• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Instrumen Penelitian

1. Penelitian dan pengumpulan informasi

Pada penelitian ini tahapan pertamanya adalah penelitian dan pengumpulan infor-masi. Menurut Borg dan Gall dalam (Sukmadinata, 2011), tahap penelitian dan pengumpulan informasi atau disebut analisis kebutuhan adalah tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tujuan dari penelitian dan pengumpulan infor-masi adalah menghimpun data tentang susunan dan kondisi LKS yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan referensi untuk produk yang dikembangkan. Ta-hap penelitian dan pengumpulan data terdiri atas studi literatur dan studi pen-dahuluan, sebagai berikut

a) Studi literatur

Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan untuk mengum-pulkan informasi. Tahap ini terdiri dari melakukan pengukuran kebutuhan, studi literatur dan mengidentifikasi permasalahan yang terdapat disekolah. Kegiatan diawali dengan melakukan pengukuran kebutuhan. Pada tahap ini, peneliti me-ngacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun 2006 tentang stan-dar isi yang menyatakan bahwa mata pelajaran kimia di SMA merupakan kelanjut-an dari IPA SMP ykelanjut-ang lebih menekkelanjut-ankkelanjut-an pada penguasakelanjut-an konsep ykelanjut-ang abstrak (Tim Penyusun, 2006).

38

Menurut Sukmadinata (2011), Studi literatur ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat LKS berbasis keteram-pilan proses sains yang akan dikembangkan. Dalam penelitian dan pengembang-an LKS berbasis keterampilpengembang-an proses sains ini diperkuat dengpengembang-an teori-teori tentpengembang-ang media pembelajaran, keterampilan proses sains serta hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi sifat koligati larutan non-elektrolit. Pada tahap persiapan ini, kegiatan yang dilakukan meliputi: menganalisis standar isi SMA dan materi pelajaran pada buku-buku teks untuk menyusun materi yang akan diajarkan. Lalu melakukan stu-di kurikulum mengenai model pembelajaran KPS dan menentukan materi yang akan diteliti yaitu sifat koligatif larutan non-elektrolit yang dilakukan dengan meng-kaji kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), literatur LKS, literatur KPS, dan menyusunnya menjadi LKS sifat koligatif larutan non-elektrolit yang baik.

c. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan penelitian lapangan guna menganalisis kebutuhan belajar siswa berupa sumber belajar terkait LKS yang mendukung proses pembe-lajaran. Studi pendahuluan dilakukan di tiga SMA Negeri dan dua SMA Swasta di kota Bandar Lampung yaitu: SMAN 9 Bandar Lampung, SMAN 3 Bandar lampung , SMAN 16 Bandar Lampung, SMA Al-Azhar, SMA Al-Kautsar. In-strumen yang digunakan adalah lembar wawancara yang dilakukan terhadap 1 orang guru kimia yang mengajar di kelas XII dan 15 orang siswa kelas XII IPA pada masing-masing SMA. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui LKS seperti apa yang digunakan dalam mendukung proses pembe-lajaran. Wawancara juga digunakan untuk mengidentifikasi LKS pada materi sifat koligatif lrutan non-elektrolit yang telah digunakan di SMA tersebut. Sama halnya seperti studi kepustakaan, yang diidentifikasi adalah kelebihan dan kekurangan yang ada di LKS tersebut.

2. Perencanaan

Langkah selanjutnya ialah melakukan perencanaan. Menurut Sukmadinata (2011) rancangan produk yang akan dikembangkan minimal mencakup tujuan pengguna-an produk, penentupengguna-an pengguna produk, penentupengguna-an komponen-komponen produk dan cara pengembangannya. Tujuan penggunaan produk pada penelitian ini yaitu: (1) sebagai media yang efektif dalam proses pem-belajaran di kelas; (2) untuk menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa; (3) sebagai referensi bagi guru dalam menyusun dan mengembangkan. Tahap ini dilakukan dengan cara melakukan analisis KI-KD sampai dengan pengembangan indikator dan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya menentukan pengguna produk, dalam hal ini pengguna yang ditentu-kan ialah guru dan siswa SMA. Hal ini disebabditentu-kan karena materi yang diambil dalam penelitian ini ada di SMA. Selanjutnya menentukan komponen-komponen produk dan cara pengembangannya yaitu menentukan format LKS, menentukan subjek dan lokasi uji coba, dan membuat instrumen evaluasi. Pada tahapan ini yang dilakukan adalah menentukan nama LKS, pemilihan orientasi yang sesuai dengan materi sifat koligatif larutan non-elektrolit dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, keterampilan

40

proses yang hendak dilatihkan, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadirkan dalam LKS. Acuan dalam perencanaan dan pengembangan LKS ber-basis keterampilan proses sains pada materi sifat koligatif larutan non-elektrolit adalah hasil dari studi literatur yang telah dilakukan.

3. Pengembangan produk awal

Setelah rancangan awal dibuat, maka dirumuskanlah produk awal yang akan kembangkan. Meskipun masih produk awal, bersifat draf kasar, tetapi sudah di-susun selengkap dan sesempurna mungkin. Draf atau produk awal dikembang-kan oleh para pengembang bekerja sama atau dengan bantuan para ahli. Hal ini diperlukan untuk melihat kelayakan produk.

Langkah pertama pada pengembangan produk ini adalah dilakukannya penyusun-an LKS pada materi asam basa berbasis pendekatpenyusun-an ilmiah. LKS ypenyusun-ang di kem-bangkan tersebut terdiri dari bagian pendahuluan terdiri dari cover depan, kata pengantar, daftar isi, lembar KI-KD, indikator produk dan proses, dan petunjuk umum penggunaan LKS, bagian isi terdiri dari identitas LKS, tahap mengamati, tahap menanya, tahap mencoba, tahap menalar, dan tahap mengkomunikasikan, dan bagian penutup terdiri dari daftar pustaka dan cover belakang LKS. Pengem-bangan LKS tersebut harus didasarkan pada beberapa aspek, seperti kriteria LKS yang baik dan penyesuaian LKS dengan materi pembelajaran. Selanjutnya, di-lakukan penyusunan instrumen untuk validasi ahli berupa angket validitas ke-sesuaian isi, konstruksi, keterbacaan, dan kemenarikan. Penyusunan instrumen uji coba lapangan awal berupa angket tanggapan kesesuaian isi, konstruksi, keter-bacaan dan kemenarikan untuk guru dan angket tanggapan keterketer-bacaan dan

ke-menarikan untuk siswa. Angket yang telah disusun kemudian divalidasi oleh pem-bimbing. Tujuannya untuk mengetahui kesesuaian isi angket dengan rumusan masalah penelitian.

Setelah selesai dilakukan penyusunan LKS berbasis keterampilan proses sains, Kemudian LKS ini akan divaliditas oleh validator. Validitasi ini terdiri dari vali-ditas kesesuain isi, konstruksi, dan keterbacaan. Valivali-ditas kesesuaian isi adalah penilaian kesesuaian isi LKS terhadap kompetensi inti dan kompetensi dasar, ke-sesuaian indikator, materi, penggambaran multipel representasi dan kurva, serta kesesuaian urutan materi dengan indikator. Validitas keterbacaan dimaksudkan untuk menilai keterbacaan LKS, baik dari segi kesesuaian pemilihan jenis dan ukuran huruf, penggunaan kalimat dan bahasa, maupun tata letak bagian-bagian LKS.

Setelah divalidasi, rancangan atau desain produk tersebut direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh ahli. Selanjutnya, mengkonsultasikan hasil revisi pro-duk LKS berbasis keterampilan proses sains pada materi sifat koligatif larutan non-elektrolit, lalu produk hasil revisi tersebut dapat diuji cobakan secara ter-batas.

Dokumen terkait