BAB II – TINJAUAN PUSTAKA
2.7 Peneliti Terdahulu
Referensi dari peneliti terdahulu akan dijelaskan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5Referensi Peneliti Terdahulu
NO. Peneliti Judul Kota Tahun Kriteria
1 Jyotirmoy Dalal
Prioritization of Rural Roads: AHP in Group Decision
India 2010 Indeks keKetertinggalanan, konektivitas ke pelayanan, konektivitas ke jaringan jalan, kepadatan penduduk, kondisi jaringan jalan, volume lalu lintas
2 Kamal M. Al-Subhi Al-Harbi
Aplication of the AHP in Project Management
Saudi Arabia 2001 Pengalaman, stabilitas keuangan, kualitas penampilan, tenaga manusia, sumberdaya peralatan, beban pekerjaan
3 Rizal Afriansyah, dkk
2012 Lalu lintas, tata ruang, ekonomi, lingkungan, pariwisata, finansial
Makassar 2015 Karakteristik lalu lintas, tata guna lahan, kondisi perkerasan, preferensi
5 Nur Ali, dkk
Studi Pengembangan Jaringan Jalan Kabupaten di Kabupaten Pinrang – Sulawesi Selatan Berbasis Metode Analisis Multi Kriteria
Sulawesi Selatan
2012 Akomodasi perjalanan, keterpaduan hirarki sistem jaringan, keterpaduan antar moda transportasi, aksesibilitas, biaya pengoperasian, efektifitas dalam mendukung pengembangan wilayah, kesiapan daerah dalam mendukung efektif &
efisiensinya
6 Sy. Mulian Studi Pengembangan Kalimantan 2013 Kriteria pertama adalah kriteria permasalahan
NO. Peneliti Judul Kota Tahun Kriteria
Oktari, dkk Jaringan Jalan Di
Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Dengan Menggunakan Metode Multi Kriteria
Tengah yang meliputi akomodasi terhadap kebutuhan perjalanan, keterpaduan hirarki jaringan jalan, pemerataan aksesibilitas dan koneksitas, keterpaduan RTRW, keterpaduan antar moda transportasi, serta biaya penyediaan dan pengoperasian. Kedua adalah kriteria sektor penanganan jalan, yaitu sektor peningkatan jalan dan sektor pemeliharaan periodik.
7 Rado Hotrin
2011 Aksesibilitas, peningkatan hubungan antar daerah, kemudahan transportasi, penghematan waktu tempuh.
8
Ali Abdi, Mir Pouya Naseri Alavi, et all
Allocation of CNG Stations in Urban Street Networks Based on GIS
Approach and Prioritization with AHP
and Topsis Methods (Case Study: Rasht City)
Iran 2012 Land uses, jaringan jalan, populasi, volume lalulintas, fasilitas infrastruktur, dan akses.
9
Warich Temrungsie, Winnai
Raksuntron, et all
AHP-based Prioritiization on Road Accidents Factors: A Case Study of Thailand
Thailand 2015 Infrastuktur, ekonomi, lingkungan dan sosial, dan manajemen keselamatan.
10 Maher M Aburas, Sabrina HO
Land suitability analysis of urban growth in
Malaysia 2017 Sosial ekonomi, akses, fisik area, dan lingkungan.
NO. Peneliti Judul Kota Tahun Kriteria Abdullah, et all Seremban Malaysia,
using GIS based Analytical Hierarchy Process.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu berdasarkan bagan alir seperti terlihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian Mulai
Pengumpulan Data
Pengolahan data
Membuat hirarki dan menentukan kriteria serta alternatif
Menghitung bobot setiap kriteria dengan menggunakan metode
AHP
Menghitung Consistency Ratio (CR)
CR ≤ 0,1
Menginput bobot setiap alternatif pada Software QGIS No
Yes
Hasil urutan pengembangan jaringan jalan
Selesai
Penelitian dilakukan secara eksploratif, lapangan, kuantitatif dan kualitatif.
Artinya data-data yang diperoleh dari lapangan. Data yang diperoleh akan dilakukan analisa pengambilan keputusan sehingga didapatkan keputusan yang mutlak. Metode penelitian ini dijelaskan dalam beberapa tahap.
3.1 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder a. Data Primer
1. Data konektivitas ke publik diperoleh dari Google Earth:
a. Titik lokasi perkantoran b. Titik lokasi pendidikan c. Titik lokasi peribadatan d. Titik lokasi kesehatan 2. Data Volume Kenderaan:
a. Rute Angkutan Umum
3. Peta Lokasi Penelitian diperoleh dari Website BAPPEDA Kota Tanjungbalai dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Lokasi Penelitian
Menurut RTRW Kota Tanjungbalai tahun 2013-2033 ruang lingkup wilayah perencanaan RTRW adalah sebagai berikut:
3. Batas wilayah perencanaan RTRW meliputi :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pematang Sei Baru Kecamatan Tanjungbalai, Kabupaten Asahan.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sei Dua Hulu Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Air Joman dan Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten
d. Asahan.
e. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Asahan/Kecamatan Sungai Kepayang.
4. Cakupan wilayah perencanaan RTRW meliputi seluruh wilayah administrasi Kota Tanjungbalai dengan luas 6.052 (enam ribu lima puluh dua) hektar yang mencakup enam kecamatan, meliputi:
a. Kecamatan Datuk Bandar terdiri atas lima kelurahan, yaitu:
1. Kelurahan Sijambi 2. Kelurahan Pahang 3. Kelurahan Gading 4. Kelurahan Sirantau 5. Kelurahan Pantai Johor.
b. Kecamatan Datyk Bandar Timur terdiri atas lima kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Bunga Tanjung 2. Kelurahan Selat Lancang
3. Kelurahan Selat Tanjung Medan 4. Kelurahan Semula Jadi
5. Kelurahan Pulau Simardan.
c. Kecamatan Datuk Bandar Selatan terdiri atas enam kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Tanjungbalai Kota II 2. Kelurahan Tanjungbalai Kota I 3. Kelurahan Karya
4. Kelurahan Perwira
5. Kelurahan Indra Sakti 6. Kelurahan Pantai Burung.
d. Kecamatan Tanjungbalai Utara terdiri atas lima kelurahan, yaitu:
1. Kelurahan Tanjungbalai Kota III 2. Kelurahan Mata Halasan
3. Kelurahan Kuala Silo Bestari 4. Kelurahan Tanjungbalai Kota IV 5. Kelurahan Sejahtera.
e. Kecamatan Sei Tualang Raso terdiri atas lima kelurahan, yaitu:
1. Kelurahan Pasar Baru 2. Kelurahan Keramat Kubah 3. Kelurahan Sumber Sari 4. Kelurahan Muara Sentosa 5. Kelurahan Sei Raja.
f. Kecamatan Teluk Nibung terdiri atas lima kelurahan, yaitu:
1. Kelurahan Beting Kuala Kapias 2. Kelurahan Kapias Pulau Buaya 3. Kelurahan Sei Merbau
4. Kelurahan Pematang Pasir 5. Kelurahan Perjuangan.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari Dinas Bina Marga dan Dinas BAPPEDA Tanjungbalai meliputi data karakteristik jalan:
a. Nama jaringan jalan b. Kondisi jaringan jalan c. Status jaringan jalan d. LHR kenderaan.
Menurut RTRW Kota Tanjungbalai tahun 2013 – 2033, peningkatan jaringan jalan yang kan dilakukan meliputi jaringan jalan arteri primer, arteri sekunder dan jalan kolektor.
• Jaringan jalan primer meliputi:
1. Ruas Jl. Husni Thamrin
2. Ruas Jl. Bakti ABRI 3. Ruas Jl. AMD 60 4. Ruas Jl. Usman Husein 5. Ruas Jl. Beting Semelur 6. Ruas Jl. Binjai.
• Jaringan jalan sekunder meliputi:
1. Ruas Jl. AMD 55 13. Ruas Jl. Melati/Sriwijaya 14. Ruas Jl. Prof. DR. F.L Tobing 15. Ruas Jl. D.I. Panjaitan
16. Ruas Jl. Sei Kogem 17. Ruas Jl. Sipori-pori 18. Ruas Jl. Pematang Pasir 19. Ruas Jl. Timur Jaya
27. Ruas Jl. HOS. Cokroaminoto 28. Ruas Jl. Imam Bonjol
29. Ruas Jl. Ahmad Yani 30. Ruas Jl. Mesjid
31. Ruas Jl. Sisingamangaraja 32. Ruas Jl. Kirab Remaja
33. Ruas Jl. Besar Pematang Pasir/Bts. Kota Tanjungbalai 34. Ruas Jl. H. Adam Malik.
• Jaringan jalan kolektor, meliputi:
1. Ruas Jl. H. Adlin Siddin
9. Ruas Jl. Cendrawasih 10. Ruas Jl. Ade Irma Suryani 11. Ruas Jl. Kapten Tandean 12. Ruas Jl. Khairil Anwar 13. Ruas Jl. Jeruk
14. Ruas Jl. Pembangunan I 15. Ruas Jl. Al Wathoniah 16. Ruas Jl. SMU 3.
3.2 Pengolahan Data
Data yang diperoleh, dikumpulkan dan diolah berdasarkan masing-masing ruas jalan yang diteliti
3.3 Membuat Hirarki dan Kriteria serta Alternatif Penanganan
Pembuatan hirarki keputusan dapat dilihat berdasarkan skema yang ada dihalaman selanjutnya. Pengaruh setiap kriteria terhadap jaringan jalan dapat dilihat pada Gambar 3.3 di bawah ini.
Volume Lalu Lintas
Konektivitas ke Publik +
Gambar 3.3Diagram Pengaruh Setiap Kriteria
Skema hirarki dari setiap kriteria penilaian disusun berdasarkan tingkat level kriteria. Skema hirarki tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.
Berdasarkan beberapa review penelitian terdahulu, maka penelitian ini mengambil beberapa kriteria AHP dalam menentukan keputusan seperti dibawah ini:
1. Indeks Lingkungan Ketertinggalan
Kriteria ini dinilai berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adinda Juwita Nasution. Kriteria indeks lingkungan Ketertinggalan adalah kriteria penilaian kondisi sosial dan ekonomi suatu lingkungan yang diteliti. Semakin tinggi nilai indeks lingkungan Ketertinggalan yang ada, maka semakin tinggi nilai prioritas pengembangan jaringan jalan tersebut.
2. Konektivitas ke Publik
Penilaian konektivitas ke publik diperlukan untuk melihat kegiatan/aktivitas apa saja yang terjadi dipemukaan jaringan jalan tersebut.
Kriteria ini terdiri dari beberapa sub-kriteria yang akan dinilai, yaitu:
a) Sub-Kriteria Perkantoran, yang terdiri dari sub-sub-kriteria:
• Kantor KUA + Pengembangan Tingkat
Jaringan Jalan
• Kantor BKD.
b) Sub-Kriteria Pendidikan, yang terdiri dari sub-sub-kriteria:
• TK/SD
• SMP/SMA
• Perguruan Tinggi.
c) Sub-Kriteria Pendidikan, yang terdiri dari sub-sub-kriteria:
• Polres
• Polsek
• Pemadam Kebakaran.
d) Sub-Kriteria Peribadatan, yang terdiri dari sub-sub-kriteria:
• Masjid
• Gereja
• Vihara.
e) Sub-Kriteria Kesehatan, yang terdiri dari sub-sub-kriteria:
• Rumah Sakit
• Puskesmas
• Klinik.
f) Sub-Kriteria Infrastruktur, yang terdiri dari sub-sub-kriteria:
• Perdagangan
• Bank
• Sarana Pelayanan Umum
• Rumah Penduduk
• Komplek Perumahan.
g) Sub-Kriteria Transportasi, yang terdiri dari sub-sub-kriteria:
• Stasiun Kereta Api
• Terminal Bus
• Pelabuhan.
3. Status Jaringan Jalan
Penentuan prioritas pengembangan jaringan jalan juga dipengaruhi status jaringan jalan, penilaian dilakukan berdasarkan tingkat kelas jalan. Tingkat kelas
jalan yang dinilai yaitu berdasarkan jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota.
4. Kondisi Fisik Jalan
Kondisi fisik jalan dilihat dari tingkat kerusakan permukaan jalan tersebut.
Semakin tinggi tingkat kerusakan jalan tersebut, maka semakin tinggi tingkat prioritas pengembangan jalannya. Tingkat kerusakan jalan yaitu baik, sedang, sedang/rusak, rusak, dan rusak berat.
5. Lalulintas
Berdasarkan kriteria lalulintas, terdapat sub-kriteria penilaian yaitu LHR kenderaan dan rute angkutan umum. Setiap jaringan dihitung LHR kenderaan yang terjadi, dan dilihat apakah di ruas jalan tersebut terdapat rute angkutan umum atau tidak.
3.4 Tahapan Menghitung Bobot Setiap Kriteria
Pada tahap ini setiap kriteria yang ada akan diberi pembobotan/nilai. Bobot yang diberika berdasarkan tingkat pengelompokan masing-masing kriteria.
Pemberian pembobotan setiap keriteria dihitung berdasarkan tingkat prioritas kepentingan dari masing-masing keriteria, sebagai berikut:
1 = Kedua elemen sama pentingnya 3 = Sedikit lebih penting
5 = Sangat penting 7 = Lebih penting
9 = Mutlak lebih penting
2, 4, 6, dan 8 = Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan
3.5 Tahap Menghitung Nilai Consistency Ratio (CR)
Apabila pada tahap ini diperoleh CR ≤ 0,1 maka dilanjutkan ketahap selanjutnya, tetapi apabila CR ≥ 0,1 maka kembali ke tahap penentuan kriteria penanganan.
3.6 Tahapan Input Bobot Kedalam Software QGIS
Tahap ini dilakukan dengan cara menginput bobot setiap kriteria yang ada sehingga dapat dilihat tingkat kriteria tertinggi sampai dengan terendah sehingga dapat diketahu alternatif apa yang akan dipilih. Pengolahan data pada Software Qgis dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:
Gambar 3. 5 Flowchart tahap analisa menggunakan Qgis
1. Menambahkan layer- layer yang dibutuhkan dengan cara Layer – Tambah Lapisan – Tambah Layer vektor kemudian pilih layer apa saja yang diperlukan. Seperti pada Gambar 3.6 dibawah ini:
Input Layer
Gambar 3.6Tahapan menambahkan layer baru
2. Setelah memasukkan layer yang dibutuhkan, dilakukan buffering/pelebaran garis jaringan jalan pada 20 meter terhadap garis agar dapat dihitung titik-titik yang ada disetiap jaringan jalan tersebut. Tahap buffering dapat dilihat pada Gambar 3.7 dan hasil buffering jalan dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.7Tahapan buffering jaringan jalan
Gambar 3.8 Hasil buffering jaringan jalan
3. Tahap selanjutnya input layer yang dibutuhkan, misalnya layer pendidikan dan melakukan penghitungan jumlah pendidikan. Tahapan penghitungan layer pendidikan, dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Tahapan input layer yang akan dihitung
4. Kemudian keluar hasil jumlah pendidikan TK/SD yang ada disetiap jaringan jalan terlihat pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10Hasil perhitungan titik layer pendidikan
BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisa menggunakan metode AHP
Motivasi utama penggunaan AHP adalah untuk menghitung bobot setiap kriteria, sub-kriteria serta sub-sub-kriteria yang ada, dengan cara melakukan perhitungan matriks perbandingan berpasangan. Selanjutnya, nilai sintesis matriks dapat diproses untuk kemudian menghitung nilai CR <0,1 dalam rangka mengecek konsistesinya.
Kriteria AHP dilakukan dengan metode expert judgement atau dengan metode yang disepakati oleh para ahli (stekholders) serta berdasarkan jurnal-jurnal ilmiah yang terkait dengan penelitian ini. Kriteria penilaian yang telah dijelaskan, yaitu:
• Indeks lingkungan ketertinggalan (ILK)
• Konektivitas ke publik (KP)
• Status jaringan jalan (SJ)
• Kondisi fisik jalan (KFJ)
• Lalulintas (LL)
Penilaian bobot antar kriteria tersebut dilakukan dengan Focus Group Discussion yang melibatkan para ahli dari Universitas Sumatera Utara, antara lain:
1. Dr.Ir. Ahmad Perwira Mulia, MSc 2. Medis S. Surbakti, ST, MT, PhD 3. Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan 4. Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE 5. Ir. Rudi Iskandar, MT
Hasil dari diskusi tersebut dapat dilihat pada skema skala perbandingan antara dua kriteria pada Gambar 4.1:
skala Perbandingan
Gambar 4.1Skema skala perbandingan dua alternatif
Proses perhitungan matriks perbandingan berpasangan AHP dapat dipecah dalam 2 tahapan, yaitu:
1. Tahapan penyusunan matriks dan perhitungan bobot
Pada tahapan ini dilakukan penyusunan matriks dari seluruh kriteria yang ada dan disusun pada Tabel 4.1, kemudian nilai matriks tersebut dirubah menjadi desimal seperti terlihat pada Tabel 4.2.
9 7 5 3 1 3 5 7 9
Tabel 4.1 Matriks perbandingan kriteria
Tabel 4.2Matriks perbandingan kriteria
Matriks Perbandingan
Setelah menyusun matriks perbandingan dalam sebuah tabel, maka dilakukan perhitungan sintesis matriks menggunakan nilai kriteria yang ada Tabel 4.2. Proses perhitungan sintesis matriks dijelaskan sebagai berikut:
• Kolom 1 • Kolom 2 • Kolom 3
0,25
Tabel 4.3 Sintesis matriks kriteria
Sintesis Matriks
2. Tahapan perhitungan konsistensi
Tahapan ini dilakukan perhitungan konsistensi untuk melihat nilai hasil AHP memenuhi persyaratan CR < 0,1 atau tidak. Apabila nilai konsistensi tidak terpenuhi, maka dilakukan kembali perhitungan AHP dengan cara tahap 1 yang sebelumnya. Untuk mendapatkan nilai rasio, maka dilakukan perhitungan λmax terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut:
0,399
Hasil perkalian matriks di atas dibagi lagi dengan bobot dari setiap kriteria tersebut:
1,596
Setelah diperoleh nilai λmax, maka selanjutnya dihitung nilai concistency ratio index (CI) dan menghitung nilai concistency ratio (CR) dengan menggunakan nilai random consistency (RI) (Tabel 2.4) dengan nilai RI = 1,21 untuk n = 5. Perhitungan CI dan CR adalah sebagai berikut:
CI = λmax - n
Hasil dari seluruh perhitungan nilai AHP diatas, ditabulasikan kedalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4Hasil perhitungan nilai AHP kriteria utama
Perkalian Matriks
Langkah-langkah perhitungan di atas diulang kembali terhadap setiap kriteria penilaian sehingga diperoleh nilai bobot harus sesuai dengan persyaratan CR < 0,1.
Sub-Kriteria Konektivitas ke Publik
Dengan menggunakan cara yang sama seperti yang sebelumnya, dilakukan juga perhitungan nilai AHP terhadap sub-kriteria. Nilai hasil skema skala
perbandingan disusun dalam Tabel 4.5 dan kemudian dilakukan perubahan nilai menjadi desimal seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.5 Matriks perbandingan kriteria konektivitas ke publik
Matriks Perbandingan
Tabel 4.6 Sintesis matriks kriteria konektivitas ke publik
Sintesis Matriks
Tabel 4.7Hasil nilai AHP kriteria konektivitas ke publik
Perkalian Matriks
Sub-Kriteria Status Jaringan Jalan
Dengan menggunakan cara yang sama seperti yang sebelumnya, dilakukan juga perhitungan nilai AHP terhadap sub-kriteria. Nilai hasil skema skala perbandingan disusun dalam Tabel 4.8 dan kemudian dilakukan perubahan nilai menjadi desimal seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.8 Matriks perbandingan sub-kriteria status jaringan jalan
Matriks Perbandingan
Tabel 4.9 Sintesis perbandingan sub-kriteria status jaringan jalan
Sintesis Matriks
SJJ Nasional Prov Kab/Kota Vector Prioritas
Nasional 0,111 0,077 0,130 0,106
Prov 0,333 0,231 0,217 0,260
Kab/Kota 0,556 0,692 0,652 0,633
Total 1,00 1,00 1,00 1,00
Tabel 4.10 Perhitungan CR sub-kriteria status jaringan jalan
Perkalian Matriks
Sub-Kriteria Kondisi Jaringan Jalan
Dengan menggunakan cara yang sama seperti yang sebelumnya, dilakukan juga perhitungan nilai AHP terhadap sub-kriteria. Nilai hasil skema skala perbandingan disusun dalam Tabel 4.11 dan kemudian dilakukan perubahan nilai menjadi desimal seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.11 Matriks perbandingan sub-kriteria kondisi jaringan jalan
Matriks Perbandingan
KFJ Baik Sedang Sedang/Rusak Rusak Rusak Berat
Baik 1 1/2 1/4 1/7 1/9
Tabel 4.12 Sintesis perbandingan sub-kriteria kondisi jaringan jalan
Sintesis Matriks
KFJ Baik Sedang Sedang/Rusak Rusak Rusak Berat Vector Prioritas
Baik 0,043 0,030 0,024 0,031 0,062 0,038
Tabel 4.13 Perhitungan CR sub-kriteria kondisi jaringan jalan
Perkalian Matriks
Berdasarkan perhitungan nilai bobot menggunakan metode AHP, maka diperoleh seluruh hasil nilai bobot dari masing-masing kriteria. Nilai bobot tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Tabulasi bobot seluruh kriteria penilaian
Perkantoran 0,041 0,012
KUA 0,044 0,0005
Pendidikan 0,070 0,021
TK/SD 0,260 0,0055
Kebakaran 0,548 0,0597 Peribadatan 0,025 0,007 Masjid 0,106 0,0008 Puskesmas 0,110 0,0054 Klinik 0,309 0,0152
Infrastruktur 0,155 0,047
Perdaganga
Perumahan 0,150 0,0071
Transportasi 0,187 0,057
Stasiun KA 0,123 0,0069 Terminal 0,320 0,0181 Pelabuhan 0,557 0,0315
Lanjutan Tabel 4.14
Status Jaringan
Jalan
0,055
Nasional 0,106 0,006 - - -
Provinsi 0,260 0,014 - - -
Kab/Kota 0,633 0,035 - - -
Kondisi Fisik
Jalan 0,154
Baik 0,038 0,006 - - -
Sedang 0,061 0,009 - - -
Sedang/Rusak 0,123 0,019 - - -
Rusak 0,278 0,043 - - -
Rusak Berat 0,500 0,077 - - -
Volume
Kenderaan 0,089 LHR 0,650 0,100 - - -
Rute Angkutan Umum 0,350 0,054
Nilai bobot dari masing-masing kriteria akan dimasukkan kedalam susunan skema hirarki yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.
4.2 Perhitungan Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Menggunakan Software Qgis
Setelah diperoleh bobot dari setiap kriteria penilaian, dilakukan perhitungan prioritas pengembangan jalan menggunakan Software Qgis.
Penentuan prioritas dilakukan dengan cara memberi skor terlebih dahulu terhadap masing-masing kriteria penilaian tersebut berdasarkan jumlah yang ada pada setiap jaringan jalan.
Skor masing-masing kriteria tersebut yaitu:
1. Sub-Kriteria Perkantoran, Sub-Sub-Kriteria TK/SD, Sub-Kriteria Fasilitas Darurat, Kriteria Puskesmas, Kriteria Klinik, Kriteria Transportasi, Kriteria Sarana Pelayanan Umum, dan Sub-Sub-Kriteria Rute Angkutan Umum.
• Dengan jumlah = 0, maka Skor = 0
• Dengan jumlah = 1, maka Skor = 100
2. Sub-Sub-Kriteria SMP/SMA, Sub-Kriteria Peribadatan, Sub-Sub-Kriteria Rumah Sakit, Sub-Sub-Kriteria Perumahan:
• Dengan jumlah = 0, maka Skor = 0
• Dengan jumlah = 1, maka Skor = 50
• Dengan jumlah > 1 , maka Skor = 100 3. Sub-Sub-Kriteria Perdagangan:
• Dengan jumlah = 0, maka Skor = 0
• Dengan jumlah = 1 – 4 , maka Skor = 20
• Dengan jumlah = 5 – 7, maka Skor = 40
• Dengan jumlah = 7 – 10, maka Skor = 60
• Dengan jumlah = 11 – 14, maka Skor = 80
• Dengan jumlah > 14, maka Skor = 100 4. Sub-Sub-Kriteria Bank:
• Dengan jumlah = 0, maka Skor = 0
• Dengan jumlah = 1 , maka Skor = 25
• Dengan jumlah = 2, maka Skor = 50
• Dengan jumlah = 3, maka Skor = 75
• Dengan jumlah > 3, maka Skor = 100 5. Sub-Sub-Kriteria Rumah Penduduk:
• Dengan jumlah = 0, maka Skor = 0 6. Sub-Sub-Kriteria LHR Kendreaan:
• Dengan jumlah = 0, maka Skor = 0
• Dengan jumlah = 1 – 200 , maka Skor = 30
• Dengan jumlah = 201 – 400, maka Skor = 70
• Dengan jumlah > 400, maka Skor = 100
Setelah menetukan skor dari masing-masing kriteria, selanjutnya dilakukan analisa Qgis. Hasil dari setiap kriteria akan dijelaskan dalam bentuk peta dan tabel berikut.
Kriteria Indeks Lingkungan Ketertinggalan
Hasil analisa kriteria pada software Qgis akan dijelaskan pada Gambar 4.3.
Pada gambar akan dilihat nilai dari setiap ruas. Nilai indeks lingkungan ketertinggalan diperoleh dari nilai akhir penelitian Adinda Juwita Nasution. Dari hasil tersebut diperoleh nilai indeks lingkungan berkembang, sehingga disini dilakukan pengurangan nilai yaitu 100 – nilai indeks lingkungan berkembang untuk mendapatkan nilai indek lingkungan ketertinggalan. Nilai indeks lingkungan ketertinggalan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Hasil analisa kriteria indeks lingkungan kumuh No. Lingkungan Nama
44 LK 3 KSB Ksb 5 95 Kawasan Sangat Kumuh
Lanjutan Tabel 4.15
168 LK 1 TB 4 Tb 4 12 88 Kawasan Kumuh
169 LK 2 TB 4 Tb 4 9 91 Kawasan Kumuh
170 LK 3 TB 4 Tb 4 13 87 Kawasan Kumuh Sedang
171 LK 4 TB 4 Tb 4 13 87 Kawasan Kumuh Sedang
172 LK 5 TB 4 Tb 4 14 86 Kawasan Kumuh Sedang
173 LK 1 TB III Tb Iii 9 91 Kawasan Kumuh 174 LK 2 TB III Tb Iii 9 91 Kawasan Kumuh 175 LK 3 TB III Tb Iii 5 95 Kawasan Sangat Kumuh 176 LK 4 TB III Tb Iii 8 92 Kawasan Kumuh 177 LK 5 TB III Tb Iii 4 96 Kawasan Sangat Kumuh 178 LK 1 TB I Tb Kota I 16 84 Kawasan Kumuh Sedang 179 LK 2 TB I Tb Kota I 19 81 Kawasan Kumuh Ringan 180 LK 3 TB I Tb Kota I 13 87 Kawasan Kumuh Sedang 181 LK 4 TB I Tb Kota I 17 83 Kawasan Kumuh Sedang 182 LK 5 TB I Tb Kota I 18 82 Kawasan Kumuh Sedang 183 LK 1 TB II Tb Kota Ii 16 84 Kawasan Kumuh Sedang 184 LK 2 TB II Tb Kota Ii 1 99 Kawasan Sangat Kumuh 185 LK 3 TB II Tb Kota Ii 23 77 Kawasan Kumuh Ringan 186 LK 4 TB II Tb Kota Ii 20 80 Kawasan Kumuh Ringan 187 LK 5 TB II Tb Kota Ii 14 86 Kawasan Kumuh Sedang
Gambar 4.3 Hasil analisa kriteria indeks lingkungan kumuh
Kriteria Konektivitas ke Publik
Hasil analisa kriteria pada software Qgis akan dijelaskan pada Gambar 4.4.
Pada gambar dapat dilihat total seluruh dari masing-masing nilai sub-kriteria konektivitas ke publik. Nilai diperoleh dari bobot dikali dengan skor dari masing-masing kriteria. Bobot dari masing-masing-masing-masing sub-kriteria adalah sebagai berikut:
• Sub-kriteria perkantoran : 0,048
• Sub-kriteria pendidikan : 0,091
• Sub-kriteria fasilitas darurat : 0,292
• Sub-kriteria peribadatan : 0,028
• Sub-kriteria kesehatan : 0,172
• Sub-kriteria infrastruktur : 0,140
• Sub-kriteria transportasi : 0,230
Hasil akhir dari seluruh jumlah nilai kriteria konektivitas ke publik dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Gambar 4.4Hasil analisa kriteria konektivitas ke publik Tabel 4.16 Hasil analisa kriteria konektivitas ke publik
No Nama Ruas Jalan Kantor Keseh
Lanjutan Tabel 4.16
33 Gg. Mawar I 0 0 0,454 0 0 0 0,146 0,6
34 Jl. Udan 0,093 0 0,454 0 0 0,04 0 0,587
35 Jln. Perkapalan 0 0 0,227 0 0 0,344 0 0,571
36 Jl. Gereja 0 0 0,184 0 0 0,375 0 0,559
37 Jln. Sei
Serampai 0,093 0 0,456 0 0 0 0 0,549
38 Jl. Tanah Wakaf 0,093 0 0,456 0 0 0 0 0,549
39 Jl. Jumpul Lk.VI 0,093 0 0,454 0 0 0 0 0,547
40 Jln. Khairil
Anwar 0,093 0 0,454 0 0 0 0 0,547
41 Jln. Sei Besian 0 0 0,229 0 0 0 0,293 0,522
42 Gg. Tapanuli 0 0 0,227 0 0 0 0,293 0,52
43 Gg. Selangat 0 0 0,227 0 0 0 0,293 0,52
44 Jln. Birpot II 0 0 0,227 0 0 0 0,293 0,52
45 Jl. Komplek
Mujur Lk. IV 0 0 0,456 0 0 0,04 0 0,496
46 Jl. Utama 0 0 0,454 0 0 0,04 0 0,494
47 Jln. H.M. Nur 0 0 0,454 0 0 0,04 0 0,494
48 Jl. Ambai 0 0 0,454 0 0 0,04 0 0,494
49 Jln. Dakwah 0 0 0,454 0 0 0,04 0 0,494
50 Jln. Hj. Halijah 0 0 0,456 0 0 0 0 0,456
Kriteria Status Jaringan Jalan
Hasil analisa kriteria pada software Qgis akan dijelaskan pada Gambar 4.5.
Pada gambar dapat dilihat nilai dari masing-masing status jalan. Nilai AHP dari status jaringan jalan adalah sebagai berikut:
• Jalan Nasional : 0,584
• Jalan Provinsi : 1,43
• Jalan Kabupaten/Kota : 3,482
Hasil dari nilai AHP kriteria status jaringan jalan dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Gambar 4.5 Hasil analisa kriteria status jaringan jalan Tabel 4.17 Hasil analisa kriteria status jaringan jalan
No. Nama Ruas
Panjaitan Provinsi 1,430
3 Jl. Gereja Tj.
Lanjutan Tabel 4.17
11 Gg. Melati Kabupaten 3,482 21 Jln.
Rambutan Kabupaten 3,482 12 Jln. Bakung II/
Fajar Kabupaten 3,482 22 Jln.
Silaturahmi Kabupaten 3,482 13 Jln. Binjai Kabupaten 3,482 23 Jln. SMP 4 /
Jln. Mahoni Kabupaten 3,482 14
Bougenville Kabupaten 3,482 25 Gg. Atong Kabupaten 3,482 16 Jln. Hj.
Halijah Kabupaten 3,482 26 Jln. Rawo /
Sawo Kabupaten 3,482 17 Jln. Kaktus Kabupaten 3,482 27 Jl.AK.
Nasution Kabupaten 3,482 18
Perjuangan Kabupaten 3,482
KriteriaKondisi Fisik Jalan
Hasil analisa kriteria pada software Qgis akan dijelaskan pada Gambar 4.6.
Hasil analisa kriteria pada software Qgis akan dijelaskan pada Gambar 4.6.