BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.4. Tahap Penelitian
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, ada beberapa tahapan pelaksanaan sehingga tercapai tujuan dari penelitian ini. Untuk mempermudah tercapainya tujuan penulisan Tugas Akhir ini maka penulis melakukan beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Tahap pertama
Mengumpulkan berbagai jenis literatur baik dalam bentuk buku maupun tulisan ilmiah yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini.
b. Tahap kedua
Pengumpulan data-data penyelidikan tanah dari proyek tersebut yang terkait dengan penelitian yang sedang dikerjakan. Data-data tersebut antara lain : data SPT, data Kalendering dan data PDA.
c. Tahap ketiga
Melakukan analisa antara data yang diperoleh dari lapangan dengan buku dan jenis literatur lainnya yang berhubungan dengan penulisan Tugas Akhir ini.
d. Tahap keempat
Pada tahap ini dilakukan kegiatan menghitung dan membandingkan daya dukung ultimit dan penurunan elastis tiang pancang tunggal dan kelompok secara analitis pada Bore Hole I dari data hasil SPT, Kalendering dan PDA.
Setelah itu melakukan perhitungan nilai daya dukung ultimit dan penurunan elastis tiang pancang diameter 60 cm pada kedalaman 21 m pada Bore Hole I menggunakan program Metode Elemen Hingga dengan pemodelan tanah Mohr Coulomb.
Gambar 3.4 Bagan Alir Penelitian Mulai
Rumusan masalah
Studi literatur
Pengumpulan Data Sekunder
Analisis Perhitungan Data Sekunder
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Data Penyelidikan Lapangan : - SPT
- Kalendering - PDA
Analisa daya dukung (vertical dan horizontal) dan penurunan pondasi tiang pancang secara :
- Analitis
- Program metode elemen hingga
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis perhitungan daya dukung dan penurunan tiang pancang dengan beberapa metode yang telah diuraikan pada bab II. Daya dukung dan penurunan tiang pancang akan dihitung dengan dua metode yaitu secara analitis dan metode elemen hingga dengan menggunakan data SPT, Kalendering dan data PDA. Selain itu, pada bab ini juga akan dibahas mengenai perhitungan efisiensi pada pondasi tiang pancang kelompok.
4.2. Perhitungan Daya Dukung Aksial Tiang Pancang
Perhitungan daya dukung ultimit tiang pancang secara analitis dilakukan berdasarkan data hasil SPT, Kalendering dan PDA.
4.2.1. Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Ultimit Tiang Pancang Berdasarkan Data SPT dengan Metode Meyerhof
Untuk menghitung kapasitas daya dukung ultimit tiang pancang menggunakan data SPT dilakukan perlapisan tanah menggunakan metode Meyerhof. Ada dua rumus yang digunakan untuk melakukan perhitungan ini yaitu:
1. Jenis tanah non-kohesif (pasir).
2. Jenis tanah kohesif (lempung).
a. Daya Dukung Ultimit Pondasi Tiang pada Tanah Non-Kohesif (Pasir).
Contoh perhitungan diambil dari kedalaman 21m BH-I, diameter 60 cm : Jenis tanah : Pasir
P : 1,88 m
Daya dukung ujung dan daya dukung selimut tiang pancang dari Persamaan (2.6) dan (2.7) adalah :
Qp = 40 x Nb x Ap = 40 x 34,33 x 0,28 m2 = 384,53 kN
Qs = 2 x NSPT x P x Li
= 2 x 46 x 1,88 x 3 = 518,9 kN
b. Daya Dukung Ultimit Pondasi Tiang Pancang Pada Tanah Kohesif (Lempung)
Contoh perhitungan diambil dari kedalaman 3 m, BH-I diameter 60 cm:
Jenis tanah : Lempung berlanau
N-SPT : 15
Berdasarkan Persamaan (2.10), nilai cu yang didapat adalah : cu = NSPT x x 10
= 15 x x 10
= 100 kN/m2
Berdasarkan Persamaan (2.8), daya dukung ujung tiang pancang adalah : Qp = 9 x cu x Ap
= 9 x 100 x 0,28 m2
= 252 kN
Maka, daya dukung selimut tiang pancang dari Persaman (2.9) adalah : α = 0,5 (APIMethod)
Li = 3 m
Qs = α x cu x P x Li
= 0,5 x 100 x 1,88 x 3 = 282,8571 kN
Tabel 4.1 Perhitungan Daya Dukung Ultimit pada Pondasi Tiang Pancang Diameter 60 cm dengan Data SPT
4.2.2. Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Ultimit Tiang Pancang Berdasarkan Data Kalendering
Perhitungan daya dukung tiang pancang berdasarkan data Kalendering dilakukan pada titik A8S-P1 pada abutment 1, dengan data sebagai berikut :
Diameter tiang pancang (D) = 60 cm
Panjang tiang = 22 m
Mutu beton = 50MPa (509,858 Kg/cm2)
Luas tiang pancang (A) = 0,283 m2
Berat tiang per meter = 0,395 T/m
Berat tiang keseluruhan (Wp) = 0,395 x 22 = 8,69 T
Tinggi jatuh (h) = 200 cm
Rata-rata penetrasi 10 pukulan terakhir (S) = 0,18 cm
Besarnya rebound (K) = 1,4 cm
Berat hammer = 4,5 T
Koefisien restitusi (e) = 0,25
Energi alat pancang (E) = 1.259.700 Kg-cm
Dari Persamaan (2.11), (2.12), dan (2.13) maka daya dukung ultimitnya adalah :
b) Metode Modified New Enginering News Record (ENR) Qu = ef h
4.2.3. Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Ultimit Tiang Pancang Berdasarkan Data PDA
Table 4.2 Kapasitas Daya Dukung Ultimit Pondasi Tiang Pancang Berdasarkan Data PDA
Pile No.
CAPWAP Daya Dukung Total
Total Bearing Capacity (Ton)
Daya Dukung Friksi Friction Capacity
(Ton)
Daya Dukung Ujung End Bearing Capacity
(Ton)
Penurunan Settlement
(mm) A8S-P1
(STA 1+601) 196 56 140 11,8
A8S-P8
(STA 1+601) 207 90 117 13,8
A8-P9
(STA 1+601) 211 84 127 13,8
4.3. Kapasitas Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang Pancang
Kapasitas daya dukung lateral (horizontal) berfungsi untuk mengetahui kestabilitasan apakah tanah tersebut akan runtuh atau tidak. Untuk menghitung daya dukung horizontal, terlebih dahulu kita harus menghitung faktor kekakuan tiang untuk jenis tanah non-kohesifnya. Perhitungan kapasitas daya dukung lateral tiang pancang dilakukan dengan menggunakan metode Broms.
Metode ini hanya dapat digunakan pada satu jenis tanah saja, misalnya untuk lapisan pasir saja atau lapisan lempung saja. Sehingga, apabila tanah tersebut mempunyai lapisan yang bervariasi, maka akan diambil lapisan yang dominan untuk mewakili semua lapisan. Dari hasil pengujian SPT diketahui bahwa lapisan yang dominan adalah pasir.
Contoh perhitungan diambil pada kedalaman 21 m a) Data Tanah BH-II
Jenis tanah = Granular (pasir berlanau)
Berat isi tanah ( ) = 19,2 kN/m3 (Dari Tabel 2.2 dengan
interpolasi menggunakan nilai NSPT yaitu 46) Sudut geser tanah (ø) = 44o (Dari Tabel 2.1 dengan interpolasi
menggunakan nilai NSPT yaitu 56) Koefisien variasi tanah ( ) = 34.000 kN/m3 ( Reese, dkk .) b) Data tiang pancang
Diameter tiang pancang (d) = 60 cm Panjang tiang pancang (L) = 22 m
Mutu beton (f’c) = 509,858 kg/ cm2 = 50 Mpa
Momen ultimit (My) = 28,5 Ton meter (Dari tabel WIKA) Daya dukung lateral BH-I untuk tiang pancang berdiameter 60 cm
a. Cek kekakuan tiang akibat beban lateral (Persamaan 2.18 dan 2.19) E = 4700 √
= 33.234,0187 Mpa
= 33.234.018 kN/m2 I = π(0 6)4
= 0,0063643m4
Dari Persamaan (2.15) maka faktor kekakuan untuk modulus tanah granular:
( ) ⁄
√
= 1,44135 m L ≥ 4 T
22 m ≥ 5,7654 m
Jenis tiang pancang dikategorikan tiang panjang/elastic pile. Tahanan tiang terhadap gaya lateral akan ditentukan oleh momen maksimum yang dapat ditahan tiangnya sendiri (My).
b. Cek keruntuhan tanah akibat beban lateral Kp = tan2(45o+ ø/2)
= ⁄ =5,55
Maka dari Persamaan (2.40) nilai Hu adalah:
Hu = √
Hu
√
Hu = 414,54 kN = 41,45 Ton Beban ijin lateral
= 16,58 Ton c. Cek terhadap grafik
Tahanan momen ultimit :
=
= 20,636
Nilai tahanan ultimit sebesar 20,636 diplot ke grafik pada Gambar (2.15 -b),sehingga diperoleh tahanan lateral ultimit 18
Gambar 4.1 Penentuan Nilai Ultimit Lateral Resistance
18 =
Hu= 414,305 kN = 41,43 Ton
18
20,6
Beban ijin lateral :
H = = 16,57 Ton
Hasil yang diperoleh secara analitis tidak jauh berbeda dengan cara grafis.
4.4. Penurunan Elastis pada Tiang Pancang Tunggal dan Kelompok
Pada proyek ini, ujung tiang pancang jatuh di tanah pasir, sehingga tidak memperhitungkan penurunan konsolidasi primer yang diperhitungkan adalah penurunan elastisnya.
4.4.1. Penurunan pada Tiang Pancang Tunggal Beban rencana :
Nilai qc = 4N = 4(46) = 184 kg/cm2 Dimana:
qc(side) = perlawanan konus rata-rata pada masing-masing lapisan sepanjang tiang
Dari Persamaan (2.62), besar modulus elastisitas tanah di sekitar tiang (Es) adalah :
Es = 3 x 184 = 552 kg/cm2 =55,2 MPa
Dari Persamaan (2.65), besar modulus elastisitas tanah di dasar tiang:
= 10 x (46 + 15) MPa = 10 x 61 MPa
= 610 Mpa Ep = 4700. √
Ep = 33.234,018 MPa
Menentukan faktor kekakuan tiang dari Persamaan (2.49) dan (2.50) :
= 553,9
Untuk = = 1
Untuk = = 36,67
a. Metode Poulos dan Davis (1980) :
Dengan menggunakan grafik pada Gambar (2.17), (2.18), dan (2.19) diperoleh 0,059 (untuk dan )
= 1,61 (untuk dan K =553,9 ) = 0,736 (untuk dan ) = 0,936 (untuk = 0,3 dan K = 553,9)
= 0,829 (untuk ; ; dan K =553,9)
Berdasarkan Persamaan (2.46) dan (2.47), maka tiang apung atau tiang friksi :
= 0,059 x 1,61 x 0,736 x 0,936 = 0,0654
⁄ = 0,197 cm = 1,97 mm
Berdasarkan Persamaan (2.48), untuk tiang dukung ujung :
= 0,059 x 1,61 x 0,829 x 0,936 = 0,0737
⁄ = 0,223 cm = 2,23 mm
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Penurunan Elastis Tiang Pancang Tunggal Diameter 60 cm
No. Bentuk Penurunan Penurunan Tiang (mm)
1. Untuk tiang apung 1,97
2. Untuk tiang dukung ujung 2,23
Total Penurunan 4,2
Besar penurunan yang diijinkan (Sijin) : 4,2 mm < 25 mm (Aman).
b. Penurunan Elastis
Qwp = Daya dukung ujung – daya dukung selimut = 384,6 – 518,9
= -134,3 kN Qws = 518,9 kN Ap = 0,28 m2
Ep = 33.234,018 MPa = 33.234.018 kN/m2 L = 22 m
Dari Gambar 2.20 maka = 0,67 d = 0,6 m
Cp = 0,02 (Cp dari Tabel 2.12)
Cs = (0,93 +0.16√ ). 0.02 = 0,03797
Qp = x Nb = 40 x (3/0,6)x 34,33 = 6.866 kN Berdasarkan Persamaan (2.52), (2.53), dan (2.54) maka :
( )
m
= 0,5044 mm
Maka, dari Persamaan (2.51) didapat penurunan tiang total adalah : S = 0,5044 + (-0,652) + 1,304 = 1,1564 mm
4.4.2. Penurunan pada Tiang Pancang Kelompok
Berdasarkan Persamaan (2.56), 2.57), dan (2.58) maka penurunan kelompok tiang adalah :
Diperoleh beban rencana pondasi sebesar 100 ton .
0,002 kg/cm2
= 0,0603 0,5
√
0,00354 cm = 0,0354 mm
4.5. Menghitung Efisiensi Tiang Pancang Kelompok
Gambar 4.2 Kelompok Tiang Pancang pada Abutment 1
a) Metode Converse-Labarre
Dari Persamaan (2.42) fisiensi kelompok tiang ( ) :
Dari Persamaan (2.43)maka efisiensi grup tiang adalah :
Berdasarkan Persamaan (2.44), maka : ][ ]} + s = 150 cm = 4,921 ft
][ ]} + 0,722
Berdasarkan ketiga metode efisiensi kelompok tersebut, diambil nilai terkecil, yaitu metode Converse-Labarre dengan = 0,606
Dari data PDA didapat nilai Qu= 196 Ton
Maka berdasarkan Persamaan (2.45) nilai Qg adalah : Qg = .n. Qu
Qg = 0,606 x 32 x 196 = 3.800,83 Ton
4.6. Perhitungan Menggunakan Metode Elemen Hingga
Pada perhitungan Metode Elemen Hingga daya dukung yang dihitung adalah daya dukung aksial pondasi tiang pancang. Pemodelan yang dilakukan adalah model tanah Mohr-Coulomb dengan analisis axisymetri. Pada model ini perilaku tanah dianggap bersifat plastis sempurna. Adapun data-data yang perlu diketahui sebelum memulai pemodelan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Data Tiang Pancang
No Keterangan Nilai
1 Lokasi Bore Hole I
2 Jenis Pondasi Tiang Pondasi tiang pancang
3 Diameter Tiang (m) 0,6
4 Panjang Tiang (m) 22
5 Luas Penampang (m2) 0,282857
6 Modulus Elastisitas (Ep) (MPa) 3.259.143,82
7 Momen Inersia (I) (m4) 0,006359
8 Berat Jenis ( ) (kN/m3) 24
9 EA (kN/m) 921.871,63
10 EI (kNm2/m) 27.724,89
Tabel 4.5 Input Parameter Tanah untuk Program Metode Elemen Hingga pada Bore Hole I
4.6.1. Pemodelan Pada Program Metode Elemen Hingga
Langkah-langkah pemasukan data ke program Metode Elemen Hingga adalah sebagai berikut
1. Mengatur parameter dasar dari model elemen hingga di jendela general settings
Gambar 4.3 Lembar General Setting pada Program Plaxis 2. Pemodelan tanah digambar menggunakan garis geometri , diambil
kedalaman 30 m (kedalaman Bore Hole I) yang terdiri dari beberapa layer dengan ketebalan tertentu.
3. Kemudian gambarkan dinding diafragma sebagai tiang dengan cara
menggunakan tombol pelat , lalu gunakan tombol interface untuk memisahkan kekakuan lebih dari satu elemen, yaitu kekakuan
antara tanah dan tiang.
4. Setelah itu gambarkan beban permukaan, yaitu sistem beban A-beban terpusat dengan menggunakan , kemudian input nilai bebannya dengan mengklik ujung beban sebesar 159,23 kN. Beban rencana sebesar 1.000 kN, dalam pemodelan Axisymetry beban dibagi 2 .
5. Untuk membentuk kondisi batas, klik tombol jepit standar (standard fixities
6. Kemudian masukkan data material dengan menggunakan tombol material set . Untuk data tanah, pilih soil & interface pada set type, sedangkan data tiang pilih plates pada set type. Setelah itu seret data-data yang telah diinput ke dalam pemodelan geometri awal, seperti pada Gambar 4.4
Gambar 4.4 Data Material dimasukkan ke Pemodelan
7. Kemudian klik generate mesh untuk membagi-bagi elemen menjadi beberapa bagian yang beraturan sehingga mempermudah dalam perhitungan lalu klik update
8. Kemudian klik tombol initial conditions untuk memodelkan muka air tanah. Klik pada tombol phreatic level untuk menggambarkan kedalaman muka air tanah.
Gambar 4.5 Initial Water Pressure pada Program Plaxis
9. Kemudian klik tombol generate water pressure untuk mendefenisikan tekanan air tanah. Lalu setelah muncul diagram active pore pressures, klik update, maka akan kembali ke tampilan initial water pressure, lalu klik initial pore pressure, dan generate pore pressure maka akan muncul diagram untuk effective stresses, klik update lalu calculate.
10. Dalam window calculations terdapat beberapa fase yang akan dikerjakan otomatis oleh Plaxis seperti dibawah ini :
a. Phase 1 : penentuan initial phase sebagai kondisi tanah awal.
Pendefinisian tiang dilakukan pada phase 1, dimana parameter dari phase ini adalah staged construction
b. Phase 2 : pendefinisian beban dilakukan pada phase ini
c. Phase 3 : phi/c reduction, yang mensimulasikan kondisi dimana berkurangnya nilai Phi sebelum konsolidasi sehingga didapatkan factor keamanan (Σ Msf)
d. Phase 4 : consolidation, yaitu proses konsolidasi dengan parameter minimum pore pressure
e. Phase 5 : phi/c reduction setelah proses konsolidasi
Gambar 4.6 Calculations pada Program Plaxis
11. Kemudiann klik Calculate untuk melakukan perhitungan dengan otomatis pada program. Perhitungan yang telah selesai ditandai dengan tanda centang berwarna hijau pada setiap fase di Window Calculations.
Gambar 4.7 Calculations selesai
12. Setelah perhitungan telah selesai, akan diperoleh nilai ΣMsf da i kotak dialog Phi/c reduction sebelum dan sesudah konsolidasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.8 dan 4.9
Gambar 4.8 Hasil Kalkulasi dan Besar ΣMsf pada Fase 3
∑Msf
∑Msf
Nilai Σ Msf pada fase 3 (sebelum konsolidasi) sebesar 2,605 Qu dititik Bore Hole I adalah :
Qu = Σ Msf x (10 x 100) kN
= 2,605 x 1000 kN
= 2605 kN
= 260,5 Ton
Gambar 4.9 Hasil Kalkulasi dan Besar ΣMsf pada Fase 5
Nilai Σ Msf pada fase 5 (setelah konsolidasi) sebesar 2,674 Qu titik Bore Hole I adalah :
Qu = Σ Msf x (10 x 100)kN
= 2,674 x 1000 kN
= 2674 kN
= 267,4 Ton
∑Msf
4.6.2. Perbandingan Daya Dukung Ultimit sebelum dan setelah Konsolidasi dari Program Metode Elemen Hingga
Berdasarkan perhitungan dengan Program Metode Elemen Hingga didapatkan besar nilai daya dukung ultimit yang berbeda antara keadaan sebelum konsolidasi dan setelah konsolidasi.Besar nilai dukung ultimit tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Daya Dukung Tiang Pancang dari Program Metode Elemen Hingga Qult Sebelum Konsolidasi
(Ton)
Qult Setelah Konsolidasi (Ton)
260,5 267,4
Daya dukung setelah konsolidasi lebih besar dibandingkan pada saat pemancangan. Lapisan pada pemodelan ini cenderung sama, karena didominasi oleh pasir.
4.6.3. Perbandingan Tekanan Air Pori Ekses sebelum dan setelah Konsolidasi dari Program Metode Elemen Hingga
Nilai tekanan air pori berlebih ditentukan oleh jenis tanah. Pada Gambar 4.10 menunjukkan besarnya tekanan air pori ekses yang terjadi sebelum konsolidasi dan setelah terjadinya proses konsolidasi.
(a) Sebelum Konsolidasi (b)Setelah Konsolidasi Gambar 4.10 Nilai Tekanan Air Pori Ekses Berlebih
Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Tekanan Air Pori
Jenis Tekanan Air Pori Proses
Sebelum Konsolidasi Setelah Konsolidasi Tekanan Air Pori Ekses 23,15 kN/m2 909,07*10-3 kN/m2
4.6.4. Perbandingan Penurunan sebelum dan setelah Konsolidasi dari Program Metode Elemen Hingga
Penurunan pondasi dapat ditinjau dalam dua keadaan yakni sebelum dan sesudah konsolidasi. Dari hasil perhitungan dengan program Metode Elemen Hingga didapat hasil penurunan seperti Gambar 4.11 berikut :
(a) Sebelum Konsolidasi (b) Setelah Konsolidasi Gambar 4.11 Nilai Penurunan Tiang Pancang Tunggal
Tabel 4.8 Penurunan Tiang Pancang dari Program Metode Elemen Hingga Penurunan Tanah sebelum Konsolidasi
(mm)
Penurunan Tanah setelah Konsolidasi (mm)
24,86 25,16
4.7. Diskusi
4.7.1. Hasil Perhitungan Daya Dukung Ultimit Tiang Pancang Tunggal Diameter 60 cm pada Bore Hole I
Tabel 4.9 Nilai Daya Dukung Ultimit Tiang Pancang Data dan Metode
4.7.2. Hasil Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Ultimit Lateral Tiang Pancang Diameter 60 cm dengan Metode Broms
Tabel 4.10 Kapasitas Daya Dukung Ultimit Lateral Tiang Pancang
Metode Perhitungan Secara Analitis (ton) 41,45 16,58 Secara Grafis (ton) 41,43 16,57
4.7.3. Hasil Penurunan Tiang Pancang
Tabel 4.11 Hasil Penurunan Tiang Pancang Metode Penurunan Hasil Penurunan Tiang
(mm)
Kontrol Penurunan Tiang (mm)
Penurunan Poulos dan Davis 4,2 < 25,40
Penurunan Elastis 1,15 < 25,40
PDA 11,8 < 25,40
Program MEH 25,16 < 25,40
4.7.4. Nilai Efisiensi Kelompok Tiang
Tabel 4.12 Efisiensi Kelompok Tiang Metode Perhitungan Efisiensi Kelompok Tiang Metode Converse – Labarre 0,606
Metode Los Angeles 0,675
Metode Seiler – Keeney 0,722
Maka efisiensi kelompok tiang ( ) diambil sebesar 0,606 (Metode Converse-Labarre). Maka hasil perhitungan nilai daya dukung kelompok sebesar 3800,83 Ton.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Medan – Binjai,Seksi IA Jembatan Sei Deli maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung ultimit tiang pancang tunggal pada kedalaman 21m berdasarkan data SPT (BH-I) bernilai 231,34 Ton , menggunakan data Kalendering, dengan tiga metode, yaitu :
a) Hiley = 435,58 Ton b) ENR = 720,23 Ton c) Danish = 589,29 Ton
berdasarkan data PDA sebesar 196 Ton dan perhitungan dengan menggunakan Metode Elemen Hingga adalah bernilai 267,40 Ton.
2. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung lateral tiang pancang tunggal dengan metode Broms secara analitis bernilai 41,45 Ton, dan secara grafis bernilai 41,43 Ton.
3. Hasil perhitungan penurunan Poulos dan Davis bernilai 4,2 mm, untuk penurunan elastis tiang tunggal bernilai 1,15 mm,berdasarkan PDA sebesar 11,8 mm dan menggunakan Metode Elemen Hingga bernilai 25,16 mm dengan penurunan ijin tiang sebesar 25,40 mm.
4. Hasil perhitungan efisiensi metode Converse Laberre bernilai 0,606, untuk efisiensi metode Los Angeles group bernilai 0,675, dan efisiensi metode Seiler – Keeney bernilai 0,722, berdasarkan ketiga metode tersebut, diambil nilai terkecil yaitu metode Converse Laberre.
5.2. Saran
1. Dalam menganalisa besarnya daya dukung dan penurunan pada suatu pondasi tiang pancang, sebaiknya kita memiliki data teknis dan data laboratorium (parameter tanah) yang lengkap. Kelengkapan data akan menghasilkan perhitungan yang lebih akurat, baik secara analitis maupun dengan program metode elemen hingga.
2. Sebaiknya dilakukan pengujian tanah di Laboratorium Mekanika Tanah sehingga memperoleh data yang lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, Joseph E. 1991, Analisa dan Desain Pondasi Edisi keempat Jilid I, Jakarta : Erlangga.
Sardjono. HS, 1998, Pondasi Tiang Pancang Jilid I, Surabaya : Sinar Wijaya Scoot, Ronald F. 1981, Foundation Analysis, United States of America :
California Institute of Technology
Das, Braja M. 2007. Principle of Foundation Engineering. Global Engineer Christopher M.Shortt
Das, Braja M. 1995. Mekanika Tanah 1. Jakarta : Erlangga
Hardiyatmo, Hary Christiady. 2014, Analisis dan Perancangan Fondasi I, Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Hardiyatmo, Hary Christiady. 2014, Analisis dan Perancangan Fondasi II, Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Nakazawa, Kazuto. 2000, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi diterjemah oleh Ir.L.Laulu dkk, Jakarta : Pradnya Paramita
Poulos, H.G., dan Davis, E.H., 1980, Pile Foundations Analysis and Design, : John Wiley and Sons Publishers, Inc., America
Lazuardi, Rizka. 2015, Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Dengan Panjang Tiang 21 meter Dan Diameter 0,6 meter Secara Analitis Dan Metode Elemen Hingga, Medan :Jurnal Teknik Sipil USU Vol.4
Jozefiak, K., dkk. 2015. Numerical Modelling and Bearing Capacity Analysis of Pile Foundations. Procedia Engginering Vol. 111, Agustus 2015.
Wulandari, P. dan Tjandra, D., 2015. Analysis of Piled Raft Foundations on Soft Soil Using PLAXIS 2D. Procedia Engineering Vol 125, November 2015.
Thounaojam, Sanatombi dan Parbin, S. 2015. Prediction of Bearing Capacity of Jurnal Teknik Sipil USU Vol. 1
Tindoan, Tua. 2014, Analisa Daya Dukung dan Pancang Beton Jembatan Sungai Penara
Jalan Akses Non Tol Kualanamu, Jurnal Teknik Sipil.2014
Sinaga, Mangasitua. 2016, Perbandingan Daya Dukung Tiang Pancang Berdasarkan Perhitungan Analitis dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Abutmen 2 Jembatan Palus Sebras), Medan: Jurnal Teknik Sipil 2016
Tambunan, W. F. F, 2016, Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter dengan Menggunakan Metode Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Interchange Binjai dari Proyek Jalan Tol Medan-Binjai, Tugas Akhir Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara
Saptorini, Takdir Rochjati, 2015, Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Terhadap Hasil Uji Calendering (Studi Kasus Review Design Pada Overpass Lembah Ireng Sta 20+212 Proyek JalanTol Semarang – Bawen Paket V), Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan , Vol 17,No 1.2015
Octavianita,T. 2018, Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Diameter 60cm Dengan Perhitungan Analitis dan Metode Elemen Hingga pada Borehole 1 Jembatan Sei Semayang Jalan Tol Medan Binjai, Medan: Jurnal Teknik Sipil.2018
Tomat Bangun. 2012.
Manual Latihan Plaxis Versi 8.
Wijaya Karya Beton. 2008. Presentasi Tiang Pancang. Jakarta: Wika Learning Center.
Manullang, Sehat Marolop Tua, 2015, Analisa Daya Dukung Tiang Pancang &
Penurunan Konsolidasi Pada Proyek Pembangunan Sei Deli-Belawan, Medan: Jurnal Teknik Sipil 2015
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Borehole dan SPT
Lampiran 2 :Data Kalendering
Lampiran 3 : Data PDA