon.

Yayasan Dewi Sri, Bogor.

Adetan, D A et all. 2006. Theory of a mechanical method of peeling cassava tubers with knives. Nigeria: Obafemi Awolowo University.

http://www.ristek.go.id.

Isnamurti. 2008. Ubi Kayu Manihot Esculenta Sebagai Bahan Alternative Pengganti Bensin Bioetanol Yang Ramah Lingkungan.

www.isnamurti.wordpress.com. [3 maret 2009]

Anonym. 2009. Aspek Botani Singkong.

http://brmc.biotrop.org/web/content/produk_full.php?id_produk=5 [26 Februari 2009]

Sularso dan S, Kiyokatsu. 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta.

Ullman, David G. 1992. The Mechanical Design Process. McGraw-Hill, Inc:

New York.

Pakpahan, D. 1982. Statika dan Dinamika. Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Anonym. 2009. Coefficient of Friction Values for Clean Surfaces.

http://www.school-for-champions.com/science/friction_coefficient.htm [11 september 2009]

43

LAMPIRAN

44 Lampiran 1. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 35 mm

Ulangan  Bagian

terkupas Ketarangan    Ulangan  Bagian

terkupas Ketarangan

45 Lampiran 1. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 35 mm

(lanjutan…)

38  0 Gagal    88  3/11 Gagal 

39  1/11 Gagal    89  6/11 Gagal 

40  6/11 Gagal 90  0 Gagal

41  3/11 Gagal    91  0 Gagal 

42  0 Gagal    92  0 Gagal 

43  0 Gagal    93  8/11 Gagal 

44  0 Gagal 94  0 Gagal

45  2/11 Gagal    95  0 Gagal 

46  0 Gagal    96  0 Gagal 

47  0 Gagal 97  0 Gagal

48  0 Gagal    98  4/11 Gagal 

49  0 Gagal    99  0 Gagal 

50  0 Gagal    100  1/11 Gagal 

46 Lampiran 2. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 37 mm

Ulangan  Bagian

terkupas Ketarangan    Ulangan  Bagian

terkupas Ketarangan 

13  11/11 Berhasil    63  11/11 Berhasil 

14  11/11 Barhasil    64  11/11 Berhasil 

15  11/11 Barhasil 65 11/11 Pecah

16  11/11 Berhasil    66  11/11 pecah 

17  11/11 Berhasil    67  11/11 Berhasil 

18  10/11 Gagal 68 7/11 Gagal 

19  11/11 Pecah    69  10/11 Gagal/pecah

20  10/11 Gagal/pecah    70  11/11 Berhasil 

21  11/11 Berhasil    71  11/11 Berhasil 

22  11/11 Pecah 72 11/11 Berhasil

23  11/11 Pecah    73  11/11 Pecah 

24  11/11 Berhasil    74  10/11 Gagal 

25  11/11 Pecah    75  11/11 Berhasil 

26  11/11 Berhasil 76 11/11 Berhasil

27  7/11 Gagal    77  10/11 Gagal 

28  11/11 Berhasil    78  7/11 Gagal 

29  11/11 Berhasil 79 11/11 Berhasil

30  11/11 Berhasil    80  11/11 Berhasil 

31  11/11 Berhasil    81  11/11 Berhasil 

32  11/11 Berhasil    82  11/11 Berhasil 

33  11/11 Berhasil 83 11/11 Pecah

34  11/11 Pecah    84  11/11 Berhasil 

35  11/11 Berhasil    85  10/11 Gagal/pecah

36  11/11 Berhasil 86 11/11 Berhasil

37  10/11 Gagal    87  11/11 Berhasil 

47 Lampiran 2. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 37 mm

(lanjutan…)

38  11/11 Berhasil    88  11/11 Berhasil 

39  9/11 Gagal    89  11/11 Berhasil 

40  10/11 Gagal 90 10/11 Gagal 

41  10/11 Gagal    91  7/11 Gagal 

42  11/11 Berhasil    92  5/11 Gagal 

43  11/11 Berhasil    93  8/11 Gagal/pecah

44  11/11 Berhasil 94 10/11 Gagal/pecah

45  10/11 Gagal    95  7/11 Gagal 

46  11/11 Pecah    96  11/11 Pecah 

47  11/11 Berhasil 97 11/11 Pecah

48  10/11 Gagal    98  11/11 Berhasil 

49  8/11 Gagal    99  9/11 Gagal 

50  8/11 Gagal    100  10/11 Gagal 

48 Lampiran 3. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 39 mm

Ulangan  Bagian

terkupas Ketarangan    Ulangan  Bagian

terkupas Ketarangan 

18  11/11 Berhasil 68 7/11 Gagal/pecah

19  11/11 Berhasil    69  8/11 Gagal/pecah

20  11/11 Pecah    70  11/11 berhasil 

26  11/11 Berhasil 76 11/11 Pecah

27  11/11 Berhasil    77  11/11 Pecah 

28  11/11 Pecah    78  3/11 Gagal/pecah

29  8/11 Gagal  79 5/11 Gagal 

30  8/11 Gagal    80  11/11 Pecah 

31  10/11 Gagal/pecah    81  11/11 Pecah 

32  9/11 Gagal    82  11/11 Pecah 

33  11/11 Berhasil 83 9/11 Gagal/pecah

34  11/11 Berhasil    84  11/11 Pecah 

35  11/11 Pecah    85  11/11 Pecah 

36  10/11 Gagal/pecah 86 11/11 Pecah

37  11/11 pecah    87  11/11 pecah 

49 Lampiran 3. Tabel percobaan pengupasan kulit singkong diameter 39 mm

(lanjutan…)

38  11/11 Pecah    88  11/11 Pecah 

39  11/11 pecah    89  11/11 Pecah 

40  11/11 Berhasil 90 11/11 Pecah

41  11/11 pecah    91  11/11 Berhasil 

42  7/11 Gagal    92  11/11 Pecah 

43  9/11 Gagal    93  11/11 Pecah 

44  11/11 Pecah 94 10/11 Gagal 

45  10/11 Gagal/pecah    95  11/11 Pecah 

46  11/11 Berhasil    96  11/11 Pecah 

47  11/11 Pecah 97 11/11 Berhasil

48  11/11 Berhasil    98  11/11 pecah 

49  11/11 Berhasil    99  11/11 Pecah 

50  11/11 Berhasil    100  11/11 Pecah 

50 Lampiran 4. Gambar hasil pengupasan kulit singkong dengan menggunakan alat

pengupas kulit singkong tipe pisau melingkar

Gambar 24. Gambar hasil pengupasan kulit singkong berhasil

Gambar 25. Gambar hasil pengupasan kulit singkong pecah

Gambar 26. Gambar hasil pengupasan kulit singkong gagal

Dokumen terkait