• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam penerbitan sertifikat tanah sudah cukup baik, kualitas pelayanan harus terus ditingkatkan demi memberikan kepuasan bagi pemohon (masyarakat), maka penulis memberikan beberapa saran atau rekomendasi sebagai bahan masukan dan pertimbangan agar masyarakat

commit to user

131

lebih puas terhadap pelayanannya. Beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali diharapakan dapat terus

memberikan penyuluhan-penyuluhan dan sosialisasi serta informasi-informasi yang jelas dan akurat kepada seluruh lapisan masyarakat. Adanya sosialisasi dan penyuluhan yang lebih insentif juga upaya membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya sertifikat tanah dan membangun kesadaran masyarakat untuk mensertifikatkan tanahnya sendiri tanpa ihak perantara. Hal tersebut dimaksudkan supaya masyarakat betul-betul mengerti dan dapat memanfaatkan keberadaan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.

2. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat menambahkan

memberikan informasi tertulis yang diletakkan di ruang tunggu, di tulis dengann huruf cetak dan dapat dibaca dalam jarak pandang 3 (tiga) meter atau disesuaikan dengan kondisi ruangan, yang berisikan mengenai prosedur untuk mendapatkan sertifikat tanah. Hal tersebut akan mempermudah pemohon (masyarakat) yang belum mengerti tentang bagaimana prosedur untuk mendapatkan sertifikat tanah, dan hal ini diharapkan dapat meminimalis ketidaklengkapan persyaratan.

3. Perlu dilakukannya pemetaan daerah-daerah di Kabupaten Boyolali

secara lebih tersistematis sehingga dapat diketahui daerah mana saja tanahnya belum tersertifikasi. Upaya tersebut sekaligus juga dapat membantu Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam mencapai

commit to user

132

tujuan utamanya yaitu tersertifikasinya seluruh jengkal tanah di Kabupaten Boyolali.

commit to user 52

BAB IV PEMBAHASAN

A. Dekripsi Lokasi

a. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Boyolali

Kondisi Geografis

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, terletak antara 110º 22' – 110º 50' Bujur Timur dan 7º 7' - 7º 36' Lintang Selatan dengan ketinggian antara 75 – 1500 m diatas permukan air laut. Posisi geografis wilayah Kabupaten Boyolali merupakan kekuatan yang dapat dijadikan sebagai modal pembagunan daerah karena berada pada segitiga wilayah Yogyakarta, Solo, dan Semarang yang merupakan tiga kota utama di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta.

1. Luas Wilayah

Kabupaten Boyolali dengan bentang barat timur sejauh 48 km dan bentang utara selatan sejauh 51 km mempunyai luas wilayah kurang lebih 101.510,1955 Ha dengan wilayah sebagai berikut :

· Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang.

· Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Sukoharjo.

commit to user 53

· Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

· Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.

2. Topografi

Topografi wilayah Boyolali yang dibagi menjadi 19 kecamatan adalah sebagai berikut :

a. Antara 75 – 400 meter dari permukaan laut yaitu Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Nogosari, Kemusu, Karanggede, dan sebagian Boyolali.

b. Antara 400 – 700 meter dari permukaan laut yaitu Kecamatan Boyolali, Musuk, Mojosongo, Cepogo, Ampel, dan Karanggede. c. Antara 700 – 1.000 meter dari permukaan laut yaitu sebagian

Kecamatan Musuk, Ampel, dan Cepogo.

d. Antara 1.000 – 1.300 meter dari permukaan laut yaitu sebagian Kecamatan Cepogo, Ampel, dan Selo.

e. Antara 1.300 – 1.500 meter dari permukaan laut yaitu Kecamatan Selo.

commit to user 54

3. Iklim dan Hidrologi

Wilayah Kabupaten Boyolali termasuk beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan sebatas 2.000 mm/tahun. Dari sisi hidrolog9 terdapat potensi atau kekayaan sumber daya air yang meliputi :

a. Sumber air dangkal / mata air / umbul yang terdapat di Tlatar (Kecamatan Boyolali), Nepen (Kecamatan Teras), Pengging (Kecamatan Banyudono), dan Pantaran (Kecamatan Ampel). b. Waduk terdapat di Kedungombo (Kecamatan Kemusu), seluas

3.536 Ha, Kedungdowo (Kecamatan Andong) seluas 48 Ha, Waduk Cengklik (Kecamatan Ngemplak) seluas 240 Ha, Bade (Kecamatan Klego) seluas 80 Ha.

c. Terdapat 4 sungai sebagai penyedia air baku, yaitu Sungai Serang, Cemoro, Pepe, dan Gandul.

4. Penggunaan Lahan

Wilayah Kabupaten Boyolali dengan luas 101.510,1955 sebagian besar penduduk Kabupaten Boyolali bekerja di sektor agraris. Dengan demikian sebagian besar masyarakat menggunakan lahannya sebagai lahan pertanian, hal ini dapat dilihat dari potensi penggunaan tanah di Kabupaten Boyolali sesuai tabel IV.1 berikut :

e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 55 NO KECAMATAN

LUAS PENGGUNAAN TANAH (Ha) Perkampungan Industri Pertambangan Persawahan Pertanian

Tanah Kering Kebun Perkebunan

Padang Rumput Hutan

Perairan Darat

Tanah

Terbuka Lain-lain Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 SELO 9990920 4000 0,0000 35400 19266080 0,0000 0,0000 8000000 13506000 0,0000 0,0000 4957000 56078000 2 AMPEL 21669316 284490 0,0000 5710139 48701613 0,0000 0,0000 0,0000 11714327 0,0000 0,0000 2311283 90391168 3 CEPOGO 14505011 8204 0,0000 558000 31140314 0,0000 0,0000 555000 2650000 0,0000 0,0000 3581471 52998000 4 MUSUK 19918062 1350 0,0000 0,0000 38394269 0,0000 0,0000 1006315 2763500 0,0000 0,0000 2957895 65041391 5 BOYOLALI 12216498 23276 0,0000 2943475 9018511 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 120000 0,0000 1929240 26251000 6 MOJOSONGO 13613915 53434 0,0000 9440864 18190092 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2113339 43411644 7 TERAS 8312204 20575 0,0000 14251512 5090323 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2076487 29936276 8 SAWIT 3785266 7222 0,0000 12757958 174074 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 150000 0,0000 357298 17231818 9 BANYUDONO 7584672 79146 0,0000 15268307 1329531 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 900 0,0000 1116844 25379400 10 SAMBI 16733934 2800 0,0000 22297922 5744654 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 8866 0,0000 1706759 46494935 11 NGEMPLAK 12201795 77388 0,0000 15456640 3257559 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 32606 0,0000 7501014 38527002 12 NOGOSARI 17949510 70667 0,0000 24810704 9923175 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2780244 55534300 13 SIMO 14628734 2897 0,0000 21164962 11360522 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 883160 48040275 14 KARANGGEDE 13213235 66788 0,0000 16824079 8574665 0,0000 0,0000 0,0000 1978000 0,0000 0,0000 1099293 41756060 15 KLEGO 13055866 0,0000 0,0000 15672427 16001707 0,0000 0,0000 0,0000 4511000 0,0000 0,0000 2636300 51877300 16 ANDONG 19078830 0,0000 0,0000 22329505 11794145 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1325310 54527790 17 KEMUSU 8751489 0,0000 0,0000 6524265 15347046 0,0000 0,0000 0,0000 43787000 7748004 0,0000 16926347 99084151 18 WONOSEGORO 13654624 0,0000 0,0000 18855109 41632148 0,0000 0,0000 71000 14588131 0,0000 0,0000 4196933 92997945 19 JUWANGI 10991000 0,0000 0,0000 3807000 10312000 0,0000 0,0000 201000 52857006 0,0000 0,0000 1825494 79993500 JUMLAH 251854881 887412 0,0000 229026868 305252428 0,0000 0,0000 9833315 148354964 8060376 0,0000 62281711 1015551955 PROSENTASE 24,80 0,09 0,00 22,56 30,06 0,00 0,00 0,97 14,61 0,80 0,00 6,14 100,00

commit to user 56

b. Profil Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali

1. Sejarah Berdirinya Badan Pertanahan Nasional

Penyelenggaraan pendaftaran tanah merupakan tugas negara yang dilaksanakan oleh pemerintah bagi kepentingan rakyat dalam memberikan jaminan hukum hak atas tanah. Sebelum berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria, penanganan masalah pertanahan di daerah/kabupaten dilakukan oleh dua instansi pemerintah, yaitu : 1) Kantor Agraria Daerah yang menggabung pada Departemen Dalam

Negeri.

2) Kantor Pendaftaran Tanah yang menggabung pada Departemen Kehakiman.

Setelah berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria, kedua kantor tersebur bernaung dibawah Departemen Dalam Negeri kemudian atas dasar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahun 1972 kedua kantor tersebut bergabung menjadi satu yang selanjutnya dinamakan Kantor Sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kota. Kantor ini berkedudukan ditingkat Kaupaten/Kota. Sedangkan ditingkat pusat dinamakan Direktorat Jendral Agraria, dan di tingkat propinsi bernama Direktorat Agraria. Kantor Sub Direktorat Aagraria terdiri atas tiga seksi, yaitu :

1) Seksi Tata Guna Tanah.

commit to user 57

3) Seksi Pendaftaran tanah.

Dari ketiga seksi tersebut, Seksi Tata Guna Tanah merupakan seksi yang harus dibentuk. Sedangkan Seksi Pengurusan Hak-Hak Atas Tanah merupakan pengganti Kantor Agraria Daerah, dan Seksi Pendaftaran tanah berasal dari Kantor Pendaftaran Tanah.

Selanjutnya atas dasar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun 1978, Kantor Sub Direktorat Agraria diubah lagi menjadi Kantor Agraria. Perubahan nama kantor ini mengakibatkan perubahab pada struktur orgaisasi. Kantor Sub Direktorat Agraria yang semula menjadi tiga seksi seperti tersebut diatas, setelah berganti nama menjadi Kantor Agraria ditambah satu seksi lagi dan berubah sebagai berikut :

1) Seksi Penatagunaan Tanah. 2) Seksi Hak-Hak Atas Tanah.

3) Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah, 4) Seksi Pengaturan dan Penguasaan Tanah.

Atas dasar Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tanggal 21 November 1988, Direktorat Agraria di tingkat pusat ditingkatkan menjadi sebuah lembaga atau badan yang menangani bidang pertanahan secara nasional. Peningkatan ini menimbang hal-hal sebagai berikut :

commit to user 58

1) Bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional, adanya kebutuhan dan penguasaan tanah pada umumnya termasuk untuk kepentingan pembangunan dirasakan semakin meningkat.

2) Bahwa dengan meningkatnya kebutuhan, penguasaan, dan penggunaan tanah, terutama untuk kepentingan pembangunan tersebut diatas berdampak meningkat pula permasalahan yang timbul di bidang pertanahan.

3) Sehubungan hal tersebut diatas, serta untuk dapat menyelesaikan permasalahan dibidang pertanahan secara tuntas maka dipandang perlu meninjau kembali kedudukan, tugas, dan fungsi Direktorat Jendral Agraria Departemen Dalam Negeri dan meningkatkannya menjadi suatu lembaga yang menangani bidang pertanahan secara nasional.

Untuk selanjutnya, lembaga yang baru dibentuk ini dinamakan Badan Pertanahan Nasional yang merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Badan ini bertugas membantu Presiden dalam mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan, baik berdasarkan Undang-Undang Pokok Agraria maupun peraturan perundang-undangan lainnya, yang meliputi pengaturan penggunaan, penguasaan, dan pemilikan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah pertanahan.

commit to user 59

Dengan adanya perubahan direktorat Jendral Agraria ditingkat pusat menjadi Badan Pertanahan Nasional, mengakibatkan adanya perubahan instansi vertikalnya yang berada ditingkat provinsi dan kabupaten, yaitu :

1) Kantor Agraria yang ada di Kabupaten/Kota menjadi kantor Pertanahan.

2) Kantor Direktorat Agraria yang ada dipropinsi diganti menjadi Kantor Wilayah Pertanahan.

2. Letak Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali

Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan lembaga pemerintah non departemen yang berkewenangan menangani masalah pertanahan di Kabupaten Boyolali. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai letak yang strategis karena terletak tidak jauh dari pusat kota, sehingga mudah dijangkau jalur transportasi serta dalam satu kawasan dengan kantor-kantor instasi pemerintah lainnya. Adapun kantor pertanahan ini berlokasi di Jalan Anggrek No. 1, Telepon (0276) 321035 – 321071, Fax. 321071 Boyolali. . Mengenai luas bangunan gedung Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menempati tanah seluas 3.143 m² dengan luas bangunan 1.294 m² dan status tanahnya yang digunakan adalah hak pakai No 27.

commit to user 60

3. Visi Misi dan Tujuan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali

Sebagai sebuah organisasi, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Visi Kantor Pertanahan Kabupatn Boyolali sama dengan visi BPN-RI, yaitu menjadi lembaga / kantor pertanahan yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar – besarnya kemakmuran rakyat serta keadilan dan berkelanjutan sistem masyarakat, kebangsaan, dan kenegaraan Republik Indonesia.

Misi yang diemban oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali adalah mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk :

· Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan, dan kesenjangan pendapat, serta pemantapan ketahanan pangan.

· Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah ( P4T ).

· Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik, dan perkara pertanahan diseluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik, dan perkara dikemudian hari.

commit to user 61

· Keberlanjutan sistem masyarakat, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan dating terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.

· Menguatkan lembaga pertanahan sesuai jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) dan aspirasi rakyat secara luas.

Tujuan BPN-RI adalah mengelola tanah seoptimal mungkin untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Secara operasional tujuan yang ingin dicapai oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebagai berikut :

· Mewujudkan terselenggaranya survey dan pemetaan tanah secara cepat, modern, dan lengkap serta tetap menjamin akurasi diseluruh wilayah, khususnya wilayah yang memiliki potensi ekonomi serta rawan masalah pertanahan.

· Melaksanakan percepatan pertanahan dan penguatan hak atas tanah melalui progarm LMPDP dan program pertanahan keliling (PROPELING) dan tetap mendorong, menyediakan fasilitas serta infrastruktur bgi inisiatif, swadaya, dan partisipasi masyarakat. · Menata, mengendalikan P4T dan mengokohkan keadilan agraria,

mengurangi kemiskinan serta lapangan kerja melalui program pembaharuan agraria nasional.

commit to user 62

· Mengurangi secara signifikan jumlah konflik, sengketa, dan perkara pertanahan serta mencagah tercipta konflik, sengketa dan perkara pertanahan baru melalui pemeliharaan dan melalui data base,

pembenahan pelayanan pertanahan, dan penigkatan penyuluh hukum.

· Memelihara dan menembangkan sarana prasarana kerja di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.

· Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas pada semua unit kerja di lingkungan kantor pertanahan.

· Meningkatkan mutu pelayanan publik dibidang pertanahan agar lebih berkualitas, cepat, akurat, tepat, transparan, dan akuntabel dengan tetap mejaga kepastian hukum.

· Meningkatkan koordinasi dan sinergisitas dengan Pemerintah Kabupaten Boyolali, DPRD, dan stakeholder di Kabupaten Boyolali.

4. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali

Berdasarkan Peraturan Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Naional Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2006 tentang organisasi dan tata kerja kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.

commit to user 63

Adapun kedudukan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Antaranya adalah :

a. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi.

b. Kantor pertanahan dipimpin oleh seorang kepala.

Selanjutnya Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Kabupaten Boyolali. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali melaksanakan fungsi :

a. Penyusunan rencana program dan penganggaran dalam pelaksanaan tugas pertanahan.

b. Pelayanan perijinan dan rekomendasi dibidang pertanahan. c. Pelaksanaan survey, pengukuran, dan pemetaan dasar,

pengukuran dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik, dan survey potensi tanah.

d. Pelaksanaan penetagunaan, landreform, konsolidasi tanah dan penataan tanah wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan, dan wilayat tertentu.

commit to user 64

e. Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak tanah, pemeliharaan data pertanahan, administrasi tanah aset pemerintah.

f. Pelaksanaan pengendalian tanah, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar, dan tanah kritis, peningkatan partisipasi, dan pembardayaan masyarakat.

g. Penanganan konflik, sengketa, dan perkara pertanahan. h. Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah.

i. Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pertanahan (SIMTANAS).

j. Pemberian penerangan dan informasi pertanahan kepada masyarakat, pemerintah, dan swasta.

k. Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan. l. Pengkoordinasian sumberdaya manusia pertanahan.

m.Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, perundang-undangan serta pelayanan pertanahan.

5. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Kantor Pertanahan

Kabupaten Boyolali

Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dipimpin oleh seorang kepala kantor yang mempunyai kedudukan sabagai pejabat struktural eselon IIIA, mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :

1. Subbagian Tata Usaha, Terdiri atas: a. Urusan Perencanaan dan Keuangan

commit to user 65

b. Urusan Umum dan Kepegawaian Mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pengelolaan data dan informasi

2) Penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah

3) Pelaksanaan urusan kepegawaian

4) Pelaksanaan urusan keuangan dan anggaran

5) Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan prasarana

6) Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program

7) Koordinasi pelayanan pertanahan

2. Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan, terdiri atas: a. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan

b. Subseksi Tematik dan Potensi Tanah mempunyai tugas dan fungsi:

1) Pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan, perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi

2) Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas kawasan atau wilayah

commit to user 66

3) Pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang dan perairan

4) Survey, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik dan potensi tanah

5) Pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah

6) Pemeliharaan peralatan teknis

3. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, terdiri atas: a. Subseksi Penetapan Hak Tanah

b. Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah c. Subseksi Pendaftaran Hak

d. Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah

mempunyai tugas dan fungsi:

1) Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah 2) Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga dan

tukar-rnenukar, saran dan pertimbangan serta melakukan kegiatan perijinan, saran dan pertimbangan usulan penetapan hak pengelolaan tanah

3) Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian

rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak

commit to user 67

4) Pengadministrasian atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara, daerah bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pemerintah

5) Pendataan dan penertiban tanah bekas tanah hak

6) Pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan pertanahan

7) Pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak

8) Pelaksanaan peralihan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT

4. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan, teridiri atas: a. Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu b. Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

mempunyai tugas dan fungsi:

1) Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya, penetapan kriteria kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah serta penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka perwujudan fungsi kawasan atau zoning, penyesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah, penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah, penataan tanah bersama untuk peremajaan kota, daerah bencana dan daerah bekas konflik serta permukiman kembali

commit to user 68

2) Penyusunan rencana persediaan, peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten atau kota dan kawasan lainnya

3) Pemeliharaan basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota dan kawasan

4) Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan atau zoning dan redistribusi tanah, pelaksanaan konsolidasi tanah pemberian tanah obyek landreform dan pemanfaatan tanah bersama serta penertiban administrasi

landreform

5) Pengusulan penetapan atau penegasan tanah menjadi obyek

landreform

6) Pengambilalihan dan atau penerimaan penyerahan tanah-tanah yang terkena ketentuan landreform

7) Penguasaan tanah-tanah obyek landreform

8) Pemberian ijin peralihan hak atas tanah pertanian dan ijin redistribusi tanah dengan luasan tertentu

9) Penyiapan usulan penetapan surat keputusan redistribusi tanah dan pengeluaran tanah dari obyek landreform

10) Penyiapan usulan ganti kerugian tanah obyek landreform

dan penegasan obyek konsolidasi tanah 11) Penyediaan tanah untuk pembangunan

commit to user 69

12) Pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan

13) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan dokumentasi data

landreform

5. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan, terdiri atas : a. Subseksi Pengendalian Pertanahan

b. Subseksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas dan fungsi:

1) Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat

2) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pemenuhan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan dan evaluasi penerapan kebijakan dan program pertanahan dan program sektoral, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis

3) Pengkoordinasian dalam rangka penyiapan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis

4) Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program

commit to user 70

pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara serta penanganan tanah terlantar dan tanah kritis

5) Inventarisasi potensi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan kelompok masyarakat, fasilitasi dan peningkatan akses ke sumber produktif

6) Peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan mitra kerja teknis pertanahan dalam rangka pemberdayaan masyarakat

7) Pemanfaatan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis untuk pembangunan

8) Pengelolaan basis data hak atas tanah, tanah negara, tanah terlantar, dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat 9) Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian

hubungan hukum atas tanah terlantar 6. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara, terdiri atas :

a. Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan b. Subseksi Perkara Pertanahan

mempunyai tugas dan fungsi:

1) Pelaksanaan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan

2) Pengkajian masalah, sengketa dan konfiik pertanahan 3) Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik

commit to user 71

penyelesaian perkara, pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan melalui bentuk mediasi, fasilitasi dan lainnya, usulan dan rekomendasi pelaksanaan putusan-putusan lembaga peradilan serta usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau badan hukum dengan tanah

4) Pengkoordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan

5) Pelaporan penanganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara pertanahan.

Untuk dapat melihat dengan jelas mengenai hubungan, mekanisme, kinerja antar bagian Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali diatas, dapat dilihat dari bagan strutur organisasi sebagai berikut :

p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 72

KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOYOLALI

Ir. Sriyono Budiwiharjo,MM

NIP. 19540114 198203 1 001

KEPALA SUB BAGIAN

SUTARNA,SE

NIP. 19600312 198163 1 002

KEPALA URUSAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN Suyut NIP. 19631201 198603 1 002 Nurakhmi Suryandari,A.Ptah KEPALA USULAN PERENCANAAN NIP. 19620609 198303 2 001

KEPALA SEKSI SENGKETA KONFLIK DAN PERKARA

Samodra Yoga Lelana,SH

NIP. 19590531 198703 1 001 KEPALA SEKSI PENGENDALIAN

DAN PEMBERDAYAAN

Soedjoko,SH

NIP. 010 150 675 KEPALA SEKSI PENGATURAN

DAN PENATAAN PERTANAHAN

Ir. Indjit Nedjam Fauza

NIP. 19561217 195803 1 002 KEPALA SEKSI HAK TANAH

DAN PENDAFTARAN TANAH

Drs. Joko Triono

NIP. 19531126 198003 1 001 KEPALA SEKSI SURVEY,

PENGUKURAN DAN PEMETAAN

Purwi Hastuti,ST

NIP. 19600530 198403 2 001

KEPALA SUB SEKSI SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN

Hartadi, A.Dtnh

NIP. 19630122 198403 1 001 KEPALA SUB SEKSI

PENGENDALIAN

Bambang Rukunto,SH

NIP. 010 173 795 KEPALA SUB SEKSI

PENGATURAN DAN KAWASAN TERTENTU

Budi Sucrito,S.Si

NIP. 19580818 198203 1 007 KEPALA SUB SEKSI

PENETAPAN HAK TANAH

Kurtandi,SH

NIP. 19541101 199203 1 003 KEPALA SUB SEKSI

PENGUKURAN PEMETAAN

Haryatmo,A.Hum

NIP. 750 008 439

KEPALA SEKSI SENGKETA KONFLIK DAN PERKARA

Samodra Yoga Lelana,SH

NIP. 19620417 198203 1 001 KEPALA SEKSI PENGENDALIAN

DAN PEMBERDAYAAN

Soedjoko,SH

NIP. 010 173 369 KEPALA SEKSI PENGATURAN

DAN PENATAAN PERTANAHAN

Ir. Indjit Nedjam Fauza

NIP. 19580707 198003 1 003 KEPALA SEKSI

HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH Drs. Joko Triono NIP. 19690831 198903 2 003 KEPALA SEKSI SURVEY, PENGUKURAN DAN PEMETAAN Purwi Hastuti,ST NIP. 19591215 198103 1 005

KEPALA SUB SEKSI PERALIHAN, PEMBEBANAN

HAK DAN PPAT

Titien Indarwati Soebroto, SE.

NIP. 19680627 198903 2 001 KEPALA SUB SEKSI

PENDAFTARAN HAK

Drs. Sugiyarto

commit to user 73

6. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur kunci dalam pelaksanaan tugas-tugas pertanahan. Sesuia tugas pokok dan fungsi kantor pertanahan yang merupakan ujung tombak di daerah yang melaksakan tugas-tugas Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dalam rangka pelayanan bidang pertanahan, kompetensi dan kinerja para pegawai sangat mempengaruhi kualitas pelayanan dibidang pertanahan.

Pada hakekatnya semua komponen dalam organisasi mempunyai peranan yang sama pentingnya untuk mensinergikan kerja institusi. Suatu organisasi yang berjalan baik diibaratkan sebagai sebuah orkestra yang memerlukan keharmonisan irama kerja semua komponen

Dokumen terkait