• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Statistik Deskriptif Variabel

Dari data primer yang dikumpulkan pada industri kecil pengolahan ikan dapat diperoleh deskriptif sebagai berikut :

4.2.1.1Upah

Biaya upah yang dikeluarkan perusahaan meliputi : upah bulanan, upah lembur. Hasil penelitian di lapangan upah yang dikeluarkan oleh industri kecil pengolahan ikan hanya upah pokok dan tidak ada upah lembur. Deskripsi mengenai upah yang diberikan perusahaan untuk pengupahan setiap orang adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Deskriptif Upah Pada Industri Kecil Pengolahan Ikan di Kabupaten Demak (Rp/bulan) dari 75 Sampel

No Interval Upah Frekuensi Persentase

1 > Rp 2,190,000 - Rp 2,600,000 4 5% 2 > Rp 1,780,000 - Rp 2,190,000 2 3% 3 > Rp 1,370,000 - Rp 1,780,000 11 15% 4 > Rp 960,000 - Rp 1,370,000 27 36% 5 Rp 550,000 - Rp 960,000 31 41% Jumlah 75 100% Rata-rata Rp 1,108,207 Minimal Rp 550,000 Maksimal Rp 2,600,000 Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai upah yang dikeluarkan oleh pengusaha industri kecil pengolahan ikan yang membayar upah Rp 550.000 – Rp 960.000 sebanyak 31 industri atau 41% , pengusaha yang mampu membayar total upah tenaga kerja >Rp960.000 – Rp 1.370.000 sebanyak 27 industri atau 36%, pengusaha yang mampu membayar total upah tenaga kerja > Rp 1.370.000 – Rp 1.780.000 sebanyak 11 industri atau 15%, pengusaha yang mampu membayar total upah tenaga kerja >Rp1.780.000 – Rp 2.190.000 sebanyak 2 industri atau 3% dan pengusaha yang mampu membayar total upah tenaga kerja >Rp2.190.000 – Rp 2.600.000 sebanyak 4 industri atau 5%. Berdasarkan data terlampir secara keseluruhan jumlah upah yang dibayarkan kepada karyawan setiap bulannya sebanyak Rp. 83.115.500,00 dengan total rata-rata upah yang diberikan sebanyak Rp. 1.108.207,00. Upah minimal yang dikeluarkan oleh industri kecil pengolahan ikan minimal Rp. 550.000,00 dan maksimal Rp. 2.600.000,00.

Upah tenaga kerja pada usaha pengolahan ikan ini bervariasi antar pengolah. Upah ditentukan berdasarkan pengalaman dan jenis pekerjaan yang dilakukan dan mengingat kapasitas produksi untuk setiap pengolah tidak begitu besar. Yang mempengaruhi tingkat upah : Pendidikan dan ketrampilan kerja, kondisi pasar kerja (permintaan dan penawaran), kemampuan perusahaan membayar biaya produksi, produktiitas kerja (prestasi tenaga kerja).

4.2.1.2Nilai Produksi.

Hasil dan jenis produksi yang dihasikan untuk masing-masing perusahaan pengolahan ikan berbeda-beda, ada yang tinggi ada juga yang rendah tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan jumlah permintaan akan barang tersebut. Dari data primer yang diperoleh dapat diperoleh statistik deskriptif sebagai berikut :

Tabel 4.4

Industri Kecil Pengolahan Ikan di Kabupaten Demak dari 75 Sampel

No Jenis Produksi Frekuensi Persentase

1 Pengeringan 28 37%

2 Pengasapan 27 36%

3 Pemindangan 15 20%

4 Presto 5 7%

Jumlah 75 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat menunjukkan bahwa jenis produk yang dihasilkan pada setiap industri beraneka ragam, biasanya mereka mempunyai keunggulan sendiri-sendiri dalam menghasilkan produknya. Dilihat dari tabel diatas menunjukkan banyaknya industri pengolahan ikan untuk jenis produksi pengeringan sebanyak 28 responden, pengasapan sebanyak 27 responden, pemindangan 15 responden dan presto sebanyak 5 responden, sedangkan nilai produksinya dapat dlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.5

Nilai Produksi Pada Industri Kecil Pengolahan Ikan di Kabupaten Demak dari 75 Sampel

No Interval Nilai Produksi Frekuensi Persentase

1 > Rp 2,860,000 - Rp 3,500,000 1 1% 2 > Rp 2,220,000 - Rp 2,860,000 0 0% 3 > Rp 1,580,000 - Rp 2,220,000 8 11% 4 > Rp 940,000 - Rp 1,580,000 20 27% 5 Rp 300,000 - Rp 940,000 46 61% Jumlah 75 100% Rata-rata Rp 962,600 Minimal Rp 300,000 Maksimal Rp 3,500,000 Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa biaya nilai produksi yang dikeluarkan oleh industri kecil pengolahan ikan sebagai berikut: Pengusaha yang mengeluarkan nilai produksi Rp 300.000 – Rp 940.000 sebanyak 46 industri atau 61%, pengusaha yang mengeluarkan nilai produksi >Rp940.000 – Rp 1.580.000 sebanyak 20 industri atau 27%, pengusaha yang mengeluarkan nilai produksi > Rp 1.580.000 – Rp 2.220.000 sebanyak 8 industri atau 11% dan pengusaha yang mengeluarkan nilai produksi >Rp2.860.000 – Rp 3.500.000 sebanyak 1 industri atau 1%. Dari data terlampir diperoleh hasil bahwa jumlah produksi rata-rata sebanyak Rp. 962.000,00. Nilai produksi terendah Rp. 300.000 dan nilai produksi tertinggi Rp. 3.500.000,00 dengan jumlah total produksi pada industri kecil pengolahan ikan sebanyak Rp. 72.195.000,00.

Nilai produksi setiap unit usaha pengolahan ikan hal ini disebabkan karena dalam usaha menjalankan usahanya dengan modal kerja tersebut, kesemuanya merupakan skala kecil, usaha tersebut menggunakan modal kerja yang besar karena kualitas produk juga selalu ditingkatkan sehingga memerlukan modal kerja yang besar juga.

4.2.1.3Modal.

Modal dalam hal ini diukur berdasarkan modal yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membangun perusahaan pengolahan ikan yang siap produksi. Ukuran dan kapasitas perusahaan yang berbeda-beda, maka modal perusahaan pada industri pengolahan ikan juga berbeda-beda. Deskripsi modal masing-masing perusahaan yang diukur dalam rupiah adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6

Statistik Deskriptif Modal

Pada Industri Kecil Pengolahan Ikan di Kabupaten Demak dari 75 Sampel

No Interval Modal Frekuensi Persentase

1 > Rp 4,120,000 - Rp 4,750,000 5 7% 2 > Rp 3,490,000 - Rp 4,120,000 7 9% 3 > Rp 2,860,000 - Rp 3,490,000 26 35% 4 > Rp 2,230,000 - Rp 2,860,000 20 27% 5 Rp 1,600,000 - Rp 2,230,000 17 23% Jumlah 75 100% Rata-rata Rp 2,865,540 Minimal Rp 1,600,000 Maksimal Rp 4,750,000 Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai modal yang dikeluarkan oleh industri kecil pengolahan ikan sebagai berikut: pengusaha pengolahan ikan yang bermodal Rp 1.600.000 – Rp2.230.000 sebanyak 17

industri atau 23%, pengusaha pengolahan ikan yang bermodal Rp 2.230.000 – Rp2.860.000 sebanyak 20 industri atau 27%, pengusaha pengolahan ikan yang bermodal >Rp2.860.000 – Rp 3.490.000 sebanyak 26 industri atau 35%, pengusaha pengolahan ikan yang bermodal > Rp 3.490.000 – Rp 4.120.000 sebanyak 7 industri atau 9% dan pengusaha pengolahan ikan yang bermodal >Rp4.120.000 – Rp 4.750.000 sebanyak 5 industri atau 7%. Dari data terlampir diperoleh informasi bahwa rata-rata modal yang ditanamkan pada industri pengolahan ikan di Kabupaten Demak sebanyak Rp. 2.865.540,00 dengan modal minimal Rp. 1.600.000,00 dan modal terbanyak Rp. 4.750.000,00 dengan jumlah modal secara keseluruhan sebanyak Rp. 214.915.500,00.

Berjalannya suatu usaha juga dipengaruhi oleh modal usaha. Modal usaha pengolahan ikan dari modal pribadi pemilik. Sehingga ketika ingin melakukan pengembangan usaha terkendala dengan modal. Hingga saat ini perusahaan tidak menggunakan pinjaman ataupun menggunakan kerjasama dengan penanaman investasi. Usaha dalam pengolahan ikan membutuhkan modal yang beragam. Untuk skala usaha rumah tangga yang tanpa harus memiliki peralatan sendiri, tentulah tidak membutuhkan modal yang besar.

4.2.1.4Penyerapan Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan. Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah riil dari tenaga kerja yang dikerjakan dalam suatu unit usaha. Dalam industri kecil pengolahan ikan di Kabupaten Demak dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 226 dari sampel 75 unit usaha.

Dokumen terkait