• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Selama periode penelitian di ruang Instalasi Hemodialisis RSUP H. Adam Malik Medan dan jejaringnya diperoleh 20 subjek penelitian dengan diagnosis penyakit ginjal tahap akhir dengan hemodialisis reguler ≥ 3 bulan, yang

bersedia ikut dalam penelitian dan telah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan BIA. Subjek berjenis kelamin pria sebanyak 16 pasien (80%), berjenis kelamin wanita sebanyak 4 pasien (20%), dan rentang usia antara 29 – 79 tahun dengan rerata ±SD adalah 47,40 ± 11,58 tahun. Rerata tinggi badan adalah 164,35 ± 6,41 cm dan rerata berat badan adalah 63,64 ± 10,53 kg dengan rerata BMI 23,54 ± 4,02 kg/m2 disertai subjek dengan status BMI underweight 2 orang (10%), normoweight 7 orang (35%), overweight 11 orang (55%). Rerata lamanya hemodialisis 2,78 ± 2,24 tahun dengan etiologi penyakit kronik terdiri dari DM 3 pasien (15%) dan non DM 17 pasien (85%). Pada pemeriksaan BIA didapat rerata PhA 5,14 ± 1,980 (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Karakteristik dasar subjek penelitian

Variabel Jumlah Jenis Kelamin (n) − Pria 16 (80%) − Wanita 4 (20%) Umur (tahun) 47,40 ± 11,59 Tinggi badan (cm) 164,35 ± 6,41

Berat Badan (kg) 63,64 ± 10,53

Body Mass Index (kg/m2) 23,54 ± 4,02

Lama hemodialisis (tahun) 2,78 ± 2,24 Etiologi

− DM 3 (15%)

− Non DM 17 (85%)

PhA (0) 5,14 ± 1,980

4.1.2. Pengaruh Kombinasi Hemodialisis (HD) / Hemoperfusi (HP) Harapan Hidup Yang di Nilai Dengan Phase Angle

Pada tabel 4.2.1 dapat kita lihat gambaran Phase Angle(PhA) pada subjek penelitian sebelum kombinasi dan setelah kombinasi Hemodialisis/ Hemoperfusi. Dari 20 subjek yang diamati 1 subjek keluar dari penelitian..

Tabel 4.2.1 Pengaruh Kombinasi Hemodialisis (HD) / Hemoperfusi (HP) Harapan Hidup Yang di Nilai Dengan Phase Angle

Variabel N Sebelum Sesudah P

PhA (0) 19 5,25±1,980 5,63±2,420 0,53

Setelah dilakukan analisa uji T berpasangan terhadap 19 subjek yang diamati terlihat bahwa terjadi peningkatan rerata phase angle pada pasien yang mendapatkan kombinasi HD/HP, tetapi tidak signifikan peningkatannya secara statistik.

4.1.3. Perbedaan Phase Angle Setelah Kombinasi

Hemodialisis/Hemoperfusi Berdasarkan Jenis Kelamin.

Untuk melihat gambaran ada atau tidak perbedaan PhA setelah kombinasi berdasarkan jenis kelamin dilakukan uji-T data independen, dari hasil uji statistik dapat kita simpulkan bahwa tidak di temukan perbedaan yang signifikan, walaupun rerata PhA pada wanita lebih tinggi, dengan p > 0,05 antara pria dan wanita (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Perbedaan Phase Angle Setelah Kombinasi

Variabel Pria (n=15) Wanita (n=4)

P

PhA (0) 5,49±2,580 6,14±1,910 0,652

4.1.4. Perbedaan Phase Angel Setelah Kombinasi

Hemodialisis/Hemoperfusi Berdasarkan Etiologi Penyakit Ginjal Tahap Akhir.

Penelitian ini juga mencoba melihat gambaran PhA pada subjek penelitian yang dibagi berdasarkan etiologi penyakit ginjal tahap akhir DM dan non DM, menggunakan uji T Independen. Dari hasil uji statistik dapat kita simpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna, walaupun dijumpai PhA pada pasien non DM lebih tinggi daripada DM, dengan p>0,05 (Tabel 4.4).

Tabel 4.4 Setelah Kombinasi Hemodialisis / Hemoperfusi Berdasarkan Etiologi Penyakit Ginjal Tahap Akhir.

Variabel DM (n=2) Non DM

(n=17)

P

PhA (0) 4,69±0,020 5,74±2,530 0,57

4.2 Pembahasan

Beberapa kondisi seperti inflamasi sistemik kronis, dan penurunan cepat dari fungsi ginjal sehingga mengakibatkan penumpukan toksin uremik pada pasien hemodialisis reguler insidennya masih cukup tinggi, sehingga mengakibatkan penuruna angka harapan hidup mereka. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan terjadinya komplikasi jangka menengah dan jangka panjang toksin uremik berkaitan erat dengan tingkat bersihan (clearance) molekul kecil (small molecule), sedang (middle molecule) dan molekul besar (large molecule) toksin uremik saat proses hemodialisis.Salah satu rekomendasi penilaian Angks Harapan hidup pasien hemodialisis reguler menurut The National

Kidney Foundation Kidney Outcomes Quality Initiative (NKF-KDOQI) adalah pemeriksaan Phase Angle menggunakan alat Bio Impedance Analysis (BIA). 1.2.3

Di negara Cina dan negara-negara berkembang lainnya, oleh karena rendahnya tingkat ekonomi, hemodialisis umumnya memakai dialiser low flux, metode ini tidak bisa membersihkan molekul toksin uremik dengan berat molekul menengah (middle molecule) dan bertat molekul besar (large molecule) dan toksin yang terikat dengan protein saat proses hemodialisis, akibatnya muncul komplikasi jangka panjang akibat akumulasi toksin uremik berat molekul menengah (middle molecule) dan berat molekul besar (large molecule) yang menyebabkan penurunan Harapan hidup dan meningkatkan mortalitas pasien hemodialisis. Kombinasi hemodialisis dan hemoperfusi (HD/HP) sudah banyak dilakukan di pusat-pusat hemodialisis di negara Cina dan sudah dimasukkan dalam program asuransi kesehatan, karena efektif dalam bersihan toksin uremik sehingga dapat meningkatkan angka harapan hidup pasien hemodialisis reguler.3

Penelitian ini menilai harapan hidup pasien hemodialisis reguler setelah menjalani kombinasi Hemodialisis/Hemoperfusi (HD/HP) selama 3 bulan. Parameter yang dinilai yaitu phase angle yang diperiksa dengan alat BIA. Sebelumnya belum pernah ada penelitian yang menilai Angka harapan hidup pada pasien hemodialisis reguler yang menjalani kombinasi HD/HP dengan menilai phase angle.12.13.14.16

Pada penelitian ini, dari 20 subjek yang awalnya ikut dalam penelitian ini, 1 subjek penelitian keluar dari penelitian. Dari 19 subjek yang diamati terlihat bahwa rerata phase angle (0) sebelum dimulai kombinasi adalah 5,25±1,980 dan rerata phase angle setelah kombinasi 5,63±2,420. Dari rerata tersebut dapat kita lihat terjadi peningkatan nilai phase angle setelah dilakukan kombinasi HD/HP. Walaupun secara statistik didapatkan p>0,05 yang berarti tidak ada perbedaan bermakna. Pada penelitian ini juga mencoba meneliti phase angle setelah kombinasi berdasarkan jenis kelamin dan etiologi penyakit ginjal tahap akhir. Pada subjek penelitian jenis kelamin wanita setelah kombinasi HD/HP didapatkan rerata phase angle 6,14±1,910 lebih tinggi dibandingkan dengan pria dengan rerata 5,49±2,580, tetapi jika dilakukan analisis secara statistik didapat p>0,05. Pada subjek penelitian dengan Etiologi DM didapatkan rerata phase angle setelah

kombinasi HD/HP 4,69±0,020 lebih rendah dibandingkan subjek penelitian non-DM 5,74±2,530, tetapi jika dilakukan analisis statistik didapatkan p>0,05. Hasil pada penelitian ini tidak bisa diperbandingkan dengan penelitian sebelumnya karena belum pernah ada yang melakukan penelitian yang sama seperti pada penelitian ini.3

Parameter impedanceyang sering digunakan secara klinis adalah phase angle. Parameter ini menjadi sangat populer beberapa tahun kebelakang karena mempunyai nilai prediksi yang tinggi dalam menilai hasil klinis dan mortalitas pada beberapa penyakit diantaranya pasien dengan gagal ginjal. Phase angle juga merupakan indikator kesehatan dari sel. Dimana nilai yang tinggi merefleksikan selularitas yang tinggi, integritas membransel yang baik dan fungsi sel yang baik. Nilai normal pada individu sehat yaitu antara lima sampai dengan tujuh derajat, tetapi pada atlit bisa mencapai sembilan koma lima derajat. 21 Sementara itu nilai Phase Angle pada pasien dengan Hemodialisis Reguler Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, pada Pria 5,470dan Pada Wanita 4,370 Derajat.23

Beberapa literatur berbeda pendapat mengenai hubungan jenis kelamin dengan phase angle. Beberapa penulis mengatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara jenis kelamin dan usia dengan nilai phase angle pada populasi sehat. Phase angle yang rendah biasanya timbul pada keadaan adanya kematian sel dan kerusakan membran sel.24.25.26

Dengan demikian kombinasi HD/HP merupakan metode yang cukup baik untuk memperbaiki harapan hidup pasien hemodialisis reguler. Kombinasi HD/HP merupakan penggunaan pelengkap dari dua metode yang berbeda dari pemurnian darah sehingga bisa sepenuhnya menghapus metabolit, racun, dan faktor patogen serta mengatur air, elektrolit, dan keseimbangan asam-basa pada pasien, sehingga memperbaiki kualitas hidup.

Kelemahan penelitian ini adalah jumlah sampel yang tidak terlalu besar dan tidak dilakukan penyesuaian terhadap karakteristik subjek penelitian, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar untuk menilai efektifitas kombinasi HD/HP. Kelemahan lainnya penelitian ini juga perlu menambah parameter nutrisi dan faktor-faktor inflamasi agar dapat melihat hubungan diantara parameter-parameter tersebut.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait